Você está na página 1de 25

PERHIMPUNAN AHLI TEKNIK INDONESIA

- ANGGARAN DASAR - ANGGARAN RUMAH TANGGA - VISI DAN MISI

SEKRETARIAT PENGURUS PUSAT Gedung PT. INDOSAT Lt. 23 Jl. Medan Merdeka Barat No. 21 Jakarta 10110 PO. Box. 4003 JKT 10000 Tlp. (021) 3869270-1; Fax. (021) 3869270 Email address : pp_pati@hotmail.com

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN AHLI TEKNIK INDONESIA

MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya menyumbangkan darma bakti kepada Bangsa dan Negara dalam rangka mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pancasila adalah merupakan kewajiban bagi setiap Warga Negara Republik Indonesia, dan karenanya para Ahli Teknik mempunyai tanggung jawab dalam setiap usaha guna mewujudkan cita-cita luhur tersebut. Bahwa untuk mewujudkan kesatuan bangsa, konsepsi serta kegiatan pengabdian terhadap Bangsa dan Negara, dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab diperlukan wadah kebersamaan dan kekeluargaan secara melembaga bagi segenap Ahli Teknik. Bahwa wadah kebersamaan dan kekeluargaan itu merupakan salah satu sarana agar para ahli teknik dapat mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan karyanya dibidang keteknikan untuk mewujudkan cita-cita Bangsa dan Negara. Maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, didirikan organisasi sebagai wadah untuk menggalang kesatuan dan persatuan kaum profesi ahli teknik, dengan anggaran dasar sebagai berikut : BAB I. NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1. Organisasi ini bersama : PERHIMPUNAN AHLI TEKNIK INDONESIA Disingkat PATI didirikan di Jakarta, pada tanggal 25 Juni 1985 (duapuluh lima Juni seribu sembilanratus delapanpuluh lima), untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 2. Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia, berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. BAB II. ASAS DAN TUJUAN. Pasal 3. Perhimpunan ini berdasarkan Pancasila. Pasal 4. Perhimpunan ini didirikan dengan tujuan untuk : a. Mewujudkan kesatuan dan persatuan dikalangan para ahli teknik; b. Memiliki kepribadian dan moral pembangunan keteknikan; c. Meningkatkan hasi guna dan dayaguna kemampuan ilmiah dan kemampuan keteknikan untuk pembangunan nasional; d. Meningkatkan kemampuan, derajat dan kesejahteraan para ahli teknik; e. Melalui karyanya dibidang keteknikan, turut serta merintis pembangunan nasional secara aktif. BAB III. USAHA. Pasal 5. Tujuan-tujuan seperti disebut dalam pasal 4 anggaran dasar ini, akan dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut : a. Mempersatukan dan memperdalam rasa bertanggungjawab terhadap keberhasilan pembangunan; b. Meningkatkan kemampuan ilmiah dan kemampuan keteknikan untuk c. Meningkatkan kesejahteraan para anggotanya sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

d. memberikan saran-saran dan pikiran-pikiran untuk pembangunan nasional; e. menjalin hubungan kerjasama dengan organisasi lain yang selaras tujuannya, baik di dalam maupun di luar negeri; f. melaksanakan usaha-usaha lain yang sah untuk menunjang tercapainya tujuan. BAB IV. KEANGGOTAAN. Pasal 6. Yang dimaksud dengan Ahli Teknik dalam anggaran dasar ini ialah merekayang mempunyai kemahiran dalam profesi keteknikan, baikoleh karena pendidikannya dan/atau pengalaman nyata dalam karyanya. Pasal 7. Anggota perhimpunan ini terdiri dari : a. Anggota Utama; b. Anggota Madya; c. Anggota Muda; d. Anggota Pratama; e. Anggota Luar Biasa; f. Calon Anggota, dan g. Anggota Kehormatan. Pasal 8. Anggota Utama ialah anggota yang telah berjasa dalam mengembangkan profesi keteknikan, atau kepada Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia. Pasal 9. Anggota Madya ialah mereka yang telah menjadi Anggota Muda dan/ atau telah memenuhi kriteria dan/atau kualifikasi untuk itu.

Pasal 10. Anggota Muda ialah : 1. Mereka yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan Universitas atau Perguruan Tinggi yang sederajat dalam bidang keteknikan dan memperoleh pengalaman nyata sesuai dengan profesinya untuk sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun, dan/atau telah memenuhi kriteria dan kualifikasi untuk itu, atau, 2. Mereka yang menjadi Anggota Pratama dan/atau telah memenuhi kriteria dan kualifikasi untuk itu. Pasal 11. Anggota Pratama ialah : 1. Mereka yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan akademi, atau Perguruan Tinggi yang sederajat dalam bidang keteknikan dan memperoleh pengalaman nyata sesuai dengan profesinya untuk sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan/atau telah memenuhi kriteria dan kualifikasi untuk itu; atau, 2. Mereka yang telah memperoleh jenjang pendidikan menengah dalam bidang keteknikan dan memperoleh pengalaman nyata sesuai dengan bidang profesinya untuk sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan/atau telah memenuhi kriteria dan kualifikasi untuk itu; atau, 3. Mereka yang telah memperoleh jenjang Pendidikan Menengah Umum dan memperoleh pengalaman nyata dalam profesi keteknikan untuk sekurang-kurangnya 7 (tujuh) tahun dan/atau telah memenuhi kriteria dan kualifikasi untuk itu. Pasal 12. Anggota Luar Biasa ialah : Badan/Organisasi/Perorangan yang memenuhi minat untuk mengembangkan profesi keteknikan. Pasal 13. 1. Pengurus Pusat menetapkan kriteria dan kualifikasi yang dimaksud oleh pasal 8, 9,10,11, dan 12 anggaran dasar ini dengan peraturan khusus yang dibuat untuk itu;

2. Pengurus Pusatdapat menetapkari Anggota Utama, Anggota Madya, Anggota Muda, dan Anggota Pratama berdasarkan kriteria dan kualifikasi yang dianggap memenuhi ketentuan pasal 8, 9, 10, 11, dan 12 anggaran dasar ini. BABV. ORGANISASl. Pasal 14. Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia secara operasionai mempunyai organisasi a. Tingkat Pusat, yang dipimpin oleh Pengurus Pusat; b. Tingkat Wilayah, yang dipimpin oleh Pengurus Wilayah; c. Tingkat Sub Wilayah, yang dipimpin oleh Pengurus Sub Wilayah. Pasal 15. 1. Pengurus Pusat merupakan pelaksana tertinggi organisasi; 2. Pengurus Pusat diangkat dan bertanggung jawab kepada Majelis; 3. Pengurus Pusat memegang jabatannya selama 5 (lima) tahun dan apabila sesudah masa jabatan tersebut belum terbentuk Pengurus Pusat yang baru, maka Pengurus Pusat yang lama tetap melaksanakan tugas dan wewenangnya sampai terbentuk susunan Pengurus Pusat yang baru; 4. Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua Umum, seorang Sekreiaris Jena'eral dan seorang Bendahara Umum; 5. Pengurus Pusat berwenang untuk mengesahkan susunan dan personalia Pengurus Wilayah dan Sub Wilayah; 6. Pengurus Pusat berwenang untuk mengisi personalia Pengurus Pusat yang kosong oleh karena sesuatu sebab; 7. Pengurus Pusat diwakili oleh Ketua Umum, atau bila Ketua Umum berhalangan, diwakili oleh salah seorang Wakil Ketua. Pasal 16. 1. Pengurus Wilayah/Sub Wilayah merupakan pelaksana organisasi pada tingkat Daerah Tingkat l/Daerah Tingkat II.

2. Pengurus Wilayah/Sub Wilayah sekurang-kurangnya terdiri dan seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan seorang Bendahara.

3. Pengurus Wilayah/Sub Wilayah diwakili oleh Ketua Wilayah/Sub Wilayah, atau apabila Ketua Wilayah berhalangan, diwakili oleh Waki Ketua. Pasal 17. Kelengkapan Organisasi dapat diadakan pada Tingkat Pusat, Wilayah dan Sub Wilayah sesuai dengan ruang lingkup kegiatan organisasi. berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam Anggaran Rumah Tangga atau peraturan khusus yang dibuat oleh Pengurus Pusat. BAB VI. DEWAN AHLITEKNIK INDONESIA. Pasal 18. 1. Dewan Ahli Teknik Indonesia bertugas untuk memberikan pengarahan, pertimbangan, saran atau nasehat kepada PenguruE Pusat. 2. Dewan Ahli Teknik Indonesia diangkat oleh Majelis untuk memegarc jabatan selama 5 (lima) tahun. 3. Dewan Ahli Teknik Indonesia sekurang-kurangnya terdiri dari seoranc Ketua. BAB VII. MAJELIS. Pasal 19. 1. Kekuasaan tertinggi organisasi terletak pada Majelis. 2. Majelis terdiri dari para Pimpinan dan Anggota Dewan Ahli Tekn^ Indonesia, para Pimpinan dan Anggota Pengurus Pusat, serta para Ketua Wiiayah. 3. Sidang Majeiis sekurang-kurangnya diselenggarakan satu kali dalarr 5 (lima) tahun. 4. Sidang Majelis diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusat; 5. Sidang Majelis menetapkan Garis-garis Besar Program Kerje Organisasi.

BAB VIII. MUSYAWARAH. Pasal 20. Konperensi merupakan musyawarah untuk membahas masalah-masalah penting bagi pembangunan Bangsa dan Negara yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat untuk sekurang-kurangnya sekali dalam waktu 2 (dua) tahun. Pasal 21. 1 . Sidang Majelis, Rapat Pengurus dan rapat-rapat lainnya hanya sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1/2 (setengah) dari anggota yang bersangkutan. 2. Apabila quorum yang dimaksud dalam pasal 21 ayat 1 anggaran dasar ini tidak dipenuhi, maka sidang Majelis, Rapat Pengurus dan rapat-rapat lainnya dapat ditunda untuk selama-lamanya 1 (satu) jam dan dianggap sah. 3. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. BAB IX. KEUANGAN. Pasal 22. Keuangan Perhimpunan ini diperoleh dari : a. uang pangkal dan uang iuran anggota; b. sumbangan yang sah dan tidak mengikat; c. usaha dan penerimaan lain yang tidak bertentangan dengan asas dan tujuan organisasi.

BAB X. PERUBAHAN ANGGARAN DASAR. Pasal 23. Perubahan anggaran dasar ini hanya dapat dilakukan oleh Sidang Majelis berdasarkan usul sekurang-kurangnya 1/3 (sepertiga) anggota Majelis atau usul Pengurus PuszTi yang kemudian disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua-pertiga) Anggota Majelis yang hadir dalam sidang tersebut. BAB XI. PEMBUBARAN. Pasal 24. Pembubaran Perhimpunan ini hanya dapat dilakukan oleh Sidang Majelis yang sengaja diadakan untuk itu dengan dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua-pertiga) Anggota Majelis yang hadir dalam sidang tersebut. BAB XII. PERATURAN TAMBAHAN. Pasal 25. Pengurus Pusat akan mengatur segala sesuatu yang belum ditetapkan oleh Anggaran Dasar ini dalam Anggaran Rumah Tangga dan/atau peraturan organisasi. BAB XIII. PENUTUP. Demikianlah Anggaran Dasar Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia. Anggaran Dasar ini disahkan oleh Sidang Majelis I Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia di Jakarta tanggal 29 Oktober 1994.

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN AHLITEKNIK INDONESIA


BAB1 PENDAHULUAN UMUM PASAL1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar yang berlaku dan oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Anggaran Dasar termaksud. PASAL 2 Dalam Anggaran Rumah Tangga ini dicantumkan : a. Hal-hal yang mempakan penjabaran ataupun cara pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar. b. Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar. PASAL 3 Terjemahan ke dalam bahasa Inggris dari organisasi ini yaitu : PERHIMPUNAN AHLI TEKNIK INDONESIA disingkat PATI adalah INDONESIAN SOCIETY OF ENGINEERS AND TECHNICIANS disingkat ISET. BAB 2 KETENTUAN PERILAKU KEPROFESIAN PASAL 4 Dalam melaksanakan darma bakti profesinya, setiap anggota wajib mentaati ketentuan-ketentuan dasar Kode Etik Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia yang dibentuk oleh Pengurus Pusat.

PASAL 5 Penilaian terhadap pelanggaran ketentuan perilaku Jceprofesian olehj Anggota PATI dilakukan oleh Badan Pertimbangan Anggota yang dibentuk oleh Pengurus Pusat. PASAL 6 Pedoman mengenai sanksi terhadap pelanggaran Ketentuan Perilaku Keprofesian ditetapkan oleh Sidang Majelis. BAB 3 KEANGGOTAAN PASAL 7 Permohonan untuk menjadi Anggota diajukan dengan mengisi formulij yang disediakan oleh Pengurus Wilayah di daerah tempat tinggai pemohon, sesuai dengan tatacara yang ditentukan oleh Pengurusj Wilayah berdasarkan petunjuk dari Pengurus Pusat. Ketentuan ini juga berlaku bagi Ahli Teknik Asing dengan terlebih dahulu dapat menunjukkam kartu identitas diri seperti pasport dan surat keterangan tempat bekerjj atau lainnya yang dianggap sah. PASAL 8 Permohonan kenaikan tingkat keanggotaan harus disertai dukungaJ sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota dari tingkat keanggotaail yang lebih tinggi 1 (satu) tingkat. PASAL 9 Bilamana seluruh persyaratan pendaftaran dipenuhi maka PenguruJ Wilayah akan menerbitkan rekomendasi yang ditujukan kepada PenguruJ Pusat untuk selanjutnya diproses dan ditetapkan tingkat keanggotaannyj oieh Pengurus Pusat. I

PASAL 10 Kepada pemohon akan diberikan surat pemberitahuan tentang keputusan tersebut pada Pasal 9 yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PATI. PASAL 11 Kepada Anggota yang telah menyelesaikan uang pangkal dan uang iuran akan diberikan Kartu Anggota yang berlaku iintuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Setelah itu Piagam Keanggotaan dapat diberikan sesuai dengan tingkat keanggotaan yang diperolehnya. PASAL 12 Kartu Anggota dan Piagam Keanggotaan dibedakan atas : a. Kartu Anggota ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PATI. b. Baik pada Kartu Anggota maupun Piagam Keanggotaan dicantumkan nomor dan tingkat keanggotaan PATI yaitu : Anggota Utama disebut Ahli Teknik UTAMA Anggota Madya disebut Ahli Teknik MADYA Anggota Muda disebut Ahli Teknik MUDA Anggota Pratama disebut Ahli Teknik PRATAMA Calon Anggota Anggota Luar Biasa. PASAL 13 Setiap anggota PATI berkewajiban untuk : a. Menjunjung tinggi kode etik dan menjaga nama baik perhimpunan. b. Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Pengurus dan semua ketentuan serta peraturan yang berlaku dalam perhimpunan. c. Membayar uang pangkal dan uang iuran anggota. d. Berperanserta secara aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh PATI.

PASAL 14 Di kantor Sekretariat Pengurus Pusat disimpan daftar anggota lengkaf dengan curriculum vitae setiap anggota yang dapat diperbarui oleJ anggota melalui pengesahan Pengurus Wilayah. PASAL 15 Keanggotaan dalam perhimpunan ini dapat berakhir oleh karena : a. Meninggal dunia. b. Dibubarkan, dalam hal anggota Luar Biasa Badan/Organisasi. c. Atas permintaan sendiri. d. Diberhentikan oleh Pengurus Pusat karena tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksudkan pada pasal 14. PASAL 16 Dalam hal keanggotaan berakhir oleh karena permintaannya sendir, maka anggota yang bersangkutan harus memberitahukan keinginannya kepada Pengurus Wilayah sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya dan untuk selanjutnya diteruskan oleh Pengurus Wilayah kepada Pengurus Pusat. PASAL 17 Pembekuan hak dan kewajiban anggota dapat dilakukan oleh Pengurus Wilayah untuk jangka waktu selamalamanya 3 (tiga) bulan dan diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan. PASAL18 I Dalam hal pembekuan hak dan kewajiban tersebut pada Pasal 18 maka Pengurus Wilayah wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pengurus Pusat.

PASAL 19 Pengurus Wilayah dapat melakukan pembatalan sementara keanggotaan, bilamana ternyata yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban ataupun dianggap merugikan nama baik PATI. BAB 4 STRUKTUR ORGANISASI Sebagaimana lampiran No. 1 yang merupakan dokumen yang tidak terpisahkan dari Anggaran Rumah Tangga ini, maka : PASAL 20 Organisasi PATI tingkat pusatterdiri: DEWAN AHLITEKNIK INDONESIA dan PENGURUS PUSAT yang dapat dilengkapi dengan antara lain Departemen-Departemen Kegiatan, Badan Pertimbangan Anggota, Panitia AdHoc, Badan Pendidikan & Latihan. PASAL 21 Organisasi PATI tingkat Wilayah terdiri dari :PENGURUS WILAYAH yang dapat dilengkapi dengan antara lain Penasehat Ahli, Komisi-Komisi Kegiatan, Panitia Ad-Hoc, Seksi Pendidikan & Latihan, Kelompok Keahlian/Satuan Tugas Kekaryaan dan Satuan-Satuan Organisasi Sub-Wilayah. PASAL 22 Bilamana dipandang perlu maka dapat dibentuk Pelaksana Harian yang bekerja berdasarkan atas Surat Perjanjian Kerja untuk kepentingan pelaksanaan tugas sehari-hari Pengurus baik ditingkat Pusat maupun ditingkat Pengurus Wilayah. Uraian Kerja dan Tata Kerja bagi Pelaksana Harian diaturoleh Pengurus dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan Harian; di tingkat pusat disahkan oleh Pengurus Pusat, di wilayah disahkan oleh Pengurus Wilayah, sedangkan di tingkat Sub Wilayah disahkan oleh Pengurus Sub Wilayah.

BAB 5 I KEPENGURUSAN I PASAL 23 I Pengurus bertugas untuk melaksanakan segala sesuatu yang diwajibkanl oleh Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Program Kerjal Organisasi, Keputusankeputusan dan Peraturan-peraturan Organisasil pada tingkat kepengurusan yang bersangkutan. I PASAL 24 I Ketua Umum sekurang-kurangnya adalah Anggota Madya, sedangkanl Ketua Pengurus Wilayah sekurang-kurangnya adalah Anggota Muda. I PASAL 25 Keanggotaan dalam kepengurusan berakhir oleh karena : meninggal dunia berhenti sebagai anggota PATI atas permintaannya sendiri berakhirnya masa kerja kepengurusan dengan terbentuknya kepengurusan yang baru. PASAL 26 Pengurus Pusat dapat merintis pendirian Pengurus Wilayah di suatul Daerah Tingkat I dimana sekurang-kurangnya terdapat 50 (lima puluh)! Anggota yang terdaftar. Apabila dipandang perlu Pengurus Wilayahl dapat membentuk satuan-satuan organisasi di bawah koordinasil kepengurusan. I PASAL 27 I Susunan Pengurus Wilayah dan satuan-satuan organisasi dibawahnyal disahkan oleh Pengurus Pusat. I 14 I

PASAL 28 Masa Jabatan Pengurus Wilayah dan satuan-satuan organisasi di bawahnya adalah 3 (tiga) tahun sejak tanggal pengesahan. BAB 6 RAPAT DAN REFERENDUM PASAL 29 Pengurus Pusat dapat mengadakan referendum sebagai pengganti Sidang Majelis, demikian pula Pengurus Wilayah dapat mengadakan referendum sebagai pengganti Rapat Anggota, untuk memperoleh keputusan tentang sesuatu hal. PASAL 30 Untuk sesuatu rapat atau referendum, Pengurus Pusat ataupun Pengurus Wilayah mengadakan Peraturan Tata tertib tersendiri. BAB 7 KEUANGAN PASAL 31 Besarnya uang pangkal dan uang iuran anggota ditetapkan oleh Pengurus Pusat dengan mempertimbangkan Tingkat Keanggotaan dan Faktor Wilayah dengan memperhatikan saran dari Pengurus Wilayah. PASAL 32 Uang Pangkal dan Uang Iuran dikirimkan ke Rekening Koran Pengurus Pusat. PASAL 33 Penggunaan dan Pengelolaan keuangan dilaksanakan berdasarkan atas pedoman Tata tertib Keuangan yang oleh Pengurus Pusat dan sesuai dengan arahan dari Sidang Majelis.

PASAL 34 Untuk setiap tahun takwin Pengurus menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran, serta membuat Laporan Keuangan. Laporanf pertanggungjawaban Keuangan dibuat pada akhir masa jabatannya. PASAL 35 Untuk setiap tahun takwin Pengurus Wilayah menyampaikan Rencana ; Kerja dan Anggaran, Laporan keuangan kepada Pengurus Pusat. PASAL 36 Pengurus dapat menunjuk Akuntan Publik untuk memeriksa dan meneliti Laporan Keuangan. PASAL 37 Pengurus dapat mencari sumber dana atau penerimaan lain yang sah dan tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku maupun tujuan perhimpunan ini. BAB 8 ATRIBUT ORGANISASI PASAL 38 Logo PATI adalah sebagaimana tercantum pada lampiran No. 2 yanj merupakan dokumen yang tidak terpisahkan dari Anggaran Rumah Tangga ini. PASAL 39 Stempel PATI ditetapkan oleh Pengurus Pusat sedangkan Bendera PATI ditetapkan oleh Sidang Majelis.

PASAL 40 Atribut-atribut PATI lainnya seperti Lencana, Buckle (yang antara lain dimaksudkan untuk safety Award), Cincin, Jepit Dasi, Manset, dan lain sebagainya akan diatur oleh Pengurus Pusat. BAB 9 KETENTUAN LAIN PASAL 41 Hal-hal yang belum diatur dan/atau belumcukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan oleh Pengurus Pusat. BAB 10 PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PASAL 42 Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat diubah sebagian atau seluruhnya oleh Sidang Majelis dengan persetujuan dari dua-per-tiga jumlah pemegang suara yang nadir. Demikianlah Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia ini disusun, berdasarkan Keputusan Sidang Majelis I PATI No. VI/SMI/PATI/1994 tanggal 29 Oktober 1994 tentang Anggaran Dasar Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia, untuk dapat hendaknya dipergunakan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia.

Lampiran Nomor 2 Anggaran Rumah Tangga PATI Tentang : LOGO PATI Ungkapan dari Logo 1. Bentuk persegi empat yang menjadi dasar logo mencerminkan ungkapan bahwasanya PATI dibentuk dan dikembangkan untuk dan PATI kepentingan pembangunan dan pengembangan teknologi. 2. Bentuk persegi empat dengan celah-celah mencerminkan simbol "Himpunan" sebagaimana sering ditemui pada mate-matika modern yang saling berkepentingan dengan teknologi modern, dan pada logo PATI dipergunakan untuk mengungkapkan makna Perhimpunan. 4 (em-pat) celah dan 4 (empat) keping-an segi 4 (empat) jenjang keang-gotaan PATI yang ada, yaitu Anggota Utama, Madya, Muda, dan Pratama. Sedangkan warna biru dipilih mengingat warna ini banyak dipergunakan untuk mencerminkan hal-hal yang berkaitan dengan dunia teknologi.

3. Grid berwarna abu-abu dipilih untuk member latar belakang dari Logo dengan pengertian bah-wasanya grid boleh dikatakan mewakili aspek penerapan tek-nologi ke dalam bentuk-bentuk komunikasi visual bagi upaya-upaya pelaksanaan produk-produk teknologi, antara lain dalam bidang engineering. Contoh plot plan : Geometric design Topo survey Sistem sumbu-sumbu koordinat ruang. Modul Struktur Bangun-an Modern. Sistem Screen Monitor TV dan Computer Matrix (Penjabaran Matematika Modern dan Pendekatan Teknik Tatalola Modern. Finite element Analysis Computer Spreadsheet dan Data Base Gambar-gambar Teknik lainnya. Dan lain-lain sebagai-nya. 4. Grid banyak dipergunakan oleh para ahli teknik/professional engineers sebagai alat bantu dalam tugas-tugasnya untuk menyebarkan dan menelaah gagasan-gagasan tekniknya.

5. Inisial dari Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia mempergunakan jenis huruf Helvetica yaitu Jenis huruf yang oleh seni grafis modern terbukti memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi selain berkesan tegas, lurus, dan sederhana, sebagai cermin dan pola berfikir Ahli Teknik sejati.

VISI, MISI, DAN PROGRAM PERHIMPUNAN AHLITEKNIK INDONESIA

Visi Ahli Teknik Indonesia : Memperkuat kemajuan dan kemandirian Bangsa dalam wujud masyarakat sejahtera Indonesia dengan budaya teknologi yang kuat dan tepat guna. Misi Ahli Teknik Indonesia : Turut berperan serta dalam membebaskan masyarakat dari belenggu keterbelakangan, tekanan dan penindasan, serta kenistaan dan kepapaan menuju masyarakat Indonesia yang maju, mandiri, dan sejahtera lahir dan bathin.

Program Aksi Ahli Teknik Indonesia :


Berperan dalam menggalang, menghimpun, dan memberdayakan segenap kekuatan bangsa untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusia Indonesia, melalui : 1. Pemanfaatan Teknologi yang telah ada untuk menanamkan etos kerja industrial dan meningkatkan efisjensi dan produktifitas, serta menanamkan kecintaan terhadap penggunaan produksi dalam negeri. 2. Penciptaan dan Pengembangan Teknologi yang diperlukan dalam setiap kegiatan masyarakat, guna meningkatkan nilai tambah pribadi dan produksi seluruh lapisan masyarakat, sehingga dapat mensejajarkan diri dengan bangsa lain dan survive dalam persaingan dunia, antara lain melalui upaya menggalakkan kegiatan Research dan Development dan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM). 3. Pemanfaatan Sumber Daya yang memiliki Keunggularl Komparatif seiiring dengan upaya peningkatan keunggulan daya \ saing serta percepatan transformasi budaya ke arah budaya I industrial, melalui pemberian masukan teknologi yang tepat dalarr I pengembangan potensi nasional. 4. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat melalui dan diserta 1 tumbuhnya strukturdunia usaha yang kuatdan memberikan seluas-1 luasnya peluang berusaha dengan masukan teknologi yang berperar I kuat sebagai pengikat antara usaha besar, menengah, dan kecil.

Você também pode gostar