Você está na página 1de 5

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Cegah Kantor Menjadi Ladang Penyakit, Kenali Kondisi Pekerjaan Anda Juli 2010
Surabaya, eHealth. Terbiasa di depan komputer, terlalu lama duduk di kantor, mengendalikan mesin-mesin pabrik, atau bahkan mengolah bahanbahan kimia yang berhubungan dengan pekerjaan dan berbagai kebiasaan dalam melaksanakan tugas dalam pekerjaan, tanpa disadari dapat memicu penyakit. Hal ini umumnya dinamakan sebagai Penyakit Akibat Kerja (PAK). Namun, sudahkah Anda memperhitungkan dan memahami risiko dari pekerjaan Anda? Maka untuk memberikan kesadaran dan pengetahuan mengenai PAK, berikut artikel singkatnya. Masalah kesehatan kerja adalah adanya penyakit yang timbul akibat kerja, penyakit akibat hubungan kerja ataupun kecelakaan akibat kerja, yang disebabkan adanya interaksi antara pekerja dengan alat, metode dan proses kerja serta lingkungan kerja. Ketika orang ambil pekerjaan, harus dipikirkan risikonya juga, tutur dr. Bassilius Agung, Kepala Pukesmas Tanah Kali Kedinding dimana di wilayah kerjanya telah terdapat 6 buah pos UKK (Unit Kesehatan Kerja) untuk para pekerja informal atau para pengusaha kecil, seperti pengrajin, pekerja giras, atau pun warung-warung tegal. Seperti yang dijelaskan oleh dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini, PAK merupakan sebuah efek samping yang terjadi saat bekerja sehingga diperlukan sebuah sistem, yakni sitem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada setiap perusahaan. Maka untuk menunjang sistem tersebut, dibutuhkan APD (Alat Pelindung Diri). APD saja belum cukup, diperlukan juga pengetahuan dari pekerja, lanjut dr. Agung. Pengetahuan dari pekerja itu sendiri mengenai PAK ataupun mengenai risiko kerja sangat dibutuhkan. Sedangkan gambaran pekerjaan yang perlu diketahui adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jenis pekerjaan (saat ini dan sebelumnya) Gerakan dalam bekerja Tugas yang berat / berlebihan Perubahan / pergeseran kerja Iklim di tempat kerja Pekerjaan lain / paruh waktu seperti ibu rumah tangga, sebagai orang tua dan lain-lain

Untuk mengetahui pajanan (peristiwa /risiko penularan) di tempat kerja, maka perlu diketahui: 1. Pajanan yang ada saat ini dan sebelumnya (fisik, biologi, kimia, dan psikososial) dengan membuat daftar pertanyaan 2. Riwayat mengalami kecelakaan atau kejadian dalam penggunaan bahan kimia, misalnya: menumpahkan bahan kimia, dll.

3. Bekerja dengan pajanan pada tempat yang terbatas Pengertian PAK Pada simposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan pekerjaan yang diselenggarakan oleh ILO (International Labour Organization) di Linz, Austria, dihasilkan definisi menyangkut PAK sebagai berikut: - Penyakit Akibat Kerja Occupational Disease Adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui. - Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan Work Related Disease Adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi kompleks - Penyakit yang Mengenai Populasi Kerja Disease of Fecting Working Populations Adalah penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan DIAGNOSIS Sebelum menentukan penyakit tersebut disebabkan karena risiko pekerjaan, dibutuhkan diagnosis yang tepat dan untuk menunjang diagnosis tersebut, maka diperlukan beberapa sumber dalam menyelidiki secara adekuat hubungan antara pekerjaan dengan penyakit. Keberhasilan identifikasi PAK diberbagai kelompok pekerjaan tergantung dari riwayat pasien secara keseluruhan. Untuk mempertegas diperlukan pemeriksaan laboratorium (bio monitoring dan tes klinik), penilaian paparan lingkungan secara tepat dengan memperhatikan legalitas, etika dan faktor sosioekonomi. Selain itu juga perlu diketahui garis besar riwayat pekerjaan, serta gambaran pekerjaan saat ini dan saat yang lalu. Penyebab Penyakit Akibat Kerja Terdapat beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kerja, berikut beberapa jenisnya yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit yang ada di tempat kerja. 1. Golongan Fisik - bising, radiasi, suhu ekstrem, tekanan udara, vibrasi, penerangan 2. Golongan Kimiawi - semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan, kabut 3. Golongan Biologik - bakteri, virus, jamur dan lain-lain 4. Golongan Fisiologik/Ergonomik - desain tempat kerja, beban kerja 5. Golongan Psikososial - stres psikis, monotoni kerja, tuntutan pekerjaan, dan lain-lain Di negara maju faktor fisik, biologi dan kimiawi sudah dapat dikendalikan, sehingga golongan fisiologik dan psikososial yang menjadi penyebab utama. Beberapa Penyakit Akibat Kerja/Penyakit Akibat Hubungan Kerja 1. Penyakit Saluran Pernafasan

PAK pada saluran pernafasan dapat bersifat akut maupun kronis. 1.1 Akut misalnya asma akibat kerja. 1.2 Sering didiagnosis sebagai tracheobronchitis akut atau karena virus. 1.3 Kronis, missal: asbestosis. 1.4 Seperti gejala Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). 1.5 Edema paru akut. 1.6 Dapat disebabkan oleh bahan kimia seperti nitrogen oksida. 2. Penyakit Kulit 2.1 Pada umumnya tidak spesifik, menyusahkan, tidak mengancam kehidupan, kadang sembuh sendiri. 2.2 Dermatitis kontak yang dilaporkan, 90% merupakan penyakit kulit yang berhubungan dengan pekerjaan. 2.3 Penting riwayat pekerjaan dalam mengidentifikasi iritan yang merupakan penyebab, membuat peka atau karena faktor lain. 3. Kerusakan Pendengaran 3.1 Banyak kasus gangguan pendengaran menunjukan akibat pajanan kebisingan yang lama, ada beberapa kasus bukan karena pekerjaan. 3.2 Riwayat pekerjaan secara detail sebaiknya didapatkan dari setiap orang dengan gangguan pendengaran. 3.3 Dibuat rekomendasi tentang pencegahan terjadinya hilangnya pendengaran. 4. Gejala pada Punggung dan Sendi 4.1 Tidak ada tes atau prosedur yang dapat membedakan penyakit pada punggung yang berhubungan dengan pekerjaandaripada yang tidak berhubungan dengan pekerjaan 4.2 Penentuan kemungkinan bergantung pada riwayat pekerjaan. 4.3 Artritis dan tenosynovitis disebabkan oleh gerakan berulang yang tidak wajar. 5. Kanker 5.1 Adanya presentase yang signifikan menunjukan kasus Kanker yang disebabkan oleh pajanan di tempat kerja. 5.2 Bukti bahwa bahan di tempat kerja, karsinogen sering kali didapat dari laporan klinis individu dari pada studi epidemiologi. 5.3 Pada Kanker pajanan untuk terjadinya karsinogen mulai > 20 tahun sebelum diagnosis. 6. Coronary Artery Disease 6.1 Oleh karena stres atau Carbon Monoksida dan bahan kimia lain di tempat kerja

7. Penyakit Liver 7.1 Sering di diagnosis sebagai penyakit liver oleh karena hepatitis virus atau sirosis karena alkohol. 7.2 Penting riwayat tentang pekerjaan, serta bahan toksik yang ada. 8. Masalah Neuropsikiatrik 8.1 Masalah neuropsikiatrik yang berhubungan dengan tempat kerja sering diabaikan 8.2 Neuro pati perifer, sering dikaitkan dengan diabet, pemakaian alkohol atau tidak diketahui penyebabnya, depresi SSP oleh karena penyalahgunaan zat-zat atau masalah psikiatri. 8.3 Kelakuan yang tidak baik mungkin merupakan gejala awal dari stres yang berhubungan dengan pekerjaan. 8.4 Lebih dari 100 bahan kimia (a.I solven) dapat menyebabkan depresi SSP. 8.5 Beberapa neurotoksin (termasuk arsen, timah, merkuri, methyl, butyl ketone) dapat menyebabkan neuropati perifer. 8.6 Carbon disulfide dapat menyebabkan gejala seperti psikosis. 9. Penyakit yang Tidak Diketahui Sebabnya 9.1 Alergi. 9.2 Gangguan kecemasan mungkin berhubungan dengan bahan kimia atau lingkungan. 9.3 Sick building syndrome. 9.4 Multiple Chemical Sensitivities (MCS), mis: parfum, derivate petroleum, rokok. Pencegahan PAK Mengetahui keadaan pekerjaa, dan kondisinya seperti yang telah dijelaskan di atas dapat menjadi salah satu pencegahan terhadap PAK. Selanjutnya sebelum dr. Agung menutup wawancara, Ia juga memberikan beberapa tips dalam mencegah PAK, diantaranya: 1. Pakailah APD secara benar dan teratur 2. Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut. 3. Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan. Selain itu terdapat juga beberapa pencegahan lain yang dapat ditembuh agar bekerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit. Hal tersebut berdasarkan Buku Pengantar Penyakit Akibat Kerja, diantaranya: A. Pencegahan Primer Health Promotion 1. 2. 3. 4. 5. Perilaku Kesehatan Faktor bahaya di tempat kerja Perilaku kerja yang baik Olahraga Gizi seimbang

B. Pencegahan Sekunder Specifict Protection

1. 2. 3. 4.

Pengendalian melalui perundang-undangan Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasan jam kerja Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, ventilasi, alat pelindung diri (APD) Pengendalian jalur kesehatan: imunisasi

C. Pencegahan Tersier Early Diagnosis and Prompt Treatment 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pemeriksaan kesehatan pra-kerja. Pemeriksaan kesehatan berkala. Surveilans. Pemeriksaan lingkungan secara berkala. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja. Pengendalian segera di tempat kerja.

Kondisi fisik sehat dan kuat sangat dibutuhkan dalam bekerja, namun dengan bekerja benar teratur bukan berarti dapat mencegah kesehatan kita terganggu. Kepedulian dan kesadaran akan jenis pekerjaan juga kondisi pekerjaan dapat menghalau sumber penyakit menyerang. Dengan didukung perusahaan yang sadar kesehatan, maka kantor pun akan benar-benar menjadi lahan menuai hasil bukanlah penyakit.(fie) Referensi: Direktorat Bina Kesehatan Kerja Depkes RI. 2007. Pedoman Tata Laksana Penyakit Akibat Kerja Bagi Petugas Kesehatan: Pengantar Penyakit Akibat Kerja

Você também pode gostar