Você está na página 1de 62

Artikel Personal Finance Kontan -AsuransiMemilih Asuransi Kesehatan

Sedia payung sebelum sakit datang


Oleh Titis Nurdiana, Sanny Cicilia - Rabu, 22 September 2010 | 22:41 WIB

SAKIT itu mahal. Fakta ini jelas tak terbantahkan. Selain menghabiskan harta, sakit juga mengurangi kesejahteraan dan kebahagiaan. Apa enaknya kaya raya tapi sakit-sakitan? Omong-omong, apa hubungannya sakit dengan perencanaan keuangan? Pepatah bilang, sedia payung sebelum hujan. Nah, demi menghadapi masa sakit yang bisa datang kapan saja, merencanakan biaya kesehatan, terutama di masa pensiun, jelas mutlak diperlukan. Pendek kata, kesehatan terjaga keluarga aman sentosa adalah dambaan setiap insan. Oleh sebab itu, kita harus jauh-jauh menyiapkan perlindungan kesehatan bagi keluarga. Tentu saja, cara paling mudah dan murah menjaga kesehatan adalah berolahraga serta bergaya hidup sehat. Namun, kita sering melupakan hal sepele itu karena kesibukan sehari-hari. Walhasil, sakit selalu menjelang dan kita harus mengeluarkan banyak biaya pengobatan. Di sinilah pentingnya merencanakan dan menyiapkan biaya kesehatan. Maklum, biaya mahal pengobatan gampang menggerus duit kita, bahkan bisa menghabiskan seluruh harta benda kita. "Makanya, semua orang membutuhkan perlindungan kesehatan, tanpa terkecuali," tandas Ligwina Poerwo Hananto, Chief Executive Officer Quantum Magna Financial. Wajib memiliki Salah satu cara paling gampang mengantisipasi kebutuhan besar biaya perawatan adalah melalui asuransi kesehatan. Bahkan, dalam perencanaan keuangan, asuransi kesehatan menjadi menu wajib, selain asuransi jiwa, perlindungan penyakit kritis, dan asuransi kecelakaan. "Ini harus dimiliki semua orang," imbuh Prita Hapsari Ghozie, Chief Financial Planner dari Zap Finance. Jika penghasilan Anda murni dari bisnis sendiri, tak ada salahnya menyisihkan sebagian penghasilan untuk membeli asuransi kesehatan ini. Jika Anda pegawai dan perusahaan tempat Anda bekerja sudah menanggung biaya kesehatan, ada baiknya pula tetap mengambil asuransi kesehatan bila dirasa masih kurang. Saran para perencana keuangan, pertama, sebelum memilih asuransi kesehatan, Anda sebaiknya mengetahui rekam jejak kesehatan keluarga. Pengetahuan ini berguna untuk memastikan ada tidaknya penyakit bersifat menurun, seperti kencing manis atau diabetes, tekanan darah tinggi, dan jantung. Jika Anda berasal dari keluarga yang memiliki penyakit keturunan itu, asuransi kesehatan atau asuransi jiwa dengan tambahan benefit perlindungan atas risiko penyakit-penyakit tersebut bisa menjadi pilihan. Istilah dalam industri asuransi adalah critical illness. Saran para perencana keuangan, belilah polis dengan perlindungan penyakit yang paling lengkap.

Kedua, cobalah menghitung biaya apabila Anda terkena penyakit-penyakit tersebut sekarang. Dengan perhitungan tersebut, Anda akan mendapatkan angka yang pasti dan mendekati kebutuhan sesungguhnya. Setiap tahun lakukan perhitungan ulang, karena biaya rumahsakit meningkat sesuai inflasi. Ketiga, ketika Anda membeli asuransi kesehatan, lakukan riset tentang perusahaan asuransi yang baik dan cepat dalam hal pembayaran klaim. Ini berguna untuk mengetahui kualitas pelayanan rumahsakit jika kelak Anda dirawat di sana. Maklum, meski ada larangan membeda-bedakan pelayanan bagi para pasien, praktik di lapangan menunjukkan bahwa rumahsakit acap "ogah-ogahan" melayani para nasabah asuransi kesehatan dari perusahaan asuransi yang lelet membayar klaim atau bermasalah. Keempat, pilihlah asuransi kesehatan dengan sistem klaim kartu, bukan reimbursement alias ditagih belakangan. Sebab, si tertanggung bisa langsung dilayani hanya dengan menunjukkan kartu kepesertaan. "Sistem kartu ini juga berguna jika tertanggung tidak memegang dana tunai," kata Wina. Kelima, pilihlah asuransi kesehatan yang minimal memiliki fasilitas santunan rawat inap. Syukur-syukur kita bisa menentukan kelas ruangan inap sesuai kemampuan dan keinginan kita. Wina menyarankan agar kita memilih asuransi dengan plafon per sakit, bukan plafon per tindakan. Dengan begini, pertanggungan lebih praktis. Terakhir atau keenam, Prita dan Wina sepakat, asuransi kesehatan sebaiknya tidak dipadukan dengan asuransi jiwa atau investasi. Bukan hanya hasilnya kurang maksimal, tarif polis pun bisa lebih mahal, sehingga malah tidak optimal melindungi kesehatan kita. Supaya pembayaran premi terasa enteng, Wina menyarankan sumber pembayarannya dari bonus tahunan atau tunjangan hari raya. "Lebih baik jika Anda memperhatikan kapan akan menerima THR atau bonus untuk bayar-bayar asuransi ini," kata dia. Jika Anda pekerja paruh waktu, pengumpulan uang kas di satu rekening terpisah bisa menjadi solusi. Meski sudah mengantongi polis asuransi kesehatan, Anda juga harus menyiapkan dana cadangan kesehatan. Sebab, sebagian besar asuransi kesehatan hanya menanggung biaya rawat inap, bukan rawat jalan. "Idealnya, seseorang menyisihkan dana sebanyak antara 2,5% sampai 5% dari penghasilannya untuk tabungan kesehatan ini," kata Prita. (Diambil dari tulisan Edisi Khusus KONTAN Mei 2010) BERINVESTASI DI UNIT LINK

Pelajari risiko unit link, lalu ambil keuntungan investasinya (1)


Oleh Dikky Setiawan, Raymond Reynaldi - Jumat, 11 Februari 2011 | 17:09 WIB

JAKARTA. Suatu hari di 2008, Firman Kurniawan, seorang pegawai swasta di Jakarta tiba-tiba terkulai lemas. Dia tidak percaya, investasi sebesar Rp 100 juta yang dibenamkan di unitlink dana saham terbitan sebuah perusahaan asuransi di Jakarta merosot tajam. Pemicunya, saat itu harga saham yang biasa menjadi lahan penempatan portofolio investasinya di unitlink menukik drastis. Jika Anda baru berniat berinvestasi di unitlink, ada baiknya mempertimbangkan matang-matang dalam memilih produk asuransi berlabel unitlink. 2

Mohammad B. Teguh, perencana keuangan dari Quantum Magna Financial menyebut, sebelum membeli produk unitlink, sebaiknya nasabah memilih jenis unitlink sesuai dengan profil pribadinya. Nasabah konservatif jangan memilih unitlink dana saham (equity), sebab indeks saham selalu fluktuatif sehingga bisa memengaruhi naik-turunnya dana investasi. "Sebaliknya, nasabah agresif jangan memilih tipe fixed income," ujarnya. Produk unitlink terbagi beberapa jenis. Pertama, cash fund unit-link atau unitlink pasar uang. Biasanya, perusahaan asuransi penerbit unitlink jenis ini menempatkan portofolio investasi nasabahnya 100% pada instrumen pasar uang, seperti deposito berjangka, SBI, dan surat utang jangka pendek. Anda yang tak ingin mengambil risiko besar, bisa memilih unitlink jenis ini. Selain berjangka waktu pendek, risikonya paling rendah. Jenis kedua, fixed income unitlink atau unitlink pendapatan tetap. Lazimnya, komposisi dana investasi nasabah akan difokuskan minimal 80% di instrumen obligasi. Bagi Anda yang ingin mendapatkan keuntungan pada tingkat bunga optimal namun tetap mengutamakan pendapatan yang stabil dan konsisten, bisa mempertimbangkan untuk mengambil unitlink tipe ini. Ketiga, managed unitlink atau unitlink pendapatan campuran, yang biasanya menempatkan portfolio pada saham dan obligasi dengan komposisi tertentu. Banyak orang yang berpendapat, jenis unitlink ini sesuai bagi para nasabah yang ingin memperoleh pendapatan memadai sekaligus peluang pertumbuhan investasi jangka panjang. Jenis terakhir adalah equity unitlink atau unitlink dana saham, yang menempatkan dana nasabah pada saham minimal 80%. Anda yang ingin mendapatkan keuntungan berinvestasi secara maksimal bisa mempertimbangkan unitlink ini. Syaratnya, Anda berani mengambil risiko tinggi. Sebab, nilai investasi yang kita benamkan di unitlink jenis ini sangat bergantung pada pergerakan indeks saham. Pilih perusahaan asuransi yang sehat Setelah mengetahui jenis-jenis unitlink, Teguh menyarankan membeli unitlink dari perusahaan asuransi yang sehat, besar dan terpercaya. "Lihat juga apakah mengambil klaim di perusahaan itu sulit atau mudah," katanya. Selanjutnya, pelajari ilustrasi produk unitlink yang ditawarkan. Kalau perlu, lihat contoh polis asuransi unitlink yang ditawarkan perusahaan asuransi. Nasabah juga harus memperhatikan komponen biaya yang diberlakukan perusahaan asuransi penerbit unitlink. Teguh memberi gambaran, ketika nasabah membeli reksadana langsung ke MI, akan dikutip fee pengelolaan dana sekitar 2%. Tapi, ketika nasabah membeli unitlink dari perusahaan asuransi, logikanya nasabah akan kena fee dua kali lipat: untuk membayar perusahaan asuransi dan membayar MI. Lalu, perhatikan besaran return atau tingkat pengembalian hasil investasi. Teguh bilang, sebaiknya jangan buru-buru tergiur membaca return yang dijanjikan. Sebab, biasanya, di tengah jalan perusahaan asuransi kerap mengenakan fee tambahan atas pengelolaan dana nasabah. Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk dan Rekan, menambahkan, nasabah awam yang tak memiliki pengetahuan finansial cukup dalam jangan terburu-buru membeli produk unitlink. Lebih baik nasabah mencari informasi lebih detail mengenai unitlink yang diminati. Toh, kata Rakhmi, kebutuhan asuransi dan investasi sangat bergantung pada tujuan keuangan nasabah. Bila ingin berinvestasi saja, nasabah dapat masuk ke pasar reksadana. Apalagi, pertanggungan yang diberikan oleh produk unitlink kadang tak terlalu besar. Pertanggungan unitlink rata-rata berkisar Rp 100 juta sampai Rp 200 juta. 3

"Kalau mau ditingkatkan, kita harus membayar premi lebih. Dengan premi setinggi itu, mungkin saja kita mendapat pertanggungan yang lebih besar dari produk asuransi jiwa murni," tutur Rakhmi. BERINVESTASI DI UNIT LINK

Pelajari risiko unit link, lalu ambil keuntungan investasinya (selesai)


Oleh Dikky Setiawan, Raymond Reynaldi - Senin, 21 Februari 2011 | 19:14 WIB

JAKARTA. Jika Anda sudah memahami betul unitlink dan cara berinvetasinya, kini bisa memilih perusahaan asuransi yang menerbitkan produk investasi itu. Salah satu yang menawarkan produk unitlink adalah PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia. Perusahaan asuransi asal Italia itu baru saja meluncurkan produk unitlink terbaru bertajuk Ultimate Balance Protection (UB Pro). Edy Tuhirman, Chief Executive Officer PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia, mengatakan, UB Pro merupakan produk asuransi unitlink yang menggunakan automatic risk management system (ARMS). Melalui sistem ini, nasabah bisa memantau dan menjaga pergerakan investasinya. "Jadi nasabah bisa mengontrol investasinya. Kapan dia harus keluar untuk profit taking, top-up, dan cut loss," terang Edy. Pemegang polis UB Pro boleh memilih komposisi dana investasi yang harus ditempatkan di unitlink equity, berapa di pasar uang, dan berapa di fixed income. Nasabah juga bisa profit taking, kalau investasinya sudah untung. Tapi, kalau investasi nasabah sudah minus, nasabah juga bisa langsung meminta cut loss. Edy bilang, bagi nasabah yang berminat membeli UB Pro, perusahaannya akan mengenakan uang pertanggungan (UP) terkecil Rp 50 juta. Dana investasi itu terdiri atas premi dasar dan premi top-up masingmasing Rp 25 juta. Sedangkan, UP terbesar dipatok Rp 2 miliar. Setiap tahun, Generali mengenakan subcription fee 2% dan fee management berkisar 2%-2,2% dari total dana investasi. "Persentasenya tergantung penempatan dana nasabah. Untuk yang fund equity maksimal 2,2%, dan money market maksimal 2%," ujar Edy. Sayang, Edy enggan membeberkan return yang bisa didapat nasabah jika berinvestasi di UB Pro. "Kami hanya bisa menjanjikan produk kami memiliki sistem pengaman yang baik," tandasnya. Selain manfaat investasi, nasabah juga akan memetik manfaat perlindungan jiwa 125% kali premi dasar, atau 250% kali premi dasar jika diakibatkan kecelakaan. Perusahaan asuransi lain yang menawarkan unitlink adalah PT Sun Life Financial Indonesia. Selain manfaat pertanggungan, produk unitlink syariah ini menawarkan instrumen investasi, seperti penempatan dana di saham dan obligasi syariah. Nah, UP yang diberikan produk syariah Sun Life Financial ini mulai dari 5 kali hingga 90 kali premi tahunan. Besaran UP tergantung usia nasabah. Usia 60-65 tahun mendapat UP sebesar 5-15 kali premi tahunan. Sementara, nasabah usia muda berpeluang mendapat UP antara 45-90 kali premi tahunan. Srikandi Utami, Head of Shariah PT Sun Life Financial Indonesia menyebut, besaran minimum premi asuransi pada unitlink syariah ini Rp 2,4 juta. "Kami membebaskan besaran investasinya. Semua tergantung kebutuhan nasabah, mau proteksi atau investasi," terang Srikandi.

Adapun biaya yang harus ditanggung saat pertama kali membeli produk ini adalah biaya loading (biaya administrasi) 80%, sisa 20% masuk ke rekening nasabah. Selain itu, ada biaya berkala mulai tahun kedua yang besarannya akan turun dari tahun ke tahun. Biaya lain, subscription fee Rp 24 juta per tahun, dan biaya pengelolaan investasi, yakni untuk investasi saham sebesar 2,25% dan campuran 1,75% yang dipungut setahun sekali. Ada juga biaya kontribusi bila nasabah ingin memperbesar porsi unitlink. Produk investasi yang tidak efektif dan rumit Tidak semua kalangan menilai unitlink sebagai produk investasi yang tepat bagi masyarakat awam. Mohammad B. Teguh, perencana keuangan dari perencana keuangan Quantum Magna Financial menilai, unitlink adalah produk investasi yang kurang tepat. Alasannya, nasabah unitlink harus membeli sesuatu yang tidak efektif. "Kalau unitlink itu kan nasabah harus membeli produk perlindungan jiwa sekaligus investasi. Seharusnya, kalau mau berinvestasi, semua dana dimasukkan ke produk investasi, bukan untuk membayar premi asuransi," katanya. Teguh juga menilai, tujuan sebagian masyarakat di negeri ini membeli asuransi unitlink untuk investasi jangka panjang. Mereka mengira, unitlink adalah produk asuransi yang memiliki bentuk proteksi investasi. Padahal, yang dilindungi oleh perusahaan penerbit unitlink hanya asuransi jiwa, bukan proteksi investasinya. "Di sini banyak nasabah yang tidak memahaminya," imbuh Teguh. Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk dan Rekan, menilai, produk investasi yang dibalut asuransi atau unitlink sebagai produk yang rumit. Salah satu alasan Rakhmi menilai produk unitlink dapat merepotkan nasabah adalah besaran biaya atau fee yang harus ditanggung. Sebab, kebanyakan perusahaan asuransi penerbit unitlink akan mengenakan banyak biaya kepada nasabah, seperti premi dasar asuransi, biaya administrasi asuransi, dan investasi. "Meski manfaatnya ganda, ada pertanggungan dan investasi, tidak semua orang dapat memiliki produk ini," tandasnya. MENCERMATI TAWARAN ASURANSI KARTU KREDIT

Pembayaran secara cicilan tak selalu menguntungkan


Oleh Dikky Setiawan - Jumat, 20 Mei 2011 | 17:59 WIB JAKARTA. Menyusul berita ramai tentang tindak kekerasan oknum debt collector dalam menagih utang kartu kredit, bisnis asuransi kartu kredit menjadi primadona sejumlah perusahaan asuransi. Kabar terbaru, PT Asuransi Jiwa Sinarmas meluncurkan program perisai kartu kredit (credit shield) bertajuk Perlindungan Tanpa Sukar (PAKAR). Ceruk pasar credit shield yang masih luas jadi salah satu alasan Asuransi Jiwa Sinarmas meluncurkan PAKAR. Paling tidak, saat ini sebanyak 60% dari total 40 juta pemegang kartu kredit belum memiliki credit shield. Di sisi lain, pangsa pasarnya pun sudah jelas, para pemegang kartu kredit. Masuk akal kalau perusahaan asuransi mengincar pasar nasabah kartu kredit. Berdasarkan data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia, dari sekitar 250 juta rakyat di negeri ini, pemegang kartu kredit hanya 40 juta orang. 5

Besarnya ceruk pasar kartu kredit ini menjadi alasan tersendiri bagi perusahaan asuransi meluncurkan produk yang dibundel (paket) kartu kredit. Selain itu, biaya operasional penjualan relatif rendah. Perusahaan asuransi hanya memberi pelatihan kepada tenaga telemarketer yang sumber daya manusianya telah tersedia dari penerbit kartu kredit. Cermat menimbang Dus, jika Anda pengguna kartu kredit, tidak perlu kaget, bila kerap mendapat tawaran program asuransi yang dibundel dengan kartu kredit melalui telepon. Persoalannya, bagi pemegang kartu kredit, perlukah asuransi itu mereka ambil? Jika memang berminat, silakan. Namun, sebelum Anda menjatuhkan pilihan, ada baiknya mempertimbangkan secara matang. Menurut Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MONEYnLOVE, produk asuransi jiwa yang dipaket dengan kartu kredit merupakan produk yang dijual melalui telemarketing. "Saya tidak menyarankan nasabah dan masyarakat luas membeli produk asuransi apapun dari penawaran kartu kredit atau perbankan yang disampaikan melalui telemarketing," saran Freddy. Sebab, lanjut dia, nasabah tidak akan memperoleh penjelasan secara detail menggunakan contoh (dummy) polis asuransi yang ingin dibelinya, dan tidak dijelaskan secara langsung (tatap muka). "Nasabah tidak memperoleh polis asli dari kartu kredit atau perbankan. Premi yang harus dibayar juga lebih mahal dibandingkan membeli langsung produk asuransi dari perusahaan asuransi," kata dia. Apakah asuransi PAKAR termasuk produk asuransi telemarketing? PAKAR memang produk telemarketing. Jadi, nasabah tidak bisa melihat polis terlebih dahulu. "Tapi, kami akan memberikan penjelasan secara detail tentang fasilitas dan keunggulan produk ini," tegas Gideon Vice President Direct Marketing & Telemarketing Asuransi Jiwa Sinarmas. Oleh sebab itu, Freddy mengingatkan, jika ada tawaran produk credit shield atau proteksi nasabah atas tunggakan kartu kredit, Anda tak perlu membelinya. Silakan beli asuransi jiwa dan kecelakaan diri dari perusahaan asuransi dengan premi per tahun dan limit yang memadai. Jadi, jika Anda meninggal dunia, ada sejumlah dana untuk bayar tagihan kartu kredit. Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planning menimpali, uang pertanggungan (UP) yang ditawarkan credit shield atau proteksi nasabah atas tunggakan kartu kredit, biasanya tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan nasabah akibat menderita cacat tetap total. Produk ini hanya memberi manfaat melunasi sisa utang kredit. Sedangkan kebutuhan lain, seperti pengobatan, perawatan, tambahan living cost atau biaya hidup akibat tidak bisa melakukan aktivitas secara normal dan lain-lain, masih harus ditanggung sendiri oleh nasabah. Kelemahan lain adalah proses pengajuan menjadi nasabah. Apakah perlu proses seleksi dalam pengajuan pembelian yang biasanya dilakukan perusahaan asuransi? Jika ada proses seleksi, apakah proses itu mudah atau sebaliknya. Begitu pula jika proses seleksi dipermudah, sambung Risza, apakah akan berakibat pada limitasi nilai perlindungan? Jika ada batasan manfaat yang tidak sama dengan nilai pagu kredit, maka bagaimana jika ada selisih nilai manfaat pelunasan dengan nilai total sisa kredit yang belum dibayar? Pertanyaan ini, hanya bisa terjawab bila Anda telah menerima manfaat dari produk ini. Hanya saja, biasanya prosedur pembayaran pada jenis manfaat ini tidak sekaligus, tapi dibagi minimal dua kali pembayaran, yaitu 20% dan 80%. Nah, jika pelunasan tagihan kartu kredit bertahap, bisa timbul risiko beban bunga atas sisa tagihan utang yang belum terbayar. Jadi, sebelum membeli produk asuransi kartu kredit, Risza menyarankan memahami terlebih dahulu risiko atau kelemahan produk itu. Setelah itu, bandingkan dengan produk sejenis, baik produk asuransi yang melekat dengan kartu kredit atau produk rider yang tersedia lebih banyak di pasar. Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory bilang, perlindungan yang 6

diberikan asuransi credit shield hanya ditujukan untuk kematian atau cacat fisik nasabah akibat kecelakaan. Asuransi ini tidak bisa meng-cover kebutuhan jika nasabah terkena pemutusan hubungan kerja dari perusahaannya. Jadi, menurut Mike, jika memang Anda mampu membeli produk asuransi dengan pembayaran premi tunai, sebaiknya Anda tidak perlu membeli produk asuransi yang pembayaran premi mencicil lewat kartu kredit. Yang perlu diwaspadai, ujar Mike, jika Anda tidak bisa melunasi tagihan kartu kredit tepat waktu, yang di dalamnya terdapat premi asuransi, maka akan menambah beban utang Anda. Ingat, dalam program ini ada kewajiban yang harus Anda bayar. Jika kewajiban itu tidak dibayar, utang Anda akan menggulung. "Jadi, tidak perlu beli produk asuransi yang dibundel kartu kredit. Langsung saja beli produk asuransi jiwa ke perusahaannya," kata Mike. MERACIK PROTEKSI & INVESTASI

Berkreasi menyusun proteksi dan investasi sendiri


Oleh Arief Ardiansyah - Jumat, 15 Juli 2011 | 19:44 WIB JAKARTA. Produk unitlink sudah menjadi penyumbang pendapatan paling besar bagi banyak perusahaan asuransi. Otomatis, produk asuransi yang menggabungkan asuransi dan investasi dalam satu paket ini sudah memiliki banyak pengikut. Nasabah terpikat lantaran berharap unitlink bisa mendapat manfaat ganda sekaligus, yaitu perlindungan asuransi dan investasi. Namun, kalangan perencana keuangan menilai harapan itu susah terwujud. Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MONEYnLOVE, menilai, unitlink bukan alat investasi dan alat proteksi yang paling benar. "Investasi itu harus dipisahkan dari asuransi. Itu tidak bisa ditawar lagi," kata Freddy. Perencana keuangan dari Shildt Financial Planner Risza Bambang menilai, sebenarnya bukan salah perusahaan asuransi membuat produk unitlink. Masalahnya, masih banyak konsumen yang tidak mau repot. "Jadinya mereka membayar fee proteksi lebih tinggi dan mendapat hasil investasi yang lebih rendah di unitlink," kata Risza. Buat Anda yang sudah kadung memiliki unitlink, silakan baca rubrik Kocek terdahulu, Andai Terpaksa Melego Jangan Cuma Melongo di Mingguan KONTAN No 41-XV, Edisi 4-10 Juli 2011. Anda yang baru tersadar untuk memiliki proteksi dan berinvestasi, silakan simak ringkasan saran dari beberapa perencana keuangan yang berbagi tips dan wawasan untuk membuat 'unitlink' sendiri. Sisi proteksi Untuk mempermudah contoh penyusunan 'unitlink' ini ada beberapa asumsi. Mari kita ambil contoh sebuah keluarga muda yang memiliki dua anak. Suami berusia 32 tahun dan istri 28 tahun, adapun usia anak-anak masing-masing tujuh tahun dan lima tahun. Keluarga ini sudah membeli rumah dengan KPR bertenor 10 tahun dan cicilan sudah berjalan selama tiga tahun. Baik suami maupun istri bekerja dengan penghasilan masing-masing Rp 10 juta dan Rp 5 juta. Dari penghasilan ini, mereka bisa rutin menyisakan duit bulanan Rp 3 juta atau dengan kata lain menghabiskan biaya hidup bulanan Rp 12 juta. Nah, baru-baru ini mereka merasakan perlu memiliki produk asuransi dan investasi. Sebelum memulai rencana membuat proteksi dan investasi, perencana keuangan dari First Principal Financial Pte Ltd Singapura Fauziah Arsiyanti meminta keluarga ini menyiapkan dana darurat (emergency fund) 7

minimal tiga sampai enam bulan biaya hidup bulanan. Anda bisa menyiapkan dana darurat ini dalam dua bagian: tabungan atau deposito dan emas. "Tujuan dana darurat itu, bila ayah atau ibu kehilangan pekerjaan tetap, dana itu bisa menghidupi keluarga sampai mendapat pekerjaan baru," kata perempuan yang kerap dipanggil Zizi ini. Setelah itu, Risza menyarankan keluarga ini membuat garis rencana hidup. Garis ini berisi tahun-tahun krusial yang mengidentifikasi rencana-rencana keluarga dan membutuhkan biaya besar. Sebut saja masa-masa anakanak bakal masuk sekolah, mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi, dan bila perlu sampai biaya menikahkan mereka. Tercantum pula tujuan finansial orangtua untuk beribadah haji, misalnya, hingga pensiun kelak. Setiap rencana finansial tersebut harus berisi estimasi biaya yang diperlukan. "Lalu, tentukan rencana proteksi dan investasi Anda," kata Risza. Paling tidak, ada empat jenis perlindungan yang dibutuhkan sebuah keluarga, yaitu asuransi kematian atau jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, dan dana pensiun. Freddy menyarankan Anda membeli polis asuransi jiwa berjangka (term life) dengan uang pertanggungan (UP) yang pas. Cara menghitung UP dalam kasus ini adalah menjumlahkan total kebutuhan biaya pendidikan dua anak hingga minimal sarjana, biaya hidup untuk lima sampai sepuluh tahun, dan biaya untuk memenuhi rencanarencana keuangan yang lain. Selanjutnya, miliki asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga. Freddy meminta Anda mengecek keberadaan fasilitas perlindungan kesehatan dari kantor. Kalau belum cukup, silakan membeli asuransi kesehatan sesuai kelas kamar atau mengambil sistem cash plan dengan limit yang sesuai. Untuk kepemilikan asuransi kecelakaan diri, Anda bisa mengambil polis, misalnya, Rp 500 juta. Anda bisa membeli asuransi ini terpisah atau menyatu dengan asuransi jiwa term life. Yang pasti, "Jangan membayar premi asuransi berlebihan," kata Freddy. Zizi menambahkan, kepemilikan asuransi ini tidak harus sekaligus seluruh keluarga. Bila kemampuan saat ini baru untuk ayah dan ibu saja, ya, tak masalah. Dia menyarankan keluarga ini mengalokasikan duit Rp 1 juta per bulan untuk asuransi. "Nanti bila ada bonus atau tunjangan lain bisa untuk melengkapi asuransi yang belum dimiliki," kata Zizi. Sisi investasi Secara garis besar, Risza menyebut ada dua jenis investasi, yaitu paper investment (investasi surat berharga) dan investasi murni. Investasi berwujud kertas itu berupa deposito, Reksadana, saham, dan obligasi. Investasi seperti ini cocok bagi Anda yang tidak punya waktu dan ogah repot. Adapun investasi murni adalah Anda membiakkan duit secara langsung di sektor properti, berbisnis, atau memiliki logam mulia. "Sedikit repot, tapi return dan risiko investasi lebih baik," kata Risza. Untuk mendanai pendidikan anak pertama masuk SMP nanti, Zizi menyarankan keluarga ini berinvestasi di reksadana campuran. Alokasi untuk investasi ini cukup Rp 1 juta sebulan. Dengan asumsi return reksadana campuran 20% per tahun, bakal terkumpul duit yang cukup untuk membayar uang pangkal SMP dan uang bulanan sekolah selama tiga tahun. Untuk anak kedua yang mau masuk SD, Zizi menyarankan membeli logam mulia dengan alokasi rutin Rp 1 juta per bulan. Risiko investasi logam mulia lebih kecil dari risiko investasi di reksadana. "Cocok untuk menabung jangka pendek," kata Zizi. Adapun rencana lain bisa dipenuhi keluarga ini saat ayah dan ibu mendapat kenaikan gaji dan bonus. Kunci sukses berinvestasi, ungkap Zizi, adalah menabung sedini mungkin secara rutin dan disiplin. "Walau tidak 8

besar, efek compounding interest (bunga majemuk atau bunga berbunga) membuat nilai tabungan jadi besar," kata Zizi. Adapun Freddy menyarankan keluarga ini mengalokasikan minimal 30% pendapatan untuk investasi, termasuk KPR. Dari situ, Anda bisa menaruh di berbagai produk investasi dengan porsi logam mulia sekitar 10%-15%, reksadana saham 15%, reksadana campuran 25%, dan properti 50%. "Cicilan KPR bisa masuk investasi properti, apalagi untuk rumah kedua, ketiga, dan seterusnya," kata Freddy. Risza malah menilai kepemilikan rumah bisa menjadi salah satu model penyiapan dana pensiun paling sederhana. Kala Anda masuk pensiun, usia anak-anak sudah dewasa dan tinggal di rumah masing-masing, "Jual saja rumah sekarang dan beli rumah lain di daerah yang lebih murah. Sisanya untuk membiayai pensiun," kata Risza. Adapun untuk berinvestasi di paper investment, Risza menyarankan Anda membeli reksadana pendapatan tetap dan obligasi pemerintah yang relatif aman dari risiko. Bila Anda mau sedikit ribet, berinvestasi di logam mulia bisa membuat duit Anda berbiak lebih cepat. Yang jelas, menyusun proteksi dan investasi mandiri seperti ini memiliki banyak kelebihan. Yakni biaya murah, nilai proteksi lebih tinggi dan worth it, serta bisa meraih return investasi yang lebih tinggi. "Kelemahannya, Anda agak capek karena harus berpikir sendiri," kata Risza. Nah, mau pilih yang mana, terserah Anda! MANAJEMEN UTANG

Agar tak semakin merana ketika pasangan berpulang (1)


Oleh Syamsul Ashar, Anastasia Lilin Y - Kamis, 29 September 2011 | 12:40 WIB

JAKARTA. Sudah jatuh tertimpa tangga. Pepatah ini terasa pas menggambarkan nasib yang menimpa Suparsih, warga Karanganyar, Jawa Tengah. Setelah sang suami meninggal, perempuan berusia 54 tahun ini terpaksa menanggung sendiri beban utang kredit dari sebuah bank yang dicairkan sang suami, Puyanto. Bank mewajibkan Suparsih melanjutkan cicilan utang almarhum suami yang masih tersisa Rp 40 juta, dari total kredit yang mereka terima di 2004 sebesar Rp 70 juta. Perempuan yang bekerja sebagai karyawan di salah satu sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) di Karanganyar ini tetap harus membayar angsuran kredit Rp 1,2 juta per bulan hingga 2014. "Saya merasa terbebani kalau harus membayar sendirian," ungkapnya getir. Padahal, menurut pemikiran Suparsih, bank seharusnya sudah memutihkan utang almarhum. Sebab, ketika hendak mencairkan kredit sang suami telah membayar premi asuransi. Dia pun mengutip sebuah pasal dalam perjanjian kredit yang disepakati suaminya. Pasal itu mewajibkan mengasuransikan jiwa minimum 100% dari jumlah kredit yang diterima debitur. Nyatanya, Suparsih hanya menerima santunan asuransi sebesar Rp 18 juta. Jumlah ini jauh lebih kecil dari sisa pinjaman. Lepas dari keprihatinan yang menimpa Suparsih, mungkin banyak nasabah yang tertimpa nasib nahas seperti ini. Mereka tidak menduga bakal menanggung konsekuensi yang berat ketika menjadi nasabah kredit (debitur) bank. Tidak semua yang kita pahami saat awal mencairkan kredit selalu berjalan sesuai harapan. Selain kemungkinan telah terjadi salah paham maupun bank memang beritikad buruk, acapkali konsekuensi tak terduga seperti ini berawal dari calon debitur yang kurang teliti ketika mengajukan kredit. Mereka berusaha sebisa mungkin memenuhi syarat agar kredit segera bisa cair.

Salah satu kelaziman yang ditempuh seorang calon nasabah debitur ketika penghasilannya tak memenuhi ambang batas minimal bank adalah menggabungkan pendapatan dengan pasangan, suami atau istri (joint income). Dengan menggabungkan dua sumber nafkah keluarga, otomatis nilai pendapatan debitur jadi lebih besar. Sekadar ilustrasi, ketika istri berpenghasilan Rp 3 juta dan suami berpenghasilan Rp 6 juta, maka bank akan menghitung penghasilan bulanan calon pengutang senilai Rp 9 juta. Itu berarti, maksimum angsuran yang harus dibayar oleh debitur 30% dari total penghasilan atau sebesar Rp 2,7 juta. Ini berarti pula nilai kredit yang disetujui bisa lebih besar. Mengukur risiko Lantaran hanya memikirkan nilai kredit yang diperoleh bakal lebih besar, calon nasabah sering alpa mencermati tingkat risiko kredit konsumtif semacam ini. Terutama, risiko yang menyebabkan para nasabah meninggal dunia, cacat, atau peristiwa lain yang menyebabkan mereka tidak mampu lagi membayar cicilan utang. Dari sisi lain, bank tentu tidak mau rugi. Karena itu, selain menarik uang provisi, bank mewajibkan debitur untuk mendapatkan perlindungan dari perusahaan asuransi. Bahkan, aset yang menjadi jaminan kredit juga mendapat perlindungan asuransi kerugian. Oleh sebab itu, biasanya nasabah wajib membayar asuransi kebakaran sebagai syarat permohonan kredit pemilikan rumah (KPR). Demikian pula ketika calon nasabah mengajukan kredit pembelian kendaraan, biasanya mereka harus membayar minimal asuransi kehilangan dan asuransi all risk. Sementara, bagi si debitur, biasanya bank mewajibkan jaminan asuransi jiwa. Jadi, ketika debitur berhalangan tetap dan menyebabkannya tidak mampu membayar utang, bank tidak akan merugi karena kewajiban debitur ditutupi asuransi. Perencana keuangan dari Shildt Financial Planner Risza Bambang menjelaskan, biasanya ada dua jenis skema asuransi pada kredit joint income. Pertama adalah tipe first to die. Asuransi jiwa tipe ini adalah membayarkan uang pertanggungan sebesar 100% jika salah satu debitur, dalam hal ini tak terbatas apakah suami atau istri, meninggal dunia. Tipe kedua adalah kebalikannya, yaitu the last survivor. Asuransi seperti ini baru mau membayarkan klaim jika kedua debitur meninggal dunia. "Meskipun ada dua pilihan, dalam skema joint income, bank seharusnya tidak boleh memberikan pilihan. Mereka wajib melekatkannya dengan first to die," kata Risza. Pasalnya, sejak awal bank menyetujui kredit harus mengacu pada kemampuan finansial dua orang. Jadi ketika salah seorang meninggal, maka dilihat dari perhitungan syarat kemampuan membayar utang jelas tidak ada lagi. Memang, konsekuensi dari pemilihan asuransi first to die adalah debitur harus membayar premi lebih mahal ketimbang the last survivor. Nah, untuk kasus Suparsih, Risza menduga asuransi yang dipakai bertipe the last survivor. Bisa jadi bank tidak memberikan informasi yang jelas pada awal sehingga nasabah tidak tahu atau nasabahnya sendiri yang meminta agar premi asuransinya lebih murah sehinga diberi yang the last survivor. Di sisi lain, perbankan terkenal kian royal meloloskan pengajuan kredit para nasabahnya, terutama kredit konsumsi seperti KPR, KPM dan kredit multiguna. Maklum, jenis kredit ini merupakan mesin pencetak uang paling cepat bagi bank. Alhasil, bank pasti berupaya agar pengajuan kredit memenuhi syarat dan calon debitur tidak pindah ke bank lain. Termasuk jika ada debitur yang meminta tidak memakai asuransi demi memperoleh cicilan lebih murah. "Ada dekadensi moral ethic business dalam dunia financial services," ujar Risza setengah menuding. Sementara perencana keuangan MRE Financial & Business Advisory Mike Rini menyebut, produk asuransi 10

jiwa yang biasa dilekatkan secara langsung adalah KPR dan Kredit Pemilikan Mobil (KPM). Berdasarkan skema joint income untuk dua kredit tersebut yakni KPR dan KPM, jika salah satu pasangan meninggal maka sisa utang kredit akan dilunasi 100%. "Sementara untuk kredit lain seperti multiguna, setahu saya sejauh ini memang tidak ada asuransinya," ujar Mike. Jadi, dia menyarankan, debitur harus membeli asuransi sendiri untuk menjamin keberlangsungan kredit multiguna. Dengan demikian, apabila kelak sesuatu yang tidak dinginkan terjadi, mereka terbebas dari risiko gagal bayar. (bersambung) KIAT KOCEK

Klaim nol, uang kembali


Oleh Teddy Gumilar - Rabu, 12 Oktober 2011 | 18:53 WIB

JAKARTA. Istilah uang hangus sejatinya tak dikenal secara resmi dalam dunia asuransi. Kenyataannya, faktor inilah yang menjadi alasan utama orang enggan membeli produk asuransi. Kini beberapa perusahaan asuransi menjanjikan pengembalian premi. Sebagai nasabah asuransi, Anda tentu sering merasa rugi membeli produk asuransi lantaran uang premi yang dibayarkan hilang begitu saja setelah masa pertanggungan usai. Padahal, selama masa asuransi Anda tidak sekalipun melakukan klaim. Kalaupun ada klaim, mungkin nilainya lebih rendah ketimbang Uang Pertanggungan (UP). Perasaan seperti ini telah dibaca oleh beberapa perusahaan asuransi dengan merilis produk beriming-iming pengembalian premi di akhir periode asuransi. Salah satunya Asuransi Sinar Mas yang merilis produk asuransi kendaraan bertajuk Simas Mobil Bonus pada akhir bulan September lalu. Ini pengembangan dari produk sebelumnya, yaitu Asuransi Simas Mobil. Yang membedakan adalah Simas Mobil Bonus menawarkan pengembalian premi kepada nasabah jika tidak melakukan klaim selama masa pertanggungan. No Claim Bonus ini diberikan dalam bentuk point rewards. Dumasi Marisiana Magdalena Samosir, Direktur Pemasaran Asuransi Sinar Mas, bilang bahwa setiap satu poin bernilai Rp 1.000. Cara menghitung point rewards tersebut cukup mudah. Misalnya, nasabah membayar premi Rp 2 juta per tahun. Jika sampai akhir periode pertanggungan nasabah tidak mengajukan klaim, dia berhak memperoleh 2.000 point rewards yang setara dengan duit senilai Rp 2 juta. Tapi jika ada klaim, fasilitas point rewards tersebut akan hangus. Selain ditukar dengan uang, poin ini juga bisa digunakan untuk membayar premi atau membeli produk Asuransi Sinar Mas yang lain. Point Rewards ini dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam tiga periode waktu: 3 tahun, 5 tahun, atau 8 tahun. Pada akhir tahun kedelapan, poin tersebut bisa ditukar menjadi uang tunai dengan jumlah setara 100% premi yang pernah dibayarkan oleh nasabah. Pengembalian 75% dari premi yang sudah disetorkan bisa diterima nasabah yang menukarkan point rewards pada akhir tahun kelima. Adapun pengembalian 50% bakal diterima di akhir tahun ketiga. "Point rewards secara otomatis akan cair pada akhir tahun sesuai dengan waktu penukaran yang dipilih pada saat awal pengajuan asuransi. Dananya akan ditransfer ke rekening nasabah," ujar Dumasi. Simas Mobil Bonus memberikan dua alternatif pilihan jaminan pertanggungan, yaitu Gabungan (Comprehensive) dan Kerugian Total (Total Loss Only/TLO). Masing-masing jaminan dapat diperluas dengan 11

risiko Huru-hara 4.1B, Bencana Alam, dan Tanggung Jawab Hukum terhadap Pihak Ketiga hingga Rp 100 juta. Ada pula Asuransi Kecelakaan Diri untuk pengemudi dan penumpang maksimal empat orang masing-masing sebesar Rp 50 juta. Lalu, biaya pengobatan untuk pengemudi dan penumpang maksimal empat orang masingmasing sebesar Rp 1 juta. Di luar itu, nasabah Simas Mobil Bonus akan menerima manfaat tambahan berupa gratis layanan derek mobil, kartu diskon, dan gratis layanan ambulans. Biaya asuransi Freddy Pieloor, pialang asuransi dari Antara Intermediary Indonesia, menyarankan calon nasabah sebaiknya jangan menelan mentah-mentah iming-iming pengembalian premi asuransi. Sebab, prinsipnya tidak mungkin perusahaan asuransi dapat hidup jika premi yang sudah diterima harus dikembalikan lagi seluruhnya. Ada beberapa komponen biaya asuransi yang harus diperhatikan. Pertama, loss ratio atau rasio antara premi yang diterima dan klaim yang dibayarkan sebelumnya. Kedua, biaya akuisisi seperti ongkos pemasaran, dan biaya operasional seperti sewa kantor dan gaji. Ketiga, profit margin atau keuntungan yang diharapkan perusahaan asuransi. "Biaya-biaya itu dibebankan dalam bentuk premi yang dibayarkan nasabah," kata Freddy. Calon nasabah juga mesti mencermati ketentuan pengembalian premi yang mensyaratkan tidak adanya klaim dalam periode waktu tertentu. Syarat itu sebetulnya sangat sulit dipenuhi. Sebab, tidak ada yang bisa menjamin dalam jangka waktu tersebut nasabah tidak akan membutuhkan klaim asuransi. Misalnya, risiko tersenggol sepeda motor bagi pemilik mobil selalu mengintai setiap hari. Kalaupun harus mengembalikan premi, sejatinya perusahaan asuransi tidaklah merugi. Sebab dalam periode waktu tersebut, katakanlah 10 tahun, perusahaan itu sudah memutar dana nasabah di instrumen investasi, misalnya saham. "Perusahaan asuransi sudah mendapatkan nilai pengembangan dari premi yang sudah dibayarkan," imbuh Freddy. Untuk memilih produk asuransi, ada beberapa rambu yang harus diperhatikan. Pertama, menilai risiko yang dihadapi. Kedua, mencari jenis produk asuransi yang bisa menanggung risiko tersebut. Lalu mintalah penawaran polis dari 2-3 perusahaan asuransi dan manfaat yang akan diperoleh. Terakhir, melihat jumlah premi yang harus dibayarkan. KIAT KOCEK

Ada limit atau tidak, pastikan nyaman saat sakit


Oleh Arief Ardiansyah - Senin, 17 Oktober 2011 | 18:13 WIB

JAKARTA. Sakit adalah salah satu risiko kehidupan yang tidak bisa diprediksi. Semua orang mengalaminya, tapi tak ada yang tahu kapan penyakit bakal tiba. Saat kita sakit, apalagi bila harus dirawat di rumahsakit, tentu butuh biaya yang besar. Belum lagi biaya perawatan di rumahsakit semakin lama semakin mahal. Salah satu cara mengantisipasi kebutuhan besar biaya perawatan adalah memiliki asuransi kesehatan. Bahkan, dalam perencanaan keuangan, asuransi kesehatan menjadi menu wajib. "Kami sarankan agar semua orang memiliki asuransi keuangan," imbuh Prita Hapsari Ghozie, Chief Financial Planner dari Zap Finance. 12

Selain asuransi kesehatan, para perencana keuangan juga menyarankan kepemilikan asuransi jiwa, asuransi kecelakaan, diri, dan asuransi harta benda berupa asuransi rumah dan asuransi kendaraan. Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MONEYnLOVE, mengatakan, kelima jenis asuransi itu untuk memproteksi setiap keluarga atau pribadi dari kemungkinan terjadinya musibah. Keberadaan asuransi kesehatan, ungkap Freddy, sudah menjadi kebutuhan yang mutlak dimiliki oleh setiap keluarga atau pribadi. "Mahalnya biaya perawatan dan pengobatan bisa menguras investasi dan tabungan milik keluarga," kata Freddy. Sebelum Anda membeli asuransi kesehatan, periksalah keberadaan jaminan asuransi kesehatan dari tempat kerja Anda dan pastikan limit asuransi itu sudah memadai. Bila belum cukup memadai atau Anda seorang pebisnis, segera penuhi perlindungan kesehatan Anda dengan memiliki asuransi kesehatan sesuai kebutuhan dan kemampuan keuangan Anda. Secara umum, asuransi kesehatan menawarkan beberapa jenis benefit, antara lain untuk rawat inap (inpatient), rawat jalan (outpatient), melahirkan (maternity), perawatan gigi, dan kacamata. Untuk rawat jalan, melahirkan, perawatan gigi dan kacamata, akan sangat mahal bila individu membayar premi tersebut sendiri. "Biasanya kantor yang menyediakan fasilitas itu karena kalau nilainya besar bisa lebih murah," kata perencana keuangan dari First Principal Financial Pte Ltd Singapura Fauziah Arsiyanti. Pilih skema yang cocok Kebanyakan financial planner menyarankan Anda memiliki asuransi kesehatan rawat inap. Tapi, seringkali calon nasabah masih bingung saat dihadapkan pada pilihan skema manfaat dari asuransi kesehatan. Ada empat skema manfaat yang ditawarkan perusahaan asuransi. Pertama, inner limit dengan limit tahunan. Skema ini menerapkan batasan santunan per kasus atau kejadian dan batasan santunan per periode pertanggungan, biasanya batasan per tahun. Kedua, inner limit tanpa limit tahunan, dengan skema batasan santunan per kasus atau kejadian, namun tanpa batasan santunan per periode pertanggungan. Ketiga, lumpsum dengan limit tahunan. Tawaran ini tidak menerapkan batasan santunan per kasus atau kejadian namun menerapkan batasan santunan per periode pertanggungan, biasanya batasan per tahun. Keempat, lumpsum tanpa limit tahunan yang tidak membatasi santunan tiap kejadian dan tiap periode pertanggungan. Fauziah mengatakan, dari empat skema tadi, tentu calon nasabah bisa mendapat proteksi paling optimal pada skema keempat. "Tapi otomatis nasabah harus membayar premi lebih mahal," kata Fauziah. Lain lagi anjuran dari Prita. Dia menyarankan calon nasabah memiliki polis asuransi kesehatan dengan skema ketiga. "Ada limit tahunan tapi tidak membatasi per kejadian," kata Prita. Sedangkan Freddy mengakui dari empat skema itu ada plus dan minusnya masing-masing. Namun, dia lebih condong menyarankan Anda untuk memilih skema pertama atau ketiga. Alasannya, Anda cukup membayar premi asuransi yang lebih ekonomis. Bila membeli produk tanpa limit, dia khawatir premi yang disetor nasabah akan terlalu mahal dan mubazir. "Jangan membeli perlindungan yang berlebihan dan tidak tepat sasaran," kata Freddy. Detail pilihan asuransi kesehatan tak berhenti di sini. Anda akan disodori tawaran asuransi yang berlaku seumur hidup (whole life) atau dalam jangka waktu tertentu (term life). Opsi tawaran asuransi whole life memastikan adanya perlindungan kesehatan buat Anda di hari tua nanti.

13

Keuntungan lainnya, ada nilai tunai polis walaupun sedikit di akhir masa kontrak. Namun, asuransi whole life mengharuskan Anda membayar premi yang lebih besar. Adapun premi asuransi term life lebih murah dari whole life berikut uang pertanggungan yang lebih besar. Kelemahannya, asuransi term life tidak memiliki nilai tunai di akhir kontrak alias uang setoran premi Anda hangus. Bila kondisi keuangan memungkinkan, Fauziah menyarankan Anda membeli asuransi kesehatan whole life. Namun, bila kemampuan terbatas, silakan memilih model term life. "Tapi, beli term life yang paling lama sekalian, yaitu 20 tahun. Baru bila nanti mau diperpanjang, Anda membeli whole life," kata Fauziah. Adapun Freddy hanya menyarankan Anda membeli asuransi term life berdurasi panjang 10 tahun atau 20 tahun sekaligus. Memang, premi term life berdurasi panjang lebih mahal dari term life yang tahunan. Tapi, dalam jangka panjang lebih ekonomis. Dengan memiliki polis berdurasi panjang, perusahaan asuransi harus memiliki alasan yang kuat bila nanti harus menolak perpanjangan polis asuransi nasabah. "Kalau tahunan, bisa saja premi asuransi melonjak atau ditolak perpanjangannya," kata Freddy. Yang pasti, jangan sampai pembayaran polis asuransi justru mengganggu kondisi keuangan Anda sehari-hari. Prita menyarankan nilai premi Anda maksimal 5% dari penghasilan tahunan. Sedangkan Fauziah dan Freddy menyebut nilai premi ideal itu sekitar 5%-15% dari pendapatan bulanan Anda. Untuk itu, sebagai poin terakhir, Anda harus mengetahui uang pertanggungan yang pas. Caranya, ungkap Freddy, tetapkan kelas ruang perawatan di rumahsakit yang nyaman dan pantas buat Anda. "Lalu cari produk asuransi kesehatan yang sesuai dengan biaya kamar per malam saat dirawat di rumah sakit tersebut," kata Freddy. Selamat memilih! Silakan Saja kalau Fasilitas Kantor Asuransi kesehatan tak hanya menawarkan manfaat rawat inap (inpatient) saja. Ada juga tawaran asuransi kesehatan untuk rawat jalan (outpatient), melahirkan, perawatan gigi, serta pembelian kacamata. Pelayanan asuransi kesehatan untuk rawat jalan ini akan menutup biaya kunjungan ke dokter umum dan dokter spesialis. Pemilik polis asuransi kesehatan rawat jalan juga bisa mengklaim pemeriksaan laboratorium, fisioterapi, serta pembelian obat-obatan terkait. Adapun perlindungan dari asuransi kesehatan melahirkan adalah semua biaya pelayanan pemeriksaan kehamilan, laboratorium, dan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Tak terkecuali biaya persalinan normal maupun dengan tindakan khusus dan pelayanan dalam kasus keguguran juga bisa dicover. Sedangkan manfaat asuransi kesehatan untuk gigi, sesuai namanya, memberi proteksi atas pelayanan gigi dasar seperti tambal dan cabut hingga pembedahan gusi. Pelayanan untuk benefit kacamata seputar penggantian biaya pembelian lensa dan bingkai kacamata. Perencana keuangan dari Zap Finance Prita Hapsari Ghozie menyarankan, bila mampu Anda membeli asuransi kesehatan outpatient. Tujuannya untuk melengkapi asuransi inpatient yang sudah dimiliki. Untuk asuransi melahirkan, Anda bisa membeli bila sudah merencanakan kehamilan minimal satu tahun sebelumnya. "Tapi punya inpatient dan outpatient saja sudah mencukupi," kata Prita. Sedang Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MONEYnLOVE, berpendapat Anda cukup memiliki asuransi kesehatan inpatient. Asuransi ini perlindungan utama bila biaya pengobatan dan perawatan di rumahsakit membengkak. Freddy melihat, biaya rawat jalan masih dalam range kemampuan keuangan pribadi. Begitu pula benefit 14

kacamata, gigi, dan melahirkan itu adalah suatu bentuk risiko yang bisa dikelola sendiri. "Cukup siapkan dana khusus saja. Tapi, kalau itu fasilitas dari kantor, ya, terima saja," kata Freddy. Pasti! ASURANSI PENYAKIT KRITIS

Harus lebih kritis memilih asuransi penyakit kritis (1)


Oleh Anastasia Lilin Y - Rabu, 19 Oktober 2011 | 18:46 WIB JAKARTA. Semua orang ingin sehat. Itu sebabnya, ketika sakit mendera, berbagai upaya dilakukan agar sembuh dan kembali sehat. Anda yang bisa menjaga kesehatan, bersyukurlah. Sebab, biaya pengobatan semakin mahal dan belum tentu terjangkau oleh semua orang. Alat medis yang canggih dan obatobatan terbaru jadi pemicu pembengkakan pengeluaran. Sakit itu mahal, kata orang. Jika Anda berkantong tebal atau mendapat tunjangan plafon kesehatan dari kantor yang cukup, biaya pengobatan tak memberatkan. Apalagi jika penyakit yang datang tak terlalu serius, seperti demam, diare, atau cidera ringan. Lain persoalan jika Anda menderita penyakit gawat yang membutuhkan perawatan lama atau operasi mahal. Uang kesehatan dari kantor tak cukup, sementara asuransi kesehatan biasa tidak mencakup penyakit jenis itu. Bagi mereka yang tak ingin menghadapi kondisi seperti itu lah, perusahaan asuransi menawarkan produk asuransi penyakit kritis (critical illness asssurance). Beberapa perusahaan asuransi yang sedang gencar menawarkan produk asuransi penyakit kritis, antara lain PT Prudential Life Assurance, PT Panin Life, dan PT Allianz Life Indonesia. Akhir Juli lalu, Prudential merilis produk bertajuk PRUearly Stage Crisis Cover. Produk ini ditujukan untuk pemegang polis Prulink, Prulink syariah, dan produk asuransi non-unitlink, yaitu Pruuniversal Life. Ada 79 risiko penyakit kritis yang ditanggung lewat asuransi tersebut, antara lain kanker, parkinson, alzheimer, serangan jantung, stroke, kebutaan, koma, hingga HIV. Panin Life Indonesia juga meluncurkan asuransi penyakit kritis bertajuk Smart Crisis Cover. Produk ini memberikan pembayaran manfaat yang berjenjang, mulai dari stadium awal hingga stadium lanjut alias kritis. Penyakit kritis yang ditanggung asuransi ini ada 34 jenis, seperti kanker, jantung, stroke, kebutaan, dan ginjal. Selain dua produk tersebut, banyak perusahaan asuransi yang menawarkan perlindungan terhadap penyakit kritis. Sebagian besar sebagai tambahan (rider) produk tersebut dengan produk asuransi kesehatan ataupun asuransi jiwa. Allianz, ambil contoh, membalutkan produknya kepada pemegang polis asuransi My Education, My Future, serta My Protection. Asuransi kritis Allianz menanggung sekitar 49 jenis penyakit kritis. Asuransi Takaful Indonesia juga memiliki produk sejenis. Namanya Takaful Falah. Produk ini merupakan kombinasi asuransi jiwa dan kesehatan dengan nilai premi Rp 1 juta setahun. Setidaknya ada 40-an jenis penyakit kritis yang di tanggung oleh Takaful Falah. Apa kategori kritis? Sebelum kita membahas produk ini terlalu jauh, Aidil Akbar Madjid, perencana keuangan dari Akbar Financial Check Up, mengingatkan bahwa definisi penyakit kritis dalam asuransi adalah penyakit yang sudah dalam kondisi kritis. Tak peduli berapa banyak penyakit yang bisa di-cover perusahaan asuransi, ujarnya. Pada pasien kanker, misalnya, rata-rata perusahaan asuransi hanya mau membayar klaim saat tertanggung sudah ada di stadium 4. Ini yang masuk definisi kritis. 15

Nah, Aidil menilai, selama ini perusahaan asuransi tidak menjelaskan secara detail kepada masyarakat mengenai kategori kritis dalam produk asuransi tersebut. Masyarakat menganggap klaim atas semua penyakit bakal dikabulkan perusahaan asuransi, apapun kondisi pasien (tertanggung). Padahal, kenyataannya tidak seperti itu. Sudah begitu, premi yang harus dibayar oleh nasabah untuk asuransi jenis ini juga relatif lebih mahal ketimbang asuransi kesehatan biasa atau asuransi jiwa. Oleh karena itu, agar tak terjebak, Aidil mewanti-wanti agar calon nasabah lebih jeli membaca setiap klausul polis asuransi. Sebelum memutuskan menjadi nasabah asuransi ini, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten seperti perencana keuangan. Calon nasabah juga perlu meminta daftar dokumen yang harus dilengkapi dan dipersiapkan jika ingin mengklaim kepada perusahaan asuransi. Daftar dokumen ini mengacu pada klaim yang sudah pernah dicairkan pihak asuransi kepada nasabahnya terdahulu. Calon nasabah juga harus memahami detail apa yang tertuang dalam isi polis. Memang, ini tidak mudah. Perusahaan asuransi tidak akan membeberkan isi jeroannya sebelum seseorang menyatakan bersedia menjadi nasabah. Menurut Aidil, ketika nasabah merasa tidak sepakat dengan isi polis, maka dia masih bisa membatalkan pengajuan polis dalam kurun 14 hari sejak pengajuannya diterima oleh perusahaan asuransi. Nah, ada beberapa klausul yang berpotensi menjebak nasabah. Misalnya penggunaan istilah pengecualian dalam polis. Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planner menjelaskan, biasanya pengecualian ini untuk penyakit yang timbul karena nasabah melakukan tindakan kriminal, infeksi HIV, atau penyakit yang sudah diderita nasabah sebelum menjadi peserta asuransi. Risza juga menyarankan, sebaiknya calon nasabah menanyakan secara lebih mendetail setiap penyakit yang ditanggung atau tak ditanggung oleh asuransi. Contoh penyakit gagal ginjal, apakah penanganannya hingga proses transplantasi atau hanya cuci darah saja. Lalu, berapa kali cuci darah yang ditanggung. (bersambung) ASURANSI PENYAKIT KRITIS

Harus lebih kritis memilih asuransi penyakit kritis (selesai)


Oleh Anastasia Lilin Y - Kamis, 20 Oktober 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Calon nasabah asuransi penyakit kritis tak cuma wajib hanya memeloti isi klausul dan penyakit kritis yang ditanggung asuransi. Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planner melihat syarat pencairan klaim asuransi penyakit jenis ini tergolong rumit, tak sesederhana klaim asuransi kesehatan biasa. Jika nasabah asuransi kesehatan hanya butuh kuitansi dari rumahsakit dan nasabah asuransi jiwa hanya butuh surat keterangan kematian dari rumahsakit, pemegang polis asuransi penyakit kritis harus menyertakan keterangan diagnosa lengkap dari dokter. Ada semacam proses investigasi di situ, kata Risza. Selain itu, perusahaan asuransi tak memberikan patokan tenggat waktu yang pasti untuk pencairan klaim. Mereka berdalih butuh waktu untuk memproses pengumpulan keterangan diagnosa dokter dan investigasi yang lama. Paling cepat, setelah semua data terkumpul, perusahaan asuransi akan memproses klaim dalam tempo seminggu. Satu lagi yang perlu dicermati oleh calon pemegang polis adalah beberapa istilah dalam kedokteran yang sulit dimengerti. Fauziah Arsiyanti, perencana keuangan dari First Principal Financial Pte Ltd Singapura, 16

menyarankan sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter pribadi tentang kemungkinan risiko kesehatan yang bakal menimpa dirinya kelak. Melihat rumitnya prosedur pencairan klaim, perempuan yang akrab disapa Zizi ini, menyarankan calon nasabah memilih skema lain jaminan kesehatan jika sebelumnya sudah pernah menderita penyakit. Daripada harus membayar premi mahal karena kondisi kesehatannya, saya menyarankan menabung di bank atau membeli emas, tandasnya. Hujan kritik ini memancing tanggapan perusahaan asuransi. Mereka berjanji dan berkomitmen menerima klaim saat penyakit baru memasuki tahap awal (early stage). Jadi, keputusan kembali ke tangan Anda dalam memilih asuransi penyakit kritis. Toh, kesehatan tetap yang utama dan harganya memang mahal. Sehebat-hebatnya asuransi kesehatan, tetap lebih hebat kalau Anda bisa menjaga kesehatan sebaik-baiknya. Nah, berbekal masukan dari para perencana keuangan itu, yuk kita longok dulu dua produk asuransi tersebut. PRUearly Stage Crisis Cover Presiden Direktur Prudential Indonesia William Kuan mengatakan, produk asuransi tambahan ini melengkapi 12 asuransi tambahan alias rider yang saat ini dibesut oleh Prudential. Menurut dia, perbedaan produk ini dengan produk-produk asuransi tambahan lain yang telah ada sebelumnya terletak pada kecepatan perlindungan finansial yang diberikan pada tahap awal. Sebesar 50% dari total uang pertanggungan nasabah akan cair sesaat setelah nasabah terdiagnosa menderita salah satu penyakit kritis pada tahap awal, ujarnya. Nini Sumohandoyo, Direktur Pemasaran dan Komunikasi Pru, menambahkan rider terbaru ini juga bisa memberikan manfaat 100% UP pada tahap menengah dan tahap lanjut. Tak hanya itu, dia berpromosi, ada juga manfaat tambahan berupa 10% UP jika nasabah menjalani tahapan angioplasty atawa membuka sumbatan pada arteri yang mendarahi otot jantung. Kemudian ada pula manfaat tambahan 20% jika nasabah mengalami kondisi kritis. Kondisi yang dimaksud adalah komplikasi akibat diabetes dan amputasi. Lalu, 10% lagi apabila pemegang polis menderita kebutaan total akibat penyakit atau kecelakaan. Jadi total manfaat yang diterima nasabah sampai 140% dari uang pertanggungan, kata Nini. Syaratnya, tertanggung berusia 6 tahun sampai 60 tahun dengan pilihan masa pertanggungan usia 55, 65, 70, 75, 80 dan 85 tahun. Produk yang tersedia dalam mata uang rupiah dan dollar AS ini mematok maksimum uang muka Rp 1 miliar (US$ 125.000). Smart Crisis Cover Direktur Operasional Panin Life Jutany Japit mengatakan, produk ini dapat ditambahkan pada polis asuransi Panin New Multilinked (produk unitlink) dengan premi minimum Rp 2 juta per tahun dan besar uang pertanggungan minimal Rp 10 juta. Sebagai produk unitlink, Jutany menyebutkan, persentase antara proteksi dan investasi di dalamnya tergantung pada jumlah uang pertanggungan, berapa banyak jenis pertanggungan serta jumlah nasabah di dalam polis tersebut. Sembari berpromosi, dia bilang, Panin Life adalah satu-satunya perusahaan yang membolehkan nasabah membeli satu polis unitlink untuk satu keluarga. Jadi, nasabah dapat menghemat biaya polis. Nasabah yang membeli asuransi untuk pertanggungan satu keluarga akan memiliki persentase untuk asuransi lebih besar dan 17

investasi yang lebih kecil dibandingkan nasabah yang membeli asuransi untuk pertanggungan sendiri, katanya. Sekadar informasi, sejak diperkenalkan akhir tahun lalu, Smart Crisis Cover sudah mampu membukukan total premi Rp 13 miliar. Ada tiga nasabah yang sudah mendapat pembayaran klaim dengan uang pertanggungan Rp 300 juta. Asuransi Penyakit Kritis untuk Siapa? Membeli produk yang sesuai dengan kebutuhan adalah tindakan bijak. Begitu juga dengan asuransi penyakit kritis. Risza mengatakan, produk tersebut tetap bermanfaat jika dibeli oleh profil nasabah yang tepat. Pertama, nasabah yang secara genetis punya keturunan penyakit dari kelompok penyakit yang ditanggung oleh perusahaan asuransi. Kedua, nasabah yang merasa gaya hidupnya tidak sehat dan berpotensi sakit berat. Namun, mengingat premi yang dibayar relatif mahal, Risza menyarankan agar mengambil asuransi penyakit kritis ini sedini mungkin atau sebelum penyakit terjadi. Perencana keuangan dari One Consulting, M. Andoko, mengatakan asuransi penyakit kritis dapat meringankan beban pengeluaran keluarga. Manfaat dari asuransi ini masih bisa dirasakan saat nasabah masih hidup dan berbeda dengan asuransi jiwa yang dinikmati ahli waris setelah nasabah meninggal, imbuhnya. Namun, perencana keuangan dari First Principal Financial Pte Ltd Singapura Fauziah Arsiyanti, menilai proteksi diri sudah cukup dengan asuransi jiwa. Asuransi penyakit kritis bisa ditambahkan jika nasabah memang punya dana lebih. Dia membagi skala prioritas kebutuhan dalam lima jenjang. Mulai dari dana darurat, asuransi jiwa, asuransi penyakit kritis, reksadana pendidikan dan terakhir dana pensiun. Perlu diingat, agar tidak menemui klaim yang berbelit, Anda harus jujur dalam mengisi formulir aplikasi polis. Tujuannya agar sejak awal dapat diketahui penyakit dan kondisi apa saja yang bisa diklaim dan mana yang tidak. Ada nasabah yang nakal menutupi penyakitnya dan berharap nanti bisa di-cover kalau sembuh. Namun yang terjadi klaimnya ditolak sehingga dia justru rugi karena preminya hangus, pungkas Risza. UNIT LINK

Andai terpaksa melego, jangan sampai melongo


Oleh Arief Ardiansyah - Kamis, 20 Oktober 2011 | 18:09 WIB JAKARTA. Unitlink menjadi produk asuransi yang dipuja dan sekaligus dicela. Nilai investasi dan proteksi unitlink tak sebanding dengan setoran premi Anda. Bagi Anda yang telanjur memiliki unitlink, simak saran-saran dari para perencana keuangan berikut. Primadona dunia asuransi dalam satu dasawarsa terakhir adalah unitlink. Unitlink adalah produk asuransi yang menggabungkan layanan asuransi dan investasi dalam satu paket. Dengan menjadi nasabah produk unitlink, seseorang bisa mendapatkan manfaat ganda, yaitu perlindungan asuransi dan investasi. Pertama kali produk unitlink masuk Indonesia pada 1998. Sejak itu produk turunan perusahaan asuransi jiwa ini meledak di pasaran dan menjadi produk andalan para agen penjual asuransi. Penjualan unitlink dari tahun ke tahun berkembang dengan pesat. Kini, unitlink menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi banyak perusahaan asuransi.

18

Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia menyatakan 62,41% premi baru industri asuransi jiwa sepanjang 2010 berasal dari unitlink. Dari total premi baru 2010 sebesar Rp 52,66 triliun, kontribusi unitlink mencapai Rp 32,85 triliun. Nilai unitlink itu tumbuh 52,89% dibandingkan perolehan tahun 2009, sebesar Rp 21,49 triliun. Bandingkan dengan pertumbuhan produk asuransi jiwa yang semakin mungil. Penambahan premi baru asuransi tradisional sepanjang 2010 hanya Rp 19,81 triliun. Angka itu cuma naik 4,7% dari perolehan premi baru 2009 sebesar Rp 18,92 triliun. Angka yang fantastis ini tak membuat unitlink kebal dari celaan. Kalangan perencana keuangan sangat tidak mereferensikan produk ini untuk Anda dekap. Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MONEYnLOVE, menilai, unitlink bukan cara yang tepat utk berinvestasi. Membeli unitlink itu tergolong tindakan yang tidak cerdas, kata Freddy. Investasi di tempat lain Hasil berinvestasi di unitlink kurang maksimal lantaran instrumen ini hanya memberikan imbal hasil yang minim. Freddy mengatakan, imbal hasil mini ini lantaran nilai investasi nasabah dibebani biaya akuisisi yang tinggi. Biaya akuisisi adalah biaya awal yang ditetapkan perusahaan asuransi dari dana awal nasabah untuk menutup biaya gaji (nonagen/agen), operasional perusahaan, dan biaya-biaya lain semacamnya. Di luar itu, Freddy juga melihat unitlink menyimpan banyak rahasia yang tidak diketahui dan dipahami nasabah. Informasi detail tentang unitlink kadang simpang siur. Ujungnya, seolah-olah investasi di unitlink bakal mendatangkan keuntungan besar dan rendah risiko. Padahal, unsur rahasia ini di bidang investasi menghadirkan risiko yang tinggi. Freddy mencontohkan, nasabah tidak bisa mengetahui persis pengelola dana investasi itu perusahaan asuransi jiwa atau diserahkan ke manajer investasi. Perencana keuangan dari Zap Finance Prita Hapsari Ghozie juga berpendapat unitlink tidak cocok untuk semua kalangan. Orang yang menyisihkan penghasilan Rp 250.000 per bulan sangat tidak disarankan membeli unitlink, kata Prita. Produk yang telah lama populer di Eropa dan Amerika ini lebih cocok buat kalangan menengah ke atas. Maksud dia, orang yang sudah punya produk asuransi konvensional baru pas untuk membeli unitlink. Masalahnya, bila menengok data unitlink di atas, pasti banyak orang yang kecebur dan memiliki unitlink. Saat menghadapi klien yang kadung memiliki unitlink, perencana keuangan dari First Principal Financial Pte Ltd Singapura Fauziah Arsiyanti langsung melakukan analisis terkait tujuan klien berinvestasi. Kami lihat dulu, sudah berapa lama dia memiliki unitlink, kata perempuan bersapaan akrab Zizi ini. Selain melihat umur unitlink, Zizi juga menganalisis tujuan keuangan dan kesehatan klien sebelum melempar saran penutupan unitlink. Dia pernah menangani klien pemegang unitlink, tapi dalam kondisi sakit. Tentu orang ini bakal ditolak di asuransi murni. Makanya, kepemilikan unitlink bisa diteruskan tapi harus menambah investasi di tempat lain. Prita mencoba memberi nasihat lebih detail dengan meminta Anda membandingkan nilai pertanggungan dengan investasi. Unitlink dengan nilai pertanggungan lebih besar berarti cukup memadai fungsi proteksinya. Biasanya, unitlink yang seperti ini menginvestasikan setoran nasabah ke pasar uang. Terhadap unitlink yang porsi investasinya lebih besar, Prita menyarankan untuk menarik investasi atau membatalkan polis unitlink alias cut loss. Apalagi untuk unitlink yang berumur antara satu hingga dua tahun. Alasannya, selama periode ini nasabah masih menyetor untuk asuransi dan biaya-biaya, belum ada investasi. Dengan alasan yang sama, Freddy menyarankan Anda untuk cut loss apabila kepemilikan unitlink Anda belum sampai tiga tahun. Adapun Zizi menyarankan untuk menjual unitlink itu untuk pemegang polis kurang 19

dari empat tahun. Tapi, Freddy dan Zizi sepaham, Anda harus segera membeli asuransi murni yang dibutuhkan dan berinvestasi di tempat lain. Ikhlaskan saja kerugian membayar premi dan anggap sebagai biaya belajar, kata Freddy. Bila unitlink berumur lebih dari lima tahun, biasanya Anda telah membayar biaya akuisisi secara penuh. Freddy menyebut tidak ada jalan lain kecuali meneruskan unitlink itu tapi dari sisi perlindungan asuransi. Adapun bagian investasinya (top up) segera hentikan dengan mendatangi kantor perusahaan asuransi yang menerbitkan unitlink. Lalu, alokasikan premi investasi Anda ke instrumen lain yang lebih menguntungkan, misalnya reksadana. Prita juga menyarankan Anda menutup unitlink yang sudah berumur lebih lima tahun penyebab kerugian nasabah terlalu besar. Apabila Anda membeli unitlink berbasis saham, coba ajukan permintaan untuk mengalihkan investasi ke pasar uang. Kalau tidak bisa, ya, tarik saja dan taruh uang dari unitlink di reksadana, kata Prita. Zizi mengaku tidak semua klien mendapat saran agar melego unitlink. Kondisi itu berlaku buat klien yang sudah terlalu lama membayar premi unitlink dan sudah mau selesai. Tapi klien harus menambah investasi di instrumen lain. Fase paling sulit untuk menentukan nasib unitlink itu bila berusia antara tiga sampai lima tahun. Freddy mengaku harus menghitung dulu untung rugi menutup unitlink. Harus dikaji satu per satu sesuai kondisi polis unitlink, kata Freddy. Yang pasti, Freddy tidak akan menyarankan pemilik unitlink di atas dua tahun untuk mengambil cuti premi. Cuti premi adalah masa saat nasabah untuk sementara waktu berhenti membayar premi dalam periode waktu tertentu. Biasanya, perusahaan asuransi tetap mau memberikan santunan sesuai dalam kontrak asuransi bila terjadi risiko dalam cuti premi. Nah, ada sebagian kalangan yang menyarankan nasabah melakukan cuti premi untuk menghindarkan diri dari biaya akuisisi yang besar. Bagi Freddy, pendapat ini kurang tepat. Di satu sisi, nasabah berhasil menghindar dari biaya akuisisi, tapi Anda harus memperhatikan nilai tunai yang ada agar mencukupi untuk membayar biaya proteksi. Bila tidak cukup, nasabah harus melakukan top up dan akan dikenakan potongan 5% sepanjang umur polis. Potongan ini terus dikenakan setiap kali nasabah menyetor premi top up. Jadi nasabah bisa menghindar dari biaya akuisisi yang 15% untuk dua sampai tiga tahun, tapi terjebak di potongan 5% biaya investasi seterusnya, kata Freddy. Lalu, apakah Anda harus melakukan redemption unitlink saat ini juga? Zizi menyebut lebih baik menarik unitlink sekaligus, tapi tunggu saat pasar naik. Bila Anda membeli unitlink dua tahun lalu, tunggu Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia menyentuh 3.900-4.000 untuk melego unitlink. Sabar sebentar! ASURANSI MURNI Masih ada yang murni memproteksi kesehatan (1) Oleh Dikky Setiawan - Kamis, 27 Oktober 2011 | 18:14 WIB

J AKARTA. Sakit itu mahal. Pameo lawas itu boleh jadi tidak berlebihan. Jika kita mengalami sakit yang membutuhkan perawatan intensif, biaya pengobatan bisa menguras isi kantong. Biaya itu biasanya meliputi sewa kamar inap rumah sakit, pembelian obat, tarif jasa dokter, terapi, dan sejumlah biaya lain. 20

Demi mengantisipasi biaya sakit yang besar itu, masyarakat seyogianya memproteksi dirinya dengan asuransi kesehatan. Itu menjadi persoalan karena saat ini jumlah produk asuransi kesehatan murni yang beredar di pasar sangat terbatas. Kalaupun ada, produk itu berupa asuransi tambahan (rider). Jadi, Anda bisa membeli polis asuransi kesehatan jika membeli asuransi pokoknya, biasanya berupa polis asuransi jiwa. Banyak faktor penyebab perusahaan asuransi gemar menjual produk bundling alias campuran. Salah satunya, pendapatan dari pengelolaan produk asuransi murni lebih kecil ketimbang asuransi bundling. Para penjual asuransi kesehatan berusaha mendapat komisi lebih besar, sehingga mereka menawarkan produk asuransi kesehatan yang berbalut investasi," kata Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MONEYnLOVE. Freddy menilai, saat ini kian banyak perusahaan asuransi yang sudah keluar dari khitahnya sebagai penjual produk perlindungan dan berusaha mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari nasabah dan masyarakat yang awam akan produk asuransi. Mereka jauh lebih peduli atas kepentingan dan keuntungan perusahaan daripada menempatkan kepentingan nasabahnya, imbuh dia. Tapi, Anda jangan terlalu cepat pesimistis jika memang berniat membeli polis asuransi kesehatan murni. Sebab, menurut Freddy, saat ini masih ada (kendati sedikit) perusahaan asuransi yang memiliki niat mulia dengan menjual asuransi murni, dan melihat kebutuhan nasabah sesungguhnya. Individu dan kumpulan Nah, jika jeli dan teliti, kesulitan Anda dalam mencari produk asuransi kesehatan murni, niscaya akan teratasi. Untuk itu, di rubrik Kocek ini, KONTAN mencoba mengupas soal produk asuransi kesehatan murni. Tujuannya, agar Anda tak salah langkah memilih polis asuransi kesehatan murni. Menurut Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting, asuransi kesehatan murni adalah produk asuransi yang murni hanya menawarkan perlindungan kesehatan kepada nasabahnya. Tidak ada tambahan manfaat lain di luar proteksi tersebut, katanya. Jadi, apabila Anda sakit dan harus dirawat di rumahsakit, perusahaan asuransi yang akan membayar semua biaya tersebut, mulai dari biaya tindakan dokter, obat-obatan, rawat inap, dan peralatan medis yang dibutuhkan saat Anda berada di rumahsakit. Perlu Anda ketahui pula, asuransi kesehatan murni biasanya terbagi atas polis individu atau pribadi dan kumpulan. Perbedaannya hanya terletak pada jumlah peserta. Asuransi kesehatan murni pribadi biasanya dibeli dan diperuntukkan bagi pribadi atau keluarga. Sedangkan asuransi kesehatan murni kumpulan dilakukan oleh perusahaan atau badan usaha yang memiliki karyawan (plus keluarga) untuk menjadi peserta. Lazimnya, premi polis asuransi pribadi jauh lebih mahal. Ini karena jumlah pesertanya terbatas (sedikit), sendiri atau bersama keluarga, paling banyak lima orang (dua orangtua, tiga anak). Sementara itu peserta asuransi kumpulan biasanya minimum 25 orang, sehingga preminya lebih ekonomis. Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planning menambahkan, ada beberapa model pembayaran klaim asuransi kesehatan murni yang beredar di pasaran. Pertama, asuransi kesehatan dengan sistem penggantian biaya (reimbursement). Pada model klaim ini nasabah harus membayar terlebih dahulu, kemudian mereka bisa meminta penggantian biaya sesuai kuitansi dan berdasarkan pada jenis kelas santunan yang dipilih pada saat pembelian asuransi. Kedua, sistem kartu. Nasabah tak perlu membayar biaya kesehatan yang dibutuhkan, cukup menunjukkan kartu keanggotaan dari asuransi kesehatan yang diterbitkan perusahaan asuransi. Pelayanan medis diberikan sesuai jenis kelas dan santunan yang dipilih. Tapi provider rumahsakit atau dokter dibatasi hanya pada provider pelayanan medis yang ditunjuk atau ditentukan perusahaan penerbit kartu tersebut. Ketiga, sistem pembayaran santunan harian rawat inap. Program ini memberikan santunan berbentuk uang 21

tunai senilai yang dipilih pada saat awal pembelian. Nilai uang tidak bergantung pada kuitansi, tapi berdasarkan jumlah hari selama dirawat dikalikan dengan nilai santunan hariannya. Pertanyaannya sekarang, seberapa perlu kita memiliki produk asuransi kesehatan? Risza menilai, tiap manusia memiliki risiko kehidupan berupa sakit atau kecelakaan yang pasti terjadi dalam kehidupan. Meski telah menjaga kesehatan dengan baik, penyakit bisa datang tanpa diduga. Di sisi lain, biaya kesehatan terus naik. Jadi asuransi kesehatan salah satu jenis asuransi yang wajib dimiliki seseorang, mengingat adanya risiko itu, kata dia. Menurut Risza, banyak keuntungan yang bisa Anda dapat jika memiliki polis asuransi kesehatan, terutama yang murni. Antara lain, polis asuransi kesehatan memberikan jaminan proteksi atas risiko medis yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Artinya, polis asuransi kesehatan dapat digunakan sebagai dana darurat untuk risiko tersebut. Selain itu, premi polis asuransi kesehatan juga lebih murah, terutama pada waktu dibeli di saat sehat dibanding ketika Anda sudah menderita sakit atau kesehatan sudah berkurang akibat faktor usia. Namun, nilai premi itu akan sangat bergantung pada nilai santunan yang dipilih atau dibeli. Sependapat, Freddy menyebut, asuransi kesehatan murni sangat diperlukan oleh seseorang lantaran biaya pengobatan dan perawatan kesehatan di rumahsakit mahal. Freddy memberi contoh biaya pengobatan penyakit demam berdarah di salah satu rumahsakit swasta di Jakarta. Untuk biaya rawat inap kamar kelas satu, paling tidak pasien menghabiskan dana Rp 5 juta Rp 7 juta. Ingat, dana sebesar itu untuk biaya pengobatan penyakit biasa. Tentu saja, biaya yang harus Anda keluarkan akan lebih mahal jika terserang penyakit kritis, seperti jantung, kanker, atau lainnya. Sekarang biaya menginap di rumahsakit elite kelas satu lebih mahal daripada menginap di hotel bintang 5. Ketika Anda dirawat di rumahsakit seperti itu, pasti harus jual rumah dulu untuk biaya pengobatan sakit, seloroh Freddy. Namun begitu, Freddy mengingatkan, polis asuransi kesehatan belum tentu dapat menutupi kebutuhan seseorang ketika jatuh sakit. Hal ini sangat tergantung dari ruang lingkup jaminan yang dibeli. Jadi, sebelum memutuskan membeli polis asuransi kesehatan murni, Anda perlu memahami terlebih dahulu kebutuhannya. Dengan kata lain, sebaiknya Anda membeli jaminan proteksi asuransi sesuai kebutuhan. (bersambung) ASURANSI MURNI

Masih ada yang murni memproteksi kesehatan (selesai)


Oleh Dikky Setiawan - Jumat, 28 Oktober 2011 | 11:00 WIB JAKARTA. Meski sudah semakin terbatas di pasaran, masih ada perusahaan asuransi yang menawarkan polis asuransi kesehatan murni. Bukan hanya untuk individu, tapi juga nasabah kumpulan. Asal jeli, Anda mendapat proteksi kesehatan yang optimal. Nah, sebagai acuan jika Anda tertarik membeli asuransi murni, berikut ini beberapa produk asuransi tawaran sejumlah perusahaan asuransi: SmartHealth Maxi Violet Salah satu perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransi kesehatan murni adalah PT Allianz Life Indonesia. Nama produknya SmartHealt Maxi Violet. Produk ini merupakan jenis asuransi individu. Menurut Handojo Kusuma, Deputy CEO Allianz Life Indonesia, manfaat proteksi yang diberikan SmartHealth Maxi adalah biaya rawat inap dan rawat jalan. Sistem pembayaran klaim produk ini bisa

22

menggunakan sistem kartu (cashless) di rumah sakit provider Ad-medika dan sistem reimbursement dari rumah sakit mana pun, tanpa terkecuali, papar Handojo. Dia bilang, usia masuk SmartHealth Maxi Violet mulai dari 15 bulan sampai 55 tahun. Adapun batas maksimum pertanggungan sampai 65 tahun dan jangka waktu polis berlaku selama satu tahun dan bisa diperpanjang setiap tahun. Sayang, Handoyo enggan menjelaskan nilai uang pertanggungan dan premi yang harus dibayar nasabah. Itu tergantung dari manfaat yang dipilih, jenis kelamin, dan usia nasabah. Semua itu yang akan menentukan perhitungan nilai premi, kata Hondojo, singkat. Yang jelas, manfaat pertanggungan yang diberikan SmartHealth Maxi Violet meliputi biaya akomodasi ruangan termasuk ICU, biaya obat-obat-an selama perawatan termasuk pemeriksaan diagnostik, biaya administrasi, biaya perawatan sebelum dan sesudah perawat-an rumah sakit, biaya perawatan di rumah, biaya ambulans, dan biaya tidak terduga karena kecelakaan untuk rawat jalan dan rawat gigi, serta biaya santunan pembedaan nasabah. Apabila dokumen pengajuan klaim lengkap, lanjut Handojo, pembayaran klaim bisa cair dalam tempo 14 hari kerja (maksimum) sejak berkas diterima kantor pusat Allianz. Persyaratan klaim itu antara lain salinan kartu identitas atau bukti diri peserta, keterangan medis dari rumah sakit, dan surat berita acara dari kepolisian jika nasabah mengalami kecelakaan lalu lintas, baik bentuk asli maupun salinan yang telah dilegalisasi. Prevensia CARina Selain Allianz Life, perusahaan asuransi lainnya yang menawarkan produk asuransi kesehatan murni adalah PT Central Asia Raya (CAR). Nama produknya Prevensia CARina. Produk ini menawarkan dua konsep pertanggungan risiko. Pertama, hospital cash plan. Melalui program ini, CAR akan memberikan manfaat penggantian kerugian harian kepada nasabah individu jika tertanggung dirawat inap di rumah sakit. Ambil contoh, nasabah CAR berprofesi sebagai wiraswasta yang membuka usaha kelontong dengan penghasilan harian Rp 500.000. Nah, jika nasabah tersebut sakit dan harus dirawat inap, Prevensia CARina akan mengganti potensial income harian yang hilang akibat nasabah itu sakit. Kedua, pertanggungan risiko employee benefit. Sesuai namanya, pertanggungan risiko asuransi ini ditujukan untuk karyawan perusahaan yang menjadi nasabah CAR. Dengan kata lain, produk ini merupakan asuransi kumpulan. Menurut Tedy Harmita, Product Development Department Head CAR, manfaat dari asuransi kumpulan ini jauh lebih lengkap dari hospital cash plan. Selain rawat inap, kami juga memberikan pertanggungan rawat jalan, persalinan, dan rawat gigi. Atau, tergantung dari kebutuhan dan keinginan perusahaan itu, kata dia. Yang pasti, lanjut Tedy, untuk asuransi employee benefit, minimal peserta harus ada 25 orang. Perusahaan yang berminat juga harus berbentuk perseroan terbatas. Kalau bentuk badan hukum lain, khawatir-nya perusahaannya kolaps, imbuh Tedy. Soal uang pertanggungan dan nilai premi, Tedy senada dengan Handojo. Dia bilang, uang pertanggungan di asuransi kesehatan dihitung berdasarkan plan (merujuk biaya kamar per hari) dan manfaat yang diberikan. Nah, plan produk Prevensia CARina berkisar Rp 100.000 sampai Rp 1 juta per hari. Dari situ baru nanti akan dihitung, berapa premi yang harus dibayar nasabah. Untuk usia masuk nasabah mulai dari umur 6 bulan sampai 55 tahun, katanya. Critical Guard dan Medi Guard Tak mau kalah, PT Avrist Assurance juga menawarkan asuransi kesehatan murni untuk individu, yakni Critical Guard dan Medi Guard. Menurut Budi Satria Isman, Senior Management Avrist, Critical Guard adalah produk asuransi yang memberikan manfaat proteksi individu terhadap berbagai penyakit kritis. 23

Sedangkan produk kesehatan Medi Guard merupakan asuransi proteksi individu dengan manfaat rawat inap. Selain individu, Avrist juga menawarkan produk asuransi kesehatan kumpulan. Bagi polis keluarga, asuransi kesehatan Avrist ditujukan untuk tertanggung berusia 1 tahun sampai 60 tahun, sedangkan polis individu untuk tertanggung mulai usia 4 tahun hingga 60 tahun. Jangka waktu kontrak polis Avrist juga berlaku selama 1 tahun. Besar uang pertanggungan minimum dan maksimal asuransi kesehatan murni Avrist berkisar Rp 75 jutaRp 20 juta atau US$ 17.500 hingga US$ 20.000. Sistem pembayaran klaim asuransi kesehatan Avrist untuk individu bersifat reimbursement. Sedangkan sistem pembayaran klaim asuransi kumpulan bersifat cashless. Biaya premi polis yang diterapkan Avrist disesuaikan kebutuhan nasabah. Tapi, kisaran preminya Rp 1 juta Rp 2 juta atau US$ 1.000US$ 2.000. Budi mengklaim, keunggulan utama asuransi kesehatan murni Avrist untuk individu ini adalah tiga faedah khusus: yaitu faedah biaya transplantasi organ tubuh, faedah rawat jalan cuci darah, dan faedah rawat jalan kemoterapi atau radioterapi. Ketiga manfaat ini tak banyak dimiliki oleh asuransi lain, ujarnya. Sesuai Kebutuhan dan Kemampuan Dengan biaya kesehatan di Tanah Air yang kian mahal, memiliki polis asuransi kesehatan merupakan tindakan bijak. Namun, jika salah memilih polis asuransi kesehatan murni, alih-alih memproteksi diri, Anda bisa merugi. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang patut Anda ketahui dan pertimbangkan ketika akan membeli polis asuransi kesehatan murni. Salah satunya, menurut Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MONEYnLOVE, Anda harus mengetahui kebutuhan proteksi atas risiko yang dihadapi. Jadi, jangan asal beli polis asuransi kesehatan. Terkadang, biaya perawatan rumah sakit lebih mahal daripada jaminan yang dibeli. Ketika sakit, Anda harus berhati-hati masuk kamar inap rumahsakit. Jangan sampai masuk kelas yang lebih mahal dari benefit polis asuransinya, yang bisa mengakibatkan ekses atau kelebihan, sehingga Anda harus bayar selisihnya, pesan Freddy. Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planning menambahkan, nilai santunan harus disesuaikan dengan gaya hidup. Misal, nasabah yang biasa menggunakan Kelas VIP jika rawat inap, maka program santunan juga harus kelas VIP. Hal ini demi menjaga kenyamanan pelayanan medis. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kemampuan membayar premi. Bila kemampuan kita hanya bisa membayar premi asuransi murni yang harganya murah, jangan memaksakan diri membeli polis yang ada manfaat tambahan. Tapi, bila memang kemampuan membayar premi Anda memadai, tidak ada salahnya pula membeli produk lain yang memberikan tambahan manfaat proteksi. Eko Endarto, perencana keuangan Finansia Consulting mengingatkan, bagaimana pun kredibilitas perusahaan asuransi harus menjadi tolok ukur calon nasabah ketika akan membeli polis asuransi. Lihat bagaimana kondisi keuangannya, pelayanan, komplain yang diterima selama ini. Semua harus menjadi pertimbangan, kata dia. Selain itu, lihat juga tawaran proteksinya. Makin banyak tawaran perlindungan yang diberikan, tanpa Anda harus menambah uang premi, maka hal itu makin menguntungkan. Jangan lupa pula melihat kemudahan yang diberikan. Akan lebih baik bila memilih perusahaan asuransi yang bisa mengover rumah sakit langganan yang dekat dengan rumah atau tempat kerja. Sebagian besar waktu kita habiskan di dua tempat tadi, kata Eko ASURANSI UMUM Harta benda aman, hidup lebih tenang (1) Oleh Epung Saepudin - Rabu, 02 November 2011 | 18:34 WIB 24

JAKARTA. Sepanjang masih hidup, selalu ada risiko yang menyertai kita. Baik itu risiko atas diri sendiri, keluarga, tak terkecuali dengan harta benda yang kita miliki. Risiko itu bisa terjadi lantaran kecelakaan, kebakaran, bencana, atau kerugian bisnis lantaran kena musibah. Untuk mengurangi beban atas risiko itu, sudah semestinya kita menyediakan beragam perlindungan atas segala risiko yang mungkin terjadi. Idealnya, perlindungan itu perlu disiapkan untuk risiko yang paling dekat dengan kita. Ambil contoh, saban hari Anda pergi ke kantor menggunakan kendaraan pribadi. Maka, sudah pasti, selalu ada risiko yang melekat di perjalanan, entah itu sekadar kemacetan, kerusakan mobil di tengah jalan, bahkan kecelakaan. Nah, jika Anda tak punya perlindungan asuransi, bisa jadi Anda akan kesulitan menanggung beban akibat risiko tersebut. Sebab, setiap risiko hampir selalu mengundang konsekuensi berupa biaya yang harus dikeluarkan. Kalau terjadi kecelakaan Anda harus berobat atau memperbaiki kendaraan. Sebaliknya, apabila Anda memiliki asuransi maka sebagian beban risiko yang Anda tanggung menjadi lebih ringan. Sebab, sebagian biaya dipakai untuk menanggung risiko itu beralih menjadi tanggung jawab perusahaan asuransi. Ketika mobil rusak, misalnya, perusahaan asuransi yang harus menanggung ongkos perbaikan. Mari ambil contoh lain. Katakan Anda sudah punya rumah dan kebetulan berada di daerah yang cukup rawan banjir atau berada di tengah-tengah area padat penduduk. Bukan mustahil, walau tentu tidak diinginkan, suatu saat tiba-tiba terjadi banjir atau kebakaran yang tak diinginkan. Dalam kondisi seperti itu, jika memiliki asuransi maka Anda tak akan pusing lagi memikirkan biaya atau dana menanggung risiko itu. Otomatis, alokasi dana yang sudah disiapkan untuk kebutuhan lain juga tidak terganggu. Victor Sandjaja, Wakil Direktur Utama PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, bilang, asuransi umum pada dasarnya memberikan perlindungan untuk harta benda, kepemilikan, dan kecelakaan diri. Saat ini, kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi juga makin baik seiring dengan tumbuhnya daya beli masyarakat untuk membeli aset seperti rumah tinggal, apartemen, perangkat rumah tangga modern, dan juga kendaraan bermotor. "Mereka ingin melindungi asetnya," ujarnya. Biar lebih tenang Willy Suwandi Dharma, Presiden Direktur Adira Insurance, mengatakan, dengan mengikuti asuransi, Anda melakukan upaya untuk mengalihkan risiko terhadap aset yang dimiliki pada pihak asuransi. Jadi, saat terjadi musibah pada diri maupun aset, Anda tidak lagi akan menanggung kerugian finansial sendiri. "Hidup kita bisa menjadi lebih tenang dan nyaman," ujarnya. Nah, untuk meminimalkan risiko tadi, tentu, mengambil asuransi umum properti sebuah langkah bijak. Kerugian akibat banjir atau kebakaran yang tak bisa diduga atas aset berupa rumah bisa diminimalkan. Jika memiliki mobil dan tiba-tiba hilang dicuri, lantaran telah mengasuransikan barang itu, Anda bisa mendapatkan penggantian dari perusahaan asuransi sesuai dengan harga pasar/nilai ekonomi saat terjadinya peristiwa itu. Dengan demikian, pemilik mobil akan kembali memiliki/membeli dan menggunakan mobil. Bayangkan apabila mobil tersebut tidak diasuransikan. "Jika hilang dicuri, pemilik mobil akan menderita kerugian material," ujarnya. Pada umumnya, polis asuransi umum bersifat tahunan atau berlaku untuk satu tahun. Memang, beberapa polis bisa diberikan oleh perusahaan asuransi untuk periode yang lebih lama, seperti asuransi kebakaran untuk 25

tempat tinggal. Tetapi, ada juga asuransi dengan periode lebih pendek seperti asuransi untuk transportasi barang-barang dari awal pengiriman sampai ke tempat tujuan. Nah, pelbagai pilihan yang lebih fleksibel di asuransi umum itu jelas sangat membantu Anda untuk bisa menyesuaikan mana kebutuhan asuransi yang paling pas. Atau setidaknya, produk asuransi yang cocok dengan tingkat risiko terdekat. "Asuransi umum ini sangat cocok baik bagi perusahaan maupun perseorangan. Sebab, dua kelompok tersebut sehari-hari, kapan pun dan di mana pun selalu terancam atau menghadapi risiko pribadi, risiko harta, dan risiko tanggung gugat," ujar Soeranto, Direktur Ritel Asuransi Jasindo. Sekadar sebagai gambaran buat Anda, KONTAN mencoba mengulas beberapa jenis asuransi umum dan pelbagai risiko yang bisa terjadi. Meski banyak manfaat yang ditawarkan, Anda perlu memilih sesuai kebutuhan dan tingkat risiko yang Anda. Asuransi harta benda (properti) Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap harta benda Anda dari risiko akibat kebakaran, bencana alam, kerusuhan, atau kerusakan lain yang timbul dari suatu kejadian tiba-tiba, seperti banjir, gempa, tanah longsor, dan badai. Tak hanya itu, produk ini juga memberikan jaminan atas kerugian yang timbul akibat usaha terganggu jika terjadi kebakaran. Sebagai contoh, Asuransi JaPro Property memberikan perlindungan untuk beragam properti, mulai rumah tinggal, apartemen, kantor, toko, hingga rumah toko. Tak sekadar properti yang dilindungi, produk ini juga memberikan perlindungan tambahan berupa perlindungan kecelakaan pribadi dan risiko kematian. Khusus jika terjadi kebakaran, JaPro Property akan memberikan tanggungan berupa biaya sewa bangunan pengganti sebagai tempat tinggal sementara. Syaratnya, hunian itu tidak dapat dihuni selama 3 x 24 jam setelah kejadian. Jaminan diberikan selama maksimal 30 hari. Limit jaminan sebesar Rp 500.000 per hari. Adapun nilai pertanggungan maksimum sebesar Rp 2 miliar. Ada juga asuransi Adira Home Insurance. Hampir sama, produk ini meliputi perlindungan rumah tinggal dari kerugian/kerusakan akibat kebakaran, sambaran petir, kejatuhan pesawat, asap, kerusuhan, hingga pencurian. Sebelum mendapat perlindungan, tim Adira akan melakukan pengecekan terhadap objek asuransi tersebut. "Material bangunan dan lokasi juga menjadi pertimbangan dari tim underwriting kami," ujar Willy Suwandi Dharma, Presiden Direktur Adira Insurance. PT Allianz Utama Indonesia juga memiliki produk AlliSya Kantor, sebuah produk syariah, yang memberikan perlindungan jika terjadi kebakaran, petir, pesawat jauh, kerusuhan. Victor bilang, Allianz tak mamasang syarat rumit asalkan gedung tersebut punya housekeeping yang baik dan proteksi atas risiko kebakaran yang baik. "Minimum premi Rp 100.000 per polis untuk asuransi kebakaran atau Rp 300.000 per polis apabila diperluas dengan perlindungan atas risiko gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami," ujar Victor. (bersambung) ASURANSI UMUM

Harta benda aman, hidup lebih tenang (selesai)


Oleh Epung Saepudin - Kamis, 03 November 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Beragam pilihan asuransi umum tersedia untuk melindungi harta benda Anda. Banyak tawaran, tapi Anda perlu sesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat 26

risiko yang paling dekat agar bisa mendapatkan nilai manfaat secara maksimal. Nah, selain asuransi harta benda (properti) yang sudah dibahas sebelumnya, KONTAN mencoba mengulas beberapa jenis asuransi umum lainnya, dan pelbagai risiko yang bisa terjadi, yaitu sebagai berikut: Asuransi Kendaraan Saat ini tingkat kecelakaan di jalan masih tinggi. Lebaran lalu saja, tercatat 682 orang tewas dalam 4.071 kecelakaan. Lantaran masih tinggi angka itulah, asuransi kendaraan juga ikut terkerek peminatnya. Asuransi ini memberikan perlindungan atas risiko kerusakan atau kehilangan bagi sepeda motor atau mobil. Sejumlah perlindungan diberikan dalam asuransi ini terutama berkaitan dengan kejadian tabrakan, tergelincir, kerusakan, atau juga pencurian. Ada juga yang memberikan ganti rugi apabila kendaraan bermotor rusak akibat kebakaran, huru-hara, banjir, atau kesalahan mekanik saat memperbaiki kendaraan. Adira Insurance memiliki beberapa produk asuransi kategori ini, seperti Autocillin dan Motopro. Autocillin, misalnya, memberikan fasilitas derek gratis bagi penggunanya. Khusus untuk asuransi kendaraan, Adira mengklaim memiliki layanan lengkap seperti emergency roadside assistance alias bantuan untuk keadaan darurat di jalan dan ambulans. "Itu merupakan bukti keseriusan kami melayani," ujar Willy. Sementara, Motopro melindungi sepeda motor dari kerugian kerusakan akibat tabrakan, kecelakaan sepihak, kebakaran, atau pencurian dengan nilai pergantian lebih 75% dari harga motor. Ada juga biaya pengobatan bagi tertanggung akibat kecelakaan berkendara. Penggantian minimum Rp 150.000 dan maksimum Rp 1,5 juta selama masa pertanggungan. Premi minimum sebesar Rp 100.000 dan biaya polis sebesar Rp 35.000. Selain Adira, PT Allianz Utama Indonesia juga memiliki beberapa asuransi Kendaraan yakni AlliSya Mobil. Selain melindungi dari kerusakan atau tabrakan, manfaatnya juga diberikan berupa pertanggungan bagi supir dan penumpang dan yang mengalami kecelakaan dengan nilai pertanggungan mulai Rp 500 juta sampai Rp 2 miliar. Perhitungan premi untuk asuransi Asuransi Mobilku Allianz yaitu pemilik mobil X seharga Rp 150 juta dikenakan tarif premi sebesar 2,655% dari harga mobil, plus Rp 111.000 untuk perlindungan tambahan tanggung jawab hukum pihak ketiga, kecelakaan diri, dan biaya rumah sakit dan ditambah dengan biaya administrasi dan meterai sebesar Rp 22.000. Dengan demikian, jumlah premi yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp 4.115.500 [(2,655% x Rp 150 juta) + Rp 111.000 + Rp. 22.000]. Asuransi ini tak hanya melindungi manakala terjadi kecelakaan, namun juga meliputi kejadian huru-hara, tindakan terorisme dan sabotase, serta bencana alam. Di samping itu juga memberikan perlindungan terhadap risiko kematian, cacat total tetap atau sebagian, serta santunan biaya pengobatan atas kecelakaan yang dialami oleh pengemudi dan atau penumpang kendaraan. Sementara itu, Asuransi Jaya Properti juga memiliki produk asuransi kendaraan yakni JaPro Car dan JaPro Motor. Ada dua pilihan yakni Total Lost yang akan meliputi pergantian akibat pencurian, perampasan, dan penodongan. Jika terkena kebakaran mendapatkan pergantian di atas 75% harga motor. Jika ingin lebih aman, Anda bisa memilih produk komprehensif yang memberikan perlindungan tambahan jika ada kejadian hipnotis, kerusuhan, dan jika mengalami kecelakaan. Nicolaus Prawiro, Presiden Direktur Jaya Proteksi, mengatakan, premi tergantung dari tingkat risiko dan kondisi objek yang dipertanggungkan. "Premi akan dihitung setelah survei risiko terhadap objek yang dipertanggungkan," ujarnya. Asuransi Pengangkutan 27

Asuransi pengangkutan atawa yang lazim disebut marine cargo insurance memberikan payung bagi barang yang diangkut dari suatu daerah ke daerah lain. Pengangkutan ini bisa menggunakan jalur darat, air, maupun udara. Direktur Ritel Asuransi Jasindo, Soeranto, mengatakan, asuransi ini memberikan jaminan atas kerugian yang ditimbulkan karena bahaya laut dan bahaya kecelakaan yang mungkin terjadi selama pengangkutan barang sejak barang meninggalkan gudang awal baik dengan menggunakan kapal laut, truk, kereta api, pesawat udara atau kombinasi ketiganya sampai barang tiba di tempat tujuan akhir. Asuransi ini juga memberikan jaminan pengangkutan, baik ekspor, impor dan antar pulau sejak barang meninggalkan gudang pengiriman/ gudang awal melalui rute perjalanan yang normal/wajar dan berakhir pada saat barang diterima di gudang tujuan atau tempat yang disebutkan dalam polis. Namun, ada beberapa syarat untuk mendapatkan asuransi pengangkutan ini. Orang yang mengajukan asuransi itu harus mempunyai kepentingan atas benda tersebut atau insurable interest. Atau, orang yang mengajukan asuransi Jasindo Pengangkutan itu memiliki kepentingan keuangan yang melekat pada kargo atau barang yang diangkut. Barang yang bisa diangkut bisa berupa general cargo, containers, barang curah, barang muatan khusus, dan barang berbahaya. "Batu permata/ perhiasan termasuk emas, pengangkutan pita cukai, surat-surat berharga dan uang," ujar Soeranto. Besaran premi dihitung dan ditentukan oleh harga dan jenis barang serta alat pengangkutnya. Tak jauh beda, Adira Cargo Insurance juga memberikan perlindungan hampir sama dengan Jasindo. Adira Cargo Insurance secara umum melindungi barang-barang pada saat transportasi, baik darat, laut atau udara, terhadap kerugian finansial yang mungkin timbul akibat kecelakaan, tenggelam, karam, terbakar, pencurian, dan gempa bumi. "Kecelakaan yang terjadi saat memasukkan atau menurunkan muatan juga dicover," ujar Willy. Asuransi Perjalanan Asuransi ini sangat cocok untuk mereka yang sering bepergian. Adira Travel Insurance memberikan perlindungan pada mereka yang suka berpergian, baik dalam maupun luar negeri. Asuransi ini menanggung jika terjadi kematian dan cacat tetap akibat kecelakaan, juga biaya pengobatan dan rawat inap, serta evakuasi medis darurat. Adapun premi produk individu ini mulai dari US$ 16 untuk empat hari perjalanan hingga US$ 83 untuk 30 hari perjalanan. Adapun premi untuk keluarga sebesar US$ 27 untuk 30 hari dan US$ 147 untuk 30 hari. Polis asuransi berlaku di seluruh dunia dengan nilai tanggungan maksimal yakni US$ 100.000. Jasindo Travel memfokuskan pada perlindungan atas kecelakaan dalam seluruh perjalanan, baik di darat, laut, atau udara, selama tujuh hari. Biaya premi bervariasi, mulai Rp 20.000 dengan tanggungan mencapai Rp 200 juta. Nilai pertanggungan bisa dihitung berdasarkan keinginan nasabah. "Kupon produk ini tersedia di bandara dan pelabuhan," ujar Soeranto. Jasindo juga mengeluarkan asuransi Jasindo Mudik. Cukup membayar Rp 5.000, Anda bisa mendapatkan pertanggungan senilai Rp 25 juta (jiwa dan cacat tetap), dan Rp 2,5 juta (perawatan akibat kecelakaan). ASURANSI DI MASA TUA

Menepis nasib suram saat masa pensiun tiba


28

Oleh Dessy Rosalina - Jumat, 04 November 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Usia muda berfoya-foya, masa tua kaya-raya. Siapa yang tidak ingin melakoni pembabakan hidup seperti itu? Anda pun tentu menginginkan menikmati masa tua yang nyaman dan serba berkecukupan. Sayang, hanya segelintir orang yang bisa menikmatinya dan lebih banyak yang harus melewati usia senja dengan penuh kesuraman. Orang sering lupa menyusun rencana keuangan yang matang sejak dini untuk menyambut hari tua. Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting, bilang, semua orang harus merencanakan masa pensiun sejak dini. Pasalnya, kebutuhan hidup masih ada meski penghasilan tetap sudah berhenti. Apalagi kalau Anda masih memiliki beberapa kewajiban yang harus dibayar. Misalnya, cicilan rumah dan mobil, yang biasanya bertenor panjang. Agar masa pensiun terjamin, Anda bisa memilih produk asuransi pensiun. Tapi, sebelum memilih produk pensiun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Eko bilang, asuransi pensiun wajib dibeli saat Anda telah mendapat penghasilan atau bekerja. "Sedini mungkin lebih baik karena premi akan semakin kecil," ujarnya. Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung terlebih dahulu besaran kebutuhan pensiun. "Percuma punya asuransi pensiun tapi uang manfaatnya tidak mencukupi kebutuhan saat pensiun," imbuh dia. Cara menakar kebutuhan untuk usia tua adalah dengan merencanakan gaya hidup yang diinginkan pada saat itu. Jadi, selain kebutuhan pangan sehari-hari, Anda bisa memasukkan biaya untuk melakoni hobi. Maklum, hobi bisa menjadi salah satu kebutuhan ketika Anda sudah tidak bekerja lagi. Dalam menghitung besaran kebutuhan pensiun, jangan lupa memasukkan perkiraan kenaikan inflasi yang rata-rata sekitar 10% per tahun. Karena itu, menurut Eko, kebutuhan pensiun bisa dimaksimaalkan manfaatnya jika memilih produk asuransi pensiun yang berbalut investasi atau biasa disebut unit link. Imbal hasil investasi yang diperoleh dari produk tersebut dapat menangkal kenaikan kebutuhan akibat inflasi. Pilihan produk Langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam memilih produk asuransi pensiun adalah manfaat yang diberikan. Asuransi menawarkan setidaknya dua skema pemberian manfaat atau tunjangan pensiun. Pertama, pemberian tunjangan pensiun secara tunai sekaligus saat memasuki masa pensiun yang telah ditentukan. Jenis ini cocok untuk Anda yang telah menghitung secara pasti besaran biaya hidup masa pensiun. Produk ini juga pas buat orang yang memiliki usaha atau penghasilan tidak tetap meski sudah menginjak usia pensiun. Kedua, pemberian tunjangan pensiun secara berkala atau iuran pasti, misal setiap tahun atau bulanan. Eko menilai, jenis tunjangan ini cocok bagi Anda yang memiliki aset terbatas saat usia senja. Sebab, iuran pasti bisa menjamin minimal kebutuhan dasar hidup seperti makan dan minum. Sebenarnya, ada pilihan lain untuk memenuhi biaya hidup di masa pensiun. Menurut Eko, meski melindungi masa tua, asuransi pensiun memiliki kelemahan dibandingkan berinvestasi reksadana dari sisi perolehan keuntungan. Investasi rutin pada reksadana dengan kenaikan return sekitar 20% saban tahun, bisa menjadi 29

pilihan bagus untuk membiayai pensiun. Selanjutnya, Anda tinggal memilih produk asuransi pensiun yang sesuai dengan kebutuhan dan isi kantong. Di bawah ini ada dua contoh produk yang punya keunikan di antara beragam asuransi pensiun. Asuransi Jiwasraya Perusahaan asuransi pelat merah ini memiliki dua produk asuransi pensiun. Pertama, Jaminan Hari Tua (JHT). Ini adalah produk yang memberikan manfaat pensiun secara berkala. Namun pembayaran premi dilakukan sekaligus. De Yong Adrian, Direktur Pemasaran Jiwasraya, mencontohkan, dengan total premi Rp 100 juta maka pemegang polis akan menerima iuran pasti sebesar Rp 800.000 per bulan saat memasuki usia pensiun. Keunikan JHT adalah jika pemegang polis meninggal, maka pasangannya tetap berhak mendapatkan manfaat meski hanya 60% dari uang manfaat. "Kalau pasangan juga meninggal, manfaat akan diteruskan kepada anak hingga usia 25 tahun," imbuh De Yong. Keunggulan lain produk ini adalah pembayaran uang tunjangan naik berkala. "Kenaikan pembayaran 5% per tahun dimulai satu tahun setelah pembayaran pertama," katanya. Produk kedua adalah Tunjangan Hari Tua (THT). Produk ini memberikan manfaat berupa pembayaran manfaat pensiun sekaligus saat masa kepesertaan polis berakhir. Misal, jika Anda membayar premi Rp 1 juta per bulan sejak usia 25 tahun, maka Anda dapat mengantongi uang manfaat hingga Rp 1 miliar ketika memasuki masa pensiun. Yang menarik, produk ini memiliki jaminan bunga sebesar 7% - 8% per tahun. Sequis Life Perusahaan ini memiliki produk asuransi Retirement Life Plan buat individu yang mendambakan masa pensiun sejahtera. Bambang Rudijanto, Direktur Sequis Life, mengatakan ini produk asuransi jiwa seumur hidup yang juga memberi manfaat saat usia tua. Pilihan masa pembayaran premi yakni 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, atau 20 tahun. Adapun usia pensiun yang dapat dipilih adalah 55 tahun, 60 tahun, dan 65 tahun, dengan uang pertanggungan mulai dari Rp 40 juta. Ada dua manfaat produk asuransi ini. Pertama, Manfaat Hidup. Jika pemegang polis mencapai usia pensiun yang ditentukan, maka akan diberikan 100% Uang Pertanggungan (UP). Pemegang polis juga berhak atas Maturity Terminal Bonus sebesar 100% dari UP. Kedua, Manfaat Meninggal Dunia. Jika pemegang polis meninggal dunia sebelum usia pensiun, ahli waris akan menerima santunan 200% dari UP. Namun, jika pemegang polis meninggal setelah memasuki usia pensiun, maka pihak asuransi akan membayarkan santunan sebesar 100% dari total uang pertanggungan. PERENCANAAN ASURANSI

Memilih payung yang sesuai ukuran badan (1)


Oleh Syamsul Ashar, Teddy Gumilar - Senin, 07 November 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Sedia payung sebelum hujan. Pepatah klasik ini selalu menjadi analogi umum yang disampaikan tenaga pemasaran asuransi maupun agen asuransi, untuk memberikan gambaran kepada calon nasabah tentang pentingnya berasuransi. Anda tentu sudah hafal teknik tenaga pemasaran dan agen asuransi yang selalu 30

mengingatkan mengenai berbagai risiko tidak terduga yang bakal ditemui di kemudian hari. Mulai dari risiko terpapar penyakit, mengalami kecelakaan lalu lintas, cacat anggota badan, hingga risiko kematian. Tak hanya itu, bayang-bayang pembengkakan biaya pendidikan untuk anak di masa depan pun tak menjadi persoalan jika mendapat perlindungan asuransi. Sebenarnya, asuransi merupakan produk janji untuk mengganti sebagian kerugian finansial terhadap risiko yang terjadi secara tidak terduga pada pembeli produk asuransi (polis) di kemudian hari. Tak hanya perlindungan terhadap jiwa, asuransi juga memproteksi risiko atas harta benda yang dimiliki. Misalnya, risiko kebakaran rumah atau kecelakaan di jalan raya yang membuat kendaraan rusak parah. Nah, agen dan tenaga pemasaran asuransi selalu mengingatkan kepada kita semua untuk mengantisipasi risiko itu dengan cara membeli produk asuransi. Untuk perlindungan jiwa, mereka menawarkan berbagai produk mulai yang konvensional maupun syariah. Di dalamnya terdapat berbagai jenis asuransi mulai kecelakaan, kesehatan, asuransi jiwa, juga asuransi pendidikan. Meski begitu, sebenarnya banyak orang yang enggan mengalokasikan sebagian penghasilannya untuk membeli produk asuransi. Golongan orang-orang ini merasa membeli potensi risiko di masa depan yang belum tentu bakal terjadi merupakan aktivitas membuang uang secara percuma. Toh, kalau risiko itu ternyata tidak terjadi, uang yang ditanam di produk tersebut akan hangus. Nah, sebelum memutuskan apakah Anda perlu membeli produk asuransi atau tidak, atau memilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan, sebaiknya Anda dan keluarga membuat kalkulasi. Silakan menyusun daftar berbagai risiko yang mungkin menimpa diri, anggota keluarga, dan harta benda, sehingga mendapat jaminan asuransi. Perencana keuangan Shildt Financial Planning Risza Bambang menyatakan, setidaknya ada beberapa risiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan ini. Pertama, risiko kematian suami atau istri yang bisa berdampak negatif secara finansial bagi anak. Terutama menyangkut kelangsungan hidup mereka, maupun untuk mewujudkan keinginannya. Kedua, risiko sakit, kecelakaan, cacat tetap, hingga terserang penyakit kritis, yang mungkin terjadi kepada suami atau istri. Kondisi ini secara finansial bisa menggerus dana atau pendapatan keluarga. Maklum, biaya pengobatan dan perawatan terhitung cukup mahal. Tak hanya itu, risiko ini juga langsung berdampak terhadap terganggunya penghasilan keluarga lantaran suami atau istri tidak bisa bekerja lagi dengan normal. Efek lanjutannya, masa depan anak dan kelangsungan hidup keluarga terganggu. Ketiga, risiko kehilangan pekerjaan karena faktor internal, seperti kinerja si suami atau istri. Risiko ini juga bisa akibat faktor eksternal, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) karena terjadinya krisis ekonomi atau perusahaan bangkrut. Kondisi ini pasti akan mengganggu rencana keluarga untuk membeli rumah dan mewujudkan impian lain. Keempat, risiko kehilangan atau kerusakan barang berharga yang dimiliki. Misalnya rumah, motor atau mobil. Kelima, risiko kematian orangtua, atau kakek dan nenek dari anak kita. Kondisi ini berpotensi mengganggu stabilitas perawatan anak selama bekerja. Keenam, risiko kenaikan sewa rumah sehingga akan menambah biaya pengeluaran rumahtangga. Ketujuh, risiko tidak terkontrolnya pengeluaran untuk aktivitas sosial, rekreasi, hiburan dan liburan. Kondisi ini membuat Anda dan keluarga kehilangan peluang melakukan investasi untuk meningkatkan penghasilan dan aset. Kedelapan, risiko salah melakukan penempatan investasi atau bahkan pemilihan instrumen investasi. Alhasil, Anda tidak bisa menambah aset atau memperbesar pendapatan. 31

Kesembilan, risiko kesehatan anak yang dapat berdampak negatif terhadap biaya pengeluaran untuk kesehatan. Sebenarnya, masih banyak lagi risiko dengan berbagai tingkatan, yang bakal Anda hadapi dalam mengarungi hidup ini. Yang jelas, setelah melakukan kalkulasi risiko, Anda bisa membuat skala prioritas. "Mana risiko yang bisa ditanggung sendiri (own retention) dan mana risiko yang sebaiknya ditransfer kepada pihak lain yakni perusahaan asuransi," kata Risza Bambang, dalam blog pribadinya di situs kontan.co id. Freddy Pieloor, pialang asuransi dari Antara Intermediary Indonesia, punya pandangan tak jauh beda. Namun, ada tiga risiko yang tidak bisa dihilangkan: risiko kematian, risiko sakit, dan risiko kecelakaan. "Tiga ini sekaligus jadi asuransi dasar yang paling tidak mesti dimiliki seseorang," katanya. (bersambung) PERENCANAAN ASURANSI

Memilih payung yang sesuai ukuran badan (1)


Oleh Syamsul Ashar, Teddy Gumilar - Senin, 07 November 2011 | 11:00 WIB JAKARTA. Sedia payung sebelum hujan. Pepatah klasik ini selalu menjadi analogi umum yang disampaikan tenaga pemasaran asuransi maupun agen asuransi, untuk memberikan gambaran kepada calon nasabah tentang pentingnya berasuransi. Anda tentu sudah hafal teknik tenaga pemasaran dan agen asuransi yang selalu mengingatkan mengenai berbagai risiko tidak terduga yang bakal ditemui di kemudian hari. Mulai dari risiko terpapar penyakit, mengalami kecelakaan lalu lintas, cacat anggota badan, hingga risiko kematian. Tak hanya itu, bayang-bayang pembengkakan biaya pendidikan untuk anak di masa depan pun tak menjadi persoalan jika mendapat perlindungan asuransi. Sebenarnya, asuransi merupakan produk janji untuk mengganti sebagian kerugian finansial terhadap risiko yang terjadi secara tidak terduga pada pembeli produk asuransi (polis) di kemudian hari. Tak hanya perlindungan terhadap jiwa, asuransi juga memproteksi risiko atas harta benda yang dimiliki. Misalnya, risiko kebakaran rumah atau kecelakaan di jalan raya yang membuat kendaraan rusak parah. Nah, agen dan tenaga pemasaran asuransi selalu mengingatkan kepada kita semua untuk mengantisipasi risiko itu dengan cara membeli produk asuransi. Untuk perlindungan jiwa, mereka menawarkan berbagai produk mulai yang konvensional maupun syariah. Di dalamnya terdapat berbagai jenis asuransi mulai kecelakaan, kesehatan, asuransi jiwa, juga asuransi pendidikan. Meski begitu, sebenarnya banyak orang yang enggan mengalokasikan sebagian penghasilannya untuk membeli produk asuransi. Golongan orang-orang ini merasa membeli potensi risiko di masa depan yang belum tentu bakal terjadi merupakan aktivitas membuang uang secara percuma. Toh, kalau risiko itu ternyata tidak terjadi, uang yang ditanam di produk tersebut akan hangus. Nah, sebelum memutuskan apakah Anda perlu membeli produk asuransi atau tidak, atau memilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan, sebaiknya Anda dan keluarga membuat kalkulasi. Silakan menyusun daftar berbagai risiko yang mungkin menimpa diri, anggota keluarga, dan harta benda, sehingga mendapat jaminan asuransi. Perencana keuangan Shildt Financial Planning Risza Bambang menyatakan, setidaknya ada beberapa risiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan ini. Pertama, risiko kematian suami atau istri yang bisa berdampak negatif secara finansial bagi anak. Terutama menyangkut kelangsungan hidup mereka, maupun untuk mewujudkan keinginannya. Kedua, risiko sakit, kecelakaan, cacat tetap, hingga terserang penyakit kritis, yang mungkin terjadi kepada 32

suami atau istri. Kondisi ini secara finansial bisa menggerus dana atau pendapatan keluarga. Maklum, biaya pengobatan dan perawatan terhitung cukup mahal. Tak hanya itu, risiko ini juga langsung berdampak terhadap terganggunya penghasilan keluarga lantaran suami atau istri tidak bisa bekerja lagi dengan normal. Efek lanjutannya, masa depan anak dan kelangsungan hidup keluarga terganggu. Ketiga, risiko kehilangan pekerjaan karena faktor internal, seperti kinerja si suami atau istri. Risiko ini juga bisa akibat faktor eksternal, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) karena terjadinya krisis ekonomi atau perusahaan bangkrut. Kondisi ini pasti akan mengganggu rencana keluarga untuk membeli rumah dan mewujudkan impian lain. Keempat, risiko kehilangan atau kerusakan barang berharga yang dimiliki. Misalnya rumah, motor atau mobil. Kelima, risiko kematian orangtua, atau kakek dan nenek dari anak kita. Kondisi ini berpotensi mengganggu stabilitas perawatan anak selama bekerja. Keenam, risiko kenaikan sewa rumah sehingga akan menambah biaya pengeluaran rumahtangga. Ketujuh, risiko tidak terkontrolnya pengeluaran untuk aktivitas sosial, rekreasi, hiburan dan liburan. Kondisi ini membuat Anda dan keluarga kehilangan peluang melakukan investasi untuk meningkatkan penghasilan dan aset. Kedelapan, risiko salah melakukan penempatan investasi atau bahkan pemilihan instrumen investasi. Alhasil, Anda tidak bisa menambah aset atau memperbesar pendapatan. Kesembilan, risiko kesehatan anak yang dapat berdampak negatif terhadap biaya pengeluaran untuk kesehatan. Sebenarnya, masih banyak lagi risiko dengan berbagai tingkatan, yang bakal Anda hadapi dalam mengarungi hidup ini. Yang jelas, setelah melakukan kalkulasi risiko, Anda bisa membuat skala prioritas. "Mana risiko yang bisa ditanggung sendiri (own retention) dan mana risiko yang sebaiknya ditransfer kepada pihak lain yakni perusahaan asuransi," kata Risza Bambang, dalam blog pribadinya di situs kontan.co id. Freddy Pieloor, pialang asuransi dari Antara Intermediary Indonesia, punya pandangan tak jauh beda. Namun, ada tiga risiko yang tidak bisa dihilangkan: risiko kematian, risiko sakit, dan risiko kecelakaan. "Tiga ini sekaligus jadi asuransi dasar yang paling tidak mesti dimiliki seseorang," katanya. (bersambung) PERENCANAAN ASURANSI

Memilih payung yang sesuai ukuran badan (selesai)


Oleh Syamsul Ashar, Teddy Gumilar - Selasa, 08 November 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Setelah mendata risiko hidup, Anda dapat menetapkan produk perlindungan asuransi termasuk investasi yang Anda butuhkan. Selanjutnya, Anda bisa mulai berasuransi. Namun, sebelum membeli produk asuransi, M. Hadi Wijayaningrat, perencana keuangan independen yang juga praktisi bidang asuransi, menyarankan sebaiknya Anda memiliki dana darurat berupa uang tunai, yakni dana untuk keperluan bulanan sebesar satu kali belanja bulanan. Selain itu, memiliki dana cadangan sebesar enam kali pengeluaran bulanan bagi Anda yang masih bujangan. Sedangkan kalau sudah berkeluarga, porsi dana ini sebesar 12 bulan belanja rutin bulanan. 33

Setelah dana cadangan tersebut tersedia, baru Anda siap membeli produk asuransi sekaligus investasi jangka panjang. Secara umum, asuransi itu terbagi atas asuransi standar dan asuransi tambahan. Asuransi standar Produk asuransi standar yang bisa Anda pilih jika masih lajang adalah perlindungan asuransi kesehatan. Sri Khorniatun, perencana keuangan dari Kurnia Consulting, menganggap perlindungan asuransi ini diperlukan sejak lahir, terutama perlindungan terhadap kesehatan. Tapi perlindungan sejak dini itu dilakukan kalau orangtua mampu membeli premi asuransi. Jika tidak, asuransi sebaiknya dimulai saat Anda masih lajang tapi telah punya penghasilan sendiri. Sri menyarankan produk asuransi kesehatan karena bisa memberikan perlindungan saat sakit meski belum mempunyai tabungan yang cukup. Tapi, setelah berkeluarga, Anda perlu membeli produk asuransi jiwa. Terutama bagi suami atau istri yang menjadi tumpuan penghasilan utama keluarga. Biasanya produk dasar asuransi jiwa bagi suami dan istri adalah kematian berjangka atau term life. Ini adalah asuransi jiwa yang memberikan uang pertanggungan kepada ahli waris jika peserta meninggal dunia dalam jangka waktu asuransi. Apabila pada akhir masa waktu asuransi si peserta masih hidup, maka dia tidak akan mendapatkan manfaat dan premi hangus. Jenis asuransi ini biasanya menawarkan produk tambahan berupa asuransi kecelakaan, cacat tetap dan penyakit kritis. Freddy mengingatkan, anggaran premi asuransi kian besar jika Anda sudah berkeluarga dan punya anak. "Minimal membutuhkan asuransi pendidikan untuk anak dan asuransi kesehatan anak dan istri," katanya. Sementara kebutuhan jenis asuransi lain, tentu tergantung risiko yang dihadapi. Misalnya, asuransi kendaraan hanya jika sudah memiliki motor atau mobil. Begitu juga dengan jenis asuransi lain. Asuransi tambahan Apakah Anda perlu memperluas asuransi yang dimiliki dengan rider atau proteksi tambahan yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi? Tentu harus dikaji lebih jauh, seberapa besar premi yang harus Anda bayarkan, berapa uang pertanggungan dan ruang lingkup pertanggungan. "Semua ini untuk mengetahui uang yang dikeluarkan buat membayar premi sesuai dengan manfaat yang didapatkan. Apalagi tidak semua produk asuransi yang dibundel jadi satu, preminya murah," kata Freddy. Sedangkan Hadi menyarankan, setelah asuransi standar terpenuhi, sebaiknya Anda mempertimbangkan rider proteksi penghasilan. Biasanya, ri der ini ditawarkan bersamaan dengan asuransi kesehatan terutama penyakit kritis. Produk seperti ini tetap memberikan proteksi terhadap penghasilan pemegang polis jika mereka terkena penyakit kritis. Yang jelas, rider seperti ini bukan lagi asuransi murni, tapi sudah berbalut dengan investasi atau biasa disebut dengan produk unitlink. Dengan membayar premi terhadap tambahan proteksi untuk penghasilan, maka peserta asuransi menerima jaminan lump sum jika pemegang polis didiagnosa menderita suatu penyakit kritis. Asuransi tambahan yang bisa menjadi pertimbangan adalah asuransi pendidikan. Dengan menjadi peserta asuransi pendidikan berarti Anda memberikan jaminan terhadap biaya pendidikan anak, apabila Anda mengalami musibah kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap ataupun meninggal dunia. Asuransi pendidikan memang lebih populer di kalangan masyarakat kita. Maklum, dengan membayar premi 34

secara tahunan, tiga bulanan atau bulanan, Anda bisa mendapatkan manfaat saat Anak memasuki jenjang pendidikan formal: taman kanak-kanak, sekolah dasar, SMP, SMU hingga perguruan tinggi. Asuransi tambahan lain yang perlu Anda pertimbangkan adalah asuransi kerugian untuk proteksi terhadap harta. Asuransi kerugian yang lazim di gunakan oleh pemegang polis pribadi saat ini adalah asuransi kebakaran rumah dan risiko terhadap bencana alam, seperti gempa bumi dan banjir. Selain itu ada juga asuransi kendaraan bermotor. Jenis asuransi ini untuk perlindungan bila terjadi kerusakan terhadap kendaraan maupun risiko kehilangan akibat aksi kejahatan. Nilai premi yang harus dibayar untuk asuransi tambahan ini biasanya menyesuaikan dengan risiko yang harus ditanggung perusahaan asuransi dan jumlah uang pertanggungan yang diinginkan. Sementara untuk asuransi jiwa, umur dan hasil chek up kesehatan juga jadi pertimbangan nilai premi. Bujet asuransi Setelah memahami risiko berasuransi dan proteksi yang dibutuhkan, kini Anda tinggal mengalokasikan anggaran dari penghasilan bulanan. Freddy Pieloor menyebut dana yang direncanakan tergantung kepada seberapa besar kebutuhan uang pertanggungan yang diinginkan, tujuan keuangan, dan anggaran. Tapi, secara umum kita bisa menyisihkan 5% sampai 15% dari pendapatan bulanan untuk asuransi. Adapun Hadi menyarankan untuk menyisihkan sekitar 30% dari penghasilan sebagai proteksi masa depan. Sebagian bisa masuk ke asuransi murni, sebagian lain masuk investasi lain seperti emas, reksadana, atau saham yang perlu keahlian khusus. "Bisa juga memilih polis asuransi plus yang dibundel produk unitlink," katanyaa. Yang jelas, sumber dana biaya asuransi dan investasi tersebut jangan berasal dana pinjaman atau berutang. Sebab, akan mengakibatkan beban baru di kemudian hari (lihat boks). Jadi, kalau memang bujet Anda masih terbatas, sebaiknya memilih asuransi dengan premi terjangkau. Memang, konsekuensinya jumlah Uang Pertanggungan (UP) yang diperoleh mungkin tidak mencukupi untuk menutup risiko Anda. Yang perlu juga Anda pahami dalam menghitung biaya asuransi adalah besar kecil nilai premi asuransi terutama yang standar sangat tergantung kepada umur, lama kepesertaan, dan uang pertanggungan yang Anda inginkan. Semakin muda usia dan kian panjang jangka waktu asuransi yang Anda pilih, maka uang premi yang Anda bayarkan tiap bulan atau tahunan jauh lebih kecil. Artinya, jika Anda memutuskan untuk berasuransi lebih awal sejak usia dini, maka premi yang harus ditanggung akan lebih ringan. Namun, tak ada kata terlambat untuk mulai berasuransi agar terhindar dari risiko tak terduga di kemudian hari. KLAIM ASURANSI

Cara cerdik menagih janji proteksi asuransi (1)


Oleh Herry Prasetyo - Rabu, 09 November 2011 | 11:36 WIB

JAKARTA. Mengurus klaim asuransi bisa jadi persoalan ribet. Setelah bolakbalik mengurus ke kantor perusahaan asuransi, alih-alih mendapat uang pertanggungan, klaim yang Anda ajukan justru ditolak oleh perusahaan asuransi. Penolakan klaim asuransi memang sudah menjadi momok tersendiri bagi para pemegang polis asuransi. Maklum, kejadian penolakan klaim asuransi tidak 35

sekali dua kali saja terjadi. Kisah-kisah penolakan klaim asuransi sering kali tampak menghiasi halaman surat pembaca surat kabar. Memang, perusahaan asuransi selalu menawarkan janji manis betapa mudahnya mengurus klaim dan mencairkan uang pertanggungan. Namun, praktik di lapangan ternyata tak selalu semanis janji yang mereka tawarkan. Kalau tidak cermat, para pemegang polis bisa mengulum pil pahit lantaran kecewa saat klaim ditolak. Penyebab ditolak Freddy Pieloor, Managing Director Antara Intermediary Indonesia, perusahaan pialang asuransi, menuturkan bahwa ada berbagai macam penyebab klaim yang Anda ajukan ditolak oleh perusahaan asuransi. Pertama, klaim ditolak lantaran kesalahan nasabah saat mengisi proposal permintaan asuransi. Kedua, musibah atau risiko yang dialami nasabah tidak terjamin dalam polis asuransi. Begitu pula ketika aset yang pertanggungannya diklaim ternyata tidak dijamin atau disebutkan dalam polis. Ketiga, penolakan klaim teradi karena nasabah belum melakukan kewajiban, seperti membayar premi tepat waktu. Keempat, klaim terjadi di luar periode polis sebelum masa pertanggungan mulai atau sesudah masa pertanggungan berakhir. Kelima, nasabah terlambat melaporkan klaim ke perusahaan asuransi. Keenam, nasabah tidak bisa membuktikan kerugian ataupun menghilangkan barang bukti. Ini bisa terjadi karena barang yang mengalami klaim sudah diperbaiki. Bisa juga penolakan terjadi karena perusahaan asuransi tidak diberi kesempatan untuk melakukan survei atau investigasi sebelum memutuskan pembayaran klaim. Penyebab terakhir dan sering terjadi, nasabah tidak bisa memenuhi syarat dokumen pendukung. Sudah barang tentu, Anda tak ingin bernasib sial lantaran klaim yang Anda ajukan ditolak oleh perusahaan asuransi. Karena itu, ada berbagai hal yang seharusnya sudah Anda siapkan sejak awal. Bahkan, sejak Anda belum memutuskan untuk membeli polis asuransi tersebut. Mari kita cermati. Pahami polis Polis asuransi merupakan perjanjian antara penanggung dan tertanggung. Dalam perjanjian tersebut, secara jelas disebutkan adanya kerugian yang dijamin maupun kerugian yag tidak dijamin. Dari perjanjian itu, Anda bisa tahu, apakah klaim yang Anda sodorkan masuk dalam kriteria klaim yang dijamin atau tidak. Menurut Freddy, sebagian besar pemegang polis hanya memahami bahwa mereka memiliki polis. Namun, mereka sering kali tidak paham jenis polis dan ruang lingkup jaminan yang dimiliki. Akibat pemahaman yang minim ini, banyak nasabah mengalami kesulitan saat mengakukan klaim. "Semestinya, sebelum memutuskan membeli sebuah polis asuransi, Anda pahami dulu jenis polis apa yang akan Anda beli dan jaminan risiko apa saja yang diberikan oleh polis tersebut," imbuh Freddy. Soedarto Jono, Presiden Direktur perusahaan broker dan konsultan asuransi Magnus Mitra Sejahtera mengatakan, Anda sebaiknya mempelajari kembali kondisi polis yang telah Anda beli, termasuk syarat-syarat pengajuan klaim. Dengan demikian Anda benar-benar tahu bahwa klaim yang Anda ajukan ada di dalam lingkup yang dijamin polis tersebut. Misalkan, Anda memiliki polis asuransi kesehatan. Sebaiknya Anda mempelajari penyakit apa yang dijamin dalam polis tersebut dan penyakit apa yang tidak dijamin. Jika sampai dirawat di rumahsakit, Anda juga harus memastikan biaya perawatan itu bisa ditanggung asuransi. Pasalnya, beberapa produk asuransi hanya mau menanggung biaya perawatan rumahsakit tertentu yang sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan asuransi. "Jadi, tidak buang-buang waktu atau sia-sia saat mengajukan klaim," kata Soedarto. Freddy menuturkan, beberapa hal terkait polis yang harus diketahui oleh para pemegang polis antara lain jenis 36

polis yang dibeli, ruang lingkup jaminan, dan jenis klausul yang dilekatkan. Kemudian, ketahui juga mengenai uang pertanggungan saat terjadi klaim dan nilai kerugian akibat musibah. Cermati prosedur Yang tidak kalah penting saat hendak mengajukan klaim adalah memastikan prosedur pengajuan klaim. Memang, prosedur pengajuan klaim asuransi biasanya disesuaikan dengan jenis asuransi dan juga perusahaan asuransi. Hanya saja, Anda tak perlu bingung. Pasalnya, semua prosedur tersebut sudah dituangkan dalam polis yang menjadi dasar kontrak. Nicolaus Prawiro, Direktur Keuangan Asuransi Jaya Proteksi menjelaskan, secara umum, pengajuan klaim dilakukan dengan pelaporan awal. Ini bisa dilakukan melalui telepon dahulu. Setelah itu, pihak tertanggung harus mengisi formulir pengajuan klaim dan melengkapi dokumen yang diperlukan. "Jika ingin proses klaim berjalan lancar, tertanggung sebaiknya sudah membaca persyaratan yang tercantum dalam polis maupun buku panduan klaim," saran Nicolaus. Menurut Freddy, segera setelah terjadi musibah atau risiko, Anda sebaiknya cepat-cepat melaporkannya kepada perusahaan asuransi. Soedarto menambahkan, batas waktu laporan klaim biasanya 3 x 24 jam. Sebab itu, Anda tak perlu menunggu dokumen lengkap terlebih dahulu baru kemudian mengajukan laporan klaim. Bisa-bisa tenggat waktu pelaporan habis, sementara Anda sibuk mencari dokumen pelengkap. "Ajukan laporan segera mungkin dan susulkan dokumen pendukung dan detail-detailnya," pesan Soedarto. Selain itu, Freddy melanjutkan, Anda harus tetap menjaga barang yang mengalami musibah dengan baik. Kemudian, Anda juga harus memberikan kesempatan kepada perusahaan asuransi atau wakilnya untuk melakukan survei atau meninjau kondisi dan penyebab kerugian. Ada satu pesan lagi yang dia tandaskan kepada nasabah yang hendak mengajukan klaim. "Jawab semua pertanyaan dengan benar dan lengkap," kata Freddy. (bersambung) KLAIM ASURANSI

Cara cerdik menagih janji proteksi asuransi (selesai)


Oleh Herry Prasetyo - Kamis, 10 November 2011 | 11:00 WIB JAKARTA. Supaya tidak ribet dan proses pengajuan klaim berjalan lancar, dokumen pendukung perlu disiapkan. Lebih baik lagi, dokumen-dokumen yang umum telah Anda siapkan dan simpan sejak jauh-jauh hari. Sehingga, saat akan mengajukan klaim, Anda tidak mesti repot mempersiapkan dokumen itu. Yang dimaksud dokumen umum adalah polis asli, fotokopi kartu tanda penduduk (KTP), fotokopi kartu kelaurga, dan fotokopi buku nikah. Demikain juga dokumen lain seperti fotokopi surat izin mengemudi (SIM) untuk asuransi kecelakaan. Atau, fotokopi surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKB) kendaraan yang Anda asuransikan. Begitu pula, setelah mengalami risiko, sebaiknya Anda segera mencari dokumen-dokumen yang dibutuhkan sebagai syarat pengajuan klaim. Tentu saja, dokumen yang dibutuhkan untuk tiap jenis polis berbeda. Ambil contoh, klaim asuransi jiwa biasanya membutuhkan surat keterangan kematian dari ketua RT/RW setempat ataupun dari rumahsakit serta surat identitas ahli waris. Berbeda kalau Anda hendak mengajukan klaim asuransi kesehatan. Dokumen yang dibutuhkan biasanya berupa surat keterangan dokter serta bukti pembayaran rumahsakit. Sementara, kalau Anda hendak mengajukan klaim asuransi kendaraan bermotor karena sepeda motor atau mobil hilang, perusahaan asuransi biasanya butuh surat keterangan kehilangan dari kepolisian. 37

Soedarto Jono, Presiden Direktur perusahaan broker dan konsultan asuransi Magnus Mitra Sejahtera menambahkan, berkaitan dengan jenis asuransi uang atau klaim kecurian atawa penggelapan, biasanya juga diperlukan berita acara perkara (BAP). Kemudian, untuk klaim kebakaran, Anda biasanya akan diminta untuk melampirkan surat keterangan dari laboratorium kriminal kepolisian. Hadi Eka Putra, Direktur Perisai Indonesia, broker dan konsultan asuransi, menyatakan, khusus untuk asuransi kerugian, Anda juga harus memenuhi syarat-syarat umum. Syarat tersebut antara lain berita acara berikut tanggal kejadian, kronologis kejadian, nilai estimasi kerugian, dan bukti-bukti kerugian. "Termasuk dokumen lain yang relevan dengan klaim dimaksud," ujar Hadi. Periksa kelengkapan dokumen Sebelum mengirim kepada perusahaan asuransi, Anda sebaiknya memeriksa kembali dokumen-dokumen yang menjadi syarat klaim. Apabila sudah yakin, segera saja kirim dokumen-dokumen itu. Soedarto mengingatkan, sebaiknya Anda meminta tanda terima atas dokumen itu secara terperinci. Paling tidak, tanda terima tersebut harus dibubuhi stempel perusahaan lengkap dengan tanggal terima dan nama petugas yang menerima. Setelah itu, kata Soedarto, sebaiknya Anda mencari tahu siapa person in charge untuk klaim yang Anda ajukan. Lakukan kontak dengan orang tersebut untuk meyakinkan bahwa dokumen tersebut sudah diterima. Tanyakan juga apakah dokumen yang diterima sudah lengkap dan jelas. "Lakukan kontak dengan orang tersebut palling tidak seminggu sekali untuk menanyakan status klaim," ujar Soedarto. Freddy Pieloor, Managing Director Antara Intermediary Indonesia menambahkan, setelah seluruh dokumen diterima dan persyaratan terpenuhi, perusahaan asuransi biasanya akan melakukan verifikasi dan penghitungan ulang atas kerugian yang Anda ajukan. Biasanya, waktu yang dibutuhkan untuk proses ini dua minggu. Oleh sebab itu, saat mengajukan seluruh berkas dokumen, Freddy memberi saran, Anda sebaiknya meminta perusahaan asuransi segera mengajukan proposal penggantian maksimal dua minggu kalendar. Setelah menerima proposal penggantian tersebut, pahami dan hitung kembali penggantian klaim dari perusahaan asuransi. "Silakan Anda terima atau tolak nilai klaim pada proposal tersebut," imbuhnya. Apabila nilai klaim tak sesuai yang Anda harapkan, menurut Hadi, sebaiknya segera lakukan jawaban secara tertulis kepada perusahaan asuransi. Dengan begitu, nilai klaim bisa diganti dengan nilai maksimal. Kalau Anda sepakat, sesuai ketentuan, perusahaan asuransi wajib mencairkan klaim tersebut maksimal 30 hari atau sebulan setelah kesepakatan. Jangan menyerah Jika Anda mengikuti semua prosedur dan syarat pengajuan klaim yang ada dalam polis, Anda tak perlu khawatir klaim Anda bakal ditolak. Pencairan klaim pun tak akan mengalami hambatan. Namun, bagaimana bila ternyata klaim Anda ditolak? Tak perlu buru-buru menyerah. Soedarto berpesan, segera mencari informasi yang benar mengenai penyebab penolakan klaim tersebut. Dengan begitu, Anda dapat mencari solusi. Apabila karena dokumen pendukung yang kurang informatif atau meragukan, Anda bisa menambahkan dokumen pendukung lain sebagai pelengkap. Demikian pula jika penyebabnya adalah jumlah atau nilai klaim yang dianggap meragukan, berikanlah informasi tambahan kepada perusahaan asuransi. Memang, Nicolaus Prawiro, Direktur Keuangan Asuransi Jaya Proteksi bilang, Anda bisa melengkapi persyaratan yang diminta agar klaim diproses kembali jika penolakan klaim terjadi karena kurangnya 38

dokumen. Namun, Anda tak bisa melakukan apa-apa lagi bila alasan penolakan lantaran klaim yang Anda ajukan ternyata tidak dipertanggungkan dalam polis. Freddy menuturkan, Anda juga harus menerima penolakan tersebut apabila penyebabnya adalah kesalahan mayor. Yang dimaksud dengan kesalahan mayor adalah belum bayar premi, kesalahan pengisian proposal permintaan asuransi, musibah yang tidak dijamin polis, atau adanya unsur penipuan. Kristinan Benny Hapsoro, Presiden Direktur Sedana Pasifik Servistama, broker dan konsultan asuransi, bilang bahwa Anda bisa mengajukan banding jika penolakan klaim tersebut tidak sesuai polis yang Anda miliki. Banding bisa langsung dilakukan kepada perusahaan asuransi, bisa melalui badan mediasi ataupun melalui jalur hukum yang lain. Selain itu, strategi menghadapi penolakan juga bisa dilakukan dengan menulis surat pembaca pada surat kabar. Freddy mengatakan, setelah nasabah asuransi mengajukan surat terbuka di koran, seringkali perusahaan asuransi yang mulanya menolak klaim lantas berubah pikiran. Tiba-tiba saja, karena surat tersebut perusahaan asuransi menerima dan membayar klaim tersebut. "Pengiriman keluhan melalui surat pembaca masih sangat ampun untuk menegur dan menekan perusahaan asuransi agar melakukan kewajiban mereka secara bertanggung jawab," ujar Freddy. Kalau perlu, Anda bisa juga menunjuk pihak ketiga untuk membantu. Dalam hal ini, Anda bisa meminta bantuan perusahaan broker asuransi. Menurut Soedarto, pialang asuransi merupakan pihak profesional yang dibutuhkan bagi tertanggung yang masih sangat awam dengan masalah asuransi. Pialang asuransi bisa membantu Anda dalam penanganan klaim. Perusahaan asuransi biasanya lebih berhatihati menolak klaim kepada pialang dibandingkan ke nasabah. "Di samping itu, pialang asuransi juga bisa menegosiasikan kepada perusahaan asuransi mengenai kondisi polis sehingga kondisi yang abu-abu akan berkurang atau malah hilang sama sekali," ungkap Soedarto. ASURANSI KENDARAAN Walau mobil hilang, hati tetap tenang Oleh Teddy Gumilar - Jumat, 11 November 2011 | 11:00 WIB JAKARTA. Terkadang, sebuah kecelakaan tidak hanya disebabkan oleh kelalaian pengendara, tapi juga pengguna jalan raya yang lain. Masalahnya, kalau sudah terjadi insiden di jalan, biasanya masing-masing pihak saling tuding dan menyalahkan. Urusan pun bisa mengular dari jalanan, bengkel, sampai kantor polisi. Pekerjaan dan aktivitas juga pasti terganggu karena kendaraan tidak dapat digunakan sementara waktu. Segala kerepotan itu seharusnya bisa dikurangi jika Anda telah mengasuransikan kendaraan Anda. Jika terjadi kecelakaan, Anda tinggal menelepon asuransi. Selanjutnya, mereka akan mengurus kerusakan kendaraan Anda, bahkan menanggung biaya perbaikan kendaraan yang menabrak atau Anda tabrak. Tak cuma itu, ketika mengalami kondisi darurat di jalan--misalnya mobil mogok--asuransi, biasanya, juga menyediakan layanan mobil derek khusus. Kini, pilihan produk dan perusahaan asuransi penyedia proteksi kendaraan ini sudah sangat banyak. Jika membeli kendaraan dengan memanfaatkan kredit perusahaan pembiayaan, lazimnya, kendaraan tersebut sudah diasuransikan. Ada beragam manfaat dan perlindungan yang ditawarkan. Namun, umumnya, skema produk-produk itu sama. Premi yang mesti dibayar juga setara. 39

Berdasarkan jenis pertanggungan, asuransi kendaraan kendaraan terbagi atas dua macam. Pertama, perlindungan komprehensif (comprehensive). Pihak asuransi menanggung semua biaya perbaikan kerusakan sebagian (partial loss) hingga kehilangan akibat kecelakaan atau tabrakan. Kedua, perlindungan total loss only (TLO). Dalam skema ini, asuransi akan mengganti biaya perbaikan apabila kerusakan kendaraan di atas 75% dari harga kendaraan atau kehilangan akibat pencurian. Sesuai cakupan perlindungannya, premi asuransi komprehensif lebih besar ketimbang premi TLO. Tarif premi comprehensive yang lazim berlaku saat ini adalah 3% dari harga kendaraan, sedangkan premi TLO adalah 1% dari nilai kendaraan. Freddy Pieloor, pialang asuransi dari Antara Intermediary Indonesia, melihat, TLO hanya menjamin kerusakan total. Padahal, peluang terjadinya risiko TLO sangat kecil. Masalah yang sering kita temui ketika berkendara di jalan adalah bodi mobil yang lecet atau tergores. Asuransi kendaraan juga menawarkan ragam perluasan pertanggungan, seperti huru-hara, gempa bumi, atau banjir. Selain itu, yang tak kalah penting adalah jaminan tanggung- jawab terhadap pihak ketiga. Maklum, kecelakaan lebih banyak melibatkan orang lain. Anda bisa memilih opsi perluasan ini dengan uang perlindungan minimum Rp 50 juta. Kini, perusahaan asuransi juga menawarkan beragam iming-iming produk yang menarik. Yuk, kita lihat tawarannya. Garda Oto Asuransi kendaraan yang ditawarkan Asuransi Astra Buana ini menawarkan dua jenis perlindungan, yaitu comprehensive dan total loss only (TLO). Marketing Communication & Public Relations Head Astra Buana Laurentius Iwan Pranoto menjelaskan, Garda Oto menawarkan manfaat lain, yakni gratis layanan darurat di jalan bagi nasabah di 20 wilayah Indonesia. Fitur yang disebut Garda Siaga 24 Jam ini juga melayani berbagai masalah kendaraan. Misalnya ban kendaraan, aki, kerusakan mesin, atau mobil mogok karena kehabisan bahan bakar. Astra Buana juga memberikan manfaat no claim bonus. Jadi, nasabah akan mendapatkan potongan khusus jika tidak pernah melakukan klaim selama periode pertanggungan. Besaran potongan itu sekitar 7% dan berlaku ketika nasabah memperpanjang polisnya. Simas Mobil Asuransi Sinar Mas juga mempunyai produk unik bertajuk Simas Mobil Bonus. Jika nasabah tidak melakukan klaim hingga jangka waktu tertentu, Sinar Mas bakal mengganti premi yang telah dibayarkan. Bentuknya adalah point rewards senilai Rp 1.000 per poin yang diberikan di setiap akhir tahun periode pertanggungan. Direktur Pemasaran Asuransi Sinar Mas Dumasi Marisiana Magdalena Samosir bilang, point rewards ini dapat dicairkan menjadi uang tunai pada tiga periode waktu, yakni 3 tahun, 5 tahun, atau 8 tahun. Pada akhir tahun ke delapan, poin itu bisa ditukar menjadi uang tunai hingga 100% dari nilai premi. Proteksi Simas Mobil ada dua jenis, yakni comprehensive dan TLO. Masing-masing pilihan itu dapat diperluas dengan jaminan huru-hara, bencana alam, dan tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga hingga senilai Rp 100 juta. Ada pula jaminan asuransi kecelakaan diri pengemudi dan penumpang maksimal empat orang, masing-masing senilai Rp 50 juta.

40

Autocillin Ikhlas Produk asuransi Adira Insurance ini berbeda dibandingkan produk lain. Nasabah Autocillin Ikhlas bebas memilih jumlah premi yang mereka bayarkan baik untuk perlindungan comprehensive maupun TLO. Ada lima pilihan premi yang dibayarkan, yaitu 60%, 70%, 80%, 90%, atau 100% dari premi yang seharusnya dibayarkan. Tentu saja, besaran premi ini mempengaruhi nilai pertanggungan. Besaran premi sendiri tergantung harga kendaraan. Misalnya, mobil jenis sedan dibagi dalam tiga kategori: tarif 3,25% untuk mobil dengan harga kurang dari Rp 100 juta, 2,59% untuk mobil seharga Rp 100 juta - Rp 300 juta, dan 2% untuk mobil di atas Rp 300 juta. "Setelah itu baru nasabah menentukan pilihan preminya," kata Sharia Division Head Adira, Bimo Kustoro. Nasabah juga bakal mendapat bagi hasil jika tidak mengajukan klaim selama satu tahun. Nilai bagi hasil itu tergantung pada keuntungan investasi dan tingkat klaim. "Selama ini, imbal hasil yang kami berikan selalu di atas 5%," ujar Bimo. ASURANSI WHOLE LIFE

Beli selagi muda, terjaga seumur hidup


Oleh Fransiska Firlana - Senin, 14 November 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Asuransi jiwa seumur hidup (whole life) merupakan salah satu jenis asuransi jiwa tradisional. Produk whole life memberikan dua jenis manfaat bagi pemiliknya. Pertama, perlindungan atau proteksi kematian hingga usia 99 tahun. Kedua, memberikan nilai tunai yang akan muncul pada usia pertanggungan ke sekian. "Premi asuransi dapat dibayarkan dalam jangka waktu 3 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun," ujar Freddy Pieloor, Konsultan Keuangan Keluarga dan Asuransi dari Money & Love Financial Planning. Produk whole life cocok atau sesuai bagi seseorang yang membutuhkan perlindungan dalam jangka waktu yang panjang dan hanya membayar premi untuk jangka waktu tertentu saja. Whole life juga cocok bagi seseorang yang ingin memberikan sebuah warisan atau kenangan bagi orang yang dicintai dalam bentuk uang santunan yang diinginkan. Dengan masa pertanggungan hingga 99 tahun, boleh dibilang whole life adalah proteksi seumur hidup. Bila dibandingkan dengan jenis asuransi jiwa berjangka alias term life, whole life bisa lebih menguntungkan. Sebab, kontraknya berlaku untuk seumur hidup. Sementara term life perlu diperbaharui dalam jangka waktu tertentu. "Seandainya kontrak term life habis dan akan diperpanjang lagi, bisa jadi premi lebih besar atau justru Anda tidak bisa melanjutkan kontrak," kata Edy Tuhirman, Chief Executive Officer PT Asuransi Jiwa Generali. Mengapa? Karena, risiko kesehatan meningkat seiring dengan usia yang bertambah. Apalagi, jika setelah cek kesehatan ulang, ketemu beberapa penyakit baru. Risiko ini tentu akan ditransfer ke nilai premi yang lebih besar. Boleh jadi, premi baru itu tak sanggup Anda bayar sehingga Anda tidak terlindungi asuransi jiwa. Manfaat lain, jika hingga akhir masa kontrak masih hidup, Anda akan mendapatkan nilai tunai. Manfaat nilai tunai ini tidak ada dalam asuransi term life. Bahkan, ada jenis whole life yang memberikan pengembalian tunai, yang disebut dividen atau bonus, jika tidak ada klaim selama periode tertentu.

41

Memang, awalnya produk whole life lahir karena ketidakpuasan para pemegang polis term life yang merasa rugi karena preminya hangus begitu saja saat tak terjadi kematian hingga masa kontrak polis berakhir. Dengan kelebihan semacam itu, wajar bila premi whole life lebih mahal dibandingkan produk term life. Jadi, kedua jenis asuransi jiwa ini punya plus dan minus. Tinggal Anda pilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Anda. Untuk memiliki polis whole life, perusahaan asuransi biasanya menetapkan persyaratan yang sederhana. Cukup melampirkan dokumen pribadi, cek kesehatan, dan membayar premi tertentu, maka Anda akan sudah mendapatkan perlindungan asuransi whole life. Meski produk ini terbilang sederhana, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dan pertimbangkan sebelum membeli produk asuransi whole life ini. Freddy menyarankan, sebelum menentukan produk, sebaiknya pilih perusahaan asuransi yang menjual produk whole life dengan pengalaman operasional cukup lama dan terbukti mudah klaim. Anda harus menyelidiki kinerja perusahaan tersebut. Pastikan, perusahaan itu berada di grup usaha yang terkemuka dan memiliki integritas tinggi. "Ini penting karena produk yang akan dibeli ini merupakan produk dengan perlindungan untuk selamanya atau seumur hidup," dalih Freddy. Selanjutnya, sesuaikan uang pertanggungan yang diminta supaya memadai dan berharga bagi orang tercinta yang kita tinggalkan. Produk whole life ini punya kelemahan, yaitu uang pertanggungannya tidak bisa ditambahi atau dikurangi. Lantaran kurang fleksibel inilah maka Anda harus menentukan sejak awal, uang pertanggungan cukup untuk kebutuhan keluarga Anda di masa yang akan datang. "Belilah selagi muda karena premi akan lebih ekonomis," saran Edy. Sebaiknya, jangan Anda mencampurkan produk whole life dengan investasi alias unit linked insurance (unitlink). Sebab, return investasinya tidak optimal karena akan banyak biaya yang dibebankan oleh perusahaan asuransi. "Perusahaan asuransi akan memotong dana investasi sebagai biaya pengelolaan atau biaya lainnya," kata Freddy. Biasanya perusahaan asuransi menyerahkan pengelolaan dana tersebut ke pihak ketiga, seperti manajer investasi, yang secara otomatis biayanya juga dibebankan pada nasabah. Tertarik? Mungkin produk di bawah ini bisa menjadi bahan pertimbangan. Manulife Manulife memiliki produk whole life, baik yang konvensional maupun whole life yang didukung oleh unit link. Produk whole life tradisional Manulife adalah ProLife Plus dan Family Estate Protection. Sedangkan produk whole life unitlink adalah Manulife Investa dan Max Protection Plan. Untuk memiliki produk ProLife Plus, nasabah dikenai minimum premi Rp 3 juta per tahun. Produk dengan program perlindungan seumur hidup ini bisa dimiliki mulai usia 0 tahun - 70 tahun. Apabila pemegang polis meninggal dunia di periode tersebut, keluarga yang ditunjuk sebagai ahli waris akan menerima 100% uang pertanggungan (UP) plus nilai pertanggungan tambahan. UP produk ini minimum Rp 50 juta atau US$ 10.000. Jika tertanggung telah mencapai usia 99 tahun, pemegang polis akan memperoleh 100% manfaat akhir kontrak plus nilai pertanggungan tambahan. Anda tak perlu takut kehilangan uang Anda. Uang yang Anda gunakan membeli Prolife Plus tidak akan hilang, tetapi akan terus bertambah dan berkembang. Jadi, produk ini memberikan manfaat perlindungan sekaligus berunsur tabungan. Bila ingin mendapatkan uang pertanggungan yang lebih besar di produk whole life, Anda bisa membeli produk Family Estate Protection. "Produk ini memberikan minimum uang pertanggungan sebesar Rp 500 juta. Jenisnya single premium yang besarannya ditentukan oleh usia," kata Nelly Husnayati, Vice President dan 42

Chief Operating Officer (COO) Manulife. Nah, untuk memiliki produk ini, nasabah minimal berusia 18 tahun dan maksimal 70 tahun. Nelly mengungkapkan, keunggulan dan kekurangan antara masing-masing produk sangat bergantung dari premi dan manfaatnya. Produk ini bisa dibeli melalui kantor cabang Manulife atau menghubungi para agen Manulife. Hingga saat ini Manulife memiliki 6.900 agen berlisensi. Kontribusi para agen terhadap bisnis Manulife cukup besar, yakni 60% - 65% total pendapatan perusahaan. Sementara sisanya merupakan kontribusi premi dari jalur bancassurance. "Sampai Juni lalu, premi asuransi Manulife mencapai Rp 3,5 triliun, naik 51% dari tahun lalu," jelas Nelly. MNC Life Perusahaan asuransi jiwa milik PT Bhakti Investama Tbk ini menawarkan beberapa produk whole life, antara lain MNC Pusaka dan MNC Pusaka Abadi. Berbeda dengan produk whole life perusahaan lain, produk whole life tawaran MNC Life ini tak bisa dimiliki orang yang berusia kurang dari 20 tahun. Ini berlaku baik bagi MNC Pusaka maupun MNC Pusaka Abadi. "Nasabah produk ini minimal berusia 20 tahun dan maksimal berusia 55 tahun," ujar Novita J. Rumngangun, Director Marketing & Operations MNC Life. Keduanya menerapkan ketentuan premi yang sama, yakni mulai Rp 500.000 per kuitansi. Adapun pembayaran kuitansi bisa dipilih per bulan, per kuartal, atau per tahun. "Sebenarnya uang pertanggungan dan premi yang kami terapkan disesuaikan keinginan dan kemampuan calon nasabah. Selain itu, juga jenis kelaminnya," kata Novita. Manfaat utama MNC Pusaka adalah santunan meninggal dunia, berupa uang pertanggungan dasar jika tertanggung meninggal dunia. Apabila si tertanggung hidup mencapai usia 100 tahun, ia mendapat santunan sejumlah nilai polis. Novita mengklaim, manfaat utama yang diberikan oleh produk MNC Pusaka Abadi lebih banyak. Jika nasabah meninggal pada masa asuransi, ahli waris akan mendapatkan uang pertanggungan plus akumulasi bonus. Jika tertanggung mencapai usia 100 tahun, ia juga akan mendapatkan uang pertanggungan berikut akumulasi bonus bila belum diambil. Hitungan bonusnya, nasabah akan menerima bonus 0,5% dari uang pertanggungan di tahun kedua, selanjutnya ada bonus sebesar 1% dari uang pertanggungan hingga tahun ke-10. Selain kedua produk tersebut, MNC Life juga memiliki produk whole life yang bermuatan investasi alias unitlink, bernama Hario Link. "Meski merupakan produk unitlink, whole life tetap menjadi produk dasarnya," jelas Novita. Seperti halnya kedua produk whole life milik MNC Life lainnya, Hario Link memberikan perlindungan asuransi hingga usia 100 tahun. Bedanya, Hario Link menawarkan tingkat likuiditas tinggi sehingga tertanggung bisa menarik dananya kapan saja. "Penarikan sebagian dana tanpa dikenakan biaya," jelas Novita. Nah, untuk pengelolaan dana unitlink ini, MNC Life menyerahkan ke saudarinya, PT MNC Asset Management. Generali Ketika mulai beroperasi pada 2008, Generali tidak memiliki asuransi whole life murni alias tradisional. Awalnya, perusahaan yang berpusat di Italia ini sangat mengandalkan produk employee benefit. Baru sekitar dua tahun ini, Generali mengembangkan produk asuransi berbalut investasi alias unitlink. Pada semester II 2011 ini, Generali menelorkan produk baru yang diklaim menjangkau semua segmen bernama iPlan. Premi yang ditawarkan mulai Rp 200.000 per bulan. "Produk ini bisa dimiliki semua umur mulai usia 6 bulan hingga 65 tahun," ujar Edy. Proteksi akan berakhir pada saat tertanggung berusia 99 tahun. Melalui produk 43

ini, nasabah boleh mengombinasikan dengan produk tambahan, misalnya jaminan penyakit kritis, cacat tetap permanen, dan biaya rumah sakit. Edy mengatakan, produk ini memiliki keunikan, yaitu memiliki tambahan fasilitas ARMS (autorisk management system). "Dengan fasilitas ini, kami ingin membantu nasabah untuk meminimalkan kemungkinan kerugian dalam menginvestasikan premi yang sudah terbayar," kata dia. Produk tersebut dipasarkan oleh agen asuransi. Memang, mulai Juli lalu Generali menggunakan agen sebagai jalur pemasaran. Sebelumnya, Generali mengandalkan jalur bancassurance. "Saat ini kami sudah memiliki 2.000 agen dan sampai akhir tahun berharap bisa mencapai 3.000 agen," kata Edy. Sampai akhir tahun ini, Generali menargetkan bisa mengumpulkan premi hingga Rp 260 miliar. Angka tersebut dua kali lipat lebih besar dibandingkan perolehan premi 2010 lalu. "Selain tambah agen, kami juga tambah cabang untuk membantu mencapai target tersebut," jelasnya. Kamis (6/10) lalu, Generali baru saha meresmikan kantor barunya di Surabaya. Jadi hingga saat ini Generali sudah memiliki 3 kantor cabang yaitu di Jakarta, Medan, dan Surabaya. KIAT MEMILIH ASURANSI

Rela menanam meski tak memetik buahnya (1)


Oleh Yuwono Triatmodjo - Jumat, 09 Desember 2011 | 17:59 WIB JAKARTA. Jika Anda berniat memproteksi diri, anggota keluarga, atau harta benda yang dimiliki, ada banyak produk asuransi yang bisa dipilih Biasanya, tenaga pemasaran atau agen asuransi akan menyodorkan produk asuransi dengan beragam manfaat tambahan yang bisa dipetik setelah masa pertanggungan berakhir. Bentuknya bisa sejumput hasil tabungan dan investasi dari premi yang Anda bayarkan secara berkala. Namun, Anda mungkin akan kesulitan menemukan perusahaan asuransi yang menawarkan produk pertanggungan murni, seperti asuransi jiwa berjangka alias term life. Pasalnya, jenis asuransi ini dianggap asuransi konvensional dan kuno lantaran tertanggung yang masih hidup tidak akan memperoleh nilai tunai sepeser pun saat asuransi ini jatuh tempo. Ahli waris baru bisa memetik manfaatnya jika si tertanggung telah meninggal dunia. Padahal, berdasarkan kacamata perencana keuangan, produk term life adalah jenis asuransi yang paling direkomendasikan. "Dengan premi yang murah, kebutuhan asuransi sudah bisa terpenuhi," tutur Budi Triadi Pratama, Perencana Keuangan Akbar's Financial Check Up. Aswin Sitanggang, Head of Product Marketing Agency Channel PT Sun Life Financial Indonesia mengatakan, premi term life relatif rendah bila dibandingkan dengan nilai pertanggungan. Sebagai gambaran, Sun Life memiliki produk asuransi term life dengan uang pertanggungan Rp 500 juta dan berjangka waktu 20 tahun. Sementara uang premi yang harus dibayarkan pemegang polis atau tertanggung yang berusia 30 tahun hanya sebesar Rp 2 juta per tahun. Artinya, uang pertanggungan yang bakal diperoleh ahli waris jauh lebih besar dari total premi yang disetorkan oleh pemegang polis. Masalahnya, menurut Aswin, pada umumnya masyarakat kurang tertarik produk term life karena tidak memberikan pengembalian uang premi jika si tertanggung masih hidup ketika masa pertanggungan berakhir. "Calon nasabah hanya bilang bahwa ini murah, tapi tidak membelinya," tukasnya. Atas dasar itulah, banyak perusahaan asuransi enggan menawarkan produk tersebut. Carry Poetiray, Wakil Kepala Wilayah Jakarta I AJB Bumiputera 1912 mengatakan, mereka sudah tidak lagi menawarkan produk 44

asuransi jiwa berjangka bertajuk Mitra Sejati. "Peminatnya jarang, sehingga kami tidak lagi menjualnya," tukas dia. Belakangan, Bumiputera memodifikasi produk asuransi jiwa berjangka tersebut agar menarik minat calon nasabah. Cara yang dilakukan adalah memberikan nilai tunai pada saat masa polis berakhir atau pemberian laba dari premi yang diinvestasikan oleh Bumiputera. Produk ini dinamakan asuransi Eka Waktu Ideal. Sebagai ilustrasi, seorang tertanggung membuka polis asuransi ketika berusia 30 tahun. Ia membeli pertanggungan selama masa waktu 20 tahun dengan uang pertanggungan Rp 100 juta. Setelah disimulasikan, besaran premi yang harus dibayar Rp 1,67 juta setahun. Jika pada tahun ke tiga si tertanggung meninggal dunia, maka klaim yang bisa dicairkan sebesar Rp 100 juta, plus reversionary bonus senilai Rp 167.000. Jika memutuskan berhenti setelah tahun ketiga, si tertanggung akan memperoleh duit Rp 1,07 juta dari total premi yang telah dibayar sekitar Rp 5 juta. Itu hasil investasi dari setoran uang premi. Nah, jika si tertanggung masih hidup sampai masa pertanggungan berakhir, dia tetap akan memperoleh uang tunai sejumlah total uang premi yang telah dibayarkan, yakni Rp 33,4 juta. Produk ini memang mirip dengan asuransi jiwa seumur hidup (whole life) yang memberikan nilai tunai di akhir periode pertanggungan. Selain itu, ada nilai investasi alakadar yang diterima bersama uang pertanggungan jika sang tertanggung meninggal dunia pada masa polis masih berlaku. Kurang pemahaman Menurut Budi Triadi, asuransi jiwa berjangka mempunyai kegunaan atau manfaat yang maksimum dengan nilai premi yang minimum. "Kondisi ini sejatinya yang kita butuhkan dalam sebuah asuransi," katanya. Lantas, kapan kebutuhan itu muncul dan siapa yang layak memiliki produk tersebut? Layaknya produk asuransi lain, orang yang sudah memiliki penghasilan atau memiliki kemampuan secara ekonomi bisa membeli asuransi jiwa berjangka. Profil lainnya adalah, pemegang polis harus sudah memiliki tanggungan seperti pasangan hidup, anak, dan keturunan. Misalnya, jika Anda seorang pria mapan berumur 45 tahun namun belum menikah dan memiliki tanggungan, tentu tak perlu repot membeli produk asuransi ini. "Meski sudah berumur, jika tidak ada tanggungan, lalu untuk siapa asuransi itu dibeli?" kata Budi. Jadi, asuransi jiwa berjangka ini tidak membatasi usia si pembeli polis. Namun, idealnya produk asuransi ini dibeli sejak usia dini. Maklum, semakin muda usia Anda saat membeli produk ini maka kian mini biaya premi yang harus dibayar karena waktu pertanggungan makin panjang. Selain itu risiko kematian yang mungkin terjadi pada si pembeli polis selama masa pertanggungan cukup kecil. Tak heran ada produk asuransi jiwa berjangka yang diperuntukan sejak usia dini. Biaya premi akan dibayar oleh orangtua yang mengasuransikan jiwa anaknya. Salah satu perusahaan yang menawarkan produk asuransi semacam itu adalah Sun Life Financial. Setelah memenuhi syarat profil pembeli polis, langkah selanjutnya yang harus diperhatikan adalah mengetahui betul produk asuransi jiwa berjangka yang mau dibeli. Maklum, terkadang perusahaan asuransi akan menawarkan manfaat tambahan (rider) dari poduk utamanya. Misal, rider itu berupa manfaat rawat inap di rumah sakit jika mengalami kecelakaan pada masa pertanggungan. Masalahnya, rider ini akan menambah besaran premi yang harus dibayarkan. Jika sudah memahami produk asuransi itu, calon nasabah juga perlu mengecek kemudahan proses pengajuan klaim. Aswin Sitanggang bilang, Sun Life menjanjikan masa waktu sekitar 14 hari untuk pencairan dana pertanggungan. "Jangka waktu itu dihitung sejak syarat-syarat pengajuan klaim lengkap," imbuh dia. 45

Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk pengajuan klaim adalah surat keterangan kematian dari dokter jika tertanggung meninggal dunia. Selain itu, pihak asuransi akan meminta akta kematian dari pihak yang berwenang. Budi menambahkan, pencairan klaim pada asuransi biasanya sudah sesuai dengan prosedur standar. "Kebanyakan orang merasa repot, padahal sebenarnya itu sudah standar baku yang berlaku dimanapun," katanya. Nah, berbekal beberapa panduan tersebut, Anda dapat memulai memilih produk asuransi jiwa berjangka sebagai bekal untuk keluarga dan keturunan di kemudian hari. (bersambung) KIAT MEMILIH ASURANSI

Rela menanam meski tak memetik buahnya (selesai)


Oleh Yuwono Triatmodjo - Senin, 12 Desember 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Asuransi jiwa berjangka boleh dibilang mati suri. Banyak perusahaan asuransi yang enggan menjual produk ini dengan alasan peminat minim. Padahal, produk ini adalah asuransi murni yang paling dasar dengan premi sangat ramah di kantong. Nah, berbekal beberapa panduan yang sebelumnya sudah dituturkan oleh perencana keuangan (bagian 1), Anda dapat memulai memilih produk asuransi jiwa berjangka sebagai bekal untuk keluarga dan keturunan di kemudian hari. Sebagai gambaran buat Anda, berikut ini dua produk asuransi Term Life besutan Sun Life Financial dan Asuransi Berjangka milik CAR Life Insurance. Term Life Produk asuransi jiwa berjangka Sun Life Financial Indonesia ini cukup unik karena usia tertanggungnya mulai dari 5 tahun hingga 7 tahun. "Memang sangat muda karena ada saja orangtua yang ingin mengasuransikan anaknya," kata Aswin Sitanggang, Head of Product Marketing Agency Channel PT Sun Life Financial Indonesia. Dalam kasus ini, tentu saja yang membayar premi adalah orangtua. Masa waktu pertanggungan produk ini dibagi atas jangka 5, 10,15 atau 20 tahun. Masa waktu pertanggungan tersebut dapat diperpanjang sesuai kebutuhan nasabah. Sementara cara pembayarannya cukup fleksibel. Nasabah bisa memilih pembayaran premi saban bulan, per tiga bulan, enam bulan atau per tahun. Sedangkan minimum uang pertanggungan yang ditetapkan sebesar Rp 50 juta, dengan pembayaran premi hanya Rp 300.000 per tahun. Masa waktu pertanggungan selama 20 tahun. "Premi produk ini memang sangat rendah," imbuh Aswin. Seperti produk asuransi lain sekarang, Term Life besutan Sun Life ini menawarkan perlindungan tambahan sesuai dengan keinginan si pembeli polis. Tawarannya adalah asuransi kecelakaan, asuransi penyakit kritis, santunan rawat inap dan operasi pembedahan. Perlindungan tambahan yang diberikan juga mencakup pembebasan premi jika si tertanggung mengalami sakit kritis atau cacat total. Namun, yang harus dipahami adalah, produk asuransi jiwa menganut azas utmost good faith atau itikad baik dari kedua pihak, baik nasabah maupun pihak asuransi. Sepanjang semua informasi keadaan nasabah dijelaskan dengan jujur, seperti kondisi kesehatan tertanggung, dan tidak ada yang disembunyikan, maka 46

semua isi kontrak akan berjalan normal. "Jika ada pelanggaran bisa diputus kontraknya, atau klaimnya tidak dibayar jika menipu," kata Aswin. Sayang, produk Term Life racikan Sun Life ini kurang diminati. Itu terlihat dari jumlah polis aktif (policy in force) pada semua produk asuransi besutan Sun Life per September 2011, sebanyak 200.000 polis. Dari jumlah tersebut, polis asuransi jiwa berjangka kurang dari 2%. Begitu pula jika dilihat dari total premi asuransi yang dihimpun oleh Sun Life. Per akhir Juni 2011, total premi mencapai Rp 370,2 miliar. Jumlahnya naik 15% dibandingkan periode sama tahun 2010. Namun, dari sisi penerimaan premi Term Life, porsinya hanya 1,5%. Asuransi Berjangka Sejak awal, CAR Life Insurance mengusung konsep usaha yakni menjadi supermarket asuransi. Alhasil, meski peminatnya sedikit dan terus menurun, mereka tetap mempertahankan produk asuransi jiwa berjangka. "Jika ada yang bertanya, kami akan jelaskan dan tawarkan," ujar Antony Japari, Direktur Pemasaran CAR Life Insurance. Minimum uang pertanggungan produk jiwa berjangka milik CAR Life ini sebesar Rp 30 juta. Jika memiliki dana lebih, sebenarnya nasabah bisa memaksimalkan nilai pertanggungan hingga Rp 1 miliar. Sementara masa pertanggungan antara satu tahun hingga 30 tahun. Berbeda dengan asuransi jiwa berjangka buatan Sun Life, usia masuk tertanggung bagi produk ini dimulai sejak 20 tahun hingga 69 tahun. Bagi nasabah yang berminat, CAR Life akan memberikan manfaat tambahan (rider) berupa manfaat atas risiko kecelakaan atau personal accident dan biaya rumahsakit atau hospital cash plan. Tentu saja ada tambahan nilai premi yang harus dibayarkan nasabah. Menurut Antony, total premi CAR Life untuk semua produk asuransinya hingga akhir tahun lalu berjumlah sekitar Rp 600 miliar. "Tahun ini kami menargetkan menjadi sekitar Rp 999 miliar," ujarnya. Sayang, dari jumlah tersebut, premi yang diperoleh dari produk asuransi berjangka masih sangat kecil. Yang terbesar adalah premi dari produk asuransi berbalut unitlink sebesar 60%. Sisanya adalah premi dari asuransi umum dan berjangka. Antony mengakui, kebanyakan nasabah asuransi memilih bersikap atau berpikir praktis. Mereka mencari produk asuransi yang sekaligus bisa memberikan keuntungan dari sisi investasi. Solusinya adalah produk asuransi berbalut unitlink. Otomatis, pihak asuransi menyediakan apa yang jadi keinginan masyarakat itu. "Banyak yang ingin mendapat banyak manfaat, hanya dari satu produk," imbuh Antony MEMILIH ASURANSI

Siapkan polis sebelum kritis


Oleh Dikky Setiawan - Jumat, 23 Desember 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Dinda Anggraini tiba-tiba menjadi wanita pemurung. Maklum, sebulan lalu, ibu dua orang anak ini baru saja divonis oleh dokter sebuah rumahsakit pemerintah di Jakarta: mengidap penyakit kanker payudara stadium tiga. Kendati masih memiliki semangat hidup yang tinggi, wanita berusia 45 tahun ini akhirnya lebih memilih bersikap pasrah menerima kenyataan pahit tersebut. Apa boleh 47

buat, keterbatasan penghasilan suami dan aset berharga yang dimilikinya membuat Dinda hanya bisa meringankan penderitaannya melalui pengobatan alternatif. Alasan Dinda sederhana. Dengan pengobatan alternatif melalui media totok ular oleh seorang tabib di sebuah daerah di Jawa Barat, biaya yang dia keluarkan tidak sebesar biaya di rumahsakit. Bayangkan saja, jika berobat di rumahsakit, untuk tahap pertama, Dinda sudah dijejali biaya operasi pengangkatan tumor yang bisa menghabiskan belasan jutaan rupiah. Setelah itu, dia harus menjalani penyinaran di lokasi sekitar organ yang diangkat. Penyinaran ini biasanya berlangsung lebih dari 15 kali dan tak kalah menguras isi dompet. Tahapan pengobatan lainnya adalah menjalani kemoterapi. Asal tahu saja, harga obat kemoterapi sekali suntik bisa Rp 2 jutaRp 4 juta, belum termasuk biaya pelayanan dan penanganan medis lain. Karena itu, Dinda hanya bisa pasrah menghadapi penyakit kritis yang dia derita. Apalagi, dia hanya seorang ibu rumahtangga yang tak memiliki penghasilan tetap. Memang, di perusahaan tempat suaminya bekerja, ada tunjangan kesehatan untuk keluarga. Sayang, plafon fasilitas ini tak bisa menutupi kebutuhan biaya pengobatan penyakit. Suami saya hanya pegawai golongan rendah. Jadi, tunjangan kesehatan yang dia dapat hanya Rp 4 juta per tahun, kata Dinda, lirih. Tentu saja, kisah miris seperti Dinda dialami banyak masyarakat negeri ini. Persoalannya, dalam kondisi seperti ini, apa yang harus dilakukan oleh mereka? Kalau memang risiko penyakit yang dihadapinya cukup tinggi dan secara aset tidak mencukupi untuk pengobatannya, memiliki polis asuransi penyakit kritis perlu dipertimbangkan, kata Rakhmi Perma-tasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan. Miliki saat usia muda Saran senada diungkapkan Joannes Widjajanto, perencana keuangan dari Shildt Financial Planning. Dia bilang, setidaknya ada dua alasan dasar mengapa seseorang perlu memiliki polis asuransi penyakit kritis. Pertama, biasanya penanganan penyakit kritis butuh biaya yang cukup besar sehingga coverage asuransi kesehatan tidak mencukupi. Kedua, saat seseorang mengidap penyakit kritis, umumnya kinerjanya menjadi menurun. Kalau sudah begitu, perusahaan tempatnya bekerja akan mencari pengganti sehingga dia tidak lagi memiliki fasilitas asuransi kesehatan dari kantor, ungkap Joannes. Menurut Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory, kebutuhan akan asuransi penyakit kritis bisa dilihat dari riwayat kesehatan keluarga dan gaya hidup Anda. Jika kesehatan keluarga sempurna, jarang yang terkena penyakit kritis, Anda tidak membutuhkan polis asuransi penyakit kritis. Tapi Anda hanya perlu asuransi kesehatan biasa, papar dia. Logika ini juga berlaku jika gaya hidup Anda normal. Biasanya penyakit kritis muncul bukan hanya karena faktor keturunan, tapi juga disebabkan gaya hidup yang buruk, kata Mike. Lalu, kapan waktu yang tepat seseorang memiliki polis asuransi penyakit kritis? Menurut Muhamad Ichsan, perencana keuangan dari PrimePlanner, semakin muda usia Anda ketika menjadi nasabah asuransi penyakit kritis, akan semakin rendah biaya premi asuransi yang dikeluarkan. Jangan sampai ketika Anda terserang penyakit kritis kemudian sembuh, baru berencana membeli polis asuransi. Kalau sudah begini, biasanya tidak akan ada perusahaan asuransi yang mau menerima, kata Ichsan. Karena itu dia menyarankan, agar Anda tak gegabah memilih produk asuransi penyakit kritis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Nah, berikut ini beberapa pertimbangan sederhana memilih asuransi penyakit kritis dari sejumlah perencana keuangan yang dirangkum KONTAN. Menentukan produk 48

Asal Anda tahu, asuransi penyakit kritis terdiri dari dua jenis. Pertama, asuransi penyakit kritis yang berdiri sendiri. Anda bisa langsung membeli polis tanpa harus memiliki asuransi utama. Biasanya, model polisnya berupa asuransi jiwa yang berbalut investasi. Selain itu, kedua, ada asuransi penyakit kritis sebagai asuransi tambahan (riders). Nah, di sini Anda wajib memiliki polis asuransi utama terlebih dulu sebelum memiliki riders. Menurut Mike Rini, asuransi riders biasanya dibutuhkan hanya untuk mengakumulasi dana darurat atau mengantisipasi ketidakmampuan mendapatkan penghasilan selama kita sakit kritis. Karena itu, penting mengetahui di keranjang investasi apa dana kita bakal diinvestasikan oleh perusahaan asuransi? papar Mike. Adapun polis asuransi kritis murni dibutuhkan jika seseorang memang diketahui berpotensi memiliki penyakit kritis. Kalau membeli asuransi sendiri lebih simpel, kita hanya fokus pada coverage apa saja penyakit kritis yang termasuk di dalam polis, imbuh Mike. Uang pertanggungan Anda harus menghitung dulu berapa besar kebutuhan biaya pengobatan penyakit kritis. Jangan membeli asuransi penyakit kritis jika tak sesuai dengan kebutuhan kita, saran Ichsan. Dengan kata lain, uang pertanggungan (UP) yang diberikan perusahaan asuransi menjadi faktor berharga yang harus Anda cermati. Lihat dulu secara cermat, apa saja penyakit kritis yang dikaver oleh produk tersebut, imbuh dia. Rakhmi Permatasari menambahkan, jika memang pertimbangan Anda mengambil asuransi penyakit kritis karena kekhawatiran terhadap hilangnya penghasilan saat terserang penyakit tersebut, lebih baik bila jumlah UP setara dengan polis asuransi jiwa. Tapi, kalau harapannya hanya untuk mengganti biaya yang keluar, perlu diteliti lagi sebesar apa, sih, biaya dan pelayanan yang Anda harapkan, ujar dia. Pembayaran premi Faktor terpenting lain yang harus kita pertimbangkan adalah kemampuan Anda membayar premi. Sebagaimana Anda tahu, biaya pengobatan penyakit kritis sangat besar. Oleh karena itu, UP yang ideal seharusnya juga tidak sedikit, yaitu antara belasan juta hingga miliaran rupiah. Uang pertanggungan segede itu tentu menghendaki membayar premi yang mahal juga. Jadi, Anda harus melihat kemampuan kocek pribadi untuk membayar premi tersebut. Kalau Anda sudah punya asuransi jiwa sebelumnya, maka hanya perlu membeli asuransi riders untuk penyakit kritisnya. Atau, kalau bujetnya paspasan, Anda bisa membeli asuransi kritis sendiri, tutur Mike. Pencairan klaim Budi Pratama, perencana keuangan dari Akbars Financial Check Up, mengatakan, kebanyakan orang berharap mendapatkan penggantian atau pertanggungan sejumlah dana jika mereka terdiagnosis kena salah satu penyakit kritis. Padahal, prosedur umum yang berlaku adalah pertanggungan atau penggantian nilai ekonomis (uang) baru terjadi apabila si tertanggung sudah mencapai titik kritis. Contoh, perusahaan asuransi baru akan mencairkan seluruh uang pertanggungan apabila si tertanggung sudah dinyatakan mengidap kanker stadium 4. Sebagian asuransi memang bersedia mencairkan UP ketika si tertanggung baru dinyatakan mengidap penyakit stadium 1 atau 2. Tapi, nilai UP yang diberikan tak 100%. Ada pula asuransi yang menerapkan metode pencairan UP berdasar poin-poin pemeriksaan. Contohnya, ketika nasabah terkena serangan jantung, beberapa 49

perusahaan asuransi menggunakan lima poin hasil pemeriksaan, dari pemeriksaan kondisi fisik hingga laboratorium. Ada pula perusahaan asuransi yang mengeluarkan dana pertanggungan apabila poin-poin pemeriksaan tersebut menyatakan kondisi penyakit sudah parah. Singkatnya, umumnya, klaim baru cair ketika kondisi penyakit nasabah sudah dinyatakan parah oleh dokter. Nah, kini mungkin Anda baru sadar bahwa asuransi penyakit yang terbaik dan termurah adalah menjaga kesehatan. KIAT MEMILIH ASURANSI

Tarif premi murah, jangan harap proteksi yang wah!


Oleh Dikky Setiawan - Rabu, 25 Januari 2012 | 13:58 WIB

JAKARTA. Ahmad Latif tak bisa menyembunyikan rasa gundahnya. Putri keduanya yang baru berusia 3 tahun dinyatakan positif terserang demam berdarah dengue (DBD). Kegundahan lelaki berusia 33 tahun itu semakin menjadi tatkala putrinya divonis harus dirawat inap beberapa hari. Bukan karena cara penanganan sakit anaknya yang dipersoalkan Latif, tapi biaya pengobatan rawat inap di rumahsakit yang membuatnya gundah. Maklum, biasanya biaya rawat inap tidak sedikit. Nah, ketika anaknya harus dirawat inap, Latif tidak memegang uang tunai untuk biayanya. Beruntung, perusahaan tempatnya bekerja menyediakan fasilitas tunjangan sakit untuk diri dan keluarganya. Sayangnya, Latif hanya seorang karyawan golongan rendah. Karenanya, plafon tunjangan kesehatan yang dia dapat dari kantornya nya hanya Rp 2 juta per tahun. Di sini persoalannya. Ketika putrinya sembuh, Latif harus mengeluarkan total biaya rawat inap rumahsakit Rp 3,5 juta. Dana itu untuk biaya kamar kelas dua senilai Rp 275.000 per hari. Sisanya untuk biaya administrasi, pembelian obat, dan tindakan dokter. Alhasil, dengan plafon tunjangan kesehatan dari kantornya yang hanya Rp 2 juta, Latif pun harus merogoh kocek sendiri untuk menutupi biaya rawat inap sang anak. Sejatinya, kisah seperti Latif banyak dialami masyarakat di negeri ini. Kendati telah memiliki dana tunjangan kesehatan dari perusahaannya, fasilitas itu tidak mencukupi biaya kesehatan keluarganya. Jadi, apa yang harus dilakukan jika kita berada dalam posisi seperti Latif? Salah satu solusinya memiliki polis asuransi kesehatan dari luar kantor. Belakangan ini banyak perusahaan asuransi yang menjual produk asuransi kesehatan dengan premi murah di bawah Rp 100.000 per tahun. Tapi, tunggu dulu. Sebelum memutuskan membeli, ada baiknya Anda mempertimbangkannya dengan matang. Dengan demikian, polis asuransi kesehatan yang kita beli dengan premi murah tersebut bisa benar-benar menutupi kebutuhan ketika kita sakit. Nah, yang harus Anda lihat pertama, apakah fasilitas asuransi kesehatan dari perusahaan tempat bekerja telah meng-cover penuh kebutuhan biaya ketika sakit atau tidak. Kalau sudah terpenuhi, tidak perlu membeli polis asuransi kesehatan lagi, meskipun preminya murah, ujar Mohammad B. Teguh, perencana keuangan dari Quantum Magna Financial (QM).

50

Hal yang perlu dilihat juga adalah kebutuhan biaya kesehatan masing-masing individu. Sebab, tidak semua perusahaan menyediakan fasilitas asuransi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan karyawannya. Contoh, jika mendapat perawatan di rumahsakit, karyawan di level tertentu hanya mendapat fasilitas perawatan di kamar yang tarifnya hanya Rp 300.000 per hari. Padahal, dia hanya nyaman dirawat di kamar yang tarifnya Rp 500.000 per hari. Nah, jika itu yang dinginkan, maka karyawan itu harus menambah sendiri biaya tersebut dari kocek pribadinya. Ketika kondisinya seperti itu, Teguh menyarankan agar karyawan tadi memiliki asuransi kesehatan dari luar kantor. Karena di situ ada selisih antara fasilitas yang didapat dari kantor dengan kebutuhannya, imbuhnya. Namun, Teguh mengingatkan agar nasabah teliti ketika membeli produk asuransi yang preminya murah. Berikut ini adalah beberapa tips memilih asuransi kesehatan dengan premi murah yang dirangkum KONTAN dari sejumlah perencana keuangan: Hitung UP-nya Poin penting lainnya yang harus dilakukan calon nasabah ketika membeli produk asuransi kesehatan premi murah adalah melihat besaran uang pertanggungan (UP) yang diberikan produk itu. Teguh memberi gambaran. Jika calon nasabah sakit dan harus mendapat perawatan di rumahsakit selama tiga hari, fasilitas uang santunannya harus menutupi atau mendekati total biaya rumahsakit. Misalnya total biaya dibutuhkan Rp 1,5 juta, maka nilai santunannya Rp 500.000 per hari, papar Teguh. Pendapat senada diungkapkan Rahmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan. Dia bilang, pertanggungan asuransi dengan premi murah belum tentu bisa menutupi kebutuhan seseorang ketika sakit. Asuransi premi murah biasanya membidik nasabah dengan penghasilan yang tidak terlalu besar, imbuh dia. Dengan begitu, karena preminya murah, otomatis perusahaan asuransi tersebut tidak bisa memberikan fasilitas perlindungan yang wah. Pasti ada keterbatasannya atau tidak sesuai dengan kebutuhan nasabah. Jadi, lebih baik uangnya buat investasi saja, kata dia. Karenanya, Anda harus melihat apakah pertanggungan yang diberikan produk asuransi kesehatan dengan premi murah itu cukup memenuhi kebutuhan ketika sakit atau tidak, seperti biaya kamar, pembelian obat, dan tindakan dokter. Sistem klaim Selain uang pertanggungan, menurut Rakhmi, calon nasabah juga harus melihat sistem pembayaran klaim dari asuransi premi murah itu. Biasanya ada tiga sistem pembayaran klaim asuransi, yakni Reimburse, Cashless, dan Santunan. Fasilitas klaim dengan sistem reimburse artinya nasabah harus membayar dulu biaya rumahsakit dari kocek pribadinya, kemudian ditagihkan kepada perusahaan asuransi dengan melampirkan kuitansi pembayaran dari pihak rumahsakit. Sedangkan sistem cashless, kita menunjukkan kartu dari asuransi dan kasir rumahsakit akan menghubungi perusahaan asuransi. Tapi biasanya preminya sedikit lebih mahal dari sistem reimburse. Sementara itu, dengan sistem klaim santunan, perusahaan asuransi akan memberikan santunan harian selama Anda dirawat. Contohnya, Anda mengambil asuransi dengan santunan harian Rp 500.000, maka jika Anda dirawat selama 5 hari, akan dapat dana santunan sebesar Rp 500.000 x 5 hari = Rp 2.500.000, tanpa melihat berapa tagihan rumah sakit. Jadi, nasabah harus cari tahu dulu bagaimana sistem klaimnya, apakah memang pakai sistem reimburse atau santunan. Sebab, saya belum pernah dengar asuransi kesehatan premi murah pakai sistem 51

cashless, kata Rakhmi. Pencairan klaim Proses pencairan klaim adalah hal penting yang harus dilihat calon nasabah jika membeli polis asuransi kesehatan premi murah. Muhamad Ichsan, perencana keuangan dari PrimePlanner, mengatakan, ketika seorang nasabah hendak mencairkan klaim asuransi kesehatan, biasanya perusahaan asuransi menetapkan beberapa prosedur pencairan. Nah, pada proses klaim apakah perlu bukti asli tagihan biaya dari rumahsakit atau tidak. Sebab, biasanya perusahaan asuransi meminta bukti yang asli, bukan fotokopi, kata dia. Persoalannya, tambah Ichsan, jika bukti asli yang diminta, maka nasabah tidak bisa mendapatkan double claim dari perusahaan tempatnya bekerja dan perusahaan asuransi. Lazimnya, pihak kantor juga meminta bukti asli biaya rawat inap rumahsakit. Jadi, jangan sampai klaim biaya yang kita butuhkan tertunda, katanya. Selain itu, nasabah juga harus melihat rekam jejak atau track record perusahaan asuransi yang menjual produknya. Prosedur pencairan klaimnya sulit atau tidak. Biasanya proses pencairan klaim antara 7-14 hari kerja, kata Ichsan.

JAKARTA. Penyakit selalu datang tiba-tiba. Semua golongan usia, mulai dari usia anak, muda, hingga tua pun, tak luput dari serangan penyakit. Dalam kondisi sakit tak berdaya, kita baru menyadari penting memiliki polis asuransi kesehatan. Budi Triadi Pratama, perencana keuangan AFC Financial Check Up, menjelaskan, saat ini sebagian besar masyarakat, terutama usia muda, cenderung enggan membeli asuransi kesehatan. Alasannya, tubuh yang masih terlihat bugar jarang menderita sakit. Alasan lain, perusahaan tempat kita bekerja menyediakan tunjangan kesehatan. Makanya rata-rata orang berpikir 2-3 kali untuk membeli asuransi kesehatan, ujarnya. Minimnya kesadaran masyarakat akan manfaat asuransi kesehatan inilah yang membuat perusahaan asuransi gencar berpromosi. Salah satu pemanis yang diberikan perusahaan asuransi adalah program cash back di asuransi kesehatan. Seperti namanya, perusahaan asuransi mengembalikan premi yang telah dibayarkan pemegang polis setelah periode tertentu. Besaran premi yang dikembalikan beragam. Saat ini, setidaknya, ada dua produk asuransi kesehatan murni yang menawarkan cash back. Pertama, Cigna Care and Save dari PT Asuransi Cigna, yang ditawarkan sejak Januari 2012. Kedua, AIA Pundi Sehat Plus dari PT AIA Financial. Cigna menjanjikan cash back sebesar 50% dari total premi. Cash back diberikan pada akhir tahun ketiga kontrak, ada atau tidak ada klaim. Selain cash back, ada juga diskon 10% bagi pembayaran premi satu tahun sekaligus, ujar Reginald J. Hamdani, Associate Director, Head of Strategic Marketing PT Asuransi Cigna. Sementara itu, AIA akan mengembalikan 100% premi yang dibayarkan di akhir tahun ke-10, yang notabene akhir masa kontrak polis. Seperti halnya Cigna, cash back tetap diberikan meskipun si pemegang polis telah melakukan klaim selama masa kontrak tersebut. Kedua perusahaan asuransi tersebut mengakui, iming-iming cash back merupakan strategi untuk meningkatkan minat masyakarat membeli polis asuransi kesehatan. Selama ini, cash back sukses menjadi 52

nilai plus yang menarik masyarakat membeli polis. Sebab premi proteksi murni umumnya hangus, ujar Ade Bungsu, Chief Marketing Officer & Head of Syariah PT AIA Financial. Tejasari, perencana keuangan dari Tatadana Consulting, menilai, pemberian cash back baik sebesar 50% ataupun 100% menguntungkan bagi pemegang polis. Soalnya, pemegang polis mendapatkan manfaat dobel, yakni memperoleh kembali premi yang telah dibayarkan sekaligus mendapatkan manfaat dari premi tersebut. Jika cash back premi hingga 100%, sama saja punya asuransi secara gratis dengan hanya menitipkan uang dalam jangka waktu tertentu, imbuh dia. Lain lagi pandangan Eko Endarto. Perencana keuangan dari Finansia Consulting ini mewanti-wanti agar calon pemegang polis menganggap program cash back premi sebagai manfaat tambahan. Menurut dia, pertimbangan utama dalam memilih asuransi kesehatan adalah manfaat perlindungan atau proteksi yang diberikan. Sebab, jika cash back yang diberikan malah mengakibatkan manfaat asuransi berkurang, tujuan utama memiliki asuransi kesehatan tidak akan tercapai. Biasanya yang memberikan cash back dan sejenisnya menerapkan premi sedikit lebih besar, imbuh Eko. Eko mengingatkan, sejatinya asuransi kesehatan memiliki manfaat yang bisa digunakan untuk menutupi biaya yang ditimbulkan saat pemegang polis menderita sakit. Tidak cuma membayar biaya rumahsakit dan obatobatan saja, namun juga nilai ekonomis dari produktivitas yang terhambat atau tidak bisa dilakukan lantaran terbaring di rumahsakit. Karena itu, jika tertarik pada tawaran cash back asuransi kesehatan, ada beberapa hal yang harus Anda cermati. Manfaat yang diperoleh Budi berpendapat, agak sulit menilai apakah premi yang dibayarkan sepadan dengan manfaat yang diberikan asuransi kesehatan dibandingkan dengan produk asuransi jenis lain. Sebab, ada banyak komponen yang tertera pada polis asuransi kesehatan, seperti biaya dokter, biaya obat, biaya rawat inap, dan lainnya. Karena itu, agar mudah membandingkan manfaat yang diberikan, hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung kebutuhan. Misalkan, Anda mendapat tunjangan rawat inap dari perusahaan tempat Anda bekerja sebesar Rp 500.000 per hari, tapi menginginkan fasilitas rawat inap kelas satu dengan tarif Rp 1,2 juta per hari. Itu berarti, kebutuhan tambahan biaya rawat inap Anda adalah Rp 700.000 saban hari. Selanjutnya, Anda bisa mencari beberapa produk asuransi kesehatan yang menawarkan santunan rawat inap mencapai Rp 700.000 per hari dan membanding-bandingkan preminya. Kalau sudah memiliki asuransi kesehatan yang mencukupi kebutuhan dan dana darurat, pembelian asuransi cash back hanya akan menambah kewajiban, imbuh Tejasari. Cigna Care and Save menawarkan empat plan dengan premi mulai dari Rp 80.000-Rp 600.000 saban bulan, tergantung usia dan jenis plan yang dipilih. Adapun manfaat maksimal yang Anda peroleh adalah 60 hari rawat inap per penyakit selama setahun. Sebagai contoh, jika usia Anda berkisar 18 tahun29 tahun dan mengambil plan dengan besaran premi Rp 129.000 per bulan, manfaat dari Cigna Care and Save yang akan Anda peroleh adalah santunan rawat inap sebesar Rp 450.000 per hari dan santunan harian perawatan di intensive care unit (ICU) Rp 900.000 per hari. Sementara, untuk mendapatkan fasilitas rawat inap dan santunan perawatan ICU dengan besaran yang mirip dari produk asuransi AIA Pundi Sehat Plus, Anda mesti membayar premi Rp 350.000 per bulan. Perincian manfaatnya adalah fasilitas rawat inap senilai Rp 400.000 per hari dan santunan perawatan ICU Rp 800.000 per hari. Namun, batas proteksi AIA Pundi Sehat Plus lebih panjang, maksimal 90 hari per tahun. AIA Pundi Sehat Plus menawarkan premi Rp 170.000 hingga Rp 350.000 per bulan. Tejasari bilang, besaran premi premi dan uang pertanggungan (UP) sah-sah saja menjadi pertimbangan. Tapi, 53

manfaat polis tetap harus jadi pertimbangan utama. Percuma premi murah jika manfaatnya tidak mencukupi kebutuhan. Jika jatuh sakit, Anda mesti mengeluarkan dana ekstra. Cakupan layanan Jika manfaat polis sudah cocok, tengok juga cakupan pelayanan yang diberikan. Eko bilang, hal mendasar yang harus diperhatikan perihal layanan asuransi kesehatan adalah semakin banyak rumahsakit yang digandeng perusahaan asuransi, semakin baik. Saat ini, pemegang polis Cigna bisa leluasa mengajukan klaim dari rumahsakit mana pun. Demikian pula dengan AIA. Maklum, keduanya memakai sistem reimburse. Pemegang polis membayar dulu tagihan, baru kemudian asuransi mengganti klaimnya. Reginald berpromosi, Cigna Care and Save juga menyediakan layanan ambulans lokal dan evakuasi darurat atau Cigna Service Assistance. Layanan ini gratis di seluruh dunia apabila pemegang polis atau anggota keluarga terdekat pemegang polis, yakni suami, istri, dan anak, mengalami kecelakaan dan membutuhkan evakuasi, mulai dari ambulans hingga pesawat ke rumahsakit terdekat. Syarat dan ketentuan yang berlaku Budi menjelaskan, seringkali, pemegang polis tidak memahami syarat dan ketentuan yang berlaku secara benar. Penyebabnya, penjelasan yang diberikan agen asuransi sangat terbatas. Selain itu, pemegang polis cenderung tidak melakukan verifikasi penjelasan yang dikatakan agen. Padahal belum tentu agen paham betul. Pemegang polis harus memahami langsung dari polis yang diberikan, ujar dia. Karena itu, sebelum tergiur cash back yang diberikan, Budi menyarankan agar calon pemegang polis menanyakan secara detail perihal syarat dan ketentuan yang berlaku untuk cash back yang diberikan. Pada Cigna Care and Save, syarat mutlak untuk menerima pengembalian premi adalah membayar premi secara rutin tanpa putus selama tiga tahun. Tak jauh berbeda, AIA Pundi Sehat Plus pun mewajibkan pemegang polis membayar iuran premi dengan lancar saban bulannya. Masih ada ketentuan lain. Misalnya prosedur klaim, periode maksimal klaim, dan syarat klaim. Ambil contoh, syarat yang dibutuhkan saat mengajukan klaim. Kebetulan Cigna dan AIA sama-sama membolehkan bukti tagihan dari rumahsakit berupa fotokopi yang dilegalisir. Tanyakan juga jika ada biaya lain selain premi, sambung Tejasari. Ibarat menabung tanpa mendapat bunga Iming-iming pengembalian premi alias cash back yang melekat pada produk asuransi kesehatan selintas memang menggiurkan. Sebab, premi asuransi kesehatan biasanya hangus begitu masa proteksi berakhir. Lebih menarik lagi karena cash back tersebut tetap berlaku meski pemegang polis telah melakukan klaim. Namun demikian, kewajiban membayar sejumlah premi secara rutin pada periode tertentu bisa jadi membuat nilai cash back sejatinya kurang menarik. Tejasari, perencana keuangan dari Tatadana Consulting, mengibaratkan, program cash back ini bak menitipkan uang dalam periode tertentu tanpa mengharap bunga sama sekali. Itu berarti cost of money. Padahal, jika menempatkan dana premi tadi di keranjang investasi, ada imbal hasil atawa return yang Anda peroleh. Semakin panjang periode investasi, semakin tinggi peluang mendapatkan return, ujarnya. Jadi, jika Anda telah memiliki tunjangan kesehatan yang mencukupi kebutuhan, baik dari perusahaan tempat Anda bekerja atau berbentuk asuransi kesehatan, program cash back ini jadi kurang menarik. Bisa jadi, justru preminya lebih tinggi daripada premi asuransi kesehatan tanpa cash back. KIAT KOCEK

Menyusun rencana kehidupan di masa senja


54

Oleh Anastasia Lilin Y - Kamis, 15 Maret 2012 | 13:14 WIB JAKARTA Menghabiskan masa senja dikelilingi anak dan cucu mungkin menjadi harapan bagi sebagian besar orang kelak. Selain limpahan kasih sayang, tak adanya kendala dari sisi keuangan tentu akan membuat hati para lanjut usia (lansia) tenteram. Namun kenyataan kadang tak selamanya manis. Banyak hal yang terkadang meleset dari harapan. Misalnya, anak-cucu sibuk dengan aktivitas masing-masing atau anak-cucu Anda tinggal di tempat yang jauh. Bisa juga hal ini menimpa Anda yang tak punya anak atau memutuskan hidup melajang. Sementara itu, Anda tetap harus berjuang supaya bisa bertahan hidup dari sisi finansial dan dari segi fisik. Anda tentu mafhum, pada usia tertentu, seseorang berangsur-angsur bisa kehilangan kemampuan untuk melakukan hal-hal dasar, seperti berjalan dan mandi. Oleh karenanya, para perencana keuangan menyarankan agar Anda juga memasukkan biaya perawatan di usia lansia dalam daftar kebutuhan dana pensiun. Lantas sejak kapan Anda mulai harus memikirkan pendanaan masa tua ini? Para perencana keuangan kompak menjawab sebaiknya sedini mungkin sejak Anda mulai mendapatkan penghasilan. Alasannya, makin dini Anda memulai, makin ringan cicilan dana masa tua Anda. Di samping itu, tempo yang panjang memungkinkan Anda lebih leluasa untuk memilih keranjang investasi. Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini Sutikno mengatakan, minimal dana yang mesti diinvestasikan adalah 10% dari total penghasilan dan idealnya 30%. Fungsi dana ini beragam, termasuk pendanaan untuk masa lansia. Soalnya alokasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jam-sostek) yang rata-rata 2% 5% dari gaji, menurut saya, tidak akan cukup, kata Mike. Jika diurutkan dari sisi prioritas pemenuhan kebutuhannya, perencana keuangan dari AFC Financial Check Up Lisa Soemarto mengatakan, dana hari tua berada pada urutan kelima bersama dengan kebutuhan pembelian rumah sebagai investasi. Sementara urutan pertama hingga keempat berturut-turut adalah arus kas yang positif, tidak ada utang konsumtif, terpenuhinya dana darurat, asuransi kesehatan plus asuransi jiwa jika ada orang yang bergantung pada penghasilan Anda. Jika empat kebutuhan tersebut sudah terpenuhi, seseorang lebih leluasa merancang alokasi dana hari tuanya. Lisa mengatakan, umumnya, biaya kehidupan saat pensiun adalah 50%-75% dari biaya hidup saat masih aktif bekerja. Namun, besarnya biaya hidup masa pensiun ini memang tergantung dari gaya hidup yang Anda pilih. Ada pula yang biaya hidupnya justru lebih besar karena orang tersebut ingin menikmati hidupnya. Pilihan perawatan Nah, berkaitan dengan perencanaan perawatan dan penjagaan bagi para lansia setelah mereka mulai kehilangan kemampuan dasarnya, berikut ini ada beberapa pilihan yang mungkin bisa Anda pertimbangkan. Membeli long term care insurance Nama long term care insurance (LTC) mungkin masih terdengar asing di telinga Anda. Ini bisa dimaklumi karena produk asuransi ini memang sepertinya belum ditawarkan di Indonesia. Namun, perencana keuangan dari Shildt Financial Planner Risza Bambang berpendapat, produk ini sangat cocok menjawab kebutuhan akan perawatan dan penjagaan bagi seseorang yang sudah kehilangan kemampuan untuk melakukan hal-hal dasar seperti para lansia. LTC sebenarnya tidak hanya ditujukan bagi para lansia tetapi bagi siapa pun yang sudah mulai kehilangan kemampuan untuk melakukan kegiatan dasar. Kegiatan dasar yang dimaksud, antara lain, makan, mandi,

55

memakai baju, dan berjalan. Kebutuhan seperti ini tentu tidak dikover oleh asuransi kesehatan atau asuransi penyakit kritis, kata Risza. Pasalnya, asuransi kesehatan hanya menerima klaim dari pemegang polis jika orang tersebut melakukan rawat inap dan rawat jalan saja. Demikian juga dengan asuransi penyakit kritis yang memberikan penggantian biaya ketika pasien memang sudah sakit. Sementara LTC melakukan penggantian biaya bagi seseorang yang mulai terbatas secara fisik meski orang tersebut tidak sedang dalam kondisi sakit. Penanganan bagi pemegang polis LTC bisa menyerupai di rumahsakit juga. Misalnya saja, menyediakan kamar tidur khusus, toilet khusus, dan kursi roda, hingga menempatkan perawat untuk membantu si pemegang polis yang sudah tidak bisa mandiri tersebut. Untuk mendapatkan manfaat LTC tentu ada biaya lebih besar yang harus dirogoh dibandingkan jika Anda membeli asuransi kesehatan atau asuransi penyakit kritis. Risza mencontohkan, di Boston, AS biaya perawatan untuk pemegang polis LTC dalam setahunnya bisa mencapai US$ 40.000US$ 100.000 atau sekitar Rp 365,8 jutaRp 914,5 juta (kurs US$ 1 = Rp 9.145). Besar kecilnya premi untuk bisa mendapatkan manfaat tersebut tentu beragam. Layaknya asuransi, faktor profil dan tingkat kesehatan pemegang polis sangat menentukan penghitungan premi oleh perusahaan asuransi. Tak terkecuali jenis perawatan macam apa yang diinginkan. Karena harganya mahal, Risza bilang, hanya orang tertentu yang bisa dan layak membeli asuransi LTC. Selain mesti memiliki kemampuan finansial yang memadai, Risza mengatakan, Anda yang memiliki risiko penyakit genetis, seperti stroke, kanker, obesitas, dan parkinson, lebih layak membeli produk ini karena potensi terkena penyakit serupa sangat besar. Produk LTC ini sudah marak dan umum ditawarkan di Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada. Meski produk ini tak dijajakan di Tanah Air, Anda juga tetap bisa memiliki produk ini. Kata Risza, Anda bisa melongok produk asuransi yang ditawarkan perusahaan asuransi di luar. Paling dekat coba lihat asuransi di Australia karena setahun saya di sana sudah ada LTC, katanya. Beberapa perusahaan asuransi yang diketahui menawarkan produk LTC, seperti John Hancock Life Insurance, Prudential Financial, dan Sun Life Financial. Dari hasil simulasi premi di website John Hancock, seseorang yang berusia 30 tahun dan tinggal di Texas harus membayar premi tahunan US$ 2.280 (sekitar Rp 20,85 juta) atau premi bulanannya US$ 205,2 (sekitar Rp 1,88 juta). Premi tersebut untuk besaran uang pertanggungan US$ 547.500 (sekitar Rp 5 miliar) dengan masa asuransi lima tahun dan manfaat harian sebesar US$ 300 (sekitar Rp 2,74 juta). Menyewa perawat Selain membeli LTC, Anda bisa juga menyewa perawat pribadi di rumah. Perawat yang dimaksud bisa saja berasal dari rumahsakit atau perawat pribadi yang memang sudah terlatih untuk merawat lansia hingga pada tindakan medis paling sederhana. Memang saat ini tidak ada standar gaji bagi perawat lansia. Melongok website Yayasan Cinta Keluarga, salah satu penyalur jasa baby sitter, perawat lansia, dan pembantu rumahtangga (PRT), gaji perawat lansia berpengalaman mulai Rp 1,5 juta-Rp 3 juta per bulan. Oh, ya, biaya tersebut baru gaji bagi perawatnya lo, belum mencakup biaya medis yang kemungkinan dibutuhkan lansia. Lisa mengatakan, untuk biaya medis, sebaiknya Anda mengandalkan asuransi kesehatan yang sudah dibeli saat masih muda dan sehat. Sementara untuk biaya perawatan di rumah, termasuk menggaji perawat, barulah mengambil dana yang tersimpan dalam instrumen investasi yang juga diasumsikan sudah dikumpulkan semasa masih aktif bekerja. 56

Tinggal di panti werda Sengaja bercita-cita menghabiskan waktu di panti werda mungkin belum dianggap lumrah oleh masyarakat Indonesia. Lisa mengatakan, sebagian besar masyarakat Indonesia masih beranggapan panti werda adalah tempat buangan. Padahal, ada positifnya juga, yakni mereka tinggal di komunitas yang sama, diperhatikan dari sisi gizi, dijaga orang berkompeten, dan tidak kehilangan kehidupan sosial juga, beber Lisa. Jika Anda mempunyai pemahaman yang sama dan kelak tertarik tinggal di panti werda, silakan simak simulasi 2 dan 3 pada tabel di samping. Asumsi Lisa, biaya tinggal di panti werda Rp 4,25 juta dan Rp 6 juta per bulan tersebut sudah masuk kategori menengah atas untuk wilayah Jakarta. Tentu ada pula biaya tinggal di panti werda yang harganya lebih miring. Sumber pendanaan Sokongan finansial yang mantap setidaknya bisa menjadi jaminan akan perawatan masa lansia yang lebih berkualitas. Jenis perawatan lansia yang Anda pilih tentu akan mempengaruhi besar dana yang mesti diinvestasikan dan pilihan keranjang investasinya. Para perencana keuangan pun kompak menyebut, selama rentang investasinya masih panjang alias di atas 15 tahun keranjang investasi berbasis saham layak menjadi pilihan. Instrumennya bisa langsung saham, reksadana saham, dan reksadana campuran. Maklum, instrumen berbasis saham secara historikal bisa menghasilkan keuntungan rata-rata di atas 25% per tahun alias mengalahkan inflasi. Lisa dan Risza bilang, jelang masa pensiun, instrumen investasi berbasis saham tersebut sebaiknya dialihkan ke instrumen investasi yang lebih likuid dan bisa memberikan pemasukan tetap. Tujuannya agar dana lebih mudah diambil. Misalnya, deposito, ORI atau sukuk ritel. Selamat menyusun rencana hari tua yang menyenangkan! KIAT MEMILIH ASURANSI

Hitunglah dengan cermat agar ahli waris terjamin!


Oleh Anastasia Lilin Y - Senin, 05 Maret 2012 | 10:18 WIB

JAKARTA. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Demikian pepatah lama yang berarti segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita itu tidak pasti dan menjadi rahasia Sang Pencipta. Ketidakpastian juga sangat mungkin terjadi dalam kondisi finansial sebuah keluarga. Siapa yang bisa menjamin sebuah keluarga yang berkecukupan akan selamanya berkecukupan? Bagaimana jika tulang punggung keluarga tiba-tiba berpulang, sementara dia memiliki tanggungan yang banyak? Demi menjaga keberlangsungan orang yang ditinggalkan tersebut, penting sekali memproteksi tujuan finansial dengan asuransi jiwa murni. Asuransi jiwa murni berarti asuransi ini hanya untuk memenuhi kebutuhan proteksi atau tanpa skema investasi. Namun, apakah setiap orang perlu memiliki asuransi ini? Belum tentu. Perencana keuangan dari MoneynLove Financial Planning & Consulting Pandji Harsanto menjelaskan, mereka yang sudah mempunyai penghasilan dan memiliki tanggungan, seperti anak dan pasangan yang tidak bekerja, cocok memiliki produk asuransi jiwa. Namun, Anda yang sudah mempunyai penghasilan tetapi masih lajang dan tak ada pihak yang menggantungkan hidupnya pada Anda tidak perlu membeli produk ini.

57

Perencana keuangan dari PT Quantum Magna Mohammad B. Teguh menambahkan, satu pengecualian lagi, yakni mereka yang mempunyai aset lancar memadai. Maksudnya begini, jika kebetulan Anda memiliki aset lancar atau pendapatan sampingan (passive income) yang jumlahnya melebihi kebutuhan asuransi jiwa dan kebutuhan rutinnya (cash flow), Teguh juga tak menyarankan Anda membeli asuransi jiwa. Karena meskipun dia meninggal, keluarga yang ditinggalkannya tidak akan terlantar, ujarnya. Jika pasangan suami-istri bekerja, perlukah keduanya memiliki asuransi jiwa? Menurut Pandji, jawabannya bergantung pada fungsi penghasilan keduanya. Taruh kata, penghasilan istri hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi alias tidak untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Pandji tak menyarankan istri membeli asuransi jiwa. Sebaliknya, jika pendapatan istri ternyata sangat berperan besar dalam mencukupi kebutuhan keluarga, sebaiknya, istri juga membuat asuransi jiwa. Pandji menyarankan, sebaiknya jangan menggunakan anak sebagai ahli waris meski dana diperuntukkan baginya. Sebaiknya pakai wali waris agar lebih mudah mengeksekusi manfaat asuransi dan menghindari kesulitan melikuidasi uang pertanggungan (UP), kata Pandji. Pada dasarnya, fungsi asuransi jiwa adalah sebagai antisipasi untuk menggantikan pendapatan orang yang meninggal. Tujuannya agar orang yang hidupnya bergantung pada orang yang kemudian meninggal tersebut masih bisa bertahan dari sisi finansial. Agar Anda tak merasa terbebani dengan premi yang dibayarkan, perencana keuangan dari Fahima Advisory Fauziah Arsiyanti menekankan agar cicilan premi tak mengganggu cash flow dan tabungan wajib untuk dana pendidikan. Pasalnya, banyak nasabah asuransi berhenti di tengah jalan karena terbebani premi. Para perencana keuangan menyarankan, Anda mengalokasikan maksimal 10% dari penghasilan untuk membeli asuransi. Pandji menyebut asuransi jiwa dan kesehatan sebagai prioritas utama dari sekian jenis asuransi. Mengenal aneka metode penghitungan Namun, jangan asal membeli produk asuransi. Masih ada pekerjaan yang harus Anda lakukan sebelum memilih produk asuransi jiwa, yakni menghitung uang pertanggungan (UP) yang ingin Anda wariskan untuk ahli waris Anda. Ada beragam metode penghitungan uang pertanggungan. Masing-masing metode akan menghasilkan angka yang berbeda pula. Para perencana keuangan menekankan, pemilihan metode harus disesuaikan dengan tujuan finansial serta kemampuan. Sebab, besaran UP bakal mempengaruhi nilai premi yang mesti Anda bayarkan dalam kurun waktu tertentu. Tentu, penentu besaran premi bukan hanya UP. Ada faktor lain yang berperan, seperti profil pemegang polis dan underwriting perusahaan asuransi. Underwriting adalah proses perusahaan asuransi jiwa memutuskan apakah akan menerbitkan polis yang diminta calon nasabah atau tidak. Dalam hal ini, perusahaan asuransi juga akan memutuskan syarat dan kondisi apa yang diberlakukan serta berapa besar tingkat premi yang dikenakan. Berikut ini beberapa ulasan metode penghitungan UP yang mungkin bisa Anda pertimbangkan. Income replacement based Income Replacement Based (IRB) adalah metode yang bisa digunakan untuk menghitung berapa pendapatan seseorang hingga pensiun. Misal, pendapatan A sebulan Rp 10 juta. Usia A saat ini 35 tahun dan ingin pensiun di usia 55. Jadi, masa produktifnya 20 tahun lagi. Dengan metode ini, cara menghitung UP A adalah Rp 10 juta x 12 (bulan) x 20 (tahun). Hasilnya Rp 2,4 miliar. 58

Jika A meninggal dan nilai konsumsi keluarga setiap bulannya sebesar Rp 10 juta, uang pertanggungan baru akan habis 20 tahun kemudian. Metode ini biasanya cocok untuk orang yang pensiunnya tidak lama lagi, kata Teguh. Human life value based Human Life Value Based (HLVB) menghitung pendapatan seseorang sampai pensiun tapi dengan memperhitungkan hasil investasi instrumen yang memiliki risiko minim (risk free rate). Ketika A meninggal, UP itu oleh keluarganya ditempatkan di instrumen risk free, seperti deposito, obligasi ritel Indonesia (ORI), dan Sukuk Ritel. Jadi selain menerima UP, ahli waris juga akan menerima hasil investasi (return). Metode ini menghitung nilai sekarang (present value) pendapatan plus risk free rate. Dengan asumsi yang sama, cara menghitungnya: Rp 10 juta x 12 (bulan) x (100% + 5,2%) x 20 (tahun) : 105,2% pangkat 20 - 1. Hasilnya, UP dibutuhkan kurang lebih Rp 1,437 miliar. Income value based Metode Income Value Based (IVB) digunakan untuk mencari tahu berapa besar nilai yang apabila ditempatkan di deposito atau dibelikan obligasi ritel akan menghasilkan return setiap bulan sebesar pendapatan tertanggung. Cara menghitungnya, pendapatan dalam setahun dibagi dengan risk free rate. Masih dengan asumsi yang sama seperti sebelumnya maka cara perhitungnya adalah: Rp 10 juta x 12 (bulan) : risk free rate 5,2%. Hasil perhitungan simulasi tersebut adalah besaran UP sekitar Rp 2,3 miliar. Teguh merekomendasikan metode ini jika risk free rate tinggi. Atau jika kemampuan keluarga yang ditinggalkan kelak cukup memadai untuk mengelola UP dengan melakukan investasi yang baik, urianya. Survival value based Metode Survival Value Based (SVB) adalah menghitung pendapatan selama masa produktif sampai usia pensiun lalu ditambah dengan utang-utang yang dimiliki dan kebutuhan dana darurat keluarganya. Cara menghitungnya bisa menggunakan IRB, HLVB, atau IVB + utang-utang + kebutuhan dana darurat. Teguh bilang, metode ini cocok untuk keluarga yang memiliki utang besar dan utangnya tersebut tidak dilindungi asuransi jiwa kredit. Family needs based Metode Family Needs Based (FNB) adalah metode yang sangat lengkap. Sebab, metode ini menghitung kebutuhan-kebutuhan keluarga setelah tertanggung meninggal. Jadi menghitungnya bukan dari pendapatan tapi dari berapa besar kebutuhan keluarga yang ditinggalkan? Alasannya, pengeluaran pribadi tertanggung, kan, sudah tidak ada lagi, beber Teguh. Cara menghitungnya dengan menjumlahkan pengeluaran keluarga yang ditinggalkan, dihitung dengan nilai sekarang (present value) lalu ditambah kebutuhan dana darurat, dana pendidikan anak-anak, utang, dan kebutuhan lainnya jika memang ada. Hasilnya kemudian dikurangi aset lancar yang dimilik saat ini. Menurut Teguh metode ini cocok jika seseorang ingin memastikan dengan persis kebutuhan keluarga sepeninggal si tulang punggung tersebut. Namun, metode ini membutuhkan perhitungan lebih teliti dan telaten tentunya. Setelah tahu cara menghitung UP, kini, saatnya Anda membandingkan produk asuransi yang menawarkan premi paling mini dengan UP yang sama. Selamat melakukan survei. KIAT ASURANSI 59

Memproteksi harta benda agar bisa tidur tenang


Oleh Anastasia Lilin Y - Senin, 02 April 2012 | 13:09 WIB

JAKARTA. Kepemilikan harta benda berupa rumah dan kendaraan menjadi salah satu indikator keberhasilan seseorang mencari penghasilan melalui pekerjaannya. Untuk mendapatkan harta benda tersebut, tak sedikit orang yang mesti berjuang keras dan prihatin. Sadar bahwa untuk mendapatkannya tak mudah, Anda tentu berusaha menjaga dan merawatnya dengan baik semua harta benda tersebut. Tapi, yang namanya barang pasti rentan dari kerusakan, baik karena faktor alam atau karena kesalahan seseorang (human error). Namun, jangan cemas. Untuk memproteksi harta benda, ada asuransi kerugian, yakni asuransi rumah dan isi bangunan serta asuransi kendaraan bermotor. Perencana keuangan dari Fin-Ally Kurnia Sukmanagara menjelaskan, dengan memiliki asuransi kerugian, sebuah keluarga bisa mengurangi penggunaan dana darurat ketika terjadi kerusakan atau kerugian atas harta bendanya. Risikonya sudah terukur dan ada rasa aman, imbuh Kurnia. Yang menarik, Perencana keuangan dari MoneynLove Financial Planning and Consulting Pandji Harsanto mencermati, premi asuransi kerugian tak besar-besar amat. Saat ini, rata-rata premi yang ditawarkan perusahaan asuransi untuk asuransi rumah dan isi bangunan di bawah 0,2% dari nilai total pertanggungan per tahun. Sementara, premi asuransi kendaraan lebih besar, antara 2%-3%. Perencana keuangan PT Zapfindo Arzieta Perdana, Prita Hapsari Ghozie mahfum jika asuransi kerugian kurang familier. Ini terjadi karena sebagian besar masyarakat masih beranggapan, membeli asuransi membuang duit percuma jika tidak terjadi klaim. Sebab, premi tadi akan hangus. Jadi, harus dipahami bahwa ini bukan produk investasi atau tabungan, tapi produk proteksi, ujarnya. Yang layak dan bisa diasuransikan Account Officer dari PT Antara Intermediary Indonesia Pangky Prasetia Pangestu menjelaskan, ada beragam jenis asuransi kerugian yang memproteksi properti. Dalam kelompok asuransi yang berdiri sendiri (stand alone), setidaknya ada dua jenis asuransi, yakni fire insurance (asuransi kebakaran) dan property all risk atau PAR (asuransi semua risiko). Sekadar informasi, Antara adalah agen dan konsultan asuransi independen. Asuransi kebakaran hanya menjamin kerugian akibat kebakaran, halilintar, peledakan, asap, dan kejatuhan pesawat terbang. Adapun, cakupan PAR lebih luas. Selain menanggung risiko asuransi kebakaran, PAR juga menanggung risiko kerusuhan, demonstrasi, huru-hara, perbuatan jahat, dan banjir. Di luar dua asuransi stand alone tersebut, Pangky menjelaskan, ada asuransi tambahan (rider) yang bisa digabungkan. Sebut saja earth quake insurance (asuransi gempa bumi), terrorism and sabotage insurance (asuransi terorisme dan sabotase), business interuption insurance (asuransi gangguan bisnis), dan machinery breakdown insurance (asuransi kerusakan mesin). Dua rider terakhir biasanya diperuntukkan bagi properti yang berkaitan dengan usaha atau bisnis. Meski asuransi kerugian dianggap menguntungkan, para perencana keuangan dan agen asuransi sepakat bahwa tidak semua harta benda bisa diasuransikan. Aturan main yang ditetapkan tiap perusahaan asuransi memang berbeda. Jadi, dalam hal ini, Anda harus cermat memelototi bunyi tiap klausul polis asuransi. Berikut ini beberapa hal yang penting Anda perhatikan. Penilaian rumah

60

Ketika kita mengajukan asuransi untuk rumah, pihak asuransi akan melakukan survei. Pangky bilang, setidaknya ada empat hal yang menjadi penilaian. Pertama, konstruksi. Konstruksi ini akan dibedakan dalam beberapa tingkatan. Tingkatan pertama untuk rumah dengan konstruksi bangunan yang terbuat beton, besi, dan baja. Sementara, tingkatan di atasnya adalah untuk rumah yang memuat konstruksi kayu di dalamnya. Makin tinggi risiko kerusakannya, maka semakin mahal preminya. Kedua, lokasi. Penilaian lokasi di sini bukan berkaitan dengan harga, tapi berkaitan dengan potensi risiko yang mungkin terjadi. Misalnya, risiko banjir dan tanah longsor. Ketiga, tinggi bangunan. Pangky bilang, untuk tinggi bangunan hingga sembilan lantai, besaran preminya masih sama. Selisih rate untuk tinggi sembilan lantai dengan yang ada di atasnya sekitar 0,2%. Makin tinggi makin mahal, bebernya. Keempat, lingkungan. Untuk kriteria yang satu ini, perusahaan asuransi menilai dari sisi lingkungan sekitar rumah yang akan diasuransikan. Mereka akan mencermati tingkat kepadatannya. Semakin padat, tentu potensi risikonya lebih besar. Barang yang dikecualikan Asuransi isi bangunan tidak terlepas dari asuransi rumah. Hanya, dalam asuransi jenis ini, penilaian tertuju pada isi rumah itu sendiri. Lantas, isi rumah apa saja yang bisa dan layak diasuransikan? Ternyata tidak semua barang bisa diasuransikan, lo. Beberapa barang yang dikecualikan untuk dihitung dalam klaim asuransi rumah dan isi bangunan, yakni platinum, emas, perak, perhiasan, lukisan, benda seni, dan mantel bulu. Barang-barang, seperti surat perjanjian dan akta jual-beli, obligasi, wesel, surat pengakuan utang, cek uang tunai, uang logam, kendaraan bermotor, hewan peliharaan, naskah, dan dokumen kantor juga masuk kategori yang tidak bisa diklaim. Soalnya, syarat barang bisa diklaim adalah memiliki nilai pasar secara objektif, kata Pandji. Meski dikecualikan, Pangky mengatakan, ada perusahaan asuransi yang tetap bisa menerima klaim atas kerugian barang-barang tersebut. Namun, besarnya nilai klaim dibatasi tidak lebih dari 5% dari nilai total pertanggungan untuk isi bangunan. Ambil contoh, total nilai pertanggungan isi bangunan Rp 100 juta dan lukisan yang Anda beli seharga Rp 10 juta rusak karena kebakaran. Maka, maksimal pertanggungan untuk lukisan hanya Rp 5 juta. Prita menambahkan, memang bisa dibuat asuransi untuk barang-barang yang dikecualikan tersebut. Namun, preminya jauh lebih besar ketimbang dimasukkan menjadi satu dengan isi bangunan yang lain. Sementara, mengenai rincian barangnya, para perencana keuangan menyarankan, Anda hanya perlu memasukkan barang yang memang penting dan kemungkinan akan memberikan kerugian secara signifikan jika rusak. Urusan ini tentu memerlukan kebijaksanaan dari masing-masing keluarga. Setelah memilah barang mana yang akan diasuransikan dan disetujui oleh pihak asuransi, sebaiknya Anda membuat daftar atas barang-barang yang diasuransikan tersebut. Tujuannya agar ketika melakukan klaim tidak akan terjadi perbedaan persepsi atas isi bangunan yang berhak untuk diklaim. Penilaian kendaraan Kriteria setiap perusahaan asuransi mengenai kendaraan yang bisa diasuransikan juga beragam. Umumnya, kendaraan yang diterima untuk diasuransikan adalah yang berusia maksimal 10 tahun. Kurnia bilang, biasanya, premi asuransi untuk kendaraan keluaran Eropa akan lebih mahal ketimbang kendaraan merek 61

Jepang karena biaya perbaikannya memang lebih mahal. Mengenai simulasi besaran premi asuransi rumah dan isi bangunan serta asuransi kendaraan, Anda bisa menyimak perhitungan Pangky di samping. Namun, selain besaran premi, para perencana keuangan mengingatkan agar Anda mencermati aneka fasilitas yang ditawarkan dan kemudahan melakukan klaim. Nah, tugas Anda sekarang adalah membandingkan lebih banyak produk lagi agar mempunyai banyak pilihan. Selamat membandingkan!

62

Você também pode gostar