Você está na página 1de 5

I.

PATOFISOLOGI ANEMIA PADA HIPOTIROID KONGENITAL Patofisiologi penyebab anemia pada hipotiroid kongenital adalah karena kurangnya produksi hormon tiroid menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tulang,sedangkan sel darah merah yang mengandung hemoglobin untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh diproduksi di sumsum tulang,sehingga berakibat anemia. Bisa juga disebabkan oleh kadar Ferritin (protein penyimpan zat besi dan membuat besi tidak toksik terhadap sel di sekitarnya) yg rendah karena hipotiroid dapat mengakibatkan menurunnya produksi asam klorida yang pada gilirannya mengarah pada malabsorpsi besi. Hal ini juga dapat menurunkan suhu tubuh yang menyebabkan kurangnya pembuatan hemoglobin. Harap diperhatikan pada pasien yang sedang mengkonsumsi hormon tiroid dan ibu hamil bahwa pengkonsumsian zat besi harus berjarak 3-4 jam setelah konsumsi hormon tiroid karena zat besi dapat menghambat intake hormon tiroid dan berakibat hipotiroid. Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur pasien : Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl Anak anak : 11-13 gram/dl Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl

Umumnya anemia pada hipotiroid bersifat anemia ringan. Saat ini tidak ada banyak penelitian tentang anemia ringan. Kebanyakan ahli percaya bahwa mayoritas orang dengan anemia ringan tidak memiliki gejala. Karena itu, anemia bisa tidak terdeteksi dan diobati. Laporan Dr Shmerling juga menyatakan bahwa anemia ringan jarang menyebabkan kelelahan dan gejala biasanya bertahan bahkan ketika anemia ringan telah diperbaiki. (Sumber : http://www.livestrong.com/article/109220-mildanemia/#ixzz1etplCGMc)

PATOGENESA DKA Adanya defisiensi insulin baik secara relatif maupun absolut yang disertai peningkatan hormon-hormon kontra regulator yakni: glukagon, katekolamin, kortisol, dan growth hormone, menyebabkan hiperglikemia disertai peningkatan lipolisis dan produksi keton. Defisiensi insulin absolut atau relatif menyebabkan hiperglikemia melalui 3 proses: peningkatan glukoneogenesis yang terjadi di hati dan ginjal, peningkatan glikogenolisis, dan gangguan utilisasi glukosa oleh jaringan perifer. Adanya hiperglikemia menyebabkan diuresis osmotik, hal ini akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan mineral dan elektrolit (Na, K, Ca, Mg, Cl, dan PO4). Nilai ambang ginjal terhadap kadar glukosa darah (+200 mg/dL) dan keton akan terlampaui, sehingga terjadi ekskresi glukosa melalui ginjal yang mencapai 200 g/hari dan keton urine yang mencapai + 2030 g/hari, dengan total osmolaritas urine + 2000 mOsm. Efek osmotik dari glukosuria menyebabkan terganggunya reabsorbsi NaCl dan H2O tubulus proksimal dan loop of Henle.

Kombinasi defisiensi insulin dan peningkatan hormone kontra regulator menyebabkan aktifasi "hormone-sensitive lipase" pada jaringan lemak. Peningkatan aktifitas lipase pada jaringan lemak ini menyebabkan pemecahan trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Gliserol merupakan prekursor glukoneogenesis di jaringan hati, sedangkan asam lemak bebas setelah mengalami oksidasi di hati dengan melalui stimulasi glukagon akan diubah menjadi keton yang terdiri atas: asetoasetat, - hidroksibutirat dan aseton. - hidroksibutirat dan asetoasetat merupakan asam kuat yang dapat menyebabkan asidosis metabolik. Insulin sendiri pada kadar yang rendah lebih merupakan anti-lipolisis daripada untuk uptake glukosa. Keberadaan insulin inilah yang merupakan salah satu faktor penentu terjadinya KAD atau status hiperglikemi hiperosmolar (SHH) pada penderita.

Pathogenesis of DKA and HHS Stress, Infection and/or Insufficient Insulin Intake glukagon catecholamin cortisol growth hormones

Absolut e insulin

Relative insulin deficiency

Lipolysis FFA to liver Ketogenesis Alkali reserve

Proteolysis Protein synthesis

Absent or minimal ketogene si

Ketoacidosis
Glukos e utilization

Glukoneogenesis substrates

Glukoneogene sis

Glykogenolysis

Hyperglycemi a Triacylglycerol Glukosuria (osmotic diuresis)

Hyperlidpidem ia

Loss of water and electrolyte

Dehydration

Hyperosmolality

Impaired renal function

HHS DKA
Gambar 1: Patogenesis KAD dan SHH. Dikutip dari: Kitabchi AE, et al. Management of Hyperglycemic Crises in Patients With Diabetes. Diabetes Care 2001; 24(1): 131-53

Você também pode gostar