Você está na página 1de 11

TUGAS 3 REVISI KOMPUTASI MEDAN ELEKTRIK DISTRIBUSI TEGANGAN DENGAN METODA BEDA HINGGA

DISUSUN OLEH : DASRINAL TESSAL (1121227026)

PROGRAM MAGISTER PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012
1. PENDAHULUAN 1.1 Permasalahan

Carilahdistribusitegangandenganmetodabedahingga(Finite Difference Method) untukpermasalahandibawahini.

Gambar 1.LetakSumberTegangandanLetak Benda

1.2 -

BatasanMasalah Pemodelandalambentuk 2 dimensi Daerah yang akandicaridistribusipotensialnyadibatasidenganbidangberukuran 45 x 40 cm Sumbermedanlistrikberupamedanlistrikkuasistatik Isolasipadakabeldan charger diabaikan. Software yang digunakanadalahMatlab 7.11.0(2010b)

II. DASAR TEORI II.1 Persamaan Maxwelldan Medan Listrik Persamaanmenjelaskantentangmedan magnet danmedanlistrik yang dirumuskansebagaiberikut ; * * X * * * xD , xB .B ! V , , .B ! 0 v E !  v H ! xt xt

Persamaan Maxwell menjelaskanBahwamedan magnet B dapatmenghasilkanmedanlistrik E, begitupunsebaliknyamuatanlistrik D yang bergerakdapatmenghasilkankuatmedan magnet H.

Kemudian Maxwell jugamenyatakanjumlahkerapatanflukslistrik D padabidangtertutupmerupakanjumlahmuatan total padabidangtersebut. Sedangkanmedan magnet B denganlintasantertutupbernilai nol. SelainDihasilkandarimedan magnet. Medan listrikjugadapatdihasilkandaripotensial scalar yang dirumuskandengan ;
E! dN ( r ) !  grad N (r ) dr

Dengan N (r ) sendiridapatdirumuskansebagaiberikut ;
N (r ) ! Q 4TIr

Denganmenggabungkankeduarumusakandidapatkanhubunganmedanlistrikdenganper mivitas ;
E !  grad Q 4TIr

Sehinggadapatkitasimpulkanbahwapermivitasakanmengurangijumlahmuatanlistrikdan medanlistrik E ~ 1/ untukdua medium yang berbedaakandidapatkankuantitasmedan yang berbeda;

En1 !

I2 I1

En 2

II.1 Metoda Beda Hingga Metodabedahinggametodanumerik yang bergunadalammenyelesaikanpersamaandiferensialparsial. Dalammenerapakanmetodainimasalahdidefinisikansebagaiberikut ; y y y Persamaandiferensialparsialsepertipersamaan Poisson Daerah penyelesaian Kondisiawaldanbatas

Metoda Beda Hinggamembagidaerahpenyelesaianmenjadititikdiskrittertentudanmenggantikanpe rsamaandiferensialmenjadibeberapapersamaandiferensial.Diskritasidapatdilihatseb agaiberikut ;

Dengan o sebagaititkpusatmakanilaipotensialtiaptitikdapatdicaridenganmenggunakanderetta ylorpadakeempatpenjurumataangin, nilaipotensialpadatiaptitik ;

Denganmenjumlahkankeempatpersamaandidapatkan

Dengan h=x-x0=y-y0 Karena maka potensial di titik 0 dapat ditentukandenganrumus

Sedangkanhubungan E dan V dalamperhitunganmatrikmenggunakanFDM :

III. Langkah-langkahpenyelesaian III.1 DiskritisasiBidang

Bidang yang dilihatdistribusitegangannyadibagimenjadi 45 x 40 bagiandengansetiapbagianmemilikiukuran 1 cm x 1cm. makakoordinatdaribendaadalah ; 1. 2. 3. 4. 5. 6. Letak adapter charger = padaposisi x = 5 Letakkabel charger = dari y = 5 sampai y =30 dan x =6 sampai x=30 Letakbaterai laptop padaposisi x=31 sampai x=33 dan y= 30 sampai y =28 Letaklampupadaposisi x=42 sampai x=45 dan y=25 LetakBukupadaposisi x=12 sampai x=16 dan y=40 sampai 45 LetakGelasberisi air padaposisidenganpusat x=20 dan y=20 , jari-jari5 cm

III.2 Langkah-langkahPemograman 1. 2. 3. 4. 5. Diskritisasibidang Inisialisasinilai epsilon dannilaiteganganpadasumberpotensial Inisialisasibatas-batas Proses iterasisebanyak 10 kali Perhitungannilaipotensialpadasetiaptitikdiskritisasidengan epsilon dianggapsamapadasetiapbidangdiskritisasi 6. Didapatkannilai V=distribusitegangan 7. PencariannilaiL sebagaibatasgelas 8. Pencariannilai V2 dengannilai epsilon berbeda 9. Pencariannilai E 10. Penggambarannilai V1,V2, dannilai E

Kode Program padaPerangkatLunakMatlabSebagaiBerikut ;


clc clear all % clear command window % clear Semua Variabel

Nx=40; Ny=45; V1=zeros(Nx,Ny); e1 = 1; e2 = 3; e3 = 5; e4 = 7;

% Ukuran Kolom Matrik V1 % Ukuran Baris Matrik V1 % Iniliasi Matrik awal V1

for iter=1:10 for i=2:Nx-1 for j=2:Ny-1 V1(1,j) = 0; % Batas sumbu x V1(Nx,j) = 0; V1(i,1) = 0; % Batas sumbu y V1(i,Ny) = 0; if (i <= 5) && (j >=5 && j<=7) % Letak Charger V1(i,j)=220; elseif (i>5 && i<30) && (j==6) % Letak Kabel V1(i,j)=50; elseif (i==30) && (j>=7 && j<30) V1(i,j)=50;

elseif (i>=28 && i<=31)&& (j>=30 && j<=33); laptop

% Letak Baterai

V1(i,j)= 120; elseif (i==14 || i==15) && (j>=42) % Letak Lampu V1(i,j)=220; else V1(i,j)=0.25*(V1(i,j-1)+V1(i-1,j)+V1(i,j+1)+V1(i+1,j)); end end end end disp(' Nilai Distribusi Tegangan ') disp('------------------------------------------------------------------------------------------') V1 %Penggambaran Hasil Potensial Yang didapat figure(1) [C,h] = contour(interp2(V1,0.5)); text_handle = clabel(C,h); set(text_handle,'BackgroundColor',[1 1 .6],'Edgecolor',[.7 .7 .7]) title('Distribusi Tegangan di sekitar sumber potensial') xlabel('x (cm)'); ylabel('y (cm)'); figure(2) contour(V1,1000); title('Distribusi Tegangan di sekitar sumber potensial') xlabel('x (cm)'); ylabel('y (cm)');

% Untuk Media dengan Epsilon berbeda A=zeros(Nx,Ny); for i=1:Nx for j=1:Ny A(i,j) = (i-20)^2+(j-20)^2-5; end end

% Batas Gelas Air

V2=zeros(Nx,Ny); for iter=1:1000 for i=2:Nx-1 for j=2:Ny-1 % Batas sumbu x V2(1,j) = 0; V2(Nx,j) = 0; V2(i,1) = 0; V2(i,Ny) = 0; % Batas sumbu y if (i <= 5) && (j >=5 && j<=7) % Letak Charger V2(i,j)=220; elseif (i>5 && i<30) && (j==6) % Letak Kabel V2(i,j)=50; elseif (i==30) && (j>=7 && j<30) V2(i,j)=50; elseif (i>=28 && i<=31)&& (j>=30 && j<=33); % Letak Baterai Laptop V2(i,j)= 220; elseif (i>=25 && i<28)&& (j>=28 && j<30);

V2(i,j) =(e1/e2)*((V2(i-1,j)+V2(i+1,j)/2)+(V2(i,j1)+V2(i,j+1))/2); elseif (i>31 && i<=34)&& (j>33 && j<=35); V2(i,j) =(e1/e2)*((V2(i-1,j)+V2(i+1,j)/2)+(V2(i,j1)+V2(i,j+1))/2); elseif (i==14 || i==15) && (j>=42) % Letak Lampu V2(i,j)=220; elseif (i>=11 && i<=13) && (j>=42) V2(i,j) =(e1/e4)*((V2(i-1,j)+V2(i+1,j)/2)+(V2(i,j1)+V2(i,j+1))/2); elseif (i>=16 && i<=18) && (j>=42) V2(i,j) =(e1/e4)*((V2(i-1,j)+V2(i+1,j)/2)+(V2(i,j1)+V2(i,j+1))/2); elseif (i==14 || i==15) && (j>39 && j<42) V2(i,j) =(e1/e4)*((V2(i-1,j)+V2(i+1,j)/2)+(V2(i,j1)+V2(i,j+1))/2); elseif A(i,j)<=11 % Batas Gelas V2(i,j) =(e1/e3)*((V2(i-1,j)+V2(i+1,j)/2)+(V2(i,j1)+V2(i,j+1))/2); else V2(i,j)=0.25*e1*(V2(i,j-1)+V2(i1,j)+V2(i,j+1)+V2(i+1,j)); end end end end Nilai Distribusi Tegangan disp(' ') disp('------------------------------------------------------------------------------------------') V2 %Penggambaran Hasil Potensial Yang didapat figure(3) [C,h] = contour(interp2(V2,0.5)); text_handle = clabel(C,h); set(text_handle,'BackgroundColor',[1 1 .6],'Edgecolor',[.7 .7 .7]) title('Distribusi Tegangan di sekitar sumber potensial') xlabel('x (cm)'); ylabel('y (cm)'); figure(4) contour(V2,1000); title('Garis-garis Medan di sekitar sumber potensial') xlabel('x (cm)'); ylabel('y (cm)'); colorbar;

III.3 HasilSimulasi Cuplikanmatrikpotensial (tegangan) 45 x 40

Gambar 1.matrik cuplikan hasil pemograman


Dis tribus i Tegangan di s ek itar s um ber potens ial 40 35 30 25 y (c m ) 20 15 10 5

10

15

20

25 x (c m )

30

35

40

45

Gambar 2. Hasil penggambaran contour distribusi tegangan Analisis 1 (Epsilon dianggapsama)

Dari matrik yang didapatpenggambarandengan padanilaimatriktegangan(potensial) didapatkanbahwasemakinjauhdarisumbertegangan, makasemakinkecilnilaidistribusitegangan. Hal inisesuaidenganteori menyebutkanbahwapotensialberbandingterbalikdenganjarak. Nilai matrik untuk Epsilon Berbeda

contour

yang

Gambar 3. Nilai Matrik untuk epsilon yang berbeda

G aris -garis M edan di s ek itar s um ber potens ial 40 200 35 180 30 25 y (c m ) 20 15 10 40 5 20 5 10 15 20 25 x (c m ) 30 35 40 45 160 140 120 100 80 60

Gambar 3. Hasil Medan Litrik atau gradient potensial Analisis 2 (Epsilon padatiapbendaberbeda) Untukkondisidimana epsilon berbedaataudapatkitakatakanduabendaberbedadarimatrikdangambar contour terlihatbahwanilaidistribusiteganganakansemakinkecilapabila epsilon semakinbesarhalinisesuaidenganteori. Permivitas yang besarakanmenghambatmedanlistrik yang dihasilkanpotensial. Dimanamedanlistriksendirimerupakan gradient daripotensi. IV. KESIMPULAN 1. Besardistribusipotensialberbandingterbalikdenganjarajdarimuatanpenghantar. 2. Besarmedanlistrikberbandinglurusdengan gradient potensialdanberbandingterbalikdenganpermivitasbahan yang ditembus. 3. FDM merupakanmetodanumerik yang memerlukaniterasi yang banyakuntukmendapatkanhasil yang diinginkan. 4. Dalammenggunakanbantuankomputer, diperlukansyarat-syaratbatas yang dapatmenjelaskanpersoalandaribendanyata yang akandihitung.

Daftar Pustaka

Schwab, Adolf J, Field Theory Concepts , Springer-Verlag, Berlin, 1988 Zhou, Pei-bai, Numerical Analysis of Electromagnetic Fields , Springer-Verlag, Berlin, 1993 Malik, Biswanath, Electric Calculation by Numerical Technique , National Institute Technology,Rourkela, 2009

Você também pode gostar