Você está na página 1de 14

Patofisiologi Osteoporosis

Osteoporosis pada Pria


Pada laki-laki dengan bertambahnya usia, maka tulang kortikal akan semakin menipis, tetapi penipisan ini tidak secepat pada wanita. Kehilangan massa tulang pada laki-laki lebih bersifat penipisan, sedangkan pada wanita lebih diakibatkan oleh kehilangan elemen trabekula dari tulang yang bersangkutan. Korteks tulang trabekula pada laki-laki > tebal drpd wanita.

Etiologi : 1. Genetik - laki-laki yg orang tuanya menderita osteoporosis, ternyata memiliki densitas massa tulang yang lebih rendah. 2. Hipogonadisme - Salah satu penyebab osteoporosis dan gagalnya pencapaian puncak massa tulang pada laki-laki.

3. Inovulasi - Bertambahnya usia terjadi penurunan massa dan densitas tulang pada laki-laki sekitar 3-4% setekah usia 40 tahun. Lebih dr 50 tahun terjadi penurunan yg lebih besar lagi. 4. Penyakit dan Obat-obatan - Penyakit, obat-obatan, dan gaya hidup menyebabkan osteoporosis sekunder pada laki-laki, mis : glukokortikoid, merokok, alkohol, artritis reumatoid, dsb

5. Idiopatik - Sekitar 30% osteoporosis pada laki-laki tidak diketahui penyebabnya. Saat ini diduga terdapat hubungan antara osteoporosis idiopatik dengan rendahnya kadar IGF-I atau IGF-I binding protein 3 (IGFBP-3).

Osteoporosis akibat Glukokortikoid


Merupakan penyebab osteoporosis sekunder dan fraktur osteoporotik yg terbanyak. Glukokortikoid menyebabkan gangguan absorbsi kalsium di usus dan peningkatan ekskresi kalsium lewat ginjal, sehingga akan menyebabkan hipokalsemia, hiperparatiroidisme sekunder, dan meningkatnya kerja osteoklas. Selain itu glukokortikoid menekan produksi gonadotropin shg produksi estrogen menurun dan osteoklas meningkat kerjanya.

Glukokortikoid akan menghambat kerja osteoblast sehingga formasi tulang menurun. Meningkatnya resorpsi tulang oleh osteoklas+menurunnya formasi tulang oleh osteoblast osteoporosis. Dari berbagai penelitian diketahui penggunaan prednison >7,5mg/hari menyebabkan osteoporosis.

Efek Glukokotikoid pada tulang


1. Histomorfometri - Secara histomorfometri glukokortikoid akan menyebabkan penurunan tebal dinding tulang trabekula, menurunkan mineralisasi, meningkatkan parameter resorpsi tulang, dan penekana fungsi osteoblast. 2. Efek pada osteoblast dan formasi tulang - Penggunaan glukokortikoid scr terus menerus dan dosis tinggi akan mengganggu sintesis osteoblas dan kolagen. Selain itu juga terjadi penghambatan osteokalsin oleh osteoblas.

3. Efek pada resorpsi tulang - Glukokortikoid menghambat diferensiasi osteoklas dan resorpsi tulang. 4. Efek pada hormon seks - Menghambat sekresi gonadotropin oleh hipofisis, estrogen oleh ovarium, dan testosteron oleh testes. Hal ini akan memperberat kehilangan massa tulang pada pemberian steroid. 5. Absorpsi Kalsium di usus dan eksresi di ginjal - Mengganggu transport aktif transeluler kalsium.

6. Efek pada metabolisme hormon paratiroid dan vitamin D - Pada pengguna glukokortikoid kadar PTH dan vit. D dalam serum meningkat. - Hal ini didugan berhubungan dengan perubahan reseptro kalsium sel yang mengubah transport kalsium. - Glukokortikoid meningkatkan sensitifitas osteoblas thd PTH, meningkatkan penghambatan fosfatase alkali oleh PTH, dan menghambat sintesis kolagen.

- Efek vit. D juga dihambat oleh glukokortikoid, walaupun kadar vit.D dlm darah meningkat. - Ini diduga akibat perubahan respons membran sel dan perubahan reseptor. Ekspresi osteokalsi oleh osteoklas yang dirangsang oleh vit. D juga dihambat oleh glukokortikoid.

Osteoporosis pada wanita menopause


menopause

estrogen Reabsorbsi kalsium di ginjal

Bone marrow stromal cell+sel mononuklear HIL-1, TNFIL-6, M-CSF

osteoblas

Sel endotel

osteoklas

Absorbsi kalsium

TGF-

NO

hipokalsemia

PTH Diferensiasi dan muturasi osteoklas Resorpsi tulang Osteoporosis

Daftar Pustaka
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid III

Você também pode gostar