Você está na página 1de 6

Jurnal Teliska

Volume 2, Nomor 2, Mei 2009

PENGATURAN KECEPATAN PUTAR MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN RANGKAIAN PENYEARAH TERKONTROL


Ir. Khairil Anwar Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Sriwijaya

Abstrak
Penge ndali putaran motor dengan merubah tegangan suplay paling banyak dipakai karena dengan fluksi yang tetap momen yang dibangkitkan dapat dipertahankan tetap. Sedangkan pengendalian kecepatan motor dengan merubah fluksi akan mengakibatkan perubahan momen. Pengendalian kecepatan motor DC dengan menggunakan penyearah terkontrol akan meningkatkan efisiensi, tetapi bila pengendalian dalam suatu sistem loop tertutup, maka akurasi dan respon sistem juga meningkat. Pada penyearah terkontrol sistem jembatan menghasilkan frekuensi ripple yang besarnya enam kali frekuensi suplay untuk semua harga sudut penyalaan.

Abstrac The Countrol of motor speed can be done by changing supply poltage. The advance pandtages are we can keep the plux an the torque. The control of DC motor speed whit control rectifier can in crease the efficiency, but in the clous loop system control, the accuracy in the system respon will in crease too. Control rectifier by bridge system can produce reple frequency that has six times bigger then supply frewuency for all trigger angles. Key word : fluxy, control efesiency ,frequency and reple

Jurnal Teliska

Volume 2, Nomor 2, Mei 2009

OPERASI RELE ARUS LEBIH WAKTU TERBALIK UNTUK SISTEM PROTEKSI PADA JARINGAN DISTRIBUSI DAYA LISTRIK
Carlos RS Laboratorium Sistem Proteksi Program Studi Teknik Listrik

ABSTRAK Gangguan yang terjadi pada sistem daya listrik yang berasal dari dalam sistem itu sendiri (internal) merupakan besaran listrik seperti: arus, tegangan, dan frekuensi yang telah melampaui batas keadaan normal. Keadaan ini dapat mengganggu dan merusakkan peralatan jaringan daya listrik. Untuk mengatasi persoalan tersebut, sebelum dilakukan pemisahan bagian yang terganggu oleh pemutus tenaga (CB), besaran gangguan harus dapat terdeteksi atau dimonitor oleh suatu peralatan. Peralatan yang dapat memonitor besaran gangguan atau terjadinya gangguan dan pada saat yang sama memberikan sinyal pada rangkaian kendali penggerak dari pemutus tenaga agar membuka kontaknya adalah rele (relays). Untuk memenuhi syarat-syarat proteksi terhadap jaringan distribusi diantaranya; keandalan dan selektifitas maka rele arus lebih yang digunakan harus mampu bekerja dengan cepat saat terjadi gangguan arus lebih dan dapat melokalisir letak gangguan, sehingga diperlukan penyetelan (setting) pada rele. Penyetelan pada rele arus lebih meliputi penyetelan arus dan waktu yang ditentukan berdasarkan factor operasi dan factor keamanan sesuai dengan jenis dan tipe rele yang digunakan. Penelitian ini menyelidiki operasi dan karakteristik dari rele arus lebih yang digunakan untuk proteksi jaringan distribusi daya listrik. Penyelidikan dilakukan dengan mengadakan pengamatan kinerja operasi rele arus lebih tipe ABBIKC913 yang ditempatkan pada simulasi jaringan distribusi daya listrik di Laboratorium Proteksi Sistem Tenaga Listrik. Hasil penyelidikan menunjukkan nilai rata-rata rasio penyetelan ulang (Kd) dari operasi rele arus lebih ABB-IKC913 adalah 0,93 dan karakteristik operasi rele untuk factor perkalian waktu tms = 0,5 lebih curam dibandingkan dengan untuk tms = 0,75, karena semakin besar factor perkalian waktu maka semakin besar penyetelan factor waktu (k) rele sehingga waktu interupsi rele semakin lama. Kata kunci : penyetelan rele, arus penghasutan, arus pelepasan, rasio penyetelan ulang, karakteristik rele

ABSTRACTS The faults happened on electrical power systems that originates from within that system itselfs are electrical magnitude as; current, voltage, and frequency already overreach normal condition. This condition can to trouble and damages electrical network equipment. To settle this problem, before separating part of faults by circuit breaker ( CB ), magnitude of faults must be detected or monitored by an equipment. Equipment who can monitor magnitude of fault or its happening faults and at the moment same give signal on drive control circuit of that circuit breaker to open the contact is relay. To measure up protection to distribution network amongst those; reliability and selectivity therefore overcurrent relays that is utilized has can work quickly while happens over current faults and get to releasing fault position, so required by setting on relay. Setting on overcurrent relays to range current and time setting that prescribed bases operation factor and security factor corresponds to relays type and type that is utilized. This research investigate operation and characteristic of overcurrent relays that is utilized for protective of electrical distribution network. The investigate did by arranges performance watch had out overcurrent relay types ABB IKC913 that resident on electrical distribution network simulation at Electrical Protection System Laboratory. Result investigating to point out resetting ratio average value( K d ) from operation of ABB IKC913'S overcurrent relays is 0,93 and characteristic operate for relay for factor time multiple setting factor tms = 0,5 steeper are compared with to tms = 0,75, since the greater time multiple stting therefore the greater time setting factor ( k ) relays so relay's interruption time gets long time. Key words : setting relays, starting current, release current, resetting ratio, relays characteristic.

Jurnal Teliska

Volume 2, Nomor 2, Mei 2009

ANALISIS LEVEL TEKANAN SUARA DENGAN MEMAKAI METODE PENJENDELAAN HANNING Masayu Anisah1, A. Rahman2
1,2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Sriwijaya

ABSTRAK
Pengertian dan kriteria kebisingan sangat subyektif tergantung pada subyek pendengarnya. Namun, secara umum kebisingan mempunyai nilai batas yang dapat mengganggu aktifitas dan kesehatan manusia. Tingkat kebisingan yang cukup tinggi dapat menyebabkan pendengar mengalami kerusakan indera pendengaran. Sedangkan tingkat kebisingan yang lebih rendah menyebabkan gangguan komunikasi, kesulitan berkonsentrasi, dan gangguan tidur (istirahat). Kebisingan suara merupakan topik yang menarik untuk diteliti, karena begitu besarnya manfaat yang dapat diperoleh atas hasil penelitian tersebut. Dilandasi oleh pemikiran tersebut, penulis melakukan penelitian untuk tesis dengan pokok permasalahan adalah bagaimana melakukan penelitian dan analisis terhadap level tekanan dari beragam suara sampel dengan memanfaatkan metode penjendelaan Hanning. Hal utama untuk dilakukan adalah melakukan kalibrasi terlebih dahulu terhadap alat pengujian. Kalibrator yang digunakan adalah alat sound level analog type YF-20 dan sound level digital type SL-4001. Hasil pengukuran memperlihatkan karakteristik spektrum isyarat suara. Berdasar pada tampilan tersebut, akan dapat diketahui nilai tekanan yang terukur yang ditunjukkan oleh histogram level tekanan suara maksimum. Kata-kunci: Kebisingan, Kalibrasi, Jendela Hanning, Level Tekanan Suara.

ABSTRACT
The basic of noise criterion was subjective. It depends on subject of hearer. In general the noise has boundary of sill which can bother the activity and health of human being. High level noise enough can destroy hearing. While level noise too low also making annoying of communications, difficulty have concentration, and cause rest annoyed. Based on the opinion, writer conduct research for the thesis fundamentally is problems about how to do conduct research and analysis to sound level pressure with the Hanning window. Research use measuring instrument that made of software Matlab and hardware. To test validation of result of measurement, appliance calibrated by calibrators. Specification of instruments are analogous of sound pressure level YF-20 and digital sound pressure level SL-4001. The result of measurement present characteristic of spectrum of signal voice. Based on presented visual form, we have known the level of value of level of accent measured from read assess maximum depicted in duration of certain time. Key-words: noise, calibration, Hanning window, sound pressure level.

Jurnal Teliska

Volume 2, Nomor 2, Mei 2009

Pemakaian Algoritma Least Mean Square untuk Membantu Mencari Nilai Amplitudo dan Bedafasa didalam Pembentukan Pola Radiasi Medan Antena Array
Ir. Suroso, M.T Politeknik Negeri Sriwijaya Bukit Besar Palembang 30139 Telp. (0711) 353414, Fax. (0711) 355918

Abstrak Tujuan membangun antena array adalah untuk mendapatkan pola radiasi dan gain sebagaimana yang diharapkan. Pengaturan pola radiasi antena array dapat dilakukan dengan mengatur fasa, bedafasa () antara elemen array, atau dengan mengatur distribusi amplitudo arus atau tegangan sinyal yang disalurkan ke setiap elemen array. Berbantuan algoritma least mean square maka akan diperoleh pola medan radiasi yang adaptif terhadap sinyal yang diterima oleh antena array. Algoritma ini menentukan dengan tepat besarnya amplitudo atau bedafasa yang digunakan untuk mengatur pola radiasi medan listrik antena array sehingga pola medan tersebut menjadi adaptif. Manfaat yang dapat diberikan adalah tidak perlunya pengaturan pengarahan antena secara fisik, pengaturan menjadi lebih presisi karena telah dilakukan dengan komputerais. Penggunaan metodologi telusur pustaka, searching internet, program matlab, uji dan coba digunakan untuk menyelesaikan tulisan ilmiah ini. Abstracts Purpose of developing array antenna; is to get radiation pattern and gain as the expected. Arrangement of array antenna; radiation pattern can be done by arranging phase, phase different () between arrays element, or arranging signal voltage or current amplitude distribution which channelled every array element. Using algorithm least mean square hence will be obtained by radiation field pattern which adaptif to signal received by array antenna. This algorithm determine correctly level of amplitude or phase different () which applied to arrange electric field radiation pattern of array antenna so that the field pattern become adaptiv. Benefit available for given is not the importance of arrangement of guidance of antenna; physically, arrangement become more precisionly because have been done with computerized. Usage of methodologies library study, searching internet, program matlab, trial and errors is applied to finish this handing out. Kata kunci: least mean square, amplitudo, bedafasa, adaptif

Jurnal Teliska

Volume 2, Nomor 2, Mei 2009

ADJACENT-CHANNEL INTERFERENSI PADA JARINGAN GSM Ciksadan


Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi Telp/fax. 0711 353414 / 0711 255918 Politeknik Negeri Sriwijaya e-mail:ciksadan@Elektro.ac.id Abstrak Kebutuhan akan sarana dan layanan komunikasi yang handal sangat diperlikan dalam kehidupan sehari-hari seiring dengan banyaknya operator penyelenggara jasa telekomunikasi pada saat ini. Hal tersebut ditandai dengan semakin bervariasinya jenis informasi dan tuntutan kategori layanan komunikasi bergerak saat ini. Layanan multimedia yang membutuhkan kecepatan tinggi seperti voice, akses internet dan video conferencing yang semula hanya dilayani oleh jaringan fisik berupa kabel sudah merambah ke sistem komunikasi bergerak selluler. Untuk mempertahankan quality voice yang baik, maka di perlukan pengaturan daya pancaran pada bidang coverage area dengan mengurangi besarnya level penerimaan terutama untuk pesawat penerima yang lokasinya berdekatan. Kenaikan kapasitas sistem akan dapat meningkatkan penggunaan frequensi reuse. Sehingga kemungkinan terjadinya interferensi juga semakin meningkat dan akan mempengaruhi quality voice. Bentuk dari interferensi yang terjadi di dalam sistem radio selular adalah adjacent-channel interference yaitu interferensi yang di sebabkan oleh pengaruh dari frekuensi kanal yang berdekatan. Besar nilai ketetapan untuk perbandingan sinyal terhadap interferensi (S/I ) yang dianjurkan adalah -10 dB. Nilai ketetapan ini digunakan oleh PT.Excelcomindo dalam penanganan interferensi. Jika nilai yang diperoleh kurang dari -10 dB ataupun sangat jauh melebihi -10 dB maka akan berpengaruh pada quality voice yang di timbulkan. Untuk itu dapat terjadi call drop di percakapan yang sedang berlangsung. Kata Kunci : Adjaccent, chanel, interferensce, quality voice

Abstract

The need of imfortant thing and best communication in thedaily live is more increase. That thing almost prove by the most variative of kinds of information and the category that in movement right now. The service of multimedia that need fastest quality such as voice, internet access and video conferencing that in the first time it only service by manual web of cable already came in to cellular movement communication . to make the quality voice strong, so it needs to control the heavy wave in coverage area with decrease the high level of receiver for the receiver that in nearly place. The increase of system capacity can increase the using of reuse frequency. In that is possible to improve the quality poice to. Abstract of the interverence that havens in radios system is adjacent channel interference in the other word interference thed cousing by channel nearly frequency. The value of interferency (S/I) is suggest 10dB. This value is use by PT. exelcomindo in the interference. If the value is less of more from 10 dB it will disturb to quality voice. Because of that can be done the chall drop in the conversation there is do.

Jurnal Teliska

Volume 2, Nomor 2, Mei 2009

Penentuan Probabilitas Bloking Dengan Memperhitungkan Wavelength Assigment


Eka Susanti, Sarjana
Politeknik Negeri Sriwijaya Alamat : Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Tel. (0711) 353414, Fax. (0711) 355918 Abstrak Jaringan Wavelength Division Multiplexing adalah jaringan yang akan digunakan dimasa depan, khususnya bila dibutuhkan bandwith adalah besar untuk meningkatkan kapasitas transmisi untuk jaringan optical link. Dalam paper ini jaringan WDM kinerjanya ditinjau dari analisis dan simulasi, dengan perbandingan jaringan multihop path menggunakan dengan konversi wavelength dan tanpa konversi wavelength dengan algoritma first-fit dan algoritma random. Ada dua macam skenario, skenario I variasi wavelength yaitu 10, 12, 16; jumlah hop maksimum 20; respon algoritma dihitung dengan konstanta beban (Erlang) per-link adalah 7 Erlang. Skenario II dengan menjaga konstanta wavelength adalah 25 wavelength; jumlah hop maksimum 20, dengan respon algoritma dihitung dengan variasi beban (Erlang) per-link adalah 12 Erlang, 15 Erlang dan 20 Erlang. Probabilitas bloking juga dihitung untuk jaringan dengan konversi wavelength dan tanpa konversi wavelength. Hasil analisis dan hasil simulasi dengan penambahan jumlah wavelength per-link, walaupun menggunakan algoritma first-fit dan algoritma random. Hubugan konversi wavelength akan efektif untuk meningkatkan kinerja jaringan, dan akan lebih digunakan pada jaringan yang berskala besar. Abstract Wavelength Division Multiplexing networks will a lot of used in future, especially when needed bandwith are large to increase capacities of transmission for optical link networks. In this paper analysed and simulated performance of optical WDM network, with compare multihop path neworks using with wavelength conversion and without wavelength conversion with first-fit and random algorithm. There are two kinds of scenario. Scenario I specify wavelength varied, that are 10, 12, and 16; the number of hops maximum 20; respon algorithm calculated with load (Erlang) per-link constant, that is 7 Erlang. Scenario II wavelength kept constant, that is 25 wavelength; the number of hops maximum 20, while the resppon algorithm calculated with load (Erlang) per-link varied, that are 12 Erlang, 15 Erlang and 20 Erlang. Blocking probability is also calculated for networks with wavelength and no wavelength conversion. Analysis and simulation result that addition the number of wavelength per-link, if conducted without wavelength conversion with theorically is no effective along increasing of number hop, although have used firt-fit and random algorithm. Conducting wavelength conversion will be effective increasing network performance, and will progressively at the time network load larger. Keywords : Network Analysis, Optical Network Technology, Wavelength Assigment

Você também pode gostar