Você está na página 1de 3

Merutinkan Puasa Senin Kamis

Diposting oleh : Administrator Kategori: DaQu Info - Dibaca: 561 kali

Merutinkan Puasa Senin Kamis Puasa adalah amalan yang sangat utama. Dengan puasa seseorang akan terlepas dari berbagai godaan syahwat di dunia dan terlepas dari siksa neraka di akhirat. Puasa pun ada yang diwajibkan dan ada yang disunnahkan. Setelah kita menunaikan yang wajib, maka alangkah bagusnya kita bisa menyempurnakannya dengan amalan yang sunnah. Ketahuilah bahwa puasa sunnah nantinya akan menambal kekurangan yang ada pada puasa wajib. Oleh karena itu, amalan sunnah sudah sepantasnya tidak diremehkan. Keutamaan Orang yang Berpuasa Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Taala berfirman (yang artinya), Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. (HR. Muslim no. 1151) Dalam riwayat lain dikatakan, Allah Taala berfirman (yang artinya), Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku. (HR. Bukhari no. 1904) Dalam riwayat Ahmad dikatakan, Allah azza wa jalla berfirman (yang artinya), Setiap amalan adalah sebagai kafaroh/tebusan kecuali amalan puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. (HR. Ahmad. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim) Di antara ganjaran berpuasa sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. 1. Pahala yang tak terhingga bagi orang yang berpuasa 2. Amalan puasa khusus untuk Allah 3. Sebab pahala puasa, seseorang memasuki surga 4. Dua kebahagiaan yang diraih orang yang berpuasa yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. 5. Bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum daripada bau minyak kasturi.

Lakukanlah Puasa dengan Ikhlas dan Sesuai Tuntunan Nabi Agar ibadah diterima di sisi Allah, haruslah terpenuhi dua syarat, yaitu: 1. Ikhlas karena Allah. 2. Mengikuti tuntunan Nabi shallallahu alaihi wa sallam (ittiba). Jika salah satu syarat saja yang terpenuhi, maka amalan ibadah menjadi tertolak. Dalil dari dua syarat di atas adalah firman Allah Taala, Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (QS. Al Kahfi: 110) Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh, maksudnya adalah mencocoki syariat Allah (mengikuti petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam, pen). Dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya, maksudnya selalu mengharap wajah Allah semata dan tidak berbuat syirik pada-Nya. Inilah dua rukun diterimanya ibadah, yaitu harus ikhlas karena Allah dan mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. [Tafsir Al Quran Al Azhim, Ibnu Katsir, 9/205, Muassasah Qurthubah.] Al Fudhail bin Iyadh tatkala menjelaskan mengenai firman Allah, Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. (QS. Al Mulk [67] : 2), beliau mengatakan, yaitu amalan yang paling ikhlas dan showab (mencocoki tuntunan Nabi shallallahu alaihi wa sallam). Lalu Al Fudhail berkata, Apabila amal dilakukan dengan ikhlas namun tidak mencocoki ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam, amalan tersebut tidak akan diterima. Begitu pula, apabila suatu amalan dilakukan mengikuti ajaran beliau shallallahu alaihi wa sallam namun tidak ikhlas, amalan tersebut juga tidak akan diterima. (Jamiul Ulum wal Hikam, hal. 19) Dalil Anjuran Puasa Senin-Kamis [Dalil pertama] Dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab, Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.[ HR. Muslim no. 1162.] [Dalil kedua] Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa. [HR. Tirmidzi no. 747. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits inishahih lighoirihi (shahih dilihat dari jalur lainnya). Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1041.] [Dalil ketiga] Dari Aisyah, beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis.[ HR. An Nasai no. 2360 dan Ibnu Majah no. 1739. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahihul Jaami no. 4897.] Faedah Puasa Senin-Kamis 1. Beramal pada waktu utama yaitu ketika catatan amal dihadapkan di hadapan Allah. 2. Kemaslahatan untuk badan dikarenakan ada waktu istirahat setiap pekannya.

Catatan: Puasa senin kamis dilakukan hampir sama dengan puasa wajib di bulan Ramadhan. Dianjurkan untuk mengakhirkan makan sahur dan menyegerakan berbuka. Untuk masalah niat, tidak ada lafazh niat tertentu. Niat cukup dalam hati. Amalan yang Terbaik adalah Amalan yang Bisa Dirutinkan Dari Aisyah radhiyallahu anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Amalan yang paling dicintai oleh Allah Taala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit. Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. [HR. Muslim no. 783, Kitab shalat para musafir dan qasharnya, Bab Keutamaan amalan shalat malam yang kontinu dan amalan lainnya.] Dari Aisyah, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya mengenai amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah. Rasul shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Amalan yang rutin (kontinu), walaupun sedikit. [HR. Muslim no. 782] Alqomah pernah bertanya pada Ummul Mukminin Aisyah, Wahai Ummul Mukminin, bagaimanakah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam beramal? Apakah beliau mengkhususkan hari-hari tertentu untuk beramal? Aisyah menjawab, Tidak. Amalan beliau adalah amalan yang kontinu (rutin dilakukan). Siapa saja di antara kalian pasti mampu melakukan yang beliau shallallahu alaihi wa sallam lakukan. [HR. Muslim no. 783] Semoga Allah memudahkan kita melakukan amalan yang mulia ini. Amalan yang rutin biar pun sedikit, itu lebih baik. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Sumber : www.rumaysho.com Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Você também pode gostar