Você está na página 1de 8

Pengertian Haji dan Umroh Pengertian Haji Haji adalah salah satu rukun Islam yang lima.

Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan bagi kaum muslim yang mampu secara material, fisik, maupun keilmuan dengan berkunjung ke beberapa tempat di Arab Saudi dan melaksanakan beberapa kegiatan pada satu waktu yang telah ditentukan yaitu pada bulan Dzulhijjah. Secara estimologi (bahasa), Haji berarti niat (Al Qasdu), sedangkan menurut syara berarti Niat menuju Baitul Haram dengan amal-amal yang khusus.Temat-tempat tertentu yang dimaksud dalam definisi diatas adalah selain Kabah dan Masa (tempat sai), juga Padang Arafah (tempat wukuf), Muzdalifah (tempat mabit), dan Mina (tempat melontar jumroh). Sedangkan yang dimaksud dengan waktu tertentu adalah bulan-bulan haji yaitu dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Amalan ibadah tertentu ialah thawaf, sai, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumroh, dan mabit di Mina. Pengertian Umroh Umrah adalah berkunjung ke Kabah untuk melakukan serangkaian ibadah dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Umroh disunahkan bagi muslim yang mampu. Umroh dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada hari Arafah yaitu tgl 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik yaitu tgl 11,12,13 Zulhijah. Melaksanakan Umroh pada bulan Ramadhan sama nilainya dengan melakukan Ibadah Haji (Hadits Muslim) [Kembali ke Menu] Jenis-jenis Haji Haji Ifrad, artinya menyendiri Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad jika sesorang melaksanakan ibadah haji dan umroh dilaksanakan secara sendiri-sendiri, dengan mendahulukan ibadah haji. Artinya, ketika calon jamaah haji mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah haji. Jika ibadah hajinya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan ibadah umroh. Haji Tamattu, artinya bersenang-senang Pelaksanaan ibadah haji disebut Tamattu jika seseorang melaksanakan ibadah umroh dan Haji di bulan haji yang sama dengan mendahulukan ibadah Umroh. Artinya, ketika seseorang mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah Umroh. Jika ibadah Umrohnya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan ibadah Haji. Tamattu dapat juga berarti melaksanakan ibadah Umroh dan Haji didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal. Haji Qiran, artinya menggabungkan Pelaksanaan ibadah Haji disebut Qiran jika seseorang melaksanakan ibadah Haji dan Umroh disatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji Qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. [Kembali ke Menu] Rukun dan Wajib Haji Rukun haji : 1. 2. 3. 4. Ihram Thawaf Ziyarah (disebut juga dengan Thawaf Ifadhah) Saie Wuquf di padang Arafah

Apabila salah satu rukun haji di atas tidak dilaksanakan maka hajinya batal. Sedangkan Abu Hanifah berpendapat bahwa rukun haji hanya ada 2 yaitu: Wuquf dan Thawaf. Ihram dan SaI tidak dimasukkan ke dalam rukun karena menurut beliau, ihram adalah syarat sah haji dan saI adalah yang wajib dilakukan dalam haji (wajib haji). Sementara Imam syafiie berpendapat bahwa rukun haji ada 6 yaitu: Ihram, Thawaf, Saie, Wuquf, Mencukur rambut, dan Tertib berurutan).(Kitabul Fiqh Ala Madzhabil Arbaah 1/578). Wajib Haji 1. 2. 3. 4. 5. 6. Iharam dimulai dari miqat yang telah ditentukan Wuquf di Arafah sampai matahari tenggelam Mabit di Mina Mabit di Muzdalifah hingga lewat setengah malam Melempar jumrah Mencukur rambut

7.

Tawaf Wada

Syarat-syarat Wajib Haji 1. 2. 3. 4. Islam Berakal Baligh Mampu

[Kembali ke Menu] Mewakilkan Seseorang Untuk Berhaji Tidak boleh bagi seseorang berhaji untuk orang lain kecuali setelah ia berhaji untuk dirinya sendiri. Rasulullah bersabda: Berhajilah untuk dirimu sendiri, kemudian engkau berhaji untuknya. [Kembali ke Menu] Haji Bagi Anak-anak yang belum Baligh Tidaklah wajib bagi anak-anak untuk berhaji kecuali ia telah baligh. Namun jika ia telah berhaji maka hajinya sah sebagaimana yang telah diriwayatkan Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah r berjumpa dengan seorang berkendaraan dikawasan Ar-Rauha beliau bersabda: Siapakah kalian? Mereka menjawab: Kami orang-orang muslim, mereka balik bertanya: Siapa anda? Beliau menjawab: Saya Rasul Allah. Lalu ada seorang anak gadis yang masih kecil bertanya: Apakh ini yang disebut haji? Beliau menjawab: Ya dan bagimu pahala (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud, dan An Nasa dishahihkan oleh At Tirmidzi). [Kembali ke Menu] Rangkaian Ibadah Haji dan Umroh: Rangkaian kegiatan ibadah Haji 1. Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, calon jamaah haji mulai berbondong untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah. 2. Calon jamaah haji memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), sesuai miqatnya, kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah, yaitu mengucapkan Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan nimata laka wal mulk laa syarika laka.. 3. Tanggal 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua calon jamaah haji menuju ke padang Arafah untuk menjalankan ibadah wukuf. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang Arafah hingga Maghrib datang. 4. Tanggal 9 Dzulhijjah malam, jamaah menuju ke Muzdalifah untuk mabbit (bermalam) dan mengambil batu untuk melontar jumroh secukupnya. 5. Tanggal 9 Dzulhijjah tengah malam (setelah mabbit) jamaah meneruskan perjalanan ke Mina untuk melaksanakan ibadah melontar Jumroh 6. Tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah melaksanakan ibadah melempar Jumroh sebanyak tujuh kali ke Jumroh Aqobah sebagai simbolisasi mengusir setan. Dilanjutkan dengan tahalul yaitu mencukur rambut atau sebagian rambut. 7. Jika jamaah mengambil nafar awal maka dapat dilanjutkan perjalanan ke Masjidil Haram untuk Tawaf Haji (menyelesaikan Haji) 8. Sedangkan jika mengambil nafar akhir jamaah tetap tinggal di Mina dan dilanjutkan dengan melontar jumroh sambungan (Ula dan Wustha). 9. Tanggal 11 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

10. Tanggal 12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga. 11. Jamaah haji kembali ke Makkah untuk melaksanakan Thawaf Wada (Thawaf perpisahan) sebelum pulang ke negara masing-masing [Kembali ke Menu] Rangkaian Kegiatan Ibadah Umrah 1. 2. Diawali dengan mandi besar (janabah) sebelum ihram untuk umrah. mengenakan pakaian ihram. Untuk lelaki 2 kain yang dijadikan sarung dan selendang, sedangkan untuk wanita memakai pakaian apa saja yang menutup aurat tanpa ada hiasannya dan tidak memakai cadar atau sarung tangan. 3. Niat umrah dalam hati dan mengucapkan Labbaika umrotan atau Labbaikallahumma biumrotin. Kemudian bertalbiyah dengan dikeraskan suaranya bagi laki-laki dan cukup dengan suara yang didengar orang yang ada di

sampingnya bagi wanita, yaitu mengucapkan Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan nimata laka wal mulk laa syarika laka.

4.

Sesampai Masjidil Haram menuju kabah, lakukan thawaf sebanyak 7 kali putaran.3 putaran pertama jalan cepat dan sisanya jalan biasa. Thowaf diawali dan diakhiri di hajar aswad dan kabah dijadikan berada di sebelah kiri. Setiap putaran menuju hajar aswad sambil menyentuhnya dengan tangan kanan dan menciumnya jika mampu dan mengucapkan Bismillahi wallahu akbar. Jika tidak bisa menyentuh dan menciumya, maka cukup memberi isyarat dan berkata Allahu akbar.

5.

Shalat 2 rakaat di belakang maqam Ibrahim jika bisa atau di tempat lainnya di masjidil haram dengan membaca surat Al-Kafirun pada rakaat pertama dan Al-Ikhlas pada rakaat kedua.

6.

Selanjutnya Sai dengan naik ke bukit Shofa dan menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangan dan mengucapkan Innash shofa wal marwata min syaaairillah. Abdau bima badaallahu bihi (Aku memulai dengan apa yang Allah memulainya). Kemudian bertakbir 3 kali tanpa memberi isyarat dan mengucapkan Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu. Lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa alaa kulli syaiin qodiir. Laa ilaha illallahu wahdahu anjaza wadahu wa shodaqo abdahu wa hazamal ahzaaba wahdahu 3x. Kemudian berdoa sekehendaknya. Sai dilakukan sebanyak 7 kali dengan hitungan berangkat satu kali dan kembalinya dihitung satu kali, diawali di bukit Shofa dan diakhiri di bukit Marwah.

7. 8.

Mencukur rambut kepala bagi lelaki dan memotongnya sebatas ujung jari bagi wanita. Ibadah Umroh selesai

[Kembali ke Menu] Persiapan Ibadah Haji Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum menunaikan ibadah Haji 1. 2. Membersihkan diri dari dosa dan kesalahan baik langsung kepada Allah SWT. maupun kepada sesama manusia. Karena ibadah Haji adalah ibadah fisik, maka perlu mempersiapkan mental untuk mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji yang memerlukan stamina tinggi, keikhlasan dan kepasrahan kepada Allah SWT. 3. 4. Mempersiapkan biaya, baik selama dalam perjalanan haji, maupun untuk nafkah keluarg yang ditinggalkan. Melaksanakan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan harta kekayaan, seperti zakat, nadzar, hutang, infaq dan shadaqah. 5. 6. Melaksanakan janji yang pernah diucapkan. Menyelesaikan segala urusan yang berhubungan dengan keluarga yang akan ditinggalkan.7. Memohon doa restu kepada kedua orang tua (jika masih hidup) 7. 8. 9. Mempersiapkan ilmu dan pengetahuan agama, dan mengikuti kegiatan manasik haji. Mempersiapkan obat-obatan pribadi selama menjalankan ibadah haji. Mempersiapkan beberapa perlengkapan untuk keperluan selama perjalanan ibadah Haji:

Perlengkapan Pria 1. 2. 3. 4. Kain Ihram dua stel Baju sehari-hari secukupnya Ikat pinggang Keperluan mandi

Perlengkapan Wanita 1. 2. 3. 4. Mukena minimal 2 buah Pakaian ihram (rok putih dan mukena atas putih) 2 set Pakaian sehari-hari secukupnya Kaos kaki secukupnya

Perlengkapan untuk Pria dan Wanita 1. Pakaian penghangat

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Selimut Sandal jepit Sepatu sandal atau sendal gunung Obat-obatan pribadi Gunting kecil utk Tahallul Payung Senter kecil (untuk penerangan saat mengambil batu di Musdalifah) Kantong kecil untuk menyimpan batu kerikil persiapan melempar jumroh

10. Kantong sandal untuk tempat sandal saat di Masjid 11. Pelembab atau cream, gunakan untuk tangan dan kaki 12. Biaya untuk dam, kurban dsb. [Kembali ke Menu] Lokasi Utama Ibadah Haji dan Umroh Makkah Al Mukaromah Di kota Makkah Al-Mukaromah inilah terdapat Masjidil Haram yang didalamnya terdapat Kabah yang merupakan kiblat ibadah umat Islam sedunia. Dalam rangkaian perjalanan ibadah haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan penutup ibadah haji. Padang Arafah Padang Arafah terdapat di sebelah timur Kota Makkah. Padang Arafah dikenal sebagai tempat pusatnya haji, sebagai tempat pelaksanaan ibadah wukuf yang merupakan rukun haji. Di Padang Arafah juga terdapat Jabal Rahmah tempat pertama kali pertemuan Nabi Adam dan Hawa. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai. Kota Muzdalifah Kota ini tidak jauh dari kota Mina dan Arafah Mota Muzdalifah merupakan tempat jamaah calon haji melakukan Mabit (bermalam) dan mengambil batu untuk melontar Jumroh di Kota Mina. Kota Mina Kota Mina merupakan tempat berdirinya tugu (jumrah), yaitu tempat pelaksanaan melontarkan batu ke tugu (jumrah) sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Disana terdapat tiga jumrah yaitu jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. [Kembali ke Menu]

TUNTUNAN SHALAT menurut Al-Qur'an & As-Sunnah Pengantar : Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menjanjikan keberuntungan bagi orang-orang mukmin yang khusyu' dalam shalatnya. KepadaNya kita menyembah dan kepadaNya kita mohon pertolongan. Semoga shalawat dan salam Allah limpahkan kepada kekasih dan pilihanNya, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya hingga akhir zaman. Telah banyak tulisan-tulisan tentang tuntunan shalat yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Namun, sedikit sekali yang memperhatikan keshahihan dan akurasi dalilnya. Inilah salah satu motivasi mengapa tulisan ini diterbitkan. Yakni menyampaikan tata cara shalat yang benar sesuai tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih. Tulisan ini adalah terjemahan dari salah satu bahasan dalam buku "Syarhu Arkaanil Islaam" (Penjelasan Rukun-rukun Islam) yang ditulis oleh seorang penuntut ilmu dan diberi pengantar oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin. Sebagai catatan, koreksian tidak saja dilakukan pada tulisan ini, tetapi juga terhadap naskah aslinya yang berbahasa Arab. Di antaranya ada yang salah cetak bahkan dalam penempatan dalil. Mudahmudahan tulisan ini menuntun kita semua bisa menegakkan shalat sebagaimana yang diteladankan Rasulullah . Aamiin.

BAB lll Tentang Hukum Hukum Bersuci


Oleh majid Pada Minggu, 29 Mei, 2011 1:06 PM. Under Fikih
Tanbihun.com Kata Thaharah adalah semakna dengan Nadhafah, artinya bersih atau suci. sedangkan menurut istilah, thaharah mempunyai banyak pengertian yang antara lain ialah suatu perkara yang menyebabkan Seseorang di perbolehkan mengerjakan Shalat. contohnya seperti wudhu, mandi, tayamum, dan menghilangkan najis. Macam-Macam air Suci Mengingat karena air merupakan alat bersuci, maka perlu dijelaskan macam-macamnya. Bahwa air yang sah untuk bersuci dari mani, hadas dan najis itu ada tujuh macam, yaitu :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Air hujan Air laut Air sungai Air sumur Sumber mata air Air es ( burd, salju ) Air embun

Ketujuh macam air di atas, kemudian diringkas menjadi dua, yaitu air yang turun dari langit dan yang bersumber dari bumi, demikian itu bila di lhat dari keadaan yang wujud. sedangkan hakikatnya semua air itu berasal dari langit, sebagaimana di jelaskan Allah SWT dalam Al-Quran yang artinya ; dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu ( dengan hujan itu ) dan menghilangkan darimu gangguan-gangguan Syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh ( denganya ) telapak kakimu. Pembagian Air Ketujuh jenis air tersebut kemudian di bagi menjadi lima kriteria, yaitu ; 1. Air Mutlaq, yaitu air yang suci keadaanya dan dapat mensucikan selainya, tidak di hukumi makruh menggunakanya serta tanpa terikat oleh sebutan atau penamaan. 2. Air suci mensucikan, akan tetapi makruh menggunakanya untuk keperluan tubuh. sedangkan untuk mensucikan pakaian tidak terbilang makruh, yaitu air yang panas akibat sengatan sinar matahari. alasan di makruhkanya memakai untuk keperluan tubuh, dikarenakan dapat membahayakan kulit. namun ketika sudah dingin, hukumnya tidak makruh lagi. 3. Air suci yang tidak dapat mensucikan selainya, terdapat tiga macam;

Air mustamal, yaitu sisa air yang telah di gunakan untuk menghilangkan mani, hadas, atau najis sekiranya tidak berubah dan tidak bertambah dari ukuran semula.

Air yang berubah salah satu dari tiga sifatnya akibat bercampur dengan benda-benda suci, sehingga hilang kemutlakan namanya. seperti air teh, air kopi, air jeruk dan sejenisnya.

Air buah-buahan , seperti air kelapa dan sejenisnya. air tersebut suci akan tetapi tidak dapat mensucikan. 4. Air suci mensucikan, akan tetapi haram memakainya, yaitu air yang husus di sediakan untuk minum, tidak untuk keperluan lain.

5. Air tekena najis atau air mutanajjis, yaitu air suci yang terkena najis. ada dua jenis;

Air yang sedikit ( kurang dari dua qullah ), jika terkena najis baik berubah maupun tidak tetap di hukumi najis. Air yang banyak ( lebih dari dua qullah ), akan tetapi berubah warna,rasa,dan baunya akibat kemasukan najis. baik berubahnya banyak maupun sedikit tetap di hukumi najis. Dari Abu Umamah Al-Bahili ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya air itu tidak dapat dinajiskan oleh sesuatupun kecuali apabila berubah baunya, rasanya, atau warnanya. (HR. lbnu Majah dan didhaifkan oleh Abu Hatim) Dan diriwayatkan Baihaqi: Air itu suci mensucikan kecuali bila berubah baunya, rasanya atau warnanya karena najis yang menimpanya. Hadits di atas menerangkan bahwa air itu suci mensucikan dan tidak dapat menjadi najis karena sesuatu kecuali bila berubah bau, rasa, atau warnanya. Jika air tidak berubah baunya, rasanya, dan warnanya, maka ia tetap suci mensucikan. Namun dalam madzhab Syafii ada tambahan syarat, yaitu air tersebut haruslah minimal 2 qullah (sekitar 216 liter). Jika kurang dari 2 qullah, maka menjadi najis; walau pun tidak berubah warnanya, baunya, atau rasanya. Pendapat ini didasarkan kepada hadits dari Ibnu Umar. Dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Apabila air telah sampai dua qullah, maka ia tidak menjadi kotor/cemar. Dalam lafazh lain: Tidak najis (HR. Imam yang empat dan dishohihkan oleh Ibnu Khuzaimah, al-Hakim, dan Ibnu Hibban) Pengertian Air Dua Qullah Air dua qullah adalah air seukuran 500 rothl Iraqi yang seukuran 90 mitsqol. Jika disetarakan dengan ukuran sho, dua qullah sama dengan 93,75 sho (Lihat Tawdhihul Ahkam min Bulughil Marom, 1/116). Sedangkan 1 sho seukuran 2,5 atau 3 kg. Jika massa jenis air adalah 1 kg/liter dan 1 sho kira-kira seukuran 2,5 kg; berarti ukuran dua qullah adalah 93,75 x 2,5 = 234,375 liter. Jadi, ukuran air dua qullah adalah ukuran sekitar 200 liter. Gambaran riilnya adalah air yang terisi penuh pada bak yang berukuran 1 m x 1m x 0,2 m.atau sekitar 216 liter atau 60cm x 60cm x 60cm. apabila tempatnya berbentuk bulat pancang, maka ukuran dalamnya sepanjang dua hasta dan lebarnya satu hasta. Adapun hadits mengenai air dua qullah adalah sebagai berikut. Jika air telah mencapai dua qullah, maka tidak mungkin dipengaruhi kotoran (najis). (HR. Ad Daruquthni) Dalam riwayat lain disebutkan, Jika air telah mencapai dua qullah, maka tidak ada sesuatupun yang menajiskannya. (HR. Ibnu Majah dan Ad Darimi)

Fisafat Hukum Islam, Syariat, Fiqih, Hukum, dan Hikmah


Ditulis pada 28 June 2011

Pengertian Filsafat Hukum Islam Filsafat hukum Islam pada dasrnya terdiri dari dua fasa yaitu filsafat dan hukum Islam. Secara literal filsafatberasal dari kata Philo, philein yang artinya cinta (love) dan Sophia kebijaksanaan (wisdom). Jadi philosophia secara etimologi berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalamdalamnya. Dalam khazanah ilmu, filsafat diartikan sebagai berfikir yang bebas, radikal dan berada dalam dataran makna. Berfilsafat adalah berpikir radikal, radix artinya akar, sehingga berpikir radikal artinya sampai ke akar suatu masalah, mendalam sampai ke akar-akarnya. Berfilsafat adalah berpikir dalam tahap makna, ia mencari hakikat makna dari sesuatu atau keberadaan dan kehadiran makna dari sesuatu. Sedangkan kata hukum Islam tidak ditemukan sama sekali di dalam Al-Quran dan literatur hukum dalam Islam. Dalam Al-Quran yang ada hanya ada kata syariah dan fiqh, hukum Allah dan yang seakar kata dengannya. Kata-kata hukum Islam merupakan terjemahan dari term Islamic low dari literatur Barat. Hasbi Asy Syiddiqy memberikan definisi hukum Islam dengan koleksi daya upaya fuqaha dalam menerapkan syariat Islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pengertian hukum Islam dalam definisi ini mendekati kepada pemaknaan fiqh. Syariat Dalam literatur-literatur bahasa, kata syaraa bermakna datang (Warada). Syaraa al warid berarti memasukkan air kedalam mulutnya. Syaraat ad dawab fi al ma berarti ia masuk kedalam air. Kata asy-syirah dan syariah berarti tempat mengalirnya air. Makna kedua kata tersebut (asy-syirah dan asy-syariah) menjadi agama yang digariskan oleh Allah swt dan perintah-perintahnya seperti puasa, shalat, haji, zakat dan seluruh amal perbuatan yang baik, yakni segala sesuatu yang merupakan peraturan agama dan bukan hukum muamalah. Ada yang mengatakan, bahwa asy-syirah berarti metode (al manhaj) atau jalan (ath thariq). Kata syariat secara bahasa adalah tempat mengalirnya air, yaitu metode atau sebuah jalan atau sesuatu. Inilah makna yang dimaksudkan oleh Al-Quran kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariah (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariah itu dan janganlah kamu ikuti hanya nafsu orangorang yang tidak mengetahui. Maksudnya adalah kemudian kami jadikan kamu berada Nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa. Fiqh Fiqh secara bahasa berasal dari bahasa Arab, dari asal kat Al fahmu yang berarti paham, seperti dalam firman Allah; maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun. Sedangkan menurut istilah fiqh berarti sekelompok hukum tentang amal perbuatan manusia yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci. Fiqh secara istilah mengandung dua arti: 1. Pengetahuan tentang hukum-hukum syariat yang berkaitan dengan perbuatan dan perkatan mukallaf (mereka yang sudah terbebani menjalankan syariat agama), yang diambil dari dalil-dalilnya yang di atas suatu peraturan atau metode agama. Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan

2.

bersifat terperinci, berupa nash-nash Al-Quran dan as sunnah serta yang bercabang darinya yang berupa ijma dan ijtihad. Hukum-hukum yang berasal dari interpretasi hukum syara itu sendiri.

Ruang lingkup fiqh Islam Ruang lingkup fiqh sangat luas sekali, ia mencakup pembahasan tentang hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan diri pribadinya, atau manusia dengan masyarakat sekitar. ilmu fiqh mencakup pembahasan tentang kehidupan dunia hingga akhirat, urusan agma atau pun negara serta sebagai peta kehidupan manusia didunia dan diakhirat. Untuk tujuan tersebut, hukum-hukum fiqh sangat terkait dengan segala aktivitas yang dilakukan oleh seorang mukallaf, baik berupa ucapan, maupun tindakan. Secara garis besar ruang lingkup fiqh dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu: Fiqh ibadah Fiqh yang meliputi tata cara bersuci, shalat, puasa, haji, zakat, nadzar, sumpah dan aktivitas sejenis, terkait dengan hubungan seorang hamba dengan Tuhannya. Fiqh muamalah Fiqh yang meliputi; tata cara melakukan akad, transaksi, hukum pidana atau perdata dan lainnya yang terkait dengan hubungan antar manusia atau dengan Hukum Islam Untuk dapat mempelajari hukum Islam dengan baik terlebih dahulu harus memplajari tentang agama Islam. Hal ini disebabkan hubungan antara hukum Islam/fiqh Islam di satu pihak dengan agama Islam lain pihak adalah sangat erat, antara satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Tanpa mempelajari kaidah-kaidah agam Islam terlebih dahulu akan sulit untuk mempelajari hukum Islam, sebab setiap kaidah hukum Islam terlepas dari agama Islam. Agama Islam adalah induk atau asal dari hukum Islam, sehingga hukum Islam adalah bagian dari agama Islam. Pada pembahasan ini tidak akan diulas lebih jauh lagi tentang pengertian hukum Islam, sebab telah diuraikan secara panjang lebar dalam pembahasan filsafat hukum Islam di atas. Di dalam ajaran agma Islam terdapat hukum atau aturan perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh setiap 1. 2. 3. 4. 5. orang. Hukum Islam yang disebut juga sebagai hukum syara terdiri atas lima komponen yaitu: Wajib, Sunah, Haram, Makruh dan Mubah. masyarakat luas.

Hikmah Dalam khazanah literatur Islam, selain term filsafat ditemukan dan digunakan juga term hikmah. Kedua term ini kadang-kadang digunakan dalam pengertian yang sama, dan kadang-kadang digunakan dalam pengertian yang berbeda. Memahami kedua term ini penting, karena akan sangat membantu pengkaji filasafat hukum Islam dalam merumuskan objek studi filsafat hukum Islam dalam metode-metodenya. Seperti disebutkan di atas, salah satu makna filsafat adalah philo (mengutamakan, lebih suka, cinta) dan Sophia (kebijaksanaan). Maka pilhosophia berarti mengutamakan hukmah dan philoshopis berarti orang yang mencintai hikmah. Regards,

Você também pode gostar