Você está na página 1de 22

`., < _..

-l ,>l
`.!, ,, _ _l> _l> _.. _. _ls _ ,, ` _ _ l.
l1l!, _ l. _.. !. `l ,-, _ | _.. _-L,l _ :, _.-.`. _ |
_|| ,, _->l _ ,, _ _., _ .,s :| _l. ,, | l _ls _.>
. _1`.l!, _ ,, | ,. _|. _ `l ,-, !, < _, _ _ `l
.., !-`..l ,.!.l!, _ ,.!. ,.. .Ll > _ _.,l .,:!. _ _... ,.!,l _
-L. .>`. ,. N _
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,2. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah.3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,4. yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam[1589],5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.6.
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,7. karena Dia melihat dirinya serba
cukup.8. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).9. bagaimana pendapatmu tentang
orang yang melarang,10. seorang hamba ketika mengerjakan shalat[1590],11. bagaimana pendapatmu
jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,12. atau Dia menyuruh bertakwa (kepada
Allah)?13. bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?14.
tidaklah Dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?15. ketahuilah,
sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya[1591],16. (yaitu)
ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.17. Maka Biarlah Dia memanggil golongannya (untuk
menolongnya),18. kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah[1592],19. sekali-kali jangan,
janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
[1590] Yang dimaksud dengan orang yang hendak melarang itu ialah Abu Jahal, yang dilarang itu ialah
Rasulullah sendiri. akan tetapi usaha ini tidak berhasil karena Abu Jahal melihat sesuatu yang
menakutkannya. setelah Rasulullah selesai shalat disampaikan orang berita itu kepada Rasulullah.
kemudian Rasulullah mengatakan: "Kalau jadilah Abu Jahal berbuat demikian pasti Dia akan
dibinasakan oleh Malaikat".
[1591] Maksudnya: memasukkannya ke dalam neraka dengan menarik kepalanya.
[1592] Malaikat Zabaniyah ialah Malaikat yang menyiksa orang-orang yang berdosa di dalam neraka.

SURAH AL-ALAQ
(Makkiyah, 19 ayat, surah pertama)
Munasabah dengan surah sebelumnya (menurut tertib Usmani).
Pada surah sebelumnya Allah menjelaskan proses kejadian yang diciptakan-Nya dalam bentuk
yang paling baik. Pada surah ini Allah menjelaskan asal kejadian manusia yang diciptakan dari
segumpal darah (alaq). Hanya saja dalam surah ini dijelaskan tentang keadaan hari akhirat, yang
merupakan penjelasan bagi surah yang lalu.
Prolog Turunya Surah AlAlaq.
Disebutkan dalam hadis-hadis sahih, bahwa nabi saw. Mendatangi gua Hira (hira adalah
nama sebuah gunung di Makkah) untuk tujuan beribadah selama beberapa hari. Beliau kembali
kepada istrinya Siti Khadijah untuk mengambil bekal secukupnya. Hingga pada suatu hari
didalam gua beliau dikejutkan oleh kedatangan malaikat membawa wahyu Ilahi. Malaikat
berkata kepadanya, Bacalah! Beliau menjawab, Saya tidak bisa membaca. Perawi
mengatakan, bahwa untuk kedua kalinya malaikat memegang nabi dan menekan-nekannya
hingga nabi kepayahan, dan setelah itu dilepaskan. Malaikat berkata lagi kepadanya, Bacalah!
Nabi menjawab, Saya tidak bisa membaca, Perawi mengatakan, bahwa untuk ketiga kalinya
malaikat memegang nabi dan menekan-nekannya hingga beliau kepayahan. Setelah itu barulah
nabi mengucapkan apa yang diucapkan oleh malaikat, yaitu surah Al-Alaq ayat 1 5.
Para perawi hadis mengatakan, bahwa nabi saw, kembali kerumah Khatijah dalam
keadaan gemetar seraya mengatakan, Selimutilah akau, selimutilah aku, kemudian mereka
menyelimuti beliau hingga rasa takut beliau pun hilang. Setelah itu beliau menceritakan
semuanya kepada Khatijah. Lalu beliau berkata, Aku merasa khawatir terhadap diriku.
Khatijah menjawab, Jangan, bergembiralah! Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak akan
membuatmu kecewa. Sesungguhnya engkau adalah orang yang menyambungkan silaturrahmi,
benar dalam berkata, menanggung beban, gemar menyuguhi tamu dan gemar menolong orang
yang tertimpa bencana.
Kemudian Khadijah mengajak beliau menemui Waraqh ibnu Naufal ibnu Abdil Uzza
(anak paman Khadijah). Beliau adalah pemeluk agama Nasrani di zaman, pandai menulis Arab
dan menguasai baha Ibrani, serta pernah menulis Injil dalam bahasa Arab dari baha aslinya,
ibrani. Beeliau seorang yang sudah lanjut usia dan buta kedua matanya. Khadijah berkata
kepadanya, Hai anak paman! Dengarkanlah apa yang dikatakanan anak saudaramu ini.
Waraqah bertanya kepada nabi, Wahai anak saudaraku, apakah yang engkau saksikan?
Kemudian nabi saw menceritakan apa yang dialaminya kepadanya. Waraqah berkata, Malaikat
Namus (pakar ahli yang pandai) inilah yang pernah datang pada nabi Isa. Jika saja aku masih
kuat, dan jika saja aku masih hidup tatkala kaummu mengusirmu. Rasulullah saw bertanya,
Ya. Tidak seorang pun datang membawa apa yang kau bawa, melainkan ia akan dimusuhi. Jika
aku masih hidup dimasa itu, aku akan menolongmu sekuat tenaga. Tetapi tidak lama kemudian
ia wafat. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari dan Muslim.
Berdasarkan hadis yang lalu dapat disimpulkan bahwa permulaan surah ini merupakan
awal ayat-ayat Al-Quran diturunkan. Dan merupakan rahmat Allah pertama yang diturunkan
kepada hamba-Nya, serta khittab pertama ditujukan kepada Rasululah saw.
Akan halnya sisa surah ini diturunkan kemudian, yaitu setelah tersiarnya berita kerasulan
Muhammad saw, dan setelah beliau mengajak kaum Quraisy kepada keimanan terhadap Allah.
Sebagian mereka beriman kepadanya, namun sebagian besar mereka merasa jengkel kepada
mereka yang beriman sehingga tidak henti-hentinya menyakiti mereka. Mereka berupaya
mengembalikan kaum muminin kepada keingkaran atas nabinya dan apapun yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya.

PENJELASAN
`.!, ,, _ _ l >
bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menc iptakan,
(Bacalah) maksudnya mulailah membaca dan memulainya (dengan menyebut nama
Rabbmu yang menciptakan) semua makhluk.
Jadilah engkau orang yang bisa membaca berkat kekuasaan dan kehendak
Allah yang telah menciptakanmu. Sebelum itu beliau tidak pandai membaca dan
menulis. Kemudian datang perintah Ilahi agar beliau membaca, sekalipun tidak bisa
menulis. Dan Allah menurunkan sebuah kitab kepadanya untuk dibaca, sekalipun ia
tidak bisa menulisnya.
Kesimpulan sesungguhnya Zat yang menciptakan makhluk mampu
membuatmu bisa membaca, sekalipun sebelum itu engkau tidak pernah belajar
membaca.
Kemudian Allah menjelaskan proses kejadian makhluk melalui firman-Nya :
_ l > _. . _. _ l s _
_l> Dia menciptakan _.. manusia _. _ls dari segumpal darah
2. Dia telah menc iptakan manusia dari segumpal darah.
(Dia telah menciptakan manusia) atau jenis manusia (dari 'alaq) lafal 'Alaq bentuk
jamak dari lafal 'Alaqah, artinya segumpal darah yang kental.
Sesungguhnya Zat Yang Menciptakanan manusia, sehingga menjadi makhluk-
Nya yang paling mulia Ia menciptakannya dari segumpal darah (Alaq). Kemudian
membekalinya dengan kemampuan menguasai alam bumi, dan dengan ilmu
pengetahuannya bisa mengolah bumi serta menguasai apa yang ada padanya untuk
kepentingan umat manusia yang paling sempurna, yaitu nabi saw bisa membaca,
sekalipun beliau belum pernah belajar membaca.
Kesimpulan Sesungguhnya Zat Yang Menciptakan manusia dari segumpal
darah, kemudian membekalinya dengan kemampuan berpikir, sehingga bisa
menguasai seluruh makhluk bumi mampu pula menjadikan Muhammad saw. Bisa
membaca, sekalipun beliau tidak pernah belajar dan menulis.
,, ` _
bacalah ,, dan Tuhanmu ` amat mulia
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
(Bacalah) lafal ayat ini mengukuhkan makna lafal pertama yang sama (dan Rabbmulah
Yang Paling Pemurah) artinya tiada seorang pun yang dapat menandingi kemurahan-
Nya. Lafal ayat ini sebagai Haal dari Dhamir yang terkandung di dalam lafal Iqra'.

Kerjakan apa yang Aku perintahkan, yaitu membaca.
Perintah ini diulang-ulang, sebab membaca tidak akan meresap kedalam jiwa,
melainkan setelah berulang-ulang dan dibiasakan. Berulang-ulangnya perintah Ilahi
berpengertian sama dengan berulang-ulangnya membaca. Dengan demikian membaca
itu merupakan bakat nabi saw. Perhatikan firman Allah (AL-Ala, 87 : 6) berikut ini :
.1`. . _... _
6. Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa,
Kemudian Allah menyingkirkan halangan yang dikemukakan oleh Muhammad
saw. Kepada Malaikat Jibril, yaitu tatkala malaikat berkata kepadanya, Bacalah!
Kemudian Muhammad menjawab, Saya tidak bisa membaca. Artinya, saya ini buta
huruf tidak bisa membaca dan menulis. Untuk itu Allah berfirman :
,, `
Tuhanmu Maha Pemurah kepada orang yang memohon pemberian-Nya. Bagi-
Nya amat mudah menganugerahkan kepandaian membaca kepadamu berkat
kemurahan-Nya.
Kemudian Allah menambahkan ketentraman hati nabi saw. Atas bakat yang baru
ia miliki melalui firman-Nya :
_ l . l 1l!, _
_ yang l. Dia mengajar l1l!, dengan kalam
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
(Yang mengajar) manusia menulis (dengan qalam) orang pertama yang menulis dengan
memakai qalam atau pena ialah Nabi Idris a.s.
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Yang menjadikan pena sebagai sarana berkomunikasi antar sesama manusia,
sekalipun letaknya saling berjauhan. Dan ia tak ubahnya lisan yang bicara. Qalam atau
pena, adalah benda mati yang tidak bisa memberikan pengertian. Oleh sebab itu Zat
yang menciptakan benda mati bisa menjadi alat komunikasi sesungguhnya tidak ada
kesulitan bagi-Nya menjadikan dirimu (Muhammad) bisa membaca dan memberi
penjelasan serta pengajaran. Apalagi engkau adalah manusia yang sempurna.
Disini Allah menyatakan bahwa diri-Nyalah yang telah menciptakan manusia dari
alaq, kemudian mengajari manusia dengan perantaraan qalam. Demikian ini agar
manusia menyadari bahwa dirinya diciptakan dari sesuatu yang paling hina, hingga ia
mencapai kesempurnaan kemanusiaannya dengan pengetahuannya tentang hakekat
segala sesuatu. Seolah-olah ayat ini mengatakan, Renungkanlah wahai manusia!
Kelak engkau akan menjumpai dirimu telah berpindah dari tingkatan yang paling
rendah dan hina, kepada tingkatan yang paling mulia. Demikian itu tentu ada kekuatan
yang mengaturnya dan kekuasaan yang menciptakan kesemuanya dengan baik:.
Kemudian Allah menambahkan penjelasan-Nya dengan menyebutkan nikmat-
nikmatnya kepada manusia melalui firman-Nya :
l . _. . ! . ` l , - , _
l. Dia mengajarkan _.. Dia mengajar !. `l apa yang tidak ,-, tidak
diketahui
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(Dia mengajarkan kepada manusia) atau jenis manusia (apa yang tidak diketahuinya)
yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah, menulis dan berkreasi serta hal-
hal lainnya.
Sesungguhnya Zat Yang Memerinthakan rasul-Nya membaca Dialah Yang
Mengajarkan berbagai ilmu yang dinikmati oleh umat manusia, sehingga manusia
berbeda dari makhluk lainnya. Pada mulanya manusia itu bodoh ia tidak mengetahui
apa-apa. Lalu apakah mengherankan jika ia mengajarimu berbagai ilmu selain
membaca, sedangkan engkau memiliki bakat untuk menerimanya ?
Ayat ini merupakan dalil yang menunjukkan tentang keutamaan membaca, menulis dan
ilmu pengetahuan.
Sungguh jika tidak ada qalam, maka anda tidak akan bisa memahami berbagai ilmu
pengetahuan, tidak akan bisa menghitung jumlah pasukan tentara, semua agama akan
hilang, manusia tidak akan mengetahui kadar pengetahuan manusia terdahulu,
penemuan-penemuan dan kebudayaan mereka. Dan jika tidak ada qolam, maka
sejarah orang-orang terdahulu tidak akan tercatat baik yang mencoreng wajah sejarah
maupun yang menghiasinya. Dan ilmu pengetahuan mereka tidak akan bisa dijadikan
penyuluh bagi generasi berikutnya. Dan dengan qolam bersandar kemajuan umat dan
kreatifitasnya.
Dalam ayat ini terkandung pula bukti yang menunjukkan bahwa Allah yang menciptakan
manusia dalam keadaan hidup dan berbicara dari sesuatu yang tidak ada tanda-tanda
kehidupan padanya, tidak berbicara serta tidak ada rupa dan bentuknya secara jelas.
Kemudian Allah mengajari manusia ilmu yang paling utama, yaitu menulis dan
menganugerahkannya ilmu pengetahuan sebelum itu ia tidak mengetahui apa pun
juga. Sungguh mengherankan kelalaianmu, wahai manusia.
PENJELASAN AYAT AYAT SELAJUTNYA
Pada ayat-ayat yang lalu Allah menjelaskan tentang bukti-bukti ke-tauhid-an
Nya dan tanda-tanda kekuasaan-Nya, kebijaksanaan serta kerapian ciptaan-Nya.
Semua itu tampak jelas dan mustahil bagi orang yang berakal tidak memperhatikannya.
Pada ayat-ayat selanjutnya Allah menjelaskan penyebab yang mengantarkan
seseorang pada sikap berkepanjangan dalam ketakaburan dan pembangkangan, yaitu
cinta buta terhadap keduniawian. Hal inilah yang membutakan mata dan hatinya,
sehingga lupa kepada Penciptanya dan kepada tugas yang terpikul di pundaknya, yaitu
mengagungkan dan menghormati-Nya. Mestinya, tatkala ia berada dalam keadaan
kaya dan berkecukupan, banyak teman dan pendukung serta luas pengaruhnya ia
lebih membutuhkan Allah daripada ketika ia berada dalam keadaan miskin dan serba
kekurangan. Sebab dalam keadaan miskin, tidak ada yang diharapkan selain
keselamatan jiwa. Akan halnya dalam keadaan kaya, maka ketika ia mengharapkan
kelestarian kekayaannya serta keselamatan harta benda, teman-teman dan semua
pemiliknya.
Tidaklah ia mengetahui bahwa kelak ia akan dikembalikan kepada Tuhannya,
dan akan diperhitungkan serta dibalas amal perbuatannya ?. Itulah manusia. Ia
memang terlalu bodoh, hingga berani memerintahkan dan melarang serta
mengharuskan orang lain menurut kepadanya. Padahal sesudah itu ia berpaling dari
ketaatan kepada Tuhannya.
Bukanlah seharusnya, ia mencari hidayah dan mawas diri? Bagi orang yang
berakal waras, berpengaruh, kaya dan terhormat dan banyak pendukungnya tentu ia
lebih memilih jalan hidayah dan menghiasi dirinya dengan akhlak kaum salihin. Hal ini
lebih baik dan lebih patut bagi dirinya.
Sesungguhnya Kami akan menurunkan siksaan yang keras kepadanya didunia
dan akan kami hinakan dia pada hari pemeriksaan dan hisap. Biarkanlah dia
memanggil golongannya (orang-orang yang mendustakan Allah). Sesungguhnya
mereka tidak akan mampu menolongnya.
Kemudian Allah mengakhiri surah ini dengan memerintahkan nabi-Nya agar giat
beribadah kepada-Nya dan menyampaikannya kepada umatnya. Semua itu untuk lebih
mendekatkan diri kepada Tuhannya.
| _. . _ -L , l _
sekali-kali tidak | sesungguhnya _.. manusia _-L,l benar-benar
melampau batas
_.. - Al Insan : maksudnya, salah seorang dari mereka.
_-L,l - Yatga : takabur dan membangkang.
6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
(Ketahuilah) artinya memang benar (sesungguhnya manusia benar-benar melampaui
batas)
: , _ .- .`. _
:, karena ia melihatnya _.-.`. dia serba cukup
7. Karena Dia melihat dirinya serba c ukup.
(karena dia melihat dirinya) sendiri (serba cukup) dengan harta benda yang
dimilikinya; ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal. Dan lafal Ra-aa
tidak membutuhkan Maf'ul kedua; dan lafal An Ra-aahu berkedudukan sebagai
Maf'ul Lah.
Ketahuilah ! Sesungguhnya perilaku manusia itu mengherankan sekali. Manakala
merasa dirinya kaya dan berkecukupan, ia keluar dari batasan yang telah digariskan
kepadanya. Ia membangkang dan takabur kepada Tuhannya, gemar menyakiti
oranglain serta merasa lebih tinggi dari manusia yang lain. Padahal ia dengan
masyarakatnya tidak bisa dipisahkan, ia harus bertolong-menolong sesama anggota
masyarakat, baik dalam keadaan sejahtera maupun ditimpa bencana. Ia harus berbuat
baik kepada masyarakatnya, sebagaimana ia mengharapkan kebaikan bagi dirinya.
Imam Bukhari meriwayatkan :

Orang mumin terhadap orang mumin (lainya) bagaikan bangunan satu dengan lainya saling
menguatkan.
Dan diriwayatkan tentang sahabat Ali ketika menasihati putranya Al-Hasan,
Cintailah kebaikan untuk orang lain, sebagaimana engkau menyintainya untuk dirimu
sendiri. Dan bencilah sesuatu untuknya, sebagaimana engkau sendiri membencinya.
Kebiasaan yang berlaku di kalangan manusia, pada galihnya mendasarkan pada
kebiasaan yang ada pada individu-individunya. Kecuali kekayaan dan kekuatan yang
berada ditangan Atqiya (mereka yang bertaqwa), sesungguhnya merupakan sarana
kebaikan dan penyebab utama yang bisa mengantarkan mereka kepada kebahagiaan
dunia dan akhirat. Sebab mereka menggunakannya pada jalan yang diridhai-Nya dan
yang mendatangkan manfaat bagi kehidupannya. Baik kehidupan beragama maupun
kehidupan dunia.
| _ || ,, _ ->l _
| sesungguhnya _|| kepada ,, Tuhanmu _->l tempat kembali
_->l Ar-Raji, Al-Marji dan Ar-Ruju : tempat kembali
8. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).
(Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah) hai Manusia (tempat kembali) yakni
kembali kalian nanti, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepada orang yang
melampaui batas sesuai dengan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Di dalam
ungkapan ini terkandung ancaman dan peringatan buat orang yang berlaku melampaui
batas.
Sesungguhnya tempat kembalimu hanyalah kepada Tuhanmu. Dialah yang memiliki
dirimu dan apa yang kau miliki. Akan menjadi jelas apa yang engkau dustakan,
manakala engkau keluar dari kehidupan ini. Engkau akan tampak hina dina dan segala
amal perbuatanmu akan diperhitungkan, baik yang sedikit atau banyak dan yang besar
ataupun kecil sebagaimana diungkapkan oleh Firman Allah (Ibrahim, 14 : 42-43) :
_,.`>. < .s !.s `_.-, _.l.Ll !..| >`>`, ,,l
_>: , `.., __ _,-L`. _-.1`. .',' .., ,l|
`L :.: ",> __
42. dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh
orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada
waktu itu mata (mereka) terbelalak,
43. mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka
tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong.
Kemudian Allah mengiringi penjelasan-Nya yang lalu dengan ancaman, peringatan dan
rasa heran melalui Firman-Nya :
, , _ _ . , _
,, apakah kamu lihat/ pendapatmu _ yang/ orang _., ia melarang
,, Araaita : berilah saya kabar. Yang dimaksud dengan meminta kabar disini ialah
mengingkari kenyataan berita dan mencelanya, sebagaimana terdapat pada firman Allah (Al-
Maun, 107 : 1) :
,, _ ,.>`, _!,
(Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?)

9. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,
(Bagaimana pendapatmu) lafal Ara-ayta dan dua lafal lainnya yang sama nanti
mengandung makna Ta'ajjub (tentang orang yang melarang) yang dimaksud adalah
Abu Jahal.
., s :| _l .
.,s seorang hamba :| apabila/ ketika _l. ia mendirikan sholat
10. Seorang hamba ketika mengerjakan shalat[1590],
(Seorang hamba) yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. (ketika dia
mengerjakan salat.)
[1590] Yang dimaksud dengan orang yang hendak melarang itu ialah Abu
Jahal, yang dilarang itu ialah Rasulullah sendiri. akan tetapi usaha ini tidak
berhasil karena Abu Jahal melihat sesuatu yang menakutkannya. setelah
Rasulullah selesai shalat disampaikan orang berita itu kepada Rasulullah.
kemudian Rasulullah mengatakan: "Kalau jadilah Abu Jahal berbuat demikian
pasti Dia akan dibinasakan oleh Malaikat".
, , | l _ l s _ .>
,, apakah kamu lihat | l jika dia adalah _ls _.> diatas petunjuk
yang benar
11. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas
kebenaran,
(Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu) (berada di atas kebenaran)
. _ 1`.l!, _
atau . ia menyusuh _1`.l!, dengan bertaqwa
12. Atau Dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
(Atau) huruf Au di sini menunjukkan makna Taqsim (dia menyuruh bertakwa.)

,, _ _., _ .,s :| _l. ,, | l _ls _.> . _1`.l!,
_

Ceritakanlah kepada-Ku tentang keadaan si zalim ini ?. Jika ia menghiasi dirinya
dengan pekerti yang saleh, mengajak kepada kebajikan dan takwa kepada Allah
bukanlah hal itu lebih baik baginya daripada kekufuran dan melarang orang lain berlaku
taat kepada-Nya. Sesungguhnya hal itu menghilangkan kesempatan untuk memperoleh
derajat yang tinggi. Dan kini ia lebih suka memilih derajat yang paling rendah dan hina.
Kesimpulan Bukankah lebih baik baginya jika ia mencari petunjuk dan memberi
petunjuk orang lain kepada pekerti yang baik dan terpuji?. Demikianlah perilaku
Rasulullah saw. Terkadang ia memperbaiki dirinya dengan melakukan berbagai ibadah,
seperti salat, puasa dan lain sebagainya. Namun pada saat yang lain beliau
memperbaiki orang lain dengan perintah dan ajakan bertakwa.
, , | ,. _| . _
,, apakah kamu lihat/pendapatmu | ,. jika dia mendustakan _|.
dan dia berpaling
13. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan
berpaling?
(Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakannya) yakni
mendustakan Nabi saw. (dan berpaling) dari iman?
` l , - , !, < _ , _
`l apakah tidak/ tidahkah ,- , dia mengetahui !, bahwa sesungguhnya <
Allah _, Dia melihat
14. Tidaklah Dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala
perbuatannya?
(Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat) apa yang dilakukannya
itu; artinya Dia mengetahuinya, karena itu Dia kelak akan memberi balasan
kepadanya dengan balasan yang setimpal. Maka sudah sepatutnya kamu hai orang
yang diajak berbicara untuk merasa heran terhadap orang yang melarang itu, karena
ia melarang Nabi melakukan salat, padahal orang yang dilarangnya itu berada dalam
jalan hidayah dan memerintahkan untuk bertakwa. Yang amat mengherankan lagi
ialah bahwa yang melarangnya itu mendustakannya dan berpaling dari iman.

,, | ,. _| . _ `l ,-, !, < _, _


Ceritakanlah kepada-Ku tentang keadaan si kafir ini? Sesungguhnya ia mengingkari
bukti-bukti ke-tauhid-an yang telah jelas dan tanda-tanda kekuasaan-Nya yang nyata
serta berpaling dari ajakanmu dan tidak mau mendengarkan petunjukmu. Bahkan ia
mengajak orang lain berbuat seperti dirinya. Tidakkah ia merasa takut kepada hari
kiamat, yaitu hari di saat itu ia tidak akan mampu menahan siksaan-Nya? Tidaklah ia
memliki akal yang menunjukinya bahwa Pencipta alam semestabini memonitor segala
tingkah lakunya? Dan bahwa Dia adalah Hakim yang tidak akan melupakan akan
siksaan-Nya kepadanya ? Dia pasti akan menghukum si kafir sesuai dengan kejahatan
yang dilakukannya.
Dalam ayat tadi jelas terkandung ancaman dan peringatan bagi mereka yang berlaku
maksiat dan berbuat dosa.
Kemudian Allah menambahkan ancaman dan peringatan-Nya melalui firmannya :
_ `l .. , !- `. . l ,.!.l!, _
sekali-kali tida _ `l sungguh jika tidak .., dia berhenti
!-`..l niscaya Kami pegang ,.!.l!, dengan ubun-ubun

As-Safu : menarik dengan sekuat tenaga.


An-Nasiyah : rambut kepala bagian depan (ubun-ubun). Yang dimaksud adalah


mengalahkannya dan menghinakannya dengan berbagai siksaan yang keras.
15. Ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya
Kami tarik ubun-ubunnya[1591],
(Sekali-kali tidaklah demikian) kalimat ini mengandung makna hardikan dan cegahan
baginya (sungguh jika) huruf Lam di sini menunjukkan makna qasam atau sumpah (dia
tidak berhenti) dari kekafiran yang dilakukannya itu (niscaya Kami akan tarik ubun-
ubunnya) atau Kami akan seret dia masuk neraka dengan cara ditarik ubun-ubunnya.
[1591] Maksudnya: memasukkannya ke dalam neraka dengan menarik
kepalanya.
,.! . ,.. .Ll > _
,.!. ubun-ubun ,.. pendusta .Ll> salah/ durhaka
16. (Yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
(Yaitu ubun-ubun) lafal Naashiyatan adalah isim Nakirah yang berkedudukan
menjadi Badal dari isim Ma'rifat yaitu lafal An-Naashiyah pada ayat sebelumnya
(orang yang mendustakan lagi durhaka) makna yang dimaksud adalah pelakunya; dia
disifati demikian secara Majaz.

_ `l .., !-`..l ,.!.l!, _ ,.!. ,.. .Ll > _

Sungguh si kafir ini tidak akan bisa berketursan dalam kebodohan, ketakaburan dan
kezaliman. Aku bersumpah, jika tidak berhenti dari kesesatan dan tidak berhenti
melarang orang salat. Aku akan menghukumnya dengan berbagai siksaan yang pedih.
Ingatlah ! Sesungguhnya ia pembohong, karena berbangga dengan kekuatan yang
dimilikinya. Lupakanlah dia, bahwa dirinya berada dalam genggaman kekuasaan-Nya?.
Ia menkhayalkan sesuatu yang tidak akan pernah menjadi kenyataan. Ia salah, karena
melanggar ketentuan yang telah digariskan untuk dirinya dan membangkang dari
perintah Tuhannya.
Kebohongan dan kedurharkaan dinisbahkan kepada ubun-ubun, pembohong dan
pendurhaka sebagai pemilik ubun-ubun. Sebab di dalam ubun-ubun itulah sumber
kebohongan dan ketakaburan.
Kemudian Allah memerintahkan si kafir sebagai celaan dan hinaan agar memanggil
pembela dan penolong yang ahli dari kaumnya. Untuk itu Allah berfirman pada ayat
berikutnya :
_. ,l . ,:! . _
_.,l hendaklah dia memanggil .,:!. kaumnya/ golongannya

An-nadi : tempat berkumpul kaum. Dan suatu tempat yang belum beranggota, belum
bisa disebut Nadi . sebagaimana dikatakan oleh seorang penyair :
#

Mereka (kaum yang dipujinya) memiliki tempat-tempat (yang anggotanya) berwajah indah dan
nadi-nadi di dalamnya sebagai tempat aktivitas mereka.
17. Maka Biarlah Dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
(Maka biarlah dia memanggil golongannya) yakni teman-teman senadinya; Nadi
adalah sebuah majelis tempat mereka memusyawarahkan sesuatu perkara.
Sesungguhnya orang yang melarang itu mengatakan kepada Nabi saw. sewaktu dia
mencegahnya dari melakukan salat, "Sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa
tiada seseorang pun di Mekah ini yang lebih banyak teman senadinya daripada aku.
Sesungguhnya jika kamu mau meninggalkan salat, aku benar-benar akan memberikan
kepadamu, kuda-kuda yang tak berpelana dan laki-laki pelayan sepenuh lembah ini."
_. . . ,.! ,l _
_... kelak Kami memanggil ,.!,l Zabaniyah
,.!,l Az-Zabaniyah : bentuk tunggalnya Zibniyah dan zibny. Artinya, para malaikat yang
ditugaskan oleh Allah untuk menyiksa makluknya yang berbuat maksiat.
18. kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah[1592],
(Kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah) mereka adalah malaikat-malaikat
yang terkenal sangat bengis lagi kejam, untuk membinasakannya, sebagaimana yang
telah disebutkan di dalam salah satu hadis, yaitu, "Seandainya dia benar-benar
memanggil golongan senadinya, niscaya dia akan diazab oleh malaikat Zabaniyah
secara terang-terangan."
[1592] Malaikat Zabaniyah ialah Malaikat yang menyiksa orang-orang yang
berdosa di dalam neraka.

_.,l .,:!. _ _... ,.!,l _

Maka biarkanlah ia memanggil golongannya, yaitu mereka yang mencegah orang yang
ikhlas melakukan salat dan menyakiti ahli hak dan salihin. Jika ia sungguh-sungguh
melakukannya, maka ia telah mengundang murka Allah dan siksaan-Nya. Dan kami
akan panggilkan bala tentara Kami yang gagah perkasa untuk melawan dan
menghancurleburkan mereka, kemudian Kami campakkan mereka ke dalam neraka.
Yang dimaksud dengan bala tentara adalah malaikat yang menerima tugas khusus dari
Allah untuk menyiksa makhluk-Nya yang berbuat dosa. Mereka dikenal dengan nama
Malaikat Zabaniyah, karena mereka menggiring orang-orang kafir dan mencampakkan
mereka kedalam neraka.
Diriwiyatkan bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasullulah saw, tatkala beliau
berkata keras kepadanya. Hai Muhammad! Dengan siapakah engkau mengancamku?
Sesungguhnya aku orang yang paling besar di lembah ini (Makah)
Diriwiyatkan pula bahwa ia pernah berkata pula, Jika engkau melihat Muhammad
melakukan salat di kabah, niscaya aku injak lehernya. Ketika kabar itu sampai kepada
Muhammad saw., beliau menjawab, Sungguh jika ia berani melakukan hal itu, niscaya
ia akan dilawan oleh malaikat.
Kemudian Allah memperkeras ancaman-Nya kepada kaum kuffar atas kekerasan,
ketakaburan dan keingkaran mereka terhadap kekuasaan-Nya, yang mengancam
mereka. Untuk itu Allah berfirman :

-L. .>`. , . N _
sekali-kali tidak -L. jangan kamu patuh kepadanya .>`. dan sujudlah
,. dan dekatkan lah N .
19. Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan
dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).
(Sekali-kali tidaklah demikian) kalimat ini mengandung hardikan dan cegahan baginya
(janganlah kamu patuhi dia) hai Muhammad untuk meninggalkan salat (dan sujudlah)
maksudnya salatlah demi karena Allah (dan mendekatlah) kepada-Nya dengan
melalui amal ketaatan.

Sungguh ia tidak akan sampai kepada dugaannya, sekalipun ia dibantu oleh kaumnya.
Dan jika ia memanggil kaumnya, mereka tidak akan mampu mendatangkan manfaat
dan pertolongan kepadanya. Sesungguhnya mereka lebih rendah dan lebih hina untuk
melawanmu. Janganlah engkau turuti laranagan mereka untuk beribadah kepada
Tuhan-mu, sebagaimana bunyi firman Allah dalam ayat berikut ini (Al-Qalam, 68 : 8) :
_L. _,,.>.l _
Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah).
Tetapi sibukkanlah dirimu dengan melakukan ibadah kepada-Nya, sampaikan risalah-
mu kepada umat manusia, ber-taqarrub-lah kepada-Nya dan jangan meninggalkan
salat. Sesungguhnya pendekatan yang paling dekat bagi seorang hamba kepada
Tuhannya, adalah di kala melakukan salat.
Ya Allah, ya Tuhan kami, limpahkanlah salawat dan salam-Mu kepada orang yang Engkau
perintahkan ber-taqarrub kepada-Mu dan Engkau cegah dia dari laku taat kepada musuh-Mu yang
keras dan takabur.

Butir-butir Bahasan Dalam kandungan Surah.
1. Hikmah Allah dalam penciptaan manusia dan bagaimana Dia
menciptakannya dari sel-sel yang amat kecil hingga menjadi manusia yang
mampu menguasai dunia.
2. Dengan kemurahan, keagungan dan kebaikan-Nya Dia mengajarkan
kepada manusia berbagai hal yang belum pernah diketahuinya dan
melimpahkan kepadanya berbagai ilmu pengetahuan, sehingga ia berkuasa
atas makhluk bumi lainnya.
3. Penjelasan bahwa manusia telah melupakan nikmat Allah yang melimpah
kepadanya. Dan tatkala merasa dirinya kaya menjadi keras, sombong dan
takabur.

Você também pode gostar