Você está na página 1de 11

Alkohol

A. Pengertian Alkohol
Alkohol murni tidaklah dikonsumsi manusia. Yang sering dikonsumsi adalah minuman yang mengandung bahan sejenis alkohol, biasanya adalah ethyl alcohol atau ethanol (CH3CH2OH ). Bahan ini dihasilkan dari proses fermentasi gula yang dikandung dari malt dan beberapa buah-buahan seperti hop, anggur dan sebagainya. Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.

B. Sifat Sifat Alkohol


1. Sifat Fisik alkohol
Berikut ini sifat fisik alcohol yaitu: a. Alkohol monohidroksi suku rendah (jumlah atom karbon 1-4 ) berupa cairan tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan. b. Kelarutan alkohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonnya makin panjang. c. Makin tinggi berat molekul alkohol, makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya. d. Alkohol yang mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat yang tidak berwarna. e. Alkohol suku rendah tidak mempunyai rasa, akan tetapi memberikan kesan panas dalam mulut. f. Berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan

g. Mudah terbakar h. Bentuk fasa pada suhu ruang : dengan C 1 s/d 4 berupa gas atau cair dengan C 5 s/d 9 berupa cairan kental seperti minyak dengan C 10 atau lebih berupa zat padat

2.Sifat Kimia Alkohol


Berikut ini sifat kimia alcohol yaitu: a. Oksidasi alkohol primer Oksidasi alkohol primer dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan suatu aldehida dan air. b. Oksidasi alkohol sekunder Oksidasi alkohol sekunder dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan suatu keton dan air. Contoh :

c. Oksidasi alkohol tersier Oksidasi alkohol tersier oleh oksigen akan menghasilkan campuran asam karboksilat, keton, karbondiokaida dan air. Contoh :

d. Reaksi dengan natrium Alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan suatu alkoksida. Hasil samping berupa gas hidrogen. Contoh :

e. Reaksi dengan asam halida Alkohol bereaksi dengan asam halida menghasilkan alkil halida dan air. Contoh :

f. Esterifikasi Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan produk samping berupa air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan Contoh :

g. Dehidrasi alkohol Dehidrasi alkohol dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan alkena dan air. Contoh :

C. Bahaya Alkohol
Mengonsumsi minuman beralkohol itu keburukannya melebihi manfaatnya bagi tubuh. Selain memabukkan, alkohol dapat menyerang berbagai organ di dalam tubuh. Pengaruhnya dapat sebagai perusak organ otak, mulut, pencernaan, hati, hingga usus besar. Menurut dr. Ari Fahrial Syam, spesialis penyakit dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, alkohol bersifat racun kalau sudah ditenggak. Baik diminum sedikit atau berlebihan, minuman ini mengganggu fisik dan mental seseorang. Apalagi jika dijadikan minuman harian, alkohol memberikan efek peradangan di lambung. Akhirnya, alkoholik kerap ditemui mempunyai kelainan dalam saluran cernanya. Meski dikonsumsi dalam jumlah sedikit, namun toleransi dari penggunaan sedikit itu makin lama semakin tinggi sehingga tetap beresiko menyebabkan ketagihan. Parah lagi kalau alkohol sudah meracuni liver. Sekali organ ini kena masalah, maka bisa menjalar pengaruhnya ke organ lain. Biasanya alkohol menyebabkan sirosis hati. Saat pengerutan organ liver itu semakin parah, maka efeknya akan menjadikan perut bengkak, pencernaan berdarah, hingga memicu kanker usus besar. Beberapa akibat lain dari alkohol yaitu pengeroposan tulang, impoten, sperma tidak subur, kanker payudara, gangguan penglihatan, dan kesulitan mengoordinasi otot. Sementara itu, gangguan mental yang bisa terjadi adalah sulit konsentrasi dan sangat lambat merespon keadaan.

D. Manfaat Alkohol
Manfaat methanol : Sebagai bahan bakar Methanol adalah bahan bakar yang ramah lingkungan, pembakaran methanol menghasilkan karbon dioksida dan air. CH3OH + O2 --> CO2 + H2O. Jika dibandingkan dengan bensin, yang biasanya ditambah zat antiketuk untuk menambah nilai oktan. Salah satu zat antiketuk yang digunakan untuk menambah nilai oktan bensin adalah TEL (Tetra Ethyl Lead). Lead = Timbal / Pumblum (Pb) tidak bereaksi dengan oksigen sehingga emisi pembakaran kendaraan yang menggunakan bensin ber-TEL adalah timbal (Pb), dan effect dari timbal adalah kerusakan permanen pada otak bagi orang yang menghirupnya. Makanya sekarang TEL dilarang penggunaannya dan diganti dengan bensin super TT (Tanpa Timbal). Pada bensin super TT MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether). Sebagai bahan dasar formalin (formaldehid / aldehid) Methanol merupakan alkohol primer karena gugus -OH terikat pada Carbon (C) primer. C Primer adalah C yang mengikat satu atom C lain. Alkohol primer jika dioksidasi akan menjadi formalin CH2O. Formalin adalah zat yang digunakan untuk mengawetkan mayat yang digunakan oleh penduduk Mesir kuno untuk membuat mumi. Belakangan banyak yang menyalahgunakan formalin sebagai bahan pengawet makanan pengganti asam benzoat. Sebagai bahan utama zat antiseptic Methanol digunakan untuk membuat zat antiseptic untuk obat luka luar. Sebagai zat antibeku Di negara yang bermusim dingin, methanol digunakan sebagai zat antibeku / antifreeze pada radiator mobil. Pada musim dingin jika cairan yang digunakan pada radiator adalah air, maka air tersebut akan membeku dan berdampak pada kerusakan mesin. Untuk mengatasinya digunakan methanol. Bahan utama plastik Methanol dapat membentuk polimer dan digunakan untuk membuat plastic

Bahan peledak Salah satu peledak/bom yang terkenal dan paling mudah pembuatannya adalah TNT (Tri Nitro Toluena), yakni salah satu golongan benzena yang memiliki gugus -CH3 dan -NO2. Salah satu bahan utama TNT adalah methanol.

E. Cara penanganan di lab kimia


Bahaya Di laboratorium Bekerja dilaboratorium selalu ada kemungkinan terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu sikap dan tingkah laku pekerja, keadaan yang tidak aman dan kelalaian pengawas serta bahan kimia dan peralatan. kecelakaan dapat dihindari dengan cara bekerja secara hati-hati dan disiplin mengikuti peraturan yang umum ditetapkan didalam laboratorium. a) Sikap dan tingkah laku para pekerja Sikap dan tingkah laku pekerja yang kemungkinan bahaya dan akan memakai alat pelindung diri, menempati urutan pertama sebagai penyebab kecelakaan sikap dan tingkah laku demikian sering dimiliki oleh para pekerja yang belum banyak pengalaman di dalam laboratorium. Dalam dunia pendidikan, hal demikian wring terjadi pada praktikum-praktikum mahasiswa tingkat pertama dan kedua mungkin pula pada tingkat yang lebih tinggi. b) Keadaan yang tidak aman Keadaan yang tidak aman dapat disebabkan oleh bahan, alat dan teknis. Bekerja dengan gas hidrogen sulfida, asam siarfida atau metil isosianat, adalah contoh keadaan yang tidak aman kerena bahan tersebut sewaktu-waktu dapat menimbulkan pencemaran ruangan kerja atau lingkungan.keadaan meniadi lebih tidak aman seandainya alat ventilasi ruangan, almari asam atau sistem pengaman gas (scrubber) lidak bekerja dengan baik. Kesalahan teknik juga merupakan suatu keadaan yang tidak aman. Seperti pemanasan eter atau asaton dengan api terbuka atau melakukan reaksi kimia eksotermis tanpa pendinginan. c) Supervisor (pengawas) Pengawas juga memegang peranan penting. Prosedur dan cara kerja perlu diberikan oleh pengawas secara jelas dan sempurna sebelum dikejakan oleh para pelaksana. Juga sangat penting pengetahuan pengawas untuk mengetahui setiap kemungkinan (mengantisipasi) bahaya yang timbul dari suatu bahan dan percobaan kimia.

Jenis-jenis bahaya di laboratorium 1. Keracunan Keracunan sebagai akibat penyarapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti amonia, karbon monoksida, benzeyona, kloroform dan sebagainya. Keracunan dapat berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan. Keracunan pada manusia dapat terjadi apabila zat racun tertelan ,lewat kulit atau terhisap, oleh karma itu bekerja di laboratorium harus lah menggunakan pelindung pernafasan ( masker), pelindung mata ( kaca mata khusus), pelindung tangan ( sarung tangan) dan pelindung tubuh ( jas Lab)

2. Iritasi Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti H2SO4, HCI, natrium. hidroksida, gas C1 dan sebagainya. Iritasi dapat berupa luka atau peradangan pada kulit saluran pernafasan dan mata. 3. Kebakaran dan luka bakar Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati- hati dalam menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol sbb. Kebakaran dapat timbul oleh adanya bunga api, panas atau loncatan listrik clan dengan adanya oksigen serta bahan bakar. Bila kebakaran terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan pemadaman menggunakan pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya. Kebakaran di lab dapat di kelompok kan menjadi: kebakaran kertas, kayu, karet, plastik, dan scjenis nya dapat di atasi dengan menggunakan air yang berfungsi sebagai pcndingin dan untuk menye limuti bahan dari oksigen. Kebakaran pelarut organik seperti benzena, toluene dan eter dapat padamkan dengan menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang berfungsi untuk mengisolasi bahan dari oksigen. Kebakaran instalasi listrik yang dapat di atasi dengan menggunakan gas CO2 dan halon (CF3Br). Kebakaran logam lagam alkali seperti kalium dan natrium. Dapat di atasi dengan menggunakan Nbuk kering campumn natrium karbonat,kalium klorida, kalium karbonat, dan amonium fosfat. Selain itu kebakaran ini dapat di atasi dengan menggunakan CO2 dan halon.

4. Merusak kulit Bahan- bahan yang merusak kulit:


Asam asam kuat :H2SO4, HNC3, HCL clan HF Basa- basa kuat : Naoh , KOH Asam dan baa lemah : Ch3COOh , ( COOH)2 NH4 OH Lain- lain : H2 O2 pekat, brom cair, dan lain-lain

Hindari kulit, mata, dan bagian tubuh lain dari bahan bahan kimia ini. Pada saat mengambil cairan dari dalam botol, jangan sampai ada zat yang tercecer dari dalam botol. Mengambil zat tidak boleh di hisap dengan mulut melain kan dengan karet penghisap. 5. Bahaya-bahaya lain Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu,dan pencemaran lingkungun. Jadi, jelas laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apapun dapat di kendalikan sehingga tidak menimbul kan kerugian. Suatu contoh, bahan bakar bensin dan gas cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang sangat besar. Sumber-sumber bahaya dalam laboratorium kimia 1. Bahan- bahan kimia yang berbahaya, yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara penanganan dan penyimpanan nya. Contoh nya: bahan kimia beracun, mudah terbakar, eksplusif, dan sebagai nya. 2. Teknik percobaan, yang meliputi pencampuran bahan, destilasi, ekstraksi, reaksi kimia, dan sebagai nya 3. Sarana laboratorium, yakni gas, air, listrik, dan sebagai nya. Bahan-bahan Kimia dan Cara Pcnanggulangannya Untuk memudah kan cara menangani dan menangani bahan kimia, bahan-bahan kimia yang berbahaya dapat di kategori kan sebagai berikut: a) bahan -- bahan kimia beracun atau toksik(toxic subtances) Pada dasar nya semua bahan kimia adalah beracun, tetapi bahayanya terhadap kesehatan sangat bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk kedalam tubuh. Dalam Iaboratorium, bahanbahan kimia dapat masuk kedalam tubuh melewati tiga saluran yakni: 1. Mulut atau tertelan. Hal ini jarang terjadi kecuali apabila ada kesalahan memipet dengan mulut atau makan dan minum dalam lab. 2. Melalui kulit,zat- zat seperti avilin, nitrobenzene, penol, paration, dan asam sianida atau HCN mudah terserap.

3. Melalui pernafasan. Gas, debu, dan nap mudah terserap lawat pernafasan dan saluran ini merupakan sebagian besar kasus keracunan yang terjadi. Gas- gas seperti sulfurdioksida (S02) dan CL2 dapat mernberikan efek setempet pada jalan pernafasan. Tetapi gas- gas seperti HCN, CO2, H2S nap Pb dan Zn yang telah terserap lewat pernafasan akan segera masuk dalam darah dan terdistribusi keseluruh organ- organ tubuh b) Efek akut dan kronis efek toksik bagi tubuh manusia terbagi dua yakni akut dan kronis. Efek akut adalah pengaruh sejumlah dosis tertentu yang akibat nya dapat di lihat atau di rasakan dalam waktu pendek contoh nya keracunan fenol dapat menyebab kan diare dan keracunan gas CO dapat menimbulkan hilang kesadaran atau kematian dalam waktu pendek. Kronis adalah suatu akibat keracuinan bahan- bahan kimia dalam dosis kecil tetapi terus menerus dan efek nya baru dapat di rasakan dalam jangka panjang. Menghirup uap benzena dan senyawa hidrokarbon terklorinasi (seperti kloroform, karbon tetraklorida ) dalam keadaan rendah tetapi terus-menerus akan menimbulkan penyakit hati atau lever. Demikian pula uap timbal akan menimbulkan kerusakan dalam darah. Bahan- Bahan Kimia Korosif / iritant Bahan kimia dapat di kelompok kan sesuai dengan wujud zat yaitu a. Bahan korosif cair. Dapat menimbulkan iritasi setempat sebagai akibat reaksi langsung dengan kulit, proses kelarutan atau denakurasi protein pada kulit atau akibat gangguan kesetimbangan membran dan tekanan osmosa pada kulit. Pengaruh iritasi akan bergantung pada konsentrasi dan lamanya kontak dengan kulit. Asam sulfas pekat dapat menimbulkan luka yang sukar dipulihkan. Contoh bahan korosif cair adalah

Asam mineral Asam nitrat Asam sulfas Asam klorida Asam fluorida Asam fospat Asam organik Asam forniat Asam asetat Asam monokloro asetat

Pelarut organik : 1. Petroleum, karbon disulfide 2. Hidrokarbon terklorinasi, terpentin

b. Bahan kimia korosif padat Iritasi yang ditimbulkan oleh zat padat korosif amat bergantung pada kelarutan zat pada Wit yang lumbar. Sifat korosif dan pangs yang ditimbulkan akibat proses pelarutan adalah penyebab iritasi. Meskipun zat padat korosif kurang bahaya dibandingkan dengan bentuk cair, tetapi larutan pekat dan dispersi zat padat dalam cair (slaty) mempunyai bahaya yang lebih besar. Cara penanganan bahah kimia korosif padat mirip bentuk cairnya, yakni mencegah kontak dengan bahan dengan cara memakai pelindung diri (sarung tangan, kaca mats, dsb)

c. Bahan korosi bentuk gas Bentuk gas mcrupakan yang paling berbahaya dibandingkan dengan bentuk padat dan dalam bentuk cair karena yang diserang adalah saluran pernafasan. Kelarutan gas dalam permukaan salaran yang Iembab atau lender menentukan bahaya gas tersebut disamping jenis zat. Suatu contoh, gas amonia bila terhisap akan menyebabkan pembekakan pada bagian atas saluran pernafasan yang mungkin dapat menimbulkan kematian. Hal ini berbeda dengan fosgen yang meskipun sedikit dapat menimbulkan iritasi, tetapi dapat menyebabkan kecelakaan fatal arena dapat merusak sel udara dalam paruparu. Gas klor mempunyai sifat bahaya diantara amonia clan fosgen. Jenis gas iretant dapat digolongkan pada besar kecilnya kelarutan yang juga menentukan daerahdaerah serangan pada alat pernafasan. Golongan tersebut adalah sebagai berikut Amat larut, dengan daerah serangan pada bagian alas saluran pernafasan Contoh : amonia, asam klorida, asam florida, formal dehid, asam asetat, sulful klorida,tionil klorida dan sulfuril klorida. Kelarutan sedang. Efek pada saiduran pernafasan bagian atas dan yang lebih dalam (bronchia) : belerang oksida, klor, brom, arsentriklorida, fosfor triklorida dan fosfor penta klorida. Kelarutan kecil, tetapi efeknya pada alat pernafasan bagian. dalam : ozon, nitrogen. Efek iritasi oleh mekanisme bukan pelarutan : akrolein, dikloroetilsulfida, diklorometileter, kloropikrin dan, dimetil sulfat. Kelompok terakhir merupakan keanehan di banding kan dengan tiga kelompok yang yang sebelumnya. Contoh aklorin dan dimetilsulfat sedikit larut dalm air, tatapi sangat iritant terhadap mata dan saluran pernafasan.

E. Bahan Kimia Yang Mudah Terbakar ( Flammable Subtances) Meskipun kebakaran tidak hanya terjadi dalam laboratarium kimia, tetapi laboratorium kimia mempunyai kemungkinan besar untuk terjadi nya kebakaran. Hal ini di sebab kan selain ada nya penggunaan listrik dan pemanas lain juga banyaknya dipakai bahan kimia yang mudah terbakar atau menimbul kan kebakaran. Memang di indonesia sampai saat ini baru beberapa kali terjadi kebakaran besar dalam laboratorium kimia. Tetapi kebakaran kecil menimbul kan kepanikan dan kecelakan sering terjadi dalam lab kimia. Untuk dapat menghindar kan terjadi nya kebakaran perlu kira nya dapat di hayati proses terjadi kebakaran, bahan kimia mudah terbakar, dan cara penanggulangan kebakaran. 1. Proses kebakaran atau terjadi nya api Banyak kemungkinan pekerjaan dan percobaan lab yang dapat menimbul kan kebakaran beberapa kemungkinan tersebut kadang kala dapat di perkirakan kalau kita dapat memahami teori terjadi nya api yang di sebut segi tiga api. Ada bahan yang mudah terbakar dengan oksigen, tetapi apabila suhu tidak cukup tinngi, maka api atau proses kebakaran tidak akan terjadi. Dengan demikian pula pada bahan panas, tetapi bila oksigen tidak cukup, api pun tidak akan terjadi dengan demikian, usaha untuk menghindar kan terjadi nya api, pada prinsip nya menghindara kan salah satu dari unsur tersebut di atas. 2. Jenis- jenis bahan kimia yang mudah terbakar. Kebanyakan bahann kimia yang mudah terbakar dalam laboratorium dapat di golong kan menjadi tiga golongan yakni : a. padat belerang, fosfor merah dan kuning, hidrida logam, logam alkali, dll tekanan yang terlepas atau dadakan selain itu ciri khas bahaya utama adalah kebocoran yang akan mengeluarkan gas dalam waktu amat pendek.

10. Bahan- bahan kimia radioaktif. Bahan kimia radioktif adalah bahan kimia yang dapat mengantar kan radiasi sinar alfa, beta atau gams zat radioaktif banyak di pakai dalam lab sebagai bahan untuk sintesis dan analisis. Dapat pula di pakai dalam pengobatan. Sinar gama mempunyai energi clan daya tembus yang lcbih besar dari pada sinar beta, lebih kuat dari pada sinar alfa. Sinar- sinar radiasi tersebut dapat mengganggu atau merusak sel- sel tubuh. Bahaya radiasi dapat pula berasal dari dalm tubuh. Hat ini terjadi karena masuk nya zat- zat radioaktif lewat paru- paru (berupa cap atau debu ) mulut atu kulit. Dalam hal ini bahan pemancar radiasi alfa dan beta adalah sudah cukup berbahaya, karena dapat beredar keseluruh

tubuh lewat peredaran darah atau beraklimulasi dengan organ- organ tertentu, bergantung pada jenis zat.

Você também pode gostar