Você está na página 1de 22

Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

1

Ad a ka h p ilih a n -beba s
[ en: freewill ] d a la m keh id u p a n in i . . .
Dit ulis oleh : wiwin. wr Juli 2011 / Syaban 1432H







Kemarin ini terjadi suatu perbincangan tentang kehendak
bebas bagi manusia dalam memilih jalan kehidupannya terhadap
ketetapan Allah yang sudah tertulis di Lauh Makhfudz [EN: freewill
versus taqdir]. Kita sama-sama tahu bahwa iman kepada qadha dan
qadar adalah rukun iman yang ke-enam. Kita maknai penempatan-
nya pada rukun ke-enam oleh sebab manusia sangat sulit untuk dapat
memahami hal tersebut. Dan kita tahu bahwa semuanya sudah
ditetapkan Allah Taala jauh-jauh hari sebelum alam semesta ini
diciptakan-Nya yang dengan demikian menjadi bisa disimpulkan
bahwasanya sesungguhnya kehendak bebas [EN: freewill] bagi
manusia pada dasarnya adalah tidak ada.
Terlepas dari benar atau tidaknya karena kebenaran hanyalah
dari Rabb-l-aalaamiin [1] marilah kita coba uraikan persoalan ini dalam
bentuk tulisan dengan sepenuh harapan agar Allah Taala
memberikan tambahan pengetahuan kepada kita perihal sejatinya
pilihan-pilihan bebas [EN: freewill] dalam kehidupan ini.
Kita awali dengan mengutip dari sebuah ayat, bahwa tiada
sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya oleh sebab
semuanya tertulis di kitab yang nyata [2], Lauh Makhfudz. Melalui ini,
Allah Taala memberi kita sebuah pengetahuan, yakni pengetahuan
tentang hubungan antara Dia Yang Maha Pencipta dengan semua
makhluk yang diciptakan-Nya dan tentang Shifat-Nya Yang Maha
Mengetahui.
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?
2

Oleh sebab semua sudah tertulis, bahkan ahli surga dan ahli
neraka juga sudah ditetapkan [3] maka bisa terjadi pemikiran bahwa
kalau seperti itu maka bagaimana mungkin manusia bisa memiliki
pilihan . Tentunya manusia hanya bisa menjalani saja apa-apa yang
Allah Taala tetapkan baginya, dalam kesehariannya maupun dalam
perjalanan kehidupannya secara keseluruhan. Apalagi ketika seorang
manusia memiliki suatu kehendak maka yang akan terwujud
hanyalah kehendak Allah Taala saja karena siapakah yang dapat
menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan
bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu [4].
Jelas sekali bahwa sama sekali tidak ada yang bisa dikehendaki
oleh manusia oleh sebab kehendak-Nya sajalah yang akan terwujud.
Dan lagi semuanya sudah ditetapkan-Nya terlebih dahulu dan
bahkan sudah tertulis dalam Kitab Yang Nyata.
Dari sudut pandang seperti di atas, maka konsep bahwa
manusia memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan yang
menjadi tidak memiliki nilai keberlakuan sama sekali.

TIDAK BISAKAH MANUSIA MEMILIKI KEHENDAK BEBAS ?
[EN: FREEWILL]

Pembahasan atas pertanyaan di atas, yakni pertanyaan apakah
memang betul demikian, bisa kita panjangkan atau bisa juga kita
pendekkan. Dan seandainya kita pilih yang pendek maka berikut
inilah yang pendek itu.
Allah Taala juga mengingatkan manusia bahwa manakala
manusia tidak berupaya mengubah apa-apa yang ada di dalam
dirinya, yang dalam teks aslinya menggunakan kata anfus yang
artinya apa-apa yang ada di dalam jiwa nya, maka Allah Taala tidak
akan mengubah nasibnya [5]. Pada kesempatan lain, Allah Taala
memberitahu kepada manusia bahwa segala amal sholeh yang
dikerjakan manusia adalah untuk kepentingan dirinya sendiri [6].
Bahkan bagi manusia tersedia pilihan untuk mau mengikuti
petunjuk-Nya demi untuk keselamatan dirinya ataupun untuk tidak
mau mengikuti petunjuk-Nya [7] walaupun Allah Taala telah
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

3

menjanjikan keselamatan bagi siapa-siapa yang mengikuti petunjuk-
Nya [8].
Sebagian besar dari isi kitab Al Quran menunjukkan secara
jelas bahwa Allah Taala memerintahkan manusia untuk beramal
sholeh, yang artinya berbuat sesuatu. Dengan demikian,
pengertiannya adalah, manusia memiliki pilihan untuk berbuat
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Sehingga seakan-akan manusia
tidak boleh melihat bahwa segala sesuatu bagi dirinya telah
ditetapkannya, apakah seorang manusia akan berbuat sesuatu
ataupun tidak berbuat sesuatu. Perintah-Nya sangat jelas, manusia
harus berbuat sesuatu. Dalam hal manusia yang berbuat sesuatu,
diberikan-Nya pilihan yakni berbuat sesuatu yang akan
menyelamatkan dirinya atau berbuat sesuatu yang justru dapat
mencelakakan dirinya.

Semua itu adalah pilihan !

Pilihan yang tentunya diambil berdasarkan kehendak dari
pribadi seseorang itu sendiri. Tetapi bukankah apa-apa yang akan
didapat dan apa-apa yang akan terluput sudah ditentukan
sebelumnya. Jalan-jalan yang sudah ditempuh, yang sedang
ditempuh dan yang akan ditempuh semuanya sudah ditulis. Siapa
manusia yang beramal sholeh dan siapa manusia yang tidak beramal
sholeh juga sudah ditentukan.
Disisi Allah Taala semua itu sudah ditentukan, bahkan sudah
ditulis. Sedangkan disisi manusia semua masih merupakan tanda
tanya, masih merupakan pilihan, masih ada kebebasan untuk berbuat.
Manusia tidak bisa membaca apa-apa yang tertulis di Lauh Makhfudz
tentang dirinya, oleh sebab itu bagi seorang manusia semua masih
berupa teka-teki, masih penuh dengan pilihan-pilihan.
Pilihan yang sebebas-bebasnya. Yakni pilihan untuk mengikuti
petunjuk Allah Taala atau bisa juga pilihan untuk mengingkari
petunjuk itu atau bisa juga pilihan untuk tidak mau tahu bahwa
petunjuk itu ada atau bahkan bisa juga pilihan untuk tidak berbuat
suatu apapun walaupun telah datang kepadanya petunjuk.
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?
4


SIMULASI RUANGAN DENGAN BEBERAPA PINTU.

Hidup ini bagaikan berada dalam sebuah ruangan dengan
banyak pintu dan manusia diharuskan, secara bergulirnya waktu,
untuk membuka salah satu pintu dan berpindah ke ruangan yang
dibalik pintu itu. Manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi
pada dirinya atau apa yang akan diperolehnya di ruangan-ruangan
yang dibalik pintu-pintu itu. Yang dimiliki manusia ketika itu
hanyalah sebuah kepastian bahwa ia harus beranjak membuka salah
satu pintu dan masuk ke dalam ruangan dibalik pintu itu dan tidak
bisa kembali ke ruangan semula. Kalau saja kita bisa melakukan
simulasi yang semacam ini maka kita akan menemukan ada banyak
ragamnya manusia.
Ada yang tanpa berpikir panjang kemudian membuka salah
satu pintu dan itu adalah pintu yang mana saja atau yang paling
mudah baginya atau yang memang tepat berada dihadapannya atau
kemana kakinya melangkah. Bisa jadi kebanyakan dari manusia akan
melakukan hal yang seperti ini. Padahal Allah Taala telah
beritahukan kepada manusia agar tidak pernah berputus asa dari
rahmat-Nya [9].
Ada pula yang berhati-hati memilih pintu mana yang akan
dibukanya, semua dipertimbangkannya secara matang-matang
berdasarkan pengetahuan yang ada pada dirinya. Kelompok inipun
juga banyak ragamnya dimana mereka terbagi berdasarkan
penngetahuan mereka. Ada yang memilih berdasarkan pengetahuan
yang didapatnya dari mempelajari ilmu-ilmu formal di sekolah atau
di pergaulan sehari-harinya atau dari para ustadz di pengajian-
pengajian. Ada yang memilih berdasarkan pengetahuan yang
didapatnya dari pengalaman hidupnya yang membentuk premis-
premis dasar di fakultas fikir-nya.
Dan ada yang memilih berdasarkan pengetahuan luhur yang
diperolehnya langsung dari Allah Taala oleh sebab ke-taqwa-annya
[10] berupa pengetahuan yang bisa secara terpisah atau tergabung
dengan Petunjuk Umum yang Allah Taala turunkan yakni kitab Al
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

5

Quran dan bisa juga terpisah atau tergabung dengan Petunjuk
Khusus yang langsung ke qalb-nya oleh sebab keimanannya [11].
Apapun yang dilakukan atau apapun yang dipilih oleh
seorang manusia pada saat ia berada dalam sebuah ruangan dengan
beberapa pintu maka ia seakan-akan dihadapkan kepada beberapa
pilihan yang harus diambilnya. Kalaupun ia memilih untuk tidak
memilih maka dalam perumpamaan ini atau simulasi ini maka ia
akan dengan sendirinya bergerak pindah ke ruangan yang sama
dengan ruangan semula melalui pintu yang dibukanya tanpa
disadarinya. Mengapa demikian, karena basis simulasi ini adalah
waktu, dimana waktu akan terus berjalan dan tidak pernah
berhenti. Karena waktu bukanlah milik manusia melainkan milik
Allah Taala.

BAGAIMANA KALAU SALAH PILIH ?

Allah Taala mengajarkan kepada manusia agar sepenuhnya
bergantung kepada-Nya [12]. Jangan terlalu bergembira terhadap apa-
apa yang didapatnya dan jangan bersedih terhadap apa-apa yang
terluput darinya [13]. Dan bahkan Allah Taala juga memberikan
peringatan bagi manusia bahwa ada hal-hal yang menurut
pandangan seorang manusia adalah sesuatu yang baik, yang tentunya
disukai oleh manusia itu sedangkan sesungguhnya itu adalah buruk
baginya. Demikian pula sebaliknya, ada hal-hal yang menurut
pandangan seorang manusia adalah sesuatu yang buruk baginya,
yang tentunya tidak disukainya padahal sesungguhnya hal itu adalah
baik baginya [14].
Lalu, apakah mungkin salah memilih ? Jawabannya adalah :
Sangat mungkin ! Jika berhenti sampai disini dan ia takut akan salah
memilih maka yang terjadi bagi seseorang adalah ia tidak berbuat
apa-apa [15]. Ia kemudian menjadi orang yang tidak mensyukuri apa-
apa yang telah Allah Taala berikan kepadanya. Setidaknya
kemampuan fikirnya tidak digunakannya untuk melakukan analisa
dan perenungan dan tenaganya tidak digunakan untuk mencari
pengetahuan agar mendapatkan jawabannya. Karena sesungguhnya,
Allah Taala niscaya akan membuatkan jalan kembali kepada-Nya
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?
6

bagi setiap orang yang berhasrat untuk kembali kepada-Nya. Dan
itu niscaya adalah suatu jalan yang menuju kepada-Nya dimana
manusia hanya tinggal berupaya dan berjihad menempuh jalan itu.
Jalan taubat ! [16].

APAKAH JALAN ITU MUDAH ?

Jawabannya bergantung kepada apa-apa yang ada dalam diri
pribadi masing-masing. Dalam simulasi di atas, pintu yang dipilih
adalah pintu yang memang sudah Allah sediakan baginya sehingga
seakan-akan tidak ada pintu lain bagi manusia itu dan di ruangan
sesudah pintu itu dia akan Allah Taala perlakukan sebagaimana
keadaan dirinya [17]. Kalau ia penuh berlumuran kotoran maka ia
akan dibersihkan-Nya terlebih dahulu dan pada umumnya kita
berada pada keadaan seperti ini.
Perihal jalan itu mudah atau susah maka lagi-lagi ada pilihan.
Secara jelas Allah Taala mengungkapkan bahwa Dia telah
menunjukkan dua jalan dan bahkan memerintahkan agar manusia
memilih untuk .... menempuh jalan yang mendaki lagi sukar [18].

PENUTUP

Melalui Al Quran, Allah Taala justru memberikan pilihan-
pilihan kepada manusia walaupun apa yang nantinya terjadi pada
seorang manusia sudah ditetapkan-Nya terlebih dahulu jauh-jauh
hari sebelum alam semesta ini diciptakan-Nya. Bahkan Allah Taala
secara tegas juga memerintahkan agar manusia berjalan di muka
bumi ini, yang dengan itu maka hatinya akan menjadi hidup dan
dapat dipergunakannya untuk berakal (teks Arab: aql) [19] dan
bahkan Allah Taala mengharuskan manusia untuk menggunakan
akal-hatinya [20].
Dengan demikian, perihal kebebasan memilih dan bahwasanya
Allah Taala telah tetapkan atau tentukan segala sesuatu bagi setiap
pribadi merupakan dua hal yang harus menyatu secara harmonis
dalam diri setiap pribadi.
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

7

Rasullullah Saw. mengajarkan kepada kita dengan menjelaskan
bahwa hati [qalb] bisa berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Dimana
untuk membersihkannya adalah dengan membaca Al Quran dan
mengingat mati.
Sehingga ketika kita membaca tulisan Abd Al Qadir Al Jaylani
yang menyatakan bahwa hati [qalb] -mu adalah sebuah cermin yang
berkilau dimana engkau harus membersihkannya dari debu dan
kotoran yang telah terkumpul dan melekat di permukaannya karena
sesungguhnya ia ditakdirkan untuk memantulkan cahaya Rahasia-
Rahasia Ilaahiyyah dan kemudian kita bertanya-tanya apakah hati
kita bisa menjadi bersih dan apakah akan menjadi bersih. Maka
jawabannya bergantung kepada seberapa besar upaya kita dalam
rangka ber-ikhtiyar untuk membersihkannya karena Allah adalah
Dzat Yang Maha Menepati Janji.
Dengan demikian, segala yang dihadapi manusia di muka
bumi ini adalah pilihan-pilihan yang sangat bebas baginya yang mana
sudah menjadi keharusan bagi manusia untuk memilihnya. Manusia
diperintahkan-Nya untuk memilih yang oleh sebab itu dilengkapi-
Nya manusia dengan hawa-nafsu dan syahwat yang dengannya
manusia menjadi bisa memiliki kehendak atas sesuatu dan/atau untuk
sesuatu.
Sehingga semua itu bergantung kepada manusia itu sendiri.
Apakah dia seorang manusia yang tidak berpengetahuan sehingga
tidak mengerti bahwa kehidupannya di muka bumi ini semata-mata
adalah untuk kembali kepada Rabbnya yang menciptakan dirinya [21],
sehingga ia bertindak hanya memperturutkan hawa-nafsu dan
syahwatnya saja.
Atau ia adalah seorang manusia, yang justru menggunakan
hawa-nafsu dan syahwatnya untuk mencari pengetahuan agar
sepenuhnya bisa kembali kepada Rabb-nya yang menciptakan
dirinya.
Atau bisa pula ia adalah seorang manusia yang sedang belajar
dan berusaha untuk berjalan kembali kepada Rabb-nya berdasarkan
pengetahuannya yang sedang dan telah dipelajarinya. Dan berupaya
menjadi orang yang tidak memikirkan apa-apa yang tidak berada di
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?
8

tangannya dan berbahagia dengan apa-apa yang ada di tangannya
sesuai dengan takdir yang telah ditentukan baginya disertai sebuah
kesadaran bahwa anugerah apapun yang ia peroleh semata-mata
karena karunia dan rahmat-Nya.
Atau ia adalah seorang manusia yang telah seutuhnya kembali
kepada Rabbnya oleh sebab pengetahuan yang telah diterimanya dari
Rabb-nya.

[]

RENUNGAN

!!., '_!.l . >.,!> Ls. _. , ",!: !.l _ ..l
_.> .- _,...ll __ _ _., < ...-, ,l., `>,l
> ,> !.. `-.> __

.... Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Rabb-mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
[shudur] dan petunjuk serta rahmat bagi Al-Muminiin.
Katakanlah, dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaknya dengan
itulah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan ......
QS.[10]:57-58.


Semoga Allah Taala menunjukkan kepada kita kebenaran yang hakiki
yang semata-mata hanya berasal dari Dia Taala. Semoga pula Dia Taala
melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita
agar kita bisa kembali kepada-Nya.

Bandung 11 Juli 2011, wallaahu alam bi-sh-showab.
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

i

Catatan Kaki :
[1] QS.[2]:147 Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu [teks Arab: al haqqu
min Rabbi-ka], sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk
orang-orang yang ragu.
[2] QS.[6]:59 Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib;
tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia
mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai
daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak
jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu
yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang
nyata, Lauh Makhfudz.
[3] QS.[10]:96 Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap
mereka kalimat Rabb-mu, tidaklah akan beriman.
Hadis: Rasulullah saw. ditanya, Wahai Rasulullah ! Apakah
sudah diketahui orang yang akan menjadi penghuni surga
dan orang yang akan menjadi penghuni neraka ? Rasulullah
saw. menjawab: Ya. Kemudian Beliau saw. ditanya lagi:
Jadi untuk apa orang-orang harus beramal ? Rasulullah saw.
menjawab: Setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan
apa yang telah menjadi takdirnya.
[4] QS.[48]:11 ........ Katakanlah : "Maka siapakah yang dapat
menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki
kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat
bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
QS.[2]:213 Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul
perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi
peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang
benar [kitaaba bil-haqq], untuk memberi keputusan di antara
manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah
berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah
didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada
mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara
mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

ii

beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka
perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu
memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan
yang lurus [shirothi-m-mustaqiim].
QS.[18]:39 Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu
memasuki kebunmu "maa syaa`a-llaah, laa quwwata illaa billaah.....
maa artinya segala apa atau apa-apa ; syaa`a artinya adalah
ia menghendaki ;
maa syaa`a-llaah diterjemahkan menjadi Sungguh hanya atas
kehendak Allah saja
laa adalah suatu penegasian, seperti kata bukan yakni
sesuatu yang tidak akan pernah ada atau singkatnya menjadi
tidak ada ; quwwata artinya kemampuan atau kekuatan ;
illaa adalah mengeksiskan sesuatu yang selainnya telah
dinegasikan, diterjemahkan dengan kata kecuali ;
billaah berasal dari dua kata bi dan Allah. Dimana kata bi
artinya beserta, melibatkan, dengan mensertakan. Dalam
gabungan kata itu, subyek (yang tidak disebutkan secara
eksplisit) sebagai pasif dan obyek (yang disebutkan secara
eksplisit sesudah kata bi) sebagai yang aktif. Dalam hal ini,
manusia sebagai yang pasif atau penerima sedangkan Allah
sebagai yang aktif atau pemberi.
laa quwwata illaa billaah diterjemahkan menjadi tiada
kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah ada pula yang
menerjemahkan dengan kalimat tiada daya maupun
kekuatan kecuali beserta dengan Allah
[5] QS.[13]:11 .... Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri [teks arab: hatta yughoyyruu maa bi anfusihim]....
QS.[8]:53 Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah
sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah
dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu
mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri [teks arab:
hatta yughoyyruu maa bi anfusihim], dan sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

iii


Tentang nikmat :
Nikmat seringkali diartikan secara terbatas berupa
nikmat makan, nikmat tidur, nikmat memiliki harta dan yang
semacamnya. Nikmat diartikan sebagai sesuatu yang enak.
Sedangkan nikmat yang lebih luhur adalah keimanan [teks
Arab: al-iimaan, yang mana keimanan ini martabatnya lebih
tinggi dari nur-imaan ]. Lihat QS.[49]:7-8.
QS.[49]:17 Mereka merasa telah memberi nikmat
kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah
kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan
keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan
nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada
keimanan [teks Arab: hadaaakum li-l-iimaan] jika kamu adalah
orang-orang yang benar."

Tentang Ayat QS.[8]:53 :
Ayat ini masuk dalam konteks pembahasan Firaun dan
pengikut-pengikutnya sehingga kita bisa saja mengatakan
bahwa saya bukanlah Firaun dan juga bukan pengikut
Firaun. Padahal kita tahu bahwasanya tidak ada Firaun dan
pengikut Firaun saat itu yang berkesempatan membaca kitab
Al Quran karena pada zaman mereka Allah Taala belum
menurunkan Al Quran yang sekarang ini. Kalau seperti itu
maka menjadi tidak ada gunanya cerita ini Allah Taala
beritahukan.
Ayat ini menjadi berguna kalau kita mencoba merenung
dan melihat diri kita sendiri apakah masih ada sifat-sifat dan
perilaku kita dalam keseharian yang masih seperti perilaku
Firaun dan/atau pengikut-pengikut Firaun.
Secara sederhana, Firaun dan pengikut-pengikutnya
adalah orang-orang yang menolak apa-apa yang disampaikan
dan tidak mau mengikuti apa-apa yang telah disampaikan
Nabi Musa as. yang tidak lain adalah Nabi Allah yang Allah
Taala turunkan pada zaman itu dan Allah Taala perintahkan
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

iv

untuk menemui Firaun dan pengikut-pengikutnya ( lihat
QS.[20]:42-47 ).
Kalau saat itu yang ditolak oleh Firaun dan pengikut-
pengikutnya adalah apa-apa yang Allah Taala turunkan
kepada mereka melalui Nabi Musa as. Secara analogi
terhadap zaman, maka kalau saat ini kita masih menolak dan
tidak mau mengikuti apa-apa yang Allah Taala turunkan
kepada kita melalui Nabi Muhammad Saw. maka kita
menjadi tidak ada bedanya dengan Firaun dan/atau pengikut-
pengikutnya pada zaman itu.
Itulah bentuk pengajaran dan cara-cara yang Allah
Taala gunakan untuk mengajari manusia terutama mengajari
kita yang hidup pada zaman ini, zaman yang cukup jauh
terpaut waktu dengan zaman Firaun.
Sedemikian halus dan lembut cara Dia Taala mengajari
kita.
[6] QS.[45]:15 Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu
adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian
kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan.
Amal Sholeh itulah yang harus dikerjakan manusia di
muka bumi ini. Banyak sekali yang Allah Taala janjikan
kepada manusia yang ber-iman dan kemudian ber- amal
sholeh. Amal sholeh adalah amal yang berdasarkan petunjuk.
QS.[10]:9 Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal sholeh, mereka diberi petunjuk oleh
Rabb mereka karena keimanannya, di bawah mereka
mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh
kenikmatan.
Petunjuk hanyalah dari Allah Taala, yakni Kitab Al
Quran - QS.[2]:185, QS.[16]:64, QS.[31]:3, QS.[17]:82, QS.[3]:138,
QS.[16]:89 ; maupun petunjuk yang langsung ke Qalb manusia
- QS.[64]:11. Keduanya tidak akan pernah bertentangan.
Perintah Allah Taala agar manusia mengerjakan amal-
sholeh nampak jelas dengan sedemikian banyaknya
keterangan tentang hal itu dan sedemikian besarnya ganjaran
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

v

yang Alah janjikan untuk diberikan kepada mereka, berikut
ini hanyalah sebagian dari ayat-ayat yang mengenai hal itu,
QS.[29]:58-59 Dan orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan
Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang
tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di
bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-
baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu)
yang bersabar dan bertawakkal kepada Rabb-nya.
QS.[31]:8 Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka surga-surga
yang penuh kenikmatan,
QS.[19]:76 Dan Allah akan menambah petunjuk kepada
mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal
saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Rabb-
mu dan lebih baik kesudahannya.
QS.[24]:9 Dan orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal sholeh benar-benar akan Kami
masukkan mereka ke dalam (golongan) Ash-Sholihiin
[yakni orang-orang yang ber-amal sholeh].
Hanya saja, perlu diwaspadai bahwasanya untuk
menggapai peringkat ini, Ash-Sholihiin perlu menempuh
suatu proses yang merupakan suatu transformasi diri
sebagaimana diuraikan pada QS.[20]:82 dan sesungguhnya
Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman,
beramal sholeh, kemudian tetap di jalan yang benar.
Secara logika matematika persamaan sederhana, bahwa
dalam Al Quran, surga diberikan kepada orang-orang yang
ber-iman dan surga juga diberikan kepada orang-orang yang
bertakwa. Dengan demikian, maka untuk mencapai derajad
takwa maka seseorang harus beriman dan melakukan amal-
sholeh.
[7] QS.[22]:54 dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini
bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu
mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

vi

sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang
yang beriman kepada jalan yang lurus [shirotho-l-mustaqiim].
QS.[17]:15 Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah
(petunjuk dari Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk
(keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka
sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan
seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan
Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang
rasul.
Petunjuk itu tidak lain adalah bagi diri pribadinya yang
kemudian apabila petunjuk itu diikutinya maka perbuatan itu
tidak lain adalah untuk keselamatannya.
Petunjuk Allah adalah menuju ke Shirotho-l-mustaqiim,
dan hanya orang-orang yang bersyukur saja yang akan
berada di shirotho-l-mustaqiim. Dan shirotho-l-mustaqiim adalah
jalannya orang-orang yang telah Allah limpahkan nikmat
kepada mereka yakni para An-Nabiyyin, Ash-Shiddiqiin, Asy-
Syuhada dan Ash-Sholihiin. Berada di jalan yang sama dengan
mereka tidak lain adalah keselamatan.
[8] QS. [20]:47 Maka datanglah kamu berdua kepadanya dan
katakanlah : Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Rabb-mu,
maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu
menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu
dengan membawa bukti dari Rabb-mu. Dan keselamatan itu
dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.
Perihal janji akan keselamatan yang dilimpahkan Allah
Taala kepada manusia yang mengikuti petunjuk-Nya, maka
manusia diberikan Allah Taala kesempatan untuk
membuktikannya dan setelah memperoleh bukti maka
manusia tentunya bisa menjadi saksi-Nya.
[9] QS.[12]:87 Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita
tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah, melainkan kaum yang kafir."
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

vii

[10] Pada bagian akhir dari QS.[2]:282, ..... bertaqwalah kepada Allah
dan Allah akan mengajarimu.
Terjemahan ini bisa jadi agak berbeda dari terjemah Al
Quran dari terjemahan pada umumnya. Saya dalam hal ini
menganut terjemah yang di atas karena secara gramatika
bahasa Arab maka terjemahnya lebih tepat dan lebih
bermakna bagi saya. Inilah keterangan saya: Phrase pertama,
bunyinya wa-attaqullaah adalah suatu bentuk kata perintah
dengan diawali kata sambung (wa) sehingga terjemahnya
menjadi Dan bertakwalah kepada Allah !Phrase kedua
berbunyi wa yu-allimu kumu-llaah adalah suatu bentuk kata
untuk masa kemudian atau masa depan (EN: Future) yang
diawali dengan kata sambung (wa) sehingga terjemahnya
menjadi dan/maka Allah akan mengajarimu.
[11] QS.[64]:11 .... dan barangsiapa yang ber-iman kepada Allah [teks
Arab: yumin billah] niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
qalb-nya.
Iman billaah ini adalah peringkat keimanan yang tinggi,
agak kurang tepat bila diterjemahkan menjadi beriman
kepada Allah karena kalimat itu lalu tidak menunjukkan nilai
luhur dari peringkat keimanan yang dimaksudkan dengan
iman billaah. Bila kita gunakan Al Quran sebagai rujukan kita
terhadap segala sesuatu dalam kehidupan kita, dimana sudah
seharusnya kita seperti itu, maka definisi iman billaah akan
kita temukan bahwa hanya mereka-mereka yang mencapai
peringkat Ash-Shiddiqiin dan Asy-Syuhada saja yang
keimanannya telah mencapai peringkat iman billah,
QS.[57]:19.
Terlihat jelas bahwa petunjuk adalah sesuatu yang
mewah atau eksklusiv karena hanya diperuntukkan bagi
orang-orang yang beriman. Dan petunjuk Allah itu hanya
memiliki penunjukan kepada satu tujuan yakni menuju
kepada Shirotho-l-mustaqiim. Sebab itu, salah satu ciri orang
beriman adalah kemampuannya untuk menerima petunjuk
Allah yang Allah berikan ke dalam qalb-nya.
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

viii

[12] QS.[2]:256 Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
QS.[2]:257 Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-
orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang
mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan.
Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
[13] QS.[3]:153 (Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada
seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-
kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah
menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu
jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu
dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
QS.[57]:22 Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan
(tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam
kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
QS.[57]:23 (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya
kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang
sombong lagi membanggakan diri,
[14] QS.[2]:216 Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang
itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Dari mana datangnya pandangan atau penilaian bahwa
sesuatu adalah baik atau sesuatu adalah buruk. Itu datang
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

ix

dari pengetahuan yang telah masuk ke dalam diri manusia
itu. Pada umumnya hanya merupakan pengetahuan yang
berada di dada saja bukan merupakan penngetahuan yang
telah berada di hati/qalb. Untuk lebih memahami tentang apa
yang disebut sebagai pengetahuan yang masih berkumpul di
dada dan pengetahuan yang telah masuk di qalb, saya
persilahkan membaca sendiri kitab tulisan At Tirmidzi Al
Farq bayna-l-shadr wa-l-qalb wa-l-lubb yang telah dialih-
bahasakan dengan judul Biarkan hatimu bicara
Mencerdaskan Dada, Hati, Fuad dan Lubb atau kitab Al
Ghazali di bawah judul Ajaaibu-l-qulub atau yang telah
dialih-bahasakan dengan judul Keajaiban-keajaiban Hati
Al-Hakim At-Tirmidzi, dalam bukunya di atas, terdapat
kalimat sebagai berikut: Ilmu pengetahuan, seperti yang kau
ketahui maksudnya ilmu pengetahuan yang kita pelajari
secara lahiriyyah ini sebenarnya dipelajari untuk
menegakkan syariat, mendidik jiwa anfus atau nafs - ,
memperbaikinya, mencegahnya dari kebodohan, serta untuk
mengenali batasan hukum dan tegaknya agama ad diin -.
Manfaatnya menjadi bertambah dan membesar manakala
Allah Taala menyingkapkan untuknya pengetahuan bathin
atau pengetahuan hati qalb -. Yakni pengetahuan yang
bermanfaat. Bukankah Rasulullah Saw. telah bersabda,
Pengetahuan itu ada dua, (1) Pengetahuan yang hanya ada di
lisan. Itulah argumen [hujjah] Allah atas makhluk-Nya; (2)
Pengetahuan yang di hati qalb . Itulah pengetahuan yang
bermanfaat.
Al-Ghazali juga menuliskan tentang hal tersebut di atas
dalam bukunya Keajaiban-keajaiban Hati, tentunya dalam
susunan kata dan kalimat yang berbeda.
[15] Persoalan tidak berbuat apa-apa adalah persoalan tidak
bersyukur yang tentunya menjadi perlu dipertanyakan apakah
ada kesabaran dalam dirinya. Sabar dan syukur adalah semacam
ujud dan bayangannya di cermin yang bersih. Kalau ujud aslinya
tidak ada maka pasti bayangannya juga tidak ada. Kalau tidak
ada sabar maka tidak akan ada syukur.
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

x

QS.[41]:34-35 Dan tidaklah sama kebaikan [teks asli:
hasanah] dan kejahatan [teks asli: sayyiaah] ............. Sifat-sifat
yang baik [teks asli: hasanah] itu tidak dianugerahkan
melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak
dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang
mempunyai keuntungan yang besar.
QS.[25]:70 kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman
dan mengerjakan amal sholeh; maka itu kejahatan [teks asli:
sayyiaah] mereka diganti Allah dengan kebajikan [teks asli:
hasanah]. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Sabar adalah persoalan menahan diri, antara lain
menahan diri dari amarah, dari hawa nafsu, dari berbuat
amal yang tidak baik dan lain-lainnya yang seperti itu. Dan
adalah pekerjaan yang di dalam diri karena sifatnya adalah
menahan luapan sesuatu yang buruk. Sedangkan syukur
adalah berbuat sesuatu, seperti orang yang berbuat sesuatu
karena ia mengembalikan sesuatu yang telah diperolehnya.
Sebagai contoh, misalnya ketika seorang anak diberi pinsil
oleh ibunya dan maka kemudian dengan sukacita si anak
menggunakan pinsil itu untuk menulis atau menggambar.
Syukur artinya adalah ungkapan atau rasa terima
kasih yang diungkapkan dalam lisan dan tindakan dan
dengan demikian tidak bersyukur adalah tidak adanya
ungkapan terimakasih.
QS.[2]:153 Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah
sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah
beserta Ash-Shobiriin.
[16] Ada sesuatu yang mustahil terjadi di alam semesta ini, ialah : Ada
seseorang yang berniat bertaubat kepada Allah Taala dan Allah
Taala menolaknya.
Dari Abu Hurayrah r.a., katanya : Bersabda Rasulullah
saw. : Berfirman Allah Yang Maha Agung : Aku berada dalam
sangkaan hamba-Ku tentang Aku, dan Aku bersama-nya
ketika ia menyebut Aku. Bila ia menyebut Aku dalam dirinya,
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

xi

Aku menyebut dia dalam Diri-Ku. Bila ia menyebut Aku
dalam khalayak, Aku menyebut dia dalam khalayak yang
lebih baik dari itu. Bila ia mendekat kepada-Ku satu jengkal,
Aku mendekat kepadanya satu hasta. Bila ia mendekat
kepada-Ku satu hasta, Aku mendekat kepadanya satu depa.
Bila ia datang kepada-Ku berjalan kaki, Aku datang
kepadanya berlari-lari. [Hadist Qudsi riwayat Al Bukhari,
Muslim, Ibn Majah, At Tirmidzi, Ibn Hanbal]
Ada sesuatu yang mustahil terjadi di alam semesta ini,
ialah : Ada seseorang yang berniat bertaubat kepada Allah
Taala dan Allah Taala menolaknya.
QS.[2]:160 .... kecuali mereka yang telah taubat dan
mengadakan perbaikan [teks asli: ishlah] dan menerangkan
(kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima
taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima Taubat lagi
Maha Rahiim.
Al Ghazali dalam Kitab Arbain fii ushuluddin yang
sudah diterjemahkan di bawah judul Teosofia Al Quran
meriwayatkan berikut ini :
Kegembiraan Allah terhadap taubat seorang
hamba-Nya yang mukmin melebihi kegembiraan orang
yang ......
..... singgah di sebuah padang sahara yang tandus
dan membahayakan. Ia membawa kendaraan
tunggangannya, untuk membawa makanan dan
minumannya (bekalnya). Kemudian dia merebahkan
diri dan tidur sejenak. Ketika terbangun, ternyata ia
tidak mendapatkan kendaraan tunggangannya lantaran
terlepas dan melarikan diri. Lalu ia berupaya
mencarinya ke pelbagai penjuru, hingga merasakan
amat lapar dan haus ..... atau apa saja yang
dikehendaki Allah menimpa dirinya. Kemudian ia
berkata, Aku akan kembali ke tempat dimana aku tidur
tadi, dan akan tidur kembali hingga aku mati disitu.
Sesampainya di tempat itu, ia pun meletakkan
kepalanya di atas lengannya lalu tidur untuk mati. Tiba-
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

xii

tiba ia pun terbangun dan ternyata tunggangannya yang
semula hilang itu ada disisinya lagi berikut bekal dan
minumannya masih ada...... !
Allah jauh lebih bergembira dari orang yang
mendapatkan kembali tunggangannya dan bekalnya
itu.
Hanya saja, pertaubatan menuntut pencarian
pengetahuan dengan harapan agar Allah Taala menerima
taubatnya dan menunjuki-Nya
QS.[2]:37 Kemudian Adam menerima beberapa kalimat
dari Rabb-nya, maka Allah menerima taubatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Rahiim.
[17] Allah Taala tidaklah menyiksa melainkan membersihkan.
QS.[4]:49 ...... Sebenarnya Allah membersihkan siapa
yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.
QS.[5]:6 ........ Allah tidak hendak menyulitkan kamu,
tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur.
[18] Allah Taala menunjukkan kepada manusia dua buah jalan,
QS.[90]:10-16 Dan Kami telah menunjukkan kepadanya
dua jalan, tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi
sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar
itu ? (yaitu) Melepaskan budak dari perbudakan, atau
memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim
yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang
sangat fakir.
QS.[91]:8 maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
QS.[73]:19 Sesungguhnya ini adalah suatu peringatan.
Maka barangsiapa yang menghendaki niscaya ia menempuh
jalan (yang menyampaikannya) kepada Rabb-nya.
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

xiii

[19] QS.[22]:46 maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu
mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat
memahami [teks asli : lahum qulubun yaqiluuna biha artinya
menjadi memiliki hati yang untuk berakal dengannya] atau
mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar ?
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang
buta, ialah hati [teks asli: qulub / kata jamak dari qalb] yang di
dalam dada [teks asli : shudur / jamak dari shadr].
[20] QS.[10]:100 Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali
dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan [teks asli:
yajalu-r-rijsa] kepada orang-orang yang tidak mempergunakan
aql nya. aql adalah kecerdasan qalb / hati yang tentunya supaya
aql bisa dipergunakan maka hatinya harus telah bersih
bercahaya.
[21] Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kita bahwa semua amal
akan dinilai berdasarkan niatnya. Niat beramal sholeh demi Allah
Taala hanya akan muncul oleh sebab adanya hasrat untuk
kembali kepada-Nya.
QS.[18]:110 Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia
biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha
Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya
[liqooa robbihii], maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
sholeh dan janganlah ia mempersekutukan-Nya dalam
beribadat kepada Rabb-nya".
QS.[10]:7-8 Sesungguhnya orang-orang yang tidak
mengharapkan perjumpaan dengan Kami [liqooa naa], dan
merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram
dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-
ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan
apa yang selalu mereka kerjakan.
QS.[10]:11 ..... Maka Kami biarkan orang-orang yang
tidak mengharapkan perjumpaan dengan Kami [liqooa naa],
bergelimang dalam kesesatan mereka.
Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ?

xiv

QS.[73]:19 Sesungguhnya ini adalah suatu peringatan.
Maka barangsiapa yang menghendaki niscaya ia menempuh
jalan kepada Rabb-nya.

SELESAI.

Você também pode gostar