Você está na página 1de 11

Akuntansi Perpajakan Persediaan

Edria Alfa Sentauri (16) Eka Fajar (17)

Page 1

Definisi Persediaan
Pengertian persediaan menurut PSAK (2007) digunakan untuk menyatakan aset yang: 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, 2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau 3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
Page 2

Definisi Persediaan
Persediaan dapat pula dikaitkan dengan hak kepemilikan barang sesuai dengan syarat penyerahan pada saat transaksi yang meliputi: 1. Barang dalam perjalanan (in transit) 2. Barang titipan (barang komisi)

Page 3

Definisi Persediaan
1. Barang dalam perjalanan (in transit) Pemilikan barang sangat bergantung pada syarat penyerahannya. 2. Barang titipan (barang komisi) Barang komisi yang belum terjual jelas milik pihak yang menitipkan barang. Ditinjau dari pihak yang menitipkan, barang tersebut disebut barang konsinyasi.

Page 4

Sistem Pencatatan Persediaan


1. Sistem Perpetual Persediaan biasanya dapat diketahui secara terus menerus tanpa melakukan inventarisasi fisik sehingga pengendalian persediaan menjadi mudah, yaitu pencocokan antara Kartu persediaan dan hasil inventarisasi fisik. 2. Sistem Periodik Persediaan dihitung dengan melakukan inventarisasi di akhir periodik dengan tidak dibuatkan pencatatan dan penghitungan persediaan sebelumnya.
Page 5

Sistem Pencatatan Persediaan


Sistem Pencatatan Pembelian
Tidak mencatat Persediaan

Penjualan

Akhir Tahun

Stock opname
Tidak mencatat Persediaan HPP (D) Persediaan awal (K) Persediaan akhir (D) HPP (K)

Periodik
Pembelian (D) Kas/bank/ htg usaha(K)

Persediaan (D) Kas/bank/ htg usaha(K)

HPP (D) Persediaan (K)

Stock opname Fisik < Catatan

Perpetual

Retur :
Kas/bank/ htg usaha(D) Persediaan (K)

Retur :
Persediaan (D) HPP (K) HPP/Loss (D) Persediaan (K)

Page 6

Metode Penilaian Persediaan


1. Berdasarkan Harga Perolehan a. Metode Identifikasi Khusus b. Metode First In First Out (FIFO) c. Metode Last In First Out (LIFO) d. Metode Rata-rata (Average) i. Rata- rata Sederhana (Simple Average) ii. Rata-rata Bergerak (Moving Average) 2. Berdasarkan Estimasi a. Metode Laba Kotor b. Metode Eceran (Retail)
Page 7

Akuntansi Pajak terhadap Persediaan


Tidak ada perbedaan prinsip dalam metode pencatatan Metode pencatatan yang dapat digunakan adalah Sistem Perpetual, baik rata-rata maupun FIFO, atau metode pencatatan fiskal yang telah dijelaskan Pasal 10 ayat (6) UU PPh. Menurut UU PPh tersebut bahwa persediaan dan pemakaian persediaan untuk menghitung harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan: 1. Yang dilakukan secara rata-rata; atau 2. Dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama.
Page 8

Ilustrasi
Pada tanggal 3 Maret 2007 PD Binang membeli 100 unit barang dagang dengan harga Rp 5.000.000 (harga belum termasuk PPn) secara tunai. PD Bintang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) sejak tanggal 31 Januari 2005. Pembukuan dilakukan dengan sistem perpetual Jurnal akuntansi perpajakan untuk transaksi tersebut adalah:

PPN Masukan: 10% x Rp.5 000.000 = Rp 500.000 Harga 1 unit barang dagang adalah Rp 5.000.000 : 100 unit = Rp. 50.000 Page 9

Ilustrasi
Pada tanggal 31 Maret 2007, PD Bintang menjual 30 unit barang dagang secara tunai dengan harga per jual masing masing unit Rp 70.000 (belum termasuk PPN) Jurnal akuntansi perpajakan:

PPN Keluaran: 10% x Rp 2.100.000 = Rp 210.000 Persediaan barang dagang yang tersisa dan tercatat dalam pembukuan PD Bintang per tanggal 31 Maret 2007 adalah Rp 50.000 x 70 unit = Rp 3.500.000
Page 10

Ilustrasi
Jika PD Bintang belum dikukuhkan sebagai PKP, maka untuk jurnal akuntansi perpajakan pada saat pembelian barang dagang adalah:

PD Bintang tidak dapat mengkreditkan PPN masukannya sehingga PPN Masukan dimasukkan sebagai harga perolehan barang dagang sehingga 1 unit barang dagang adalah Rp 5.500.000 : 100 unit = Rp 55.000 Jurnal akuntansi perpajakan:

Karena bukan PKP, maka PD Bintang tidak memungut PPN Keluaran

Page 11

Você também pode gostar