Você está na página 1de 4

ANGINA PEKTORIS STABIL Angina pektoris stabil (APS) adalah suatu sindroma klinis berupa rasa tidak nyaman

didada, rahang, bahu, punggung atau lengan yang timbul saat aktifitas atau stress emosional yang berkurang dengan istirahat atau nitrogliserin. Walaupun jarang, nyeri dapat dirasakan didaerah epigastrium. PATOFISIOLOGI :

DIAGNOSIS Gejala khas angina, mempunyai 4 gambaran kardinal (4 cardinal symtom) y Lokasi Didada dekat sternum (lokasi tersering), epigastrium sampai kerahang bawah atau gigi, bahu, lengan, sampai pergelangan tangan dan jemari. Rasa tidak nyaman berupa rasa berat, tertekan, tertindih, tercekik, atau rasa panas. Bisa disertai sesak nafas, mual, kecapekan dan gelisah. y Durasi Berlangsung singkat, tidak lebih dari 10 menit dan sering kurang dari beberapa menit. y Karakteristik Angina sering digambarkan sebagai nyeri tetapi, pasien sering datang dengan keluhan rasa tidak nyaman pada dada seperti rasa tertekan atau tercekik. Keluhan rasa tidak nyaman didada mungkin disertai dengan gejala lain, contohnya sesak napas, kelelahan dan rasa ingin pingsan. Gambaran klasik angina berupa, eksaserbasi setelah heavy meal dan peningkatan aktifitas. y Berhubungan dengan latihan Pada kebanyakan kasus, angina diprovokasi oleh peningkatan konsumsi oksigen selama latihan dan segera pulih dengan istirahat

KLASIFIKASI ANGINA CANADIAN CARDIOVASCULAR SOCIETY Kelas I Aktivitas sehari hari seperti jalan kaki, berkebun, naik tangga 1- 2 lantai dan lainlain tak menimbulkan nyeri dada. Nyeri dada baru timbul pada latihan yang berat, berjalan cepat serta terburu buru waktu kerja atau berpergian Kelas II Aktivitas sehari-hari sedikit terbatas, misalnya angina pektoris timbul bila melakukan lebih berat dari biasanya, seperti jalan kaki 2 blok, naik tangga lebih dari 1 lantai atau terburu-buru, berjalan menanjak. Kelas III Aktivitas sehari-harinyata terbatas, angina timbul bila berjalan 1-2 blok, naik tangga 1 lantai dengan kecepatan yang biasa. Kelas IV Ketidakmampuan melakukan aktifitas fisik apapun tanpa keluhan rasa nyaman atau angina saat istirahat KLASIFIKASI KLINIS NYERI DADA 1. Angina tipikal (pasti) memiliki 3 karakteristik berikut : y Rasa tidak nyaman didada substernal yang sesuai karakteristik dan durasi y Dicetuskan oleh aktifitas atau stress emosional y Berkurang dengan istirahat dan/atau nitrogliserin 2. Angina atipikal : memenuhi 2 ktiteria tersebut diatas 3. Nyeri dada non kardiak : memenuhi 1 kriteria atau tidak sama sekali. DIAGNOSA BANDING - refluks esofagus dan spasme - ulkus peptikum - batu empedu - gangguan muskuloskeletal - nyeri dada non spesifik yang berhubungan dengan anxietas

PEMERIKSAAN FISIK Tidak ada tanda-tanda spesifik untuk angina dan penemuan tergantung pada penyakit yang mendasarinya

PEMERIKSAAN NON INVASIF y y y y y y EKG saat istirahat EKG stress testing Ekokardiografi saat istirahat Stress ekokardiografi Myocardial perfusion scintigraphy Radionuclide angiography saat latihan

PEMERIKSAAN NON INVASIF UNTUK MENILAI KALSIFIKASI DAN ANATOMI KORONER y y Computed tomography Magnetic resonance arteriography

PEMERIKSAAN INVASIF Angiografi Koroner Indikasi : y angina pektosis stabil berat (CCS kls 3 & 4), dengan probabilitas tinggi dari pemeriksaan pendahuku, terutama jika terapi medis tidak adekuat untuk menhilangkan gejala y riwayat henti jantung y pasien dengan aritmia ventrikular yang berat y pasien yang sebelumnya pernah dilakukan revaskularisasi (PTCA & CABG) yang mengalami angina pektoris sedang dan berat yang berulang TERAPI Tujuan : a. Memperbaiki prognosis dgn cegah infark miokard dan kematian b. Mengurangi atau menghilangkan gejala. Manajemen umum : a. Pengendalian faktor risiko (stop merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia, riwayat keluarga) b. Pengendalian aktifitas fisik c. Batasi penggunaan alkohol terutama pasien hipertensi dan gagal jantung d. Mengontrol dampak psikologis pasien terhadap penyakitnya.

Medikamentosa : y Terapi farmakologis untuk memperbaiki prognosis pasien angina pektoris 1. Aspirin : 75-150 mg/hari 2. Statin, pada semua pasien PJK dan diberi dosis tinggi pada pasien risiko tinggi yang terbukti menderita PJK 3. ACE inhibitor, pada semua pasien dgn hipertensi, gagal jantung, disfungsi ventrikel kiri, riwayat infark sebelumnya dengan disfungsi ventrikel kiri atau DM 4. Beta bloker oral, pada pasien pasca infark atau dengan gagal jantung 5. Clopidogrel, pada pasien yang tidak bisa memakai aspirin y Terapi farmakologis untuk memperbaiki simtom dan/atau mengurangi iskemik pasien angina stabil : 1. Nitrogliserin masa kerja singkat untuk mengurangi simtom akut dan profilaksis situasional dengan instruksi penggunaan jelas 2. Beta 1 bloker dititrasi sampai dosis penuh 3. Jika intoleransi terhadap beta bloker atau kurang efikasi, dianjurkan monoterapi dengan calcium channel bloker (CCB), nitrat kerja panjang, atau nicorandil 4. Jika efek monoterapi beta bloker tidak sufisien, tambahkan CCB golongan dihydropyridin. Revaskularisasi miokardial 1. PCI (angioplasti koroner/AK) 2. CABG (bedah pintas koroner/BPK) Indikasi revaskularisasi : - Terapi medikamentosa gagal mengatasi gejala - Pemeriksaan non invasif menunjukkan risiko area substansial miokard - Besar kemungkinan tindakan akan berhasil dengan risiko morbiditas dan mortalitas yang dapat diterima - Pasien memilih intervensi dibanding medikamentosa dan diberi penjelasan lengkap tentang risiko sesuai kasus invidunya.

Você também pode gostar