Você está na página 1de 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DALAM KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA MATERI

GERAK LURUS DI KELAS XI IA 2 SMA NEGERI 3 LAMONGAN


DANI PRASETYA UTOMO NIM 083184229 PENDIDIKAN FISIKA, FMIPA UNESA ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan ketuntasan belajar siswa dan respon siswa menggunakan model pembelajaran (Direct Instruction) pada mata pelajaran Fisika materi Gerak Lurus di kelas XI IA 2 SMA Negeri 3 Lamongan. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa kelas XI IA SMA Negeri 3 Lamongan. dengan sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI IA 2 SMA Negeri 3 Lamongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan metode observasi, metode tes dilakukan dengan cara memberikan tes akhir (Post test) kepada siswa disetiap akhir pembelajaran. Metode observasi digunakan untuk memperoleh data aktivitas siswa melalui pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Metode ini digunakan untuk mengamati dan menilai aspek afektif dan kinerja siswa dalam pembelajaran. Data pokok yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fisika materi Gerak Lurus. Dari data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis sehingga didapatkan hasil pada putaran I adalah 82 % dan pada putaran II adalah 88 % siswa kelas XI IA 2 yang telah tuntas belajar pada mata pelajaran Fisika materi pokok Gerak Lurus. KATA KUNCI Direct Instruction, pembelajaran langsung, gerak lurus PENDAHULUAN Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Selama proses belajar mengajar, guru seharusnya senantiasa memperhatikan kebutuhan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar yang maksimum. Dalam menciptakan suatu atmosfer pendidikan yang mendukung dalam proses belajar mengajar ini, maka diperlukan suatu pengelolaan pengajaran dan kelas yang tepat. Salah satu cara dalam mengelola pengajaran dan kelas ini dapat diwujudkan dalam pemilihan ataupun penerapan suatu model atau strategi dalam pengajaran. Setiap model pengajaran tertentu mempunyai tujuan, sintaks, lingkungan serta sistem pengelolaannya. Setiap model pengajaran satu akan berbeda dengan model yang lain pula, sehingga sebagai seorang pendidik haruslah mengetahui cara yang tepat dalam pemilihan model pengajaran untuk diterapkan pada peserta didiknya. Salah satu model pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru adalah model pembelajaran langsung yang memungkinkan siswa untuk memiliki kecakapan personal maupun kecakapan sosial, karena dalam pembelajaran langsung ditekankan pada pemahaman konsep yang ditunjang dengan kegiatan eksperimen. Menurut Muhamad Nur pada pembelajaran langsung siswa diberikan aspek pengetahuan yang saling menunjang dalam proses memahami konsep yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) dalam ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran Fisika materi Gerak Lurus di kelas XI IA 2 SMA Negeri 3 Lamongan? 2. Bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran langsung (Direct Instruction) terhadap ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran Fisika materi Gerak Lurus di kelas XI IA 2 SMA Negeri 3 Lamongan? Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) dalam ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran Fisika materi Gerak Lurus di kelas XI IA 2 SMA Negeri 3 Lamongan. 2. Mendeskripsikan respon siswa kelas XI IA 2 SMA Negeri 3 Lamongan terhadap model pembelajaran langsung. KAJIAN TEORI Model Pembelajaran Langsung Menurut Mohammad Nur, (2000:3) dijelaskan bahwa model pembelajaran langsung (Direct Instruction) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.

Adanya tujuan pengajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian hasil belajar. 2. Sintaks atau tahapan keseluruhan dan alur kegiatan pengajaran. 3. Sistem pengelolaan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara berhasil. Para pakar teori belajar pada umumnya membedakan dua macam pengetahuan pada model pembelajaran langsung yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan tentang sesuatu sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan kegiatan belajar siswa tentang pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang tersusun dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. (Mohammad Nur, 2000:5) Dalam penerapan model pembelajaran langsung ada beberapa tahapan yang perlu ditempuh, yaitu : a. Fase 1 (menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa) Menjelaskan tujuan pembelajaran, latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar. b. Fase 2 (mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan) Mendemonstrasikan keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap, serta mengarahkan siswa dalam kegiatan eksperimen. c. Fase 3 (membimbing pelatihan) Merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal dalam kegiatan eksperimen. d. Fase 4 (mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik) Mengecek apakan siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberi umpan balik. e. Fase 5 (memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan) Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Pengelolaan Pengajaran dan Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas dan pengajaran adalah dua kegiatan yang sangat erat kaitannya, namun harus dapat dibedakan satu sama lain karena diantara keduanya mempunyai tujuan yang berbeda. Pengelolaan pengajaran merupakan semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran seperti menentukan entry behavior peserta didik,

menyusun rencana pelajaran, memberi informasi, bertanya, menilai dan sebagainya. Sedangkan pengelolaan kelas adalah suatu kegiatan yang merujuk pada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar seperti pembinaan rapor, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas dan seagainya. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pengelolaan pengajaran di dalam suatu kegiatan pembelajaran di kelas dapat diterapkan melalui suatu model pembelajaran yang tepat. Ketuntasan Belajar Belajar tuntas adalah suatu sistem belajar mengajar dimana siswa diharapkan menguasai secara tuntas yang telah dijabarkan dalam indikator dari suatu unit pelajaran. Belajar tuntas merupakan suatu pola pengajaran terstruktur yang bertujuan untuk mengadaptasikan pengajaran pada kelompok siswa yang besar (pengajaran klasikal) sedemikian rupa sehingga diberikan perhatian secukupnya pada perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara siswa. Khususnya yang menyangkut laju kemajuan atau kecepatan dalam belajar. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar tuntas merupakan sistem belajar mengajar yang direncanakan sedemikian rupa sehinggakelompok siswa yang besar dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas sesuai dengan indicator yang telah ditentukan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Reasearch atau Penelitian Tindakan Kelas yang merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakantindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakantindakan yang dilakukannya. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Lamongan kelas XI IA 2 Semester I dengan materi pokok Gerak Lurus. Sasaran Penelitian 1. Populasi Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa kelas XI IA SMA Negeri 3 Lamongan. 2. Sampel Sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI IA 2 SMA Negeri 3 Lamongan.

Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan dalam dua kali putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: Tahap 1. Perencanaan (planning) Tahap 2. Tindakan/ observasi Tahap 3. Refleksi Tahap 4. Revisi Berikut ini model visualisasi alur yang disusun oleh Stepen Kemmis dan Mc Taggar (dalam Jatmikoadiarti : 2002) menggambarkannya dalam siklus sebagai berikut :

4.

pembelajaran selanjutnya dapat berjalan lebih baik. Revisi Setelah mengetahui hasil refleksi pada kegiatan pembelajaran sebelumnya maka perlu dilakuakan revisi. Revisi ini bertujuan agar kegiatan pembelajaran selanjutnya dapat berjalan lebih baik.

Gambar 1. Penelitian Tindakan model Kemmis & Mc Taggar dalam Jatmiko : 2002 (Subqan, 2006:2004) Berdasarkan alur penelitian tersebut, maka penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa proses pada setiap putaran yang meliputi beberapa proses pada setiap putaran yang meliputi: 1. Rencana Awal Tahap ini merupakan tahap awal sebelum pengambilan data. Pada tahap ini direncanakan semua kegiatan yang akan menunjang kelancaran pengambilan data. 2. Tindakan/ Observasi Proses kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan indikator yang ingin dicapai siswa. Guru dalam kegiatan belajar mengajar ini menggunakan model pembelajaran langsung. Pada akhir pembelajaran diadakan test. Hasil dari setiap test merupakan kesimpulan dari pembelajaran yang dilaksanakan. selama kegiatan, ada pengamat yang mengawasi jalannya kegiatan belajar mengajar dengan mengisi lembar pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keterampilan proses sains siswa. Lembar pengamatan ini akan dipakai sebagai bahan refleksi oleh peneliti. 3. Refleksi Refleksi merupakan suatu masukan atau penilaian dari pengamat terhadap proses kegiatan mengajar yang telah dilakukan oleh peneliti, dengan harapan agar proses

Prosedur penelitian 1. Tahap perencanaan a. Survei ke SMA Negeri 3 Lamongan yang akan dipakai untuk pengambilan data penelitian. b. Menyusun proposal penelitian dengan persetujuan dosen pembimbing c. Mengidentifikasikan keperluan seperti sasaran penelitian, fasilitas yang dimiliki sekolah, materi yang akan diajarkan. d. Menentukan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran inkuiri. e. Menyusun perangkat dan instrumen penelitian seperti RPP, LKS yang telah divalidasi, buku siswa, soal test dan lembar observasi. 2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Putaran I Waktu: 90 menit Indikator belajar: a. Mengidentifikasi besaran perpindahan, kecepatan dan percepatan pada gerak lurus dengan menggunakan vektor b. Menentukan vektor posisi dari vektor kecepatan pada gerak lurus Kegiatan pembelajaran: a. Pendahuluan (10 menit) b. Kegiatan Inti (70 menit) c. Penutup (10 menit) 1. Merencanakan Hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah: a. Menyiapkan rencana pembelajaran b. Menyiapkan materi pelajaran c. Menyiapkan test Kegiatan dan pengamatan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan oleh peneliti dikelas XI IA SMAN 3 Lamongan dengan mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dibuat. Pengamatan dilakuakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini pengamat bertugas mengisi lembar observasi yang telah ditetapkan sesuai dengan petunjuk yang ada. Kegiatan yang diamati oleh pengamat antara lain mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dan keterampilan proses sains siswa.

2.

3.

4.

Refleksi Dari hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa diperoeh informasi yang menyangkut kelebiahan dan kekurangan pada putaran I. Revisi Rancangan Dari refleksi pada putaran I diperoleh adanya revisi rancangan untuk dilaksanakan pada putaran II.

4.

Angket respon siswa Angket ini digunakan untuk menilai apakah model pembelajaran dangan strstegi inkuiri dapat menarik minat siswa untuk belajar.

Putaran II Waktu: 90 menit Indikator belajar: a. Menentukan vektor kecepatan dari vektor percepatan pada gerak lurus b. Menentukan fungsi kecepatan dan posisi pada gerak lurus beraturan dengan analisis vektor c. Menentukan fungsi percepatan, kecepatan, dan posisi pada gerak lurus berubah beraturan dengan analisis vektor Kegiatan pembelajaran: a. Pendahuluan (10 menit) b. Kegiatan Inti (70 menit) c. Penutup (10 menit) 1. 2. Merencanakan Perencanaan pada putaran II secara umum sama dengan perencanaan pada putaran I Kegiatan dan Pengamatan Kegiatan dan pengamatan pada putaran II secara umum sama dengan putaran I dengan memperhatikan revisi pada puataran I. Sehingga kesalahan pada putaran I tidak terulang pada putaran II. Refleksi Dari hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar diperoleh informasi yang menyangkut kelebihan dan kekurangan pada putran II. Revisi rancangan Dari refleksi pada putaran II diperoleh adanya revisi rancangan.

Teknik Pengumpulan Data 1. Metode tes Metode tes pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan tes akhir (Post test) kepada siswa disetiap akhir pembelajaran. 2. Metode observasi atau pengamatan Metode ini digunakan untuk memperoleh data aktivitas siswa melalui pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Metode ini digunakan untuk mengamati dan menilai aspek afektif dan kinerja siswa dalam pembelajaran. HASIL PENELITIAN Keberhasilan belajar mengajar dan prestasi belajar siswa dapat diketahui melalui ketuntasan belajar siswa. Siswa dikatakan tuntas belajar jika nilai yang diperoleh nilai SKM (Standar Ketuntasan Minimal) sedangkan siswa dikatakan tidak tuntas belajar jika nilai yang diperoleh < nilai SKM. Setelah penulis menerapkan pembelajaran langsung, kemudian penulis mengadakan ulangan harian sebagai balikan maka diperoleh data sebagai berikut. Putaran I
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI IA 2 SMA Negeri 3 Lamongan pada Pelajaran Fisika Materi Gerak Lurus Pada Putaran I

3.

18% Tuntas Tidak Tuntas 82%

4.

Tabel Hasil Tes Formatif Siswa Putaran I No. 1 2 3 4 5 6 7 Uraian Nilai rata-rata kinerja ilmiah Nilai rata-rata pemahaman konsep Rata-rata nilai akhir Jumlah siswa yang tuntas belajar (NA SKM) Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar (NA < SKM) Persentase ketuntasan belajar siswa Persentase siswa yang tidak tuntas belajar Hasil Tes 82,5 73,0 78,0 28 6 82 % 18 %

Instrumen Penelitian 1. Lembar pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Lembar pengematan ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar. 2. Lembar Pengamatan Keterampilan Proses Sains Siswa Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengamati keterampilan proses sains siswa selama kegiatan belajar mengajar. 3. Soal Tes Hasil Belajar Tes ini dibuat berdaarkan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Tes ini untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi yang telah dipelajari.

Putaran II
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI IA 2 SMA Negeri 3 Lamongan pada Pelajaran Fisika Materi Gerak Lurus Pada Putaran II

12% Tuntas Tidak Tuntas 88%

Tabel Hasil Tes Formatif Siswa Putaran II No. 1 2 3 4 5 6 7 Uraian Nilai rata-rata kinerja ilmiah Nilai rata-rata pemahaman konsep Rata-rata nilai akhir Jumlah siswa yang tuntas belajar (NA SKM) Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar (NA < SKM) Persentase ketuntasan belajar siswa Persentase siswa yang tidak tuntas belajar Hasil Tes 77,4 84,6 81,0 30 4 88 % 12 %

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran langsung di kelas XI IA 2, penulis melakukan penilaian penilaian terhadap prestasi belajar siswa yang dilakukan pada dua aspek, yaitu aspek kinerja ilmiah dan aspek pemahaman konsep. Nilai kinerja ilmiah diambil dari nilai tugas kelompok (T1), tugas individu (T2), dan nilai terhadap partisipasi (P) siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Fisika materi pokok Gerak Lurus yang meliputi aspek kehadiran siswa dan keaktifan siswa di dalam kelas. Sedangkan nilai pemahaman konsep diambil dari nilai ulangan harian siswa. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar jika nilai yang diperoleh nilai SKM (Standar Ketuntasan Minimal) dan siswa dikatakan tidak tuntas belajar jika nilai yang diperoleh < nilai SKM. Hal ini disebut daya serap perorangan. Pada daya serap secara klasikal suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika di kelas tersebut terdapat 80% siswa yang memiliki nilai nilai SKM. Nilai SKM untuk mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 3 Lamongan adalah 75. Dari hasil penilaian kinerja ilmiah terhadap siswa kelas XI IA 2 bisa diketahui bahwa pada putaran I nilai rata-ratanya adalah 82,5 ( SKM) sehingga dapat dikatakan bahwa siswa kelas XI IA 2 telah tuntas dalam aspek kinerja ilmiah. Sedangkan pada aspek pemahaman konsep terdapat 6 siswa yang tidak tuntas dari total 34 siswa, dengan kata lain 28 siswa telah tuntas

belajar. Secara rata-rata nilai ulangan harian adalah 73 (< SKM) sehingga dapat dikatakan bahwa siswa kelas XI IA 2 belum tuntas dalam aspek pemahaman konsep. Dengan demikian persentasi ketuntasan belajar siswa adalah 82 %, nilai ini memenuhi persentasi ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 80 %. Pada putaran II nilai rata-ratanya adalah 77,4 ( SKM) sehingga dapat dikatakan bahwa siswa kelas XI IA 2 telah tuntas dalam aspek kinerja ilmiah. Sedangkan pada aspek pemahaman konsep terdapat 3 siswa yang tidak tuntas dari total 34 siswa, dengan kata lain 31 siswa telah tuntas belajar. Secara rata-rata nilai ulangan harian adalah 84,6 ( SKM) sehingga dapat dikatakan bahwa siswa kelas XI IA 2 telah tuntas dalam aspek pemahaman konsep. Dengan demikian persentasi ketuntasan belajar siswa adalah 82 %, nilai ini memenuhi persentasi ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 80 %. Hasil ini didapat dari persentasi nilai akhir (NA) yaitu jumlah siswa yang tuntas dibagi dengan jumlah seluruh siswa kemudian hasil tersebut dikalikan 100 %. Jadi dapat dikatakan bahwa siswa kelas XI IA 2 telah tuntas belajar secara klasikal pada mata pelajaran Fisika materi pokok Gerak Lurus. Meskipun demikian terdapat 12 % siswa yang tidak tuntas hal ini disebabkan oleh siswa yang tidak mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru pemula (penulis), selain itu karena siswa yang tidak pernah masuk sekolah (mengikuti pelajaran) karena alasan tertentu sehingga nilai tugas dan ulangan hariannya adalah nol. PENUTUP Simpulan Berdasarkan data-data yang diperoleh dan setelah dilakukan analisis, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ketuntasan belajar siswa kelas XI IA 2 dalam mata pelajaran Fisika materi Gerak Lurus dengan menerapkan model pembelajaran langsung (direct instruction) pada putaran I adalah 82 % dan pada putaran II adalah 88 % 2. Penerapan model pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang efektif. Meskipun pembelajaran berpusat pada guru tidak berarti guru mendominasi kegiatan pembelajaran, melainkan kesempatan menemukan informasi, pengetahuan, dan keterampilan tetap pada siswa. Saran Penulis berharap penelitian ini dapat dikembangkan lagi, tidak hanya cukup seperti ini. Penerapan model pembelajaran langsung akan lebih baik jika dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Jadi penerapan model pembelajaran

langsung harus disesuaikan dengan materi yang sesuai. Selain itu peran aktif guru dan siswa dalam pembelajaran langsung sangat diperlukan, serta peningkatan sarana dan prasarana laboratorium yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan praktikum. DAFTAR RUJUKAN Gulo, W. 2002. Strategi belajar mengajar. Jakarta: Grasindo. Hamalik, oemar. 2001. Strategi belajar. Jakarta: Bumi Aksara. Humaidi, Abdul Haris. 2009. BSE Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pustaka Insan Madani M. Uzer. 1991. Upaya Optimalisasi kegiatan Belajar mengajar. Bandung: remaja Roesdakarya. Masriah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: IKIP Surabaya. Moedjiono, dkk. 1998. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta Nur, Mohammad. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: UNIPRESS Prabowo. 1998. Metodologi Penelitian. Surabaya: IKIP Surabaya Roestiyah. 1991. Strategi belajar Mnegajar. Jakarta: Rineka Cipta Setiawan, Wawan dkk. 2010. Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) Untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), (http://file.upi.edu, diakses 27 Oktober 2011)

Você também pode gostar