Você está na página 1de 9

Laporan Praktikum Rangkaian Analog dan Digital Magister Pengajaran Fisika, 2011-2012 Modul 1 Electronic Workbench

Nama NIM E-mail Shift/Minggu Asisten Tanggal Praktikum : Hery Tri Setiyo : 90211013 : herytrisetiyo@yahoo.co.id : Senin / kesatu : Hari Purnama (10207006) Yudi Nugraha (10207059) : 6 Februari 2012 Abstrak Telah dilakukan praktikum tentang EWB (Electronic Workbench) di Laboratorium Fisika lanjut ITB. Praktikum ini bertujuan untuk mengenal tentang EWB dan menggunakan EWB untuk memodelkan rangkaian Low Pass Filter dan High Pass Filter. Dalam praktikum ini dibuat desain simulasi Rangkaian RC Low Pass Filter dan High pass Filter kemudian dilakukan pengukuran tegangan output pada sejumlah frekuensi tertentu. Dari analisa data berupa grafik diperoleh frekuensi Cut-off pada rangkaian Low pass filter sebesar 158,489 Hz dan pada rangkaian High pass Filter sebesar 2630,27 Hz. Nilai frekuensi cut-off ini tidak jauh berbeda dengan nilai dari hasil perhitungan. Kata Kunci : EWB, Low Pass Filter, High Pass Filter, frekuensi cut-off 1. Tujuan
a. Pengenalan

menahan (couple)/membuang (by pass) frekuensi tentang EWB EWB untuk (Electronic memodelkan lainnya. Untuk membuat rangkaian Filter pada umumnya dipergunakan Rangkaian komponen Filter pasif R dan C. dapat dikelompokkan

Workbench).
b. Menggunakan

rangkaian tapis Low Pass Filter dan High Pass Filter. c. Menghitung frekuensi cut-off pada rangkaian Low Pass Filter Dan High Pass Filter.
1. Teori Dasar

berdasarkan respose (tanggapan) amplitudonya menjadi 4 jenis, yaitu : a. b. c.


d.

Low Pass Filter (LPF) High Pass Filter (HPF) Band Pass Filter (BPF) Band Stop Filter atau Notch

Rangkaian Filter adalah suatu rangkaian yang dipergunakan untuk membuang tegangan output pada frekuensi tertentu. Pengertian lain dari filter adalah rangkaian pemilih frekuensi agar dapat melewatkan frekuensi yang diinginkan dan

Filter. Pada Praktikum ini hanya diperkenalkan 2 jenis rangkaian Filter saja.

a. Low Pass Filter (LPF)

Namun untuk rangkaian filter sering digunakan istilah Fungsi transfer atau Tanggapan Gambar 1 rendah merupakan cut-off amplitudo, Besar Tanggapan amplitudo dari dapat ditulis sebagai berikut : G() =voutvin= 1jC IR+1jCI= 11+jRC Bentuk fungsi transfer ini dapat dibuat lebih sederhana menjadi : G() = 1RC.1j+1RC = pj+p dengan : p= 1RC G() = p22+p2 - jpp2+2 : G() =20log voutvin dB G() = 20 log p22+p2 dB

(5) (4) (3)

Rangkaian Low Pass Filter atau bisa disebut rangkaian yang lebih tapis lolos dari rangkaian yang hanya melewatkan frekuensi rendah frekuensi (frekuensi potong). Diatas frekuensi tersebut outputnya mengecil (idealnya tidak ada). Artinya untuk frekuensi rendah tegangan keluaran sama dengan tegangan masukan, akan tetapi pada frekuensi tinggi isyarat keluaran diperkecil[1] . Rangkaian RC Low Pass Filter dan grafik tanggapan amplitudonya
[2]

ditunjukkan

pada

Gambar 1 berikut :

Jika diambil bagian realnya dB G()nya sebesar

Jika nilai << p maka nilai G() = 0. JIka nilai p maka nilai G() = -3 dB. Jika nilai 10p maka nilai G() -20 dB. JIka nilai >> p maka nilai G() = - .

(a)

Kemiringan =-20 dB/dekade

a. High Pass Filter


(b)

Rangkaian High pass Filter atau biasa disebut rangkaian tapis lolos tinggi adalah suatu rangkaian yang outputnya melewatkan

Gambar 1. (a) Rangkaian RC Low Pass Filter (b) Tanggapan amplitudo Low Pass Filter

frekuensi diatas frekuensi cut-off (frekuensi potong). Di bawah frekuensi ini outputnya mengecil (idealnya tidak ada). Artinya untuk frekuensi tinggi tegangan keluaran sama dengan tegangan masukan, akan tetapi pada frekuensi rendah isyarat keluaran diperkecil Rangkaian RC High pass Filter dan grafik tanggapan amplitudonya ditunjukkan pada Gambar 2 berikut[2] :

Rangkaian seri RC mirip dengan rangkaian pembagi tegangan dari dua buah hambatan seri, dimana tegangan outputnya adalah :
(1)

Penguatan tegangan didefinisikan sebagai Gain : G () = voutvin


(2)

fp = 12RC

(10)

(a)

(1)

1. Desain Simulasi Dalam praktikum ini desain simulasi yang gunakan seperti Gambar 3 berikut[2] :
a. Rangkaian Low Pass Filter

Kemiringan =+20 dB/dekade

(b) Gambar 2. (a) Rangkaian RC High Pass Filter (b) Tanggapan amplitudo High Pass Filter

Dalam

memanfaatkan

rangkaian

pembagi

tegangan, diperoleh tegangan outputnya adalah :


(6) (a)

Dengan demikian penguatannya adalah :


G= VoutVin

b. Rangkaian High Pass Filter

(7)

G() = jj+1RC Misalkan : p = 1RC , maka : G() = jj+p = 22+p2 + j .p2+p2 amplitudonya adalah : G() = 20 log 22+p2

(9) (8) Gambar 3. (a) Desain simulasi Low pass Filter (b) Desain simulasi High pass Filter (b)

Jika diambil bagian realnya maka tanggapan

Dalam praktikum ini

tegangan masukan (vin)

Jika nilai << p maka

nilai G() =

yang digunakan sebesar 10 V.

Jika nilai p maka nilai G() = -3 dB. Jika nilai 10pmaka nilai G() = - 20 dB. Jika nilai >> p maka nilai G() = 0. adalah Frekuensi cut-off / frekuensi potong 1. Pengolahan Data Data yang diperoleh dari desain simulasi kedua rangkaian Filter yang telah dibuat (data terlampir) yang (vout) selanjutnya berupa nilai frekuensi (f), dibuat grafik tanggapan

frekuensi dimana kurva turun 3 dB dari bagian yang rata, nilainya dapat dihitung dengan persamaan berikut :

tegangan masukan (vin) dan tegangan keluaran

amplitudo.

Grafik tanggapan amplitudo dari

penurunan pada frekuensi potong/frekuensi cutoff. Dari data yang diketahui, secara perhitungan nilai frekuensi cut-off dalam praktikum ini besarnya adalah: Rangkaian Low Pass Filter fp = 12RC fp = 12.10000.100.10-9 fp = 0,159.103Hz=0,159 kHz Rangkaian High Pass Filter fp = 12RC fp = 126.103.10.10-9 fp = 0,0265.105= 2,65 kHz Jika dilihat dari grafik Tanggapan amplitudo

kedua rangkaian filter adalah sebagai berikut :

(a)

pada gambar 4 didapatkan bahwa : Pada grafik rangkaian LPF (gambar 4a) ketika nilai G() = -2,99214 dB (-3
dB),

frekuensinya sebesar 158,489 Hz dimana nilai ini dianggap sebagai nilai frekuensi cut-offnya karena pada frekuensi ini kurva mengalami penurunan G() sebesar 2,99214 dB. Pada rangkaian HPF ketika nilai G() = -3,04714 dB (-3 dB), frekuensinya sebesar 2630,27 Hz, dimana nilai ini dianggap sebagai nilai frekuensi cut-offnya karena pada frekuensi ini kurva mengalami penurunan G() sebesar 3,04714 dB.
(b) Gambar 4. (a) Grafik Tanggapan amplitude LPF (b) Grafik Tanggapan amplitude HPF

Nilai frekuensi cut-off yang diperoleh dari hasil praktikum dari kedua rangkaian ternyata tidak jauh berbeda dengan nilai frekuensi cutoff dari hasil perhitungan. pada

2. Analisis

Dari

referensi

[3]

disebutkan

bahwa

rangkaian filter ketika p dengan nilai G() = -3 dB kurva tanggapan amplitudo mengalami
1. Pada rangkaian filter LPF maupun HPF kurva

tanggapan amplitudonya suatu saat akan 1. Kesimpulan Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan : mengalami penurunan nilai Gain sebesar 3 dB. Hal ini disebabkan karena rangkaian berfungsi memilih frekuensi tertentu untuk

dilewatkan dan menahan (couple)/membuang frekuensi lainya yang tidak diinginkan. Nilai frekuensi ketika kurva mengalami penurunan sebesar 3 dB disebut sebagai frekuensi cut-off/frekuensi potong.
2. Nilai frekuensi cut-off yang diperoleh dari

hasil analisis grafik adalah sebesar 158,489 Hz pada rangkaian LPF dan 2630,27 Hz pada rangkaian HPF. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan nilai frekuensi cut-off dari hasil perhitungan yaitu 0,159 kHz pada rangkaian LPF dan 2,65 kHz pada rangkaian HPF. Adanya perbedaan ini mungkin disebabkan oleh jumlah data yang diambil kurang banyak sehingga mempengaruhi hasil yang diinginkan. 1. Referensi
1. http://staff.ui.ac.id, 7 Februari 2012. 2. http://staff.uny.ac.id 7 Februari 2012. 3. Sutrisno, Elektronika Teori dan Penerapannya, Penerbit ITB, 1986. diakses pada tanggal diakses pada tanggal

tingkat ketelitian

LAMPIRAN
1. Data Pengamatan pada Rangkaian Low Pass Filter

Dengan nilai R = 10 k dan C = 100 nF No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 f (Hz) 36.307 8 38.018 9 40.738 47.863 53.703 2 64.565 4 66.069 3 104.71 3 112.20 2 138.03 8 151.35 6 158.48 9 194.98 4 288.40 3 1230.2 7 1584.8 9 2290.8 7 2754.2 3 Vin (volt) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Vpp (volt) 19.5 19.5 19.4 19.2 19 18.5 18.5 16.7 16.3 15.1 14.5 14.2 12.6 9.66 2.56 2.00 1.39 1.15 Vout (volt) 9.75 9.75 9.7 9.6 9.5 9.25 9.25 8.35 8.15 7.55 7.25 7.1 6.3 4.83 1.28 1.00 0.695 0.575 G() dB -0.2203 0.2410 1 -0.2756 0.3760 2 0.4682 9 -0.6617 -0.6905 1.5620 7 1.7522 3 2.4359 5 2.7975 8 2.9921 4 3.9810 1 6.3181 6 17.835 7 20.007 2 23.184 5 24.778 1

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

5623.4 1 6918.3 1 12589. 3 30199. 5 46773. 5 11481 5 26302 7 33884 4 77624 7 14454 40 15848 90 38018 90 1.1E+ 07

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

0.566 0.46 0.253 0.105 0.068 0.027 7 0.012 1 0.009 4 0.004 1 0.002 2 0.002 01 0.000 84 0.000 28

0.283 0.23 0.126 5 0.052 5 0.034 0.013 85 0.006 05 0.004 7 0.002 05 0.001 1 0.001 01 0.000 42 0.000 14

30.967 1 32.765 9 37.964 3 -45.564 -49.364 -57.164 -64.364 -66.564 -73.764 -79.164 -79.964 -87.564 -96.964

2. Data Pengamatan pada Rangkaian High Pass Filter Dengan nilai R = 6 k dan C = 10 nF No 1 2 f (Hz) 18.19 7 19.05 46 Vin (volt) 10 10 Vpp (volt) 0.137 0.144 Vout (volt) 0.068 5 0.072 G() dB -43.274 -42.874

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

19.95 26 22.38 72 26.30 27 29.51 21 30.90 3 32.35 94 33.88 44 43.65 16 83.17 64 87.09 64 102.3 29 169.8 24 181.9 7 263.0 27 275.4 23 389.0 45 1584. 89 1862. 09 2630. 27 2754. 23 3162. 28 4365. 16 5011. 87 13489 .6 15488 .2 24547 .1 16982 4

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

0.15 0.169 0.198 0.223 0.233 0.244 0.255 0.329 0.627 0.656 0.771 1.28 1.37 1.97 2.07 2.9 10.3 11.5 14.1 14.4 15.3 17.1 17.7 19.6 19.7 19.9 20

0.075 0.084 5 0.099 0.111 5 0.116 5 0.122 0.127 5 0.164 5 0.313 5 0.328 0.385 5 0.64 0.685 0.985 1.035 1.45 5.15 5.75 7.05 7.2 7.65 8.55 8.85 9.8 9.85 9.95 10

-42.474 -41.474 -40.074 -39.074 -38.674 -38.274 -37.874 -35.675 -30.078 -29.678 -28.28 -23.891 -23.294 20.115 9 -19.72 -16.766 -5.7992 -4.8134 -3.0471 -2.8501 -2.3137 -1.3649 -1.0725 -0.1648 -0.1256 -0.0504 -0.0011

30 31

27542 3 69183 1

10 10

20 20

10 10

-0.0004 -6E-05

Você também pode gostar