Você está na página 1de 3

1. Sebutkan dan jelaskan 5 tahap yang dilakukan oleh auditor dalam penyusunan laporan keuangan! a.

Membuat skedul pendukung, yaitu untuk mencatat hasil pengujian, pengendalian dan hasil pengujian substantive yang dilaksanakan b. Membuat skedul utama,yaitu yang merupakan ringkasan yang dibuat dari skedul pendukung c. Membuat working trial balance, yaitu meringkas lagi hasil dari skedul utama d. Membuat ringkasan jurnal adjustment, yaitu membuat dan mereview dengan teliti semua jurnal adjustment untuk menjadikan laporan keuangan auditan menyajikan informasi yang wajar bagi pemakai laporan e. Membuat laporan keuangan auditan, yaitu membuat angka-angka yang disajikan dan telah dikoreksi dengan adanya jurnal adjustment (Membuat skedul pendukung, membuat skedul utama, membaut working trial balance, membuat ringkasan jurnal adjustment, dan membuat laporan keuangan auditan. Berdasarkan informasi yang disusun di dalam ringkasan jurnal adjustment, laoran keuangan auditan, dan penjelasan laporan keuangan, auditor kemudian membicarakan berbagai jurnal adjustment dan penjelasan laporan keuangan tersebut dengan klien, untuk disusulkan bagi adjustment yang diusulkan oleh auditor, dan menyetujui semua penjelasan yang diusulkan oleh auditor di dalam penjelasan laporan keuangan, maka laporan keuangan auditan dan penjelasan laporan keuangan akan disajikan sebagai bagian dari laporan audit. Jika tidak semua jurnal adjustment dan penjelasan laporan keuangan disetujui oleh klien, auditor dapat mengubah pendapaatnya sedemikian rupa sehingga mencerminkan hasil auditnya terhadap laporan keuangan auditan. Dalam langkah akhir proses auditnya, auditor perlu memperhatikan peristiwa2 yang terjadi dalam periode kemudian. Oleh karena itu, auditor bertanggung jawab atas peristiwa kemudian yang merupakan peristiwa2 yang terjadi dalam periode sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal selesainya perkejaan lapangan.) 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan cutoff bank statement dan jelaskan pula kegunaannya bagi auditor independen! Untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang termasuk dalam tahun yang diperiksa dibanding dengan tahun sebelumnya. Kegunaannya: atas dasar cutoff bank statement , auditor membuat rekonsiliasi bank untuk membuktikan ketelitian catatan kas klien dan membuktikan status setoran dalam perjalanan dan cek yang beredar yang tercantum di dalam rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien pada tanggal neraca (Merupakan rekening koran bank yang mencakup jangka waktu yang lebih pendek dari jangka waktu yang dicakup oleh rekening koran yang regular. Kegunaanya untuk memeriksa adanya cek kosong dalam setoran dalam perjalanan dan dalam cek yang beredar terdapat kemungkinan cek tersebut tidak benar-benar dibayarkan kepada pihak luar.)

3. Tujuan pengujian subtantif terhadap sediaan! - Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan sediaan - Membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan di neraca dan keterjadiaan transaksi yang berkaitan dengan sediaan - Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang disajikan di neraca - Membuktikan asersi hak kepemilikkan klien atas sediaan yang dicantumkan di neraca - Membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan di neraca - Membuktikan asersi penyajiaan dan pengungkapan sediaan di neraca 4. Jelaskan perbedaan utama antara siklus penggajian dan personalia dengan siklus lainnya! - Hanya terdapat satu klasifikasi transaksi dalam penggajiaan. Kebanyakan siklus meliputi setidaknya dua klasifikasi transaksi. Contohnya: siklus penjualan dan penagihan meliputi baik transaksi penjualan maupun penerimaan kas dan terkadang juga meliputi retur penjualan dan pencatatan piutang tidak tertagih. Penggajian hanya mempunyai satu klasifikasi karena penerimaan jasa karyawan dan pembayaran atas jasa tersebut biasanya terjadi dalam waktu singkat. - Transaksi yang terjadi biasanya jauh lebih signifikan dibandingkan dengan akun terkait lainnya. Akun yang terkait dengan penggajian, seperti pencatatan utang gaji dan potongan pajak, jumlahnya kecil dibandingkan dengan jumlah total transaksi dalam setahun. - Pengendalian internal terhadap penggajian efektif untuk hampir seluruh perusahaan, bahkan perusahaan kecil. Ancaman dan denda dari pemerintah mendorong diterapkannya pengendalian efektif terhadap pembayaran dan pemotongan pajak atas gaji. Selain itu, masalah dari karyawan juga akan muncul bila tidak dibayar atau kurang bayar. 5. Bagaimana cara melakukan uji subtantif terhadap saldo akun hutang usaha yang di sajikan dalam laporan keuangan? - Melakukan Prosedur audit awal - Melakukan Prosedur analitik - Pengujian terhadap transaksi rinci - Pengujian terhadap saldo akun rinci - Verifikasi terhadap penyajiaan dan pengungkapan Pada tahap awal, auditor menempuh prosedur audit untuk memperoleh keyakinan bahwa informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan didukung dengan catatan akuntansi. Pada tahap berikutnya, dalam prosedur analitik, auditor mengumpulkan berbagai ratio dan perbandingan untuk memfokuskan kemana pengujian terhadap transaksi dan saldo akun rinci diarahkan. Pada tahap-tahap akhir, auditor melaksanakan pengujian terhadap transaksi dan saldo akun rinci, serta verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan saldo akun dalam laporan keuangan.

6. Perbedaan pengujian subtantif aktiva tetap dan aktiva lancar? -jumlah waktu yang dikonsumsi untuk pengujian substantive terhadap aktiva tetap relitif lebih sedikit bila dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk pengujian substantive terhadap aktiva lancar. Hal ini dikarenakan frekuensi transaksi yang menyangkut aktiva tetap relative stabil -dalam pengujian substantive terhadap aktiva lancar, auditor tidak memusatkan perhatiaanya terhadap masalah ketelitian pisah batas, hal ini dikarenankan oleh aktiva tetap yang mempunyai sedikit pengaruhnya terhadap perhitungan rugi/laba. Sedangkan dalam pengujian substantive terhadap aktiva lancar, auditor lebih memusatkan perhatiannya terhadap ketepatan pisah batas transaksi. Hal ini, karena kesalahan atau ketidaktelitian penentuan pisah batas transaksi berdampak langsung terhadap perhitungan laba/rugi -pengujian substantive terhadap aktiva tetap dititikberatkan pada verifikasi mutasi aktiva tetap yang terjadi dalam tahun yang diaudit sedangkan pengujian substantive terhadap aktiva lancar, dititkberatkan pada saldo aktiva lancar tersebut pada tanggal neraca karena harus disajikan di neraca sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan pada tanggal tersebut.

7. Jika dalam pengujian subtantif terhadap aset tetap, audit dilakukan pertama kalinya oleh auditor (klien baru), apa saja faktor2 yang harus dipertimbangkan dalam audit terhadap aktiva tetap pada audit baru? Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam audit terhadap asset tetap pada audit pertama kalinya: -apakah laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor independen lainnya? Jika belum, maka auditor mempunyai kewajiban memverifikasi saldo awal asset tetap, untuk memperoleh keyakinan mengenai kewajaran saldo tersebut. -apakah klien menyelenggarakan catatan rinci untuk asset tetapnya? Catatan rinci yang mendukung transaksi pemerolehan dan mutasi asset tetap yang dicatat didalam catatan asset tetap tersebut diperlukan dalam audit yang pertama kali -apakah klien mengarsipkan dokumen-dokumen yang mendukung transaksi yang bersangkutan dengan pemerolehan dan mutasi asset tetap sampai dengan saat audit yang pertama dilaksanakan? Bagi auditor yang baru tersebut, titik berat pengujian substantifnya terhadap asset tetap kemudian hanya dipusatkan pada transaksi mutasi asset tetap yang terjadi dalam tahun yang diaudit.

8. Mengapa auditor perlu memperhatikan peristiwa2 yang terjadi dalam periode kemudian? Karena seorang auditor dalam menerima tugas auditnya, mereka tidak hanya memiliki tanggung jawab atas informasi lap keuangan tertentu dimana mereka melakukan audit. Taapi, ia masih bertanggung jawab atas peristiwa-peristiwa yang terjadi sesudahnya, yang jika peristiwa ini tidak diungkapkan, maka akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh para pemakai laporan audit. Oleh karena itu, auditor bertanggung jawab atas peristiwa kemudian yang merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam periode sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan

Você também pode gostar