Você está na página 1de 1

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan untuk berpuasa pada hari sebelum maupun setelah Asyura [1] dalam

rangka menyelisihi orang-orang Yahudi karena hari Asyura yaitu 10 Muharram- adalah hari di mana Allah selamatkan Musa dan kaumnya, dan menenggelamkan Firaun dan para pengikutnya. Dahulu orang-orang Yahudi berpuasa pada hari tersebut sebagai syukur mereka kepada Allah atas nikmat yang agung tersebut. Allah telah memenangkan tentaratentaranya dan mengalahkan tentara-tentara syaithan, menyelamatkan Musa dan kaumnya serta membinasakan Firaun dan para pengikutnya. Ini merupakan nikmat yang besar. Oleh karena itu, setelah Nabi shallallahu alaihi wasallam tinggal di Madinah, beliau melihat bahwa orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura [2]. Beliau pun bertanya kepada mereka tentang hal tersebut. Maka orang-orang Yahudi tersebut menjawab, Hari ini adalah hari di mana Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya, serta celakanya Firaun serta pengikutnya. Maka dari itu kami berpuasa sebagai rasa syukur kepada Allah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata, Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.

... ... ...


Rasulullah ditanya tentang puasa asyura, beliau menjawab, dapat menghapus dosa setahun sebelumnya. (HR. Muslim)

Você também pode gostar