Você está na página 1de 6

ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SINDROM (ARDS) DIAGNOSIS BANDING Gagal jantung kongestif Infeksi paru yang luas dan

an penyebab lainnya yang berhubungan dengan infiltrat di paru.

KRITERIA DIAGNOSTIK Gagal napas akut Radiologi : infiltrate pulmonary fluffy bilateral AGD menunjukkan Hipoksemia (Pa O2 dibawah 50 mmHg-60 mmHg) Onset : akut Pulmonary artery wedge pressure 18 mmHg atau tidak terbukti adanya hipertensi atrium kiri Pemeriksaan fisik Pengkajian Riwayat : Dispnea (sesak napas) Sianosis - Penurunan mental, bingung, gelisah

Pengkajian Fisik : Pada auskultasi : Ronkhi basah kasar serta kadang wheezing. Nafas cepat dan dangkal Penggunaan otot aksesori pernafasan Perkusi dada: bunyi pekak diatas area konsolidasi Ekspansi dada menurun atau tidak sama

Gambar Chest X-ray ARDS

infiltrate pulmonary fluffy bilateral

TES DIAGNOSTIK A. Tes utama => Analisa Gas Darah (AGD) => Chest X-ray => Hematologi (Px. Darah lengkap) => Kultur sputum B. Tes lain => Chest CT-scan => Echocardiogram => Swan-Ganz Catheterization

PENATALAKSANAAN Tujuan penatalaksanaan ARDS : Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab Memastikan ventilasi yang adekuat Memberikan dukungan nutrisi Memberikan dukungan sirkulasi Memastikan volume cairan yang adekuat A. Penatalaksanaan umum Terapi Oksigen => meningkatkan PaO2 Penanganan penyakit dasar Evaluasi AGD berulang kali Intubasi & ventilator mekanik dengan menggunakan PEEP ( efek samping : Keracunan O2,barotrauma,superinfeksi, gagal ginjal) Terapi cairan intra vena diperlukan walaupun terdapat edema paru => mengatasi penurunan tekanan darah, aliran darah ke ginjal dan aliran darah ke perifer. Pemasangan kateter Swan-Ganz => mengevaluasi volume cairan yang diperlukan. Antibiotik => sepsis Kortikosteroid => mencegah fibrosis

B. Penatalaksanaan berdasarkan diagnosa Penatalaksanaan berdasarkan diagnosa yaitu : 1. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya edema interstisial Tujuan : setelah dilakukan intervensi penatalaksanaan diharapkan bersihan jalan nafas efektif

Rencana penatalaksanaan : Mandiri : a. Ukur tanda-tanda vital b. Catat perubahan dan karakteristik bunyi napas c. Pertahankan posisi tubuh / kepala tepat dan gunakan alat jalan napas sesuai kebutuhan, seperti gudel d. Bantu dengan batuk/napas dalam, ubah posisi dan suction sesuai indikasi/ kebutuhan Kolaborasi : a. Berikan oksigen lembab, cairan intravena b. Berikan therapy aerosol, nebulezer ultrasonik c. Bantu dengan/berikan fisioterapy dada, contoh drainase postoral ; perkusi dada/vebrasi sesuai indikasi. d. Berikan bronchodilator e. Awasi efek samping dari obat

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kolapsnya alveoli akibat penurunan produksi surfaktan. Tujuan : setelah dilakukan intervensi penatalaksanaan diharapkan terjadi perbaikan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat Rencana penatalaksanaan : Mandiri : a. Kaji status pernapasan dan catat adanya peningkatkan fekwensi/perubahan pola napas b. Anjurkan klien untuk istirahat dan atur lingkungan yang tenang c. Anjurkan klien untuk napas melalui bibir bila diindikasikan Kolaborasi : a. Beri oksigen lembab dengan masker (CPAP sesuai indikasi)

b. Lakukan serial foto thorax c. Awasi hasil GDA / pulse oxymetri d. Berikan thrapy sesuai indikasi . contoh : steroid, antibiotic

3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan pola napas efektif Rencana penatalaksanaan : Mandiri: a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada b. Tinggikan kepala dan Bantu mengubah posisi Kolaborasi : a. Berikan oksigen tambahan

KOMPLIKASI Infeksi paru Edema paru : adanya edema paru, hipoksia alveoli, penurunan surfaktan dan daya aktivitas surfaktan akan menurunkan daya tahan paru terhadap infeksi Komplikasi PEEP : penurunan curah jantung, emfisema(distensi jaringan) subkutis, dan tension pneumothoraks karena pemasangan kateter vena sentral Pneumothorax Pulmonary fibrosis Ventilator-associated pneumonia Multiple organ system failure deep vein thrombosis pulmonary embolism

PROGNOSIS Dari tahun 1990, penelitian menyatakan angka mortalitas ARDS 40%-70% 2 laporan penelitian di RS kota besar di seattle & UK terjadi penurunan mortalitas 30%-40% Prognosis buruk biasanya disebabkan oleh sepsis & kegagalan multi organ. Semakin bertambah umur,prognosis semakin buruk. a. Umur 15 19 tahun angka mortalitas 24 % b. Umur > 85 tahun angka mortalitas 60 %

Você também pode gostar