Você está na página 1de 5

Apa Makna Jamaah?

Jumat, 06 Januari 2012

Oleh: Cahyadi Takariawan


Aku ingin menggambarkan makna jamaah dengan sangat sederhana. Bukan dengan dalildalil, karena itu sudah sangat banyak dijelaskan para ulama dan para ustadz. Namun dengan hal-hal praktis yang kita lakukan dalam kehidupan keseharian. Hal-hal mudah yang bisa kita aplikasikan dalam kegiatan. Dalam Skala Personal Engkau adalah seorang kader dakwah, seorang aktivis. Dalam dirimu teramat banyak potensi yang Allah berikan, alhamdulillah. Dengan berbagai potensi itu engkau bisa melakukan banyak hal, teramat sangat banyak hal. Engkau bisa mengundang banyak orang untuk datang menghadiri kegiatanmu, engkau bisa mengumpulkan banyak khalayak untuk memenuhi undanganmu. Engkau bisa menggelar ribuan acara dengan nama dan potensimu. Engkau bisa mengatakan, Sendiri saja, aku bisa melakukan semua ini. Memang bisa, dan sangat mudah bagimu. Namun itu bukan jamaah. Yang disebut jamaah adalah ketika engkau tidak bekerja sendirian, kendati engkau sendiri mampu melakukan itu. Yang disebut jamaah adalah ketika engkau tidak menjalankan semua agenda dakwah sendirian, kendati engkau sendiri yakin bisa melakukan itu; oleh karenanya engkau memerlukan kebersamaan untuk mengemban amanah dakwah. Yang disebut jamaah adalah ketika engkau menjadi satu bagian yang utuh dari sebuah kebersamaan, kendati engkau merasa lebih leluasa bekerja sendirian. Yang disebut jamaah adalah ketika ada visi jamai, ada manhaj, ada khuthuwat, ada baramij, yang kesemuanya merupakan produk kolektif, bukan produk individu, kendati engkau bisa membuat itu semua sendirian. Pada Struktur Ranting Pada struktur lembaga dakwah di tingkat ranting, aku sangat yakin bahwa para aktivis yang berada dalamnya memiliki potensi yang luar biasa hebat. Mereka bisa melakukan sangat

banyak aktivitas dakwah di tingkat ranting. Mereka melakukan koordinasi, konsolidasi juga ekspansi. Mereka menggelar program dan kegiatan setiap hari. Mereka melakukan berbagai inovasi dakwah tiada henti. Mereka menyelenggarakan berbagai kegiatan besar dan mampu menghimpun sangat banyak kalangan. Pada titik ini, struktur dakwah tingkat ranting bisa mengatakan, Kami bisa berjalan sendiri, tanpa perlu struktur dakwah di tingkat cabang. Toh nyatanya selama ini kami memang telah berjalan sendiri tanpa didampingi struktur cabang. Memang bisa, dan sangat mudah bagimu. Namun itu bukan jamaah. Yang disebut jamaah adalah ketika struktur ranting selalu berkoordinasi dengan cabang, kendati mereka merasa mampu melakukan semua kegiatan itu secara mandiri. Yang disebut jamaah adalah ketika struktur ranting tidak menjalankan semua agenda dakwah sendirian, dan merasa tidak memerlukan struktur cabang, kendati memang mampu menjalankan semuanya sendirian. Yang disebut jamaah adalah ketika struktur ranting menjadi bagian yang utuh dari struktur cabang, kendati mereka merasa lebih leluasa bekerja mandiri, tanpa intervensi apapun dari cabang. Yang disebut jamaah adalah ketika ada arahan, supervisi, koordinasi, dan konsolidasi struktur cabang dengan struktur ranting. Ketika ada kebersamaan yang harmonis antara struktur cabang dengan ranting. Karena sesungguhnya tidak artinya cabang ketika tidak ada ranting, dan begitu pula sebaliknya. Inilah yang disebut jamaah. Pada Struktur Cabang Pada struktur lembaga dakwah di tingkat cabang, aku sangat yakin bahwa para aktivis yang berada dalamnya memiliki potensi yang luar biasa hebat. Mereka bisa melakukan sangat banyak aktivitas dakwah di tingkat cabang. Mereka melakukan koordinasi, konsolidasi juga ekspansi. Mereka menggelar program dan kegiatan setiap hari. Mereka melakukan berbagai inovasi dakwah tiada henti. Mereka menyelenggarakan berbagai kegiatan besar dan mampu menghimpun sangat banyak kalangan. Pada titik ini, struktur dakwah tingkat cabang bisa mengatakan, Kami bisa berjalan sendiri, tanpa perlu struktur dakwah di tingkat daerah. Toh nyatanya selama ini kami memang telah berjalan sendiri tanpa didampingi struktur daerah. Memang bisa, dan sangat mudah bagimu. Namun itu bukan jamaah. Yang disebut jamaah adalah ketika struktur cabang selalu berkoordinasi dengan pengurus daerah, kendati mereka merasa mampu melakukan semua kegiatan itu secara mandiri. Yang disebut jamaah adalah ketika struktur cabang tidak menjalankan semua agenda dakwah sendirian, dan merasa tidak memerlukan struktur daerah, kendati memang mampu menjalankan semuanya sendirian. Yang disebut jamaah adalah ketika struktur cabang menjadi bagian yang utuh dari struktur daerah, kendati mereka merasa lebih leluasa bekerja mandiri, tanpa intervensi apapun dari pengurus daerah. Yang disebut jamaah adalah ketika ada arahan, supervisi, koordinasi, dan konsolidasi struktur daerah dengan struktur cabang. Ketika ada kebersamaan yang harmonis antara struktur daerah dengan cabang. Karena sesungguhnya tidak artinya daerah ketika tidak

ada cabang, dan begitu pula sebaliknya. Inilah yang disebut jamaah. Pada Struktur Daerah Aku juga sangat yakin, pada struktur lembaga dakwah di tingkat daerah, para aktivis yang berada dalamnya memiliki potensi yang luar biasa hebat. Mereka bisa melakukan sangat banyak aktivitas dakwah di tingkat daerah. Mereka melakukan koordinasi, konsolidasi juga ekspansi. Mereka menggelar program dan kegiatan setiap hari. Mereka melakukan berbagai inovasi dakwah tiada henti. Mereka menyelenggarakan berbagai kegiatan besar dan mampu menghimpun sangat banyak kalangan. Pada titik ini, struktur dakwah tingkat daerah bisa mengatakan, Kami bisa berjalan sendiri, tanpa perlu struktur dakwah di tingkat wilayah. Toh nyatanya selama ini kami memang telah berjalan sendiri tanpa didampingi struktur wilayah. Memang bisa, dan sangat mudah bagimu. Namun itu bukan jamaah. Yang disebut jamaah adalah ketika struktur daerah selalu berkoordinasi dengan pengurus wilayah, kendati mereka merasa mampu melakukan semua kegiatan itu secara mandiri. Yang disebut jamaah adalah ketika struktur daerah tidak menjalankan semua agenda dakwah sendirian, dan merasa tidak memerlukan struktur wilayah, kendati memang mampu menjalankan semuanya sendirian. Yang disebut jamaah adalah ketika struktur daerah menjadi bagian yang utuh dari struktur wilayah, kendati mereka merasa lebih leluasa bekerja mandiri, tanpa intervensi apapun dari pengurus wilayah. Yang disebut jamaah adalah ketika ada arahan, supervisi, koordinasi, dan konsolidasi struktur wilayah dengan struktur daerah. Ketika ada kebersamaan yang harmonis antara struktur wilayah dengan daerah. Karena sesungguhnya tidak artinya wilayah ketika tidak ada daerah, dan begitu pula sebaliknya. Inilah yang disebut jamaah. Pada Struktur Wilayah Aku sangat yakin, pada struktur lembaga dakwah di tingkat wilayah, para aktivis yang berada dalamnya memiliki potensi yang luar biasa hebat. Mereka bisa melakukan sangat banyak aktivitas dakwah di tingkat wilayah. Mereka melakukan koordinasi, konsolidasi juga ekspansi. Mereka menggelar program dan kegiatan setiap hari. Mereka melakukan berbagai inovasi dakwah tiada henti. Mereka menyelenggarakan berbagai kegiatan besar dan mampu menghimpun sangat banyak kalangan. Pada titik ini, struktur dakwah tingkat wilayah bisa mengatakan, Kami bisa berjalan sendiri, tanpa perlu struktur dakwah di tingkat pusat. Toh nyatanya selama ini kami memang telah berjalan sendiri tanpa didampingi struktur pusat. Memang bisa, dan sangat mudah bagimu. Namun itu bukan jamaah. Yang disebut jamaah adalah ketika struktur wilayah selalu berkoordinasi dengan pengurus pusat, kendati mereka merasa mampu melakukan semua kegiatan itu secara mandiri. Yang disebut jamaah adalah ketika struktur wilayah tidak menjalankan semua agenda dakwah sendirian, dan merasa tidak memerlukan struktur pusat, kendati memang mampu menjalankan semuanya sendirian.

Yang disebut jamaah adalah ketika struktur wilayah menjadi bagian yang utuh dari struktur pusat, kendati mereka merasa lebih leluasa bekerja mandiri, tanpa intervensi apapun dari pengurus pusat. Yang disebut jamaah adalah ketika ada arahan, supervisi, koordinasi, dan konsolidasi struktur pusat dengan struktur wilayah. Ketika ada kebersamaan yang harmonis antara struktur pusat dengan wilayah. Karena sesungguhnya tidak artinya pusat ketika tidak ada wilayah, dan begitu pula sebaliknya. Inilah yang disebut jamaah.

Inilah Jamaah

Ya, inilah bangunan jamaah itu. Ketika semua bagian saling terkait, saling menyatu, saling menjadi bagian utuh dengan bagian lainnya. Setiap bagian sama pentingnya, seperti kita memahami bagian manakah yang penting dari mobil. Roda sama pentingnya dengan kemudi, rem sama pentingnya dengan gas, oli sama pentingnya dengan bahan bakar. Semua bagian menjadi pembentuk bangunan utuh dari jamaah. Jika berkurang satu bagian, akan berdampak secara sistemik bagi kegiatan dan kehidupan jamaah. Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam (HR. Muslim). Semua dari kita memiliki potensi dan kemampuan yang hebat, alhamdulillah. Namun sehebat apapun potensi itu, menjadi kurang bermakna ketika tidak diwadahi jamaah. Engkau mungkin kurang sabar dalam mengikuti ritme hidup berjamaah, karena ada aturan, ada panduan, ada pedoman, ada keputusan yang harus dilakukan. Engkau mungkin merasa bosan dengan berbagai agenda hidup berjamaah yang tampak lamban, padahal engkau bisa melakukan berbagai hal lebih cepat. Memang bisa, dan sangat mudah bagimu. Namun itu bukan jamaah. Karena jamaah artinya keterpaduan, kesatuan, keharmonisan, kebersamaan, kesediaan, kerelaan, empati, dan keteraturan. Karena jamaah artinya

perencanaan. koordinasi, konsolidasi, pengaturan, manajemen, komando, pengawasan serta evaluasi. Karena jamaah artinya penyatuan hati, perasaan, pikiran, dan kegiatan. Karena jamaah artinya kasih sayang, kelembutan, ketegasan, kedisiplinan dan keserasian. Karena jamaah artinya cinta. nDalem Mertosanan, 6 Januari 2012

Você também pode gostar