Você está na página 1de 1

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan AKB, antara lain tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas

dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil dan kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan moderen dalam bidang kesehatan. Pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat berperan melalui perbaikan gizi yang pada gilirannya mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.

Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi serta Akselerasi Pencapaian MDG 4 dan 5 harus dilakukan secara komprehensif dengan cara melibatkan lintas program di Dinas Kesehatan, lintas sektor, pemerintah daerah, DPRD, organisasi profesi/ keagamaan/ kemasyarakatan, swasta, LSM maupun donor.

Contoh keterlibatan lintas program adalah: a) Program P2M berperan dalam imunisasi pada bayi dan ibu hamil; penanggulangan Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV, TBC, malaria pada ibu hamil maupun bayi. b) Program Perbaikan Gizi Masyarakat berperan dalam vitamin A untuk ibu nifas, pencegahan anemia dengan tablet Fe, Pemberian Makanan Tambahan dan ASI Eksklusif. c) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan berperan dalam penyediaan obat esensial, alat kontrasepsi, obat KIA/KB. d)Pelayanan Medik/ Rujukan berperan dalam penyiapan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) di Rumah Sakit, Unit Transfusi darah (UTD). e) Program Promosi Kesehatan berperan dalam menyebarluasan informasi kesehatan kepada masyarakat melalui berbagai media. f) Program Sumber Daya Kesehatan berperan dalam pembinaan dan distribusi tenaga kesehatan (bidan, dokter, dokter spesialis kebidanan, dokter spesialis anak). g)Program Penyehatan Lingkungan berperan dalam menyiapkan masyarakat dalam hal air bersih dan rumah sehat. h)Program Kebijakan dan Manajemen Pembiayaan Kesehatan berperan dalam hal Jaminan kesehatan masyarakat.

Selain itu organisasi kemasyarakatan/keagamaan misalnya PKK, Aisyiah, Fatayat Muslimat Nahdlatul Ulama, WKRI juga diharapkan dapat menyebarluaskan berbagai macam informasi tentang kesehatan kepada anggotanya maupun masyarakat. Dukungan penganggaran dan regulasi dari DPRD serta konsistensi implementasi oleh pemerintah daerah (provinsi maupun kabupaten/kota) sangat diperlukan untuk akselerasi pencapaian MDGs.

Sedangkan upaya yang dilakukan adalah: (a) Peningkatan cakupan kualitas (Supply side) berupa: Ante Natal Care (ANC, pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali); bersalin pada tenaga kesehatan; kunjungan nifas; penanganan komplikasi; KB, (b) Pemberdayaan masyarakat (Demand side) berupa: Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K); peningkatan pemanfaatan Buku KIA, (c) Manajemen berupa: perencanaan program melalui DTPS (District Team Problem Solving); PWS-KIA (Pemantauan Wilayah Setempat-Kesehatan Ibu dan Anak). Juga dengan penyediaan tenaga kesehatan, sarana, alat dan obat yang berkualitas.

Ibu hamil K-4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 4 (empat) kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.

Pelayanan adalah pelayanan/pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga kesehatan terampil (Dokter, Bidan, dan Perawat).

Você também pode gostar