Você está na página 1de 10

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi Matematika

Institut Teknologi Bandung

Koko Martono

Institut Teknologi Bandung 2007

atematika dipandang sebagai suatu ilmu pengetahuan dengan pola berpikir yang sistematis, kritis, logis, cermat, dan konsisten, serta menuntut daya kreatif dan inovatif. Meskipun banyak yang menganggapnya abstrak, berbagai konsep dan teori matematika muncul dan disusun dari fenomena nyata untuk memecahkan masalah dalam situasi nyata. Matematika mempunyai peranan besar dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi karena memiliki keunggulan dan keampuhannya sebagai berikut. Bahasa dan aturan dalam matematika terancang dengan baik dan konsisten. Struktur jaringan informasi matematika sangat kuat dengan pola penalaran yang jelas dan sistematik. Matematika digunakan sebagai suatu cara pendekatan untuk mempelajari berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika digunakan sebagai suatu alat bantu untuk memecahkan masalah berbagai bidang ilmu dan kehidupan sehari-hari. Matematika digunakan untuk melihat berbagai masalah dalam suatu model yang kompak.

Pola berpikir yang sistematis, kritis, logis, cermat, dan konsisten menyebabkan matematika mempunyai struktur yang kokoh dan harmonis, antara suatu hasil dan lainnya tidak saling bertentangan. Dengan pola berpikir yang demikian matematika seringkali dipandang sebagai sekolah berpikir bagi mereka yang mempelajarinya. Kajian topik matematika merupakan suatu rantai kokoh yang saling terkait dan berkesinambungan, topik yang satu menunjang lainnya. Hakikat matematika secara singkat dapat diwakili oleh beberapa karakteristik matematika berikut ini. Keterkaitan erat antara belajar matematika dengan pola bernalar, belajar matematika harus dengan bernalar dan bernalar hanya dapat dihayati dengan belajar matematika. Konsep dan teori matematika dirancang dan dikembangkan dengan pola berpikir induktif dan deduktif serta menggunakan berbagai teknik dan manipulasi matematika. Banyak teori matematika yang muncul karena dipicu oleh kebutuhan akan pemecahan masalah dalam situasi nyata. Aspek teori dan penerapannya merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.

alam setiap jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi matematika dipelajari karena dianggap mata pelajaran penting yang diharapkan sebagai sekolah berpikir bagi mereka yang mempelajarinya. Tetapi di sisi lain fakta menunjukkan bahwa pembelajaran matematika selalu menjadi masalah pada setiap jenjang pendidikan. Pada pembelajaran matematika di kelas, peserta belajar kurang menunjukkan adanya kesungguhan dan kegembiraan belajar sehingga penyerapan informasi kurang efisien dan efektif.

Materi ajar matematika yang sifatnya berantai kurang dikuasai peserta belajar sehingga berdampak pada penguasaan cabang ilmu yang ingin dipelajari siswa. Dalam kaitan ini penyempurnaan pembelajaran matematika di setiap jenjang pendidikan sudah saatnya menjadi prioritas utama. Pembelajaran berasal dari kata belajar, suatu proses yang dialami seorang untuk mendapatkan suatu pengetahuan tertentu dengan tujuan yang telah dirancang. Pada sisi lain, mengajar adalah suatu kegiatan pengajar (guru/dosen) dalam membantu peserta belajar dengan mengikuti rangkaian kegiatan tertentu agar tujuannya tercapai. Melalui pembelajaran matematika diharapkan terjadi suatu perubahan yang relatif permanen dari kemampuan, keterampilan, sikap, dan prilaku peserta belajar sebagai akibat dari pengalaman, pelatihan, dan kegiatan belajar lainnya. Suatu target belajar matematika adalah keterampilan teknis baku yang didukung konsep/teori, keterampilan berpikir dalam pemecahan masalah, sikap pantang menyerah, sifat kreatif dan inovatif, serta kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan. Dalam kaitan ini peran pengajar matematika adalah membuat prosesnya berlangsung efisien, efektif, dan kontinu. Pembelajaran matematika perlu memberi penekanan pada berbagai hal berikut. Pemahaman konsep dan teori dengan baik dan benar, yang antara lain dapat diperoleh dengan merekonstruksi suatu penemuan. Kekuatan bernalar dalam memahami konsep atau teori, dan memecahkan masalah. Keterampilan dalam teknis dan metode yang didukung konsep dan penalaran. Kemampuan peserta belajar agar dapat mengelola informasi secara mandiri. Dalam pembelajaran matematika di perguruan tinggi, dosen berperan sebagai manager dari sistem pemberdayaan. Kerja sama yang harmonis antara dosen dan mahasiswa dalam melakukan berbagai kegiatan belajar akan memberikan hasil belajar yang optimal. Dalam kegiatan belajar ini tentu saja sangat diperlukan berbagai fasilitas pendukung yang memadai sebagai katalisator proses belajar. Skenario belajar dapat dirancang secara bersama-sama antara dosen dan mahasiswa. Berbagai kiat pelaksanaan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut. Dosen mengatur kerja mahasiswa, kegiatan apa yang harus dilakukan beserta porsi soal latihan dan pemecahan masalah yang harus dikerjakan siswa. Dosen membekali mahasiswa dengan informasi esensial dan strategis sebagai modal awal untuk belajar. Mahasiswa membaca buku dan sumber informasi lainnya untuk konfirmasi dan penajaman informasi dengan tujuan agar siap mengerjakan tugas belajar. Mahasiswa mengerjakan tugas belajar sehingga menghasilkan suatu produk yang berkualitas dengan melakukan kerja matematika. Hasil belajar mahasiswa dibuat sebagai bahan diskusi sebagai suatu mekanisme kontrol belajar dan umpan balik bagi proses pembelajaran. Berdasarkan hasil diskusi ini mahasiswa berupaya untuk menyempurnakan produknya. Pada era teknologi informasi di abad ini dosen bukan lagi merupakan satu-satunya sumber informasi bagi siswa. Dosen dan mahasiswa juga diharapkan dapat mengelola informasi secara bersama-sama dengan tingkat kemandirian yang tinggi. Proses belajar yang baik akan berhasil menanam informasi dalam benak mahasiswa, yang kiatnya sebagai berikut. Mengenal informasi baru secara informal melalui situasi nyata antara lain mengamati contoh yang sederhana. Mengembangkan pemikiran dari kasus yang sedang diamati dengan mencari argumen induktif dan argumen analogi. Mencari gambaran secara intuitif dan membuat informasi informal menjadi formal. Menyerap aspek kejiwaan informasi secara mental, yaitu mencari roh informasi. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah dengan berpikir produktif untuk mencapai suatu tujuan.

Media Belajar

Dosen
Kegiatan Belajar Metode Belajar

Informasi

Materi Belajar

Mahasiswa Belajar Matematika

Proses Pembelajaran

Hasil Belajar Mahasiswa

Budaya Baca

Budaya Bekerja

Budaya Berpikir

Budaya Belajar

Sistem Administrasi

Lingkungan Belajar

Umpan Balik

egiatan belajar dengan segala kerumitan masalahnya tentu saja dipengaruhi banyak aspek. Berbagai aspek yang mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa pada diagram berikut perlu menjadi perhatian dan kajian bersama oleh institusi pendidikan, dosen, orang tua, dan mahasiswa sendiri agar tercapai hasil belajar yang optimal. Perlu disadari bahwa dosen dan mahasiswa bukanlah sosok manusia super yang dapat menyelesaikan berbagai aspek tersebut dalam waktu singkat dan tenaga terbatas. Akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana setiap komponen ini diperhatikan dan semuanya memberikan yang terbaik agar tercapai hasil yang optimal.

Kurikulum Matakuliah Tujuan Sasaran Visi Misi Efisiensi dan efektifitas penyerapan informasi Manajemen Dosen/Mhs Informasi Komunikasi Interaksi Kelompok Kelas Motivasi Fasilitas Belajar Buku pelajaran Media belajar Alat peraga Catatan guru Soal latihan Petunjuk kerja Konsultasi

Materi Belajar Silabus Konteks Konten Proses

Prilaku belajar Motivasi Sikap Strategi Metode Semangat Upaya Kemandirian

Pembelajaran Mengajar Belajar Latihan Monitoring Penilaian hasil belajar

Kelas Belajar Audience Behavior Content Degree Evaluation (process) Feedback Komitmen Dosen/Mhs Minat Niat Kiat Etos kerja Pendekatan pengajaran dan pengalaman dosen/institusi Kendala Waktu terbatas Kultur belajar Disiplin siswa Keterjangkauan Harmoni horisontal dan vertikal Mekanisme kontrol

Kegiatan Belajar Mahasiswa

Bobot Informasi How What When Where Why Who

Tingkat Informasi Jaringan informasi Informasi esensial dan strategis Taksonomi Bloom (RCAAnSnE) MudahSedangSukar MinimumMaksimum

SQ3R
problem solving

introduction heading and bold point words figures summary

Survey

Practice

Question
use of information

SQ3
answer questions

R+P

generate scan texts

slowly

Review

Recite

Read

detail

repeat summary

repeat and recall information of sections read

begin to answer questions

SQ3R+P method for reading and study This is an example of an information map

Reading Skills As you use the text, you must be able to


read flexibly, for detail or for general concepts; learn from various type of figure and understand the symbols of mathematics; read sequences of directions accurately and carefully; generate and interpret questions; analyze and evaluate data and information; draw conclusions based on the analysis apply the information in critical thinking about everyday of scientific problems. Informasi tentang kiat dan keterampilan membaca buku teks ini disadur dari buku Fred Drewes, How to Study Science, Wm.C.Brown Publishers, 1992.

etelah suatu topik matematika dipelajari, mahasiswa harus dapat menggunakan berbagai cara efektif untuk menyelesaikan soal latihan dan pemecahan masalah yang baku. Agar mempunyai ketajaman dan keterampilan menyelesaikan ini, pada diri mahasiswa perlu dibangun daya (kekuatan) matematika atas upayanya sendiri dan bantuan dosen. Kekuatan matematika yang perlu dikuasai siswa mencakup berbagai hal berikut. 1. Penalaran Matematika adalah sekolah berpikir, belajarnya dengan penalaran. Dalam kaitan ini mahasiswa dituntut untuk mampu membaca pernyataan matematika, baik kondisi maupun kesimpulannya. Mahasiswa berusaha untuk memahami makna pernyataannya dengan keyakinan. Berdasarkan pengamatan suatu fakta cobalah untuk membuat dugaan yang diturunkan dari fakta tersebut dengan berargumentasi. Jika dugaannya sangat mungkin benar dan masuk akal, cobalah untuk meyakinkan kebenarannya secara deduktif berdasarkan asumsi. Kemudian cobalah untuk mencari alternatif baru dari pernyataan tersebut, yang tentunya lebih tajam dari pemahaman sebelumnya. Dalam setiap langkah kegiatan belajar ini perlu dinilai apakah segala sesuatunya masuk akal atau tidak masuk akal. 2. Komunikasi Matematika sangat kaya akan gagasan dan hasil yang karakteristiknya singkat, padat, kompak, dan bermakna tunggal. Semua ini harus dapat dikomunikasikan secara lisan, tulisan, atau visual. Mahasiswa dituntut untuk mampu memahami simbol dan notasi matematika dan mengomunikasikannya terutama dalam bentuk tulisan. Komunikasi yang efektif dan efisien perlu dibangun antara informasi buku, dosen, dan mahasiswa berdasarkan penalaran yang memadai. 3. Pemecahan masalah Pemecahan masalah matematika secara efektif dan efisien seringkali didasarkan atas kemampuan membaca dan bernalar. Pemecahan masalah dimulai dengan merumuskan, mengumpulkan informasi, mencari gagasan, merumuskan gagasan dalam langkah tindakan, memeriksa setiap langkah, menuliskan solusi, dan menafsirkan hasil yang diperoleh. Pemecahan masalah diharapkan dapat membangun sifat ulet, rasa ingin tahu, dan percaya diri.

4. Pemahaman konsep dan teori Banyak masalah yang pemecahannya memerlukan ketajaman konsep dan teori, yang ditampilkan dalam bentuk yang mudah difahami, kompak, tajam, dan siap pakai. Langkah untuk pemahamannya mulai dengan membaca, merumuskan, mengidentifikasi, menafsirkan, menerapkan, dan mengembangkannya. 5. Keterkaitan Banyak topik yang terkait erat satu sama lain dan membentuk jaringan informasi yang solid. Untuk itu mahasiswa yang mempelajari matematika perlu untuk melihat gambaran secara keseluruhan dari berbagai topik yang saling terkait. Keterkaitan atau jaringan informasi ini dapat melihat sesuatu secara terpadu untuk memperoleh pengertian yang dalam dari suatu topik, termasuk gagasan dan konstruksinya. Dalam konteks ini termasuk juga keterkaitan matematika dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Ukuran kemampuan matematika yang terkait dengan pemecahan masalah, berkomunikasi, bernalar, dan kaitan antar informasi adalah sebagai berikut. Kemampuan memecahkan masalah (problem solving) merumuskan masalah, informasi apa yang dapat digunakan dan tujuannya mengidentifikasi informasi yang relevan dengan masalah memilih dan menggunakan cara yang tepat memodifikasi suatu cara tertentu dalam penyelesaian masalah mencari gagasan dan merancang strategi pemecahan masalah menentukan langkah demi langkah pemecahan masalah menyederhanakan perhitungan teknis pemecahan masalah Kemampuan mengomunikasikan (communication) menjelaskan informasi dengan bahasa simbol dan notasi menggunakan notasi/simbol secara tepat dan konsisten dalam konteks tertentu menjelaskan diagram alir pemecahan masalah menyajikan solusi dalam konteks masalah asal membuat tafsiran solusi masalah memberikan argumen yang tepat pada setiap langkah menguji secara kritis solusi masalah menjelaskan alur cerita suatu konsep atau bukti Kemampuan bernalar (reasoning) mencari argumen yang masuk akal menyelidiki apakah suatu kasus dapat digeneralisasi memahami pentingnya contoh penyangkal membedakan antara peragaan dan pembuktian merekonstruksi suatu konsep atau pembuktian memperlihatkan langkah demi langkah penalaran deduktif memahami langkah utama (rantai) pembuktian Kemampuan mengaitkan (connection) mencari kesamaan karakteristik alat dalam pemecahan masalah memahami kaitan antar komponen dalam suatu konsep memahami kaitan antar konsep membuat alur cerita antar kata kunci yang saling terkait mengorganisasikan pokok bahasan yang saling terkait mengaitkan pemikiran matematika dengan masalah di luar matematika.

[1] George Polya, Mathematical Discovery, on Understanding, Learning, and Teaching Problem Solving, John Wiley, 1981. [2] Fred Drewes, How to Study Science, Wm. C. Brown Publishers, 1992. [3] A. Sukaenah Suparno, Membangun Kompetensi Belajar, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2001. [4] Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Matematika di Perguruan Tinggi, Pekerti - MIPA Buku 3.04, Proyek Pengembangan Universitas Terbuka, 2000. [5] Koko Martono, berbagai naskah seminar dan lokakarya dalam pemberdayaan guru, penulisan buku pelajaran, dan penataran dosen, 1999 2003.

Você também pode gostar