Você está na página 1de 3

Analisis Kepupuleran Anak-Anak Punya Karya Melalui Novel Friendship Never End Anak-Anak Punya Karya adalah seri

buku khusus untuk cerita yang ditulis oleh anak-anak terbitan Rumah Ide. Friendship Never End berisi lima cerpen yang bertema pertemanan. Kelima judul cerpen tersebut adalah Cooking Club, Kegiatan di Malam yang Seru, Kemping Heboh, Persahabatan Kita, dan Super Camp. Di sampul novel, tertulis pengarang novel ini adalah Klub Meteor Bintang yang merupakan wartawan cilik di SD Gemilang Mutafanin, Bandung. Anggota Klub Meteor Gemilang ada sepuluh orang, namun yang menulis di Frienship Never End hanya lima penulis. Analisis kepopuleran terhadap novel ini akan kami lakukan melalui salah satu judul di dalam Friendship Never End yaitu Cooking Club karya Almaira Hermawan. Sinopsis Cooking Club Alma, Zidni, dan Afifah adalah tiga orang sahabat yang tinggal di komplek perumahan yang berdekatan. Zidni bercita-cita menjadi koki terkenal. Ia sering membaca dan mencoba berbagai resep makanan. Kegemaran Zidni untuk mencoba memasak berbagai jenis makanan, menyebabkan kedua sahabatnya juga tertarik terhadap hobinya itu. Suatu hari, Zidni mengajak teman-temannya untuk menonton film yang bercerita tentang seorang anak yang berhasil meyakinkan kedua orangtuanya bahwa ia akan berhasil menjadi koki. Setelah menonton film itu, Zidni dan kedua temannya berencana untuk memasak kue di tumah Zidni. Sayang percobaan kue mereka gagal karena Afifah salah mengatur waktu pemanggangan kue. Zidni menyalahkan afifah. Mereka pun bertengkar. Keesokan harinya Zidni tidak masuk sekolah karena sakit. Afifah yang telah menyadari kesalahannya mengajak Alma untuk mengunjungi Zidni. Afifah dan Zidni pun saling meminta maaf. Hubungan mereka menjadi baik kembali. Alma, Zidni, dan Afifah lalu mengikuti lomba memasak yang diadakan sekolah merea. Mereka pun berhasil menjadi pemenang utama. Unsur kepopuleran dalam cerita tersebut dapat kita lihat melalui beberapa unsur intrinsik seperti tema, latar, dan alur. Tema dalam cerita Cooking Club adalah persahabatan. Tema seperti ini sering dimunculkan di dalam cerita-cerita anak lainnya. Pengulangan tema yang sama dalam cerita populer inilah yang disebut oleh Kaplan sebagai unsur repetisi. Most often, popular art is characterized by a combination of novelty and repetition. (Kaplan, 1966: 63).

Latar yang paling sering muncul dalam cerita ini adalah latar tempat. Umumnya, latar tempat yang paling sering mucul adalah sekolah mereka, tempat mereka belajar dan berkumpul bersama. Semua kelas segera menutup kegiatan belajar dengan doa kemudian mengucapkan salam kepada ibu dan bapak guru di kelas masing-masing. (Hermawan, 2011: 5). Selain di sekolah, latar tempat lain yang banyak diceritakan adalah rumah ketiga anak tersebut. Alma dan Zidni awalnya agak malu-malu. Baru saja datang, mereka sudah disuguhi makanan enak. Tapi karena Afifah memaksa, dan perut mereka juga memang lapar, Alma dan Zidni mulai menyantap risoles yang enak itu. (Hermawan, 2011: 7). Latar yang tidak terlalu banyak dan mudah dicerna merupakan sebuah kekuatan sendiri dalam novel ini. Hal ini dapat menjadi salah satu unsur pendukung terhadap apa yang disebut Kaplan sebagai Star System atau sistem bintang. Sistem bintang yang lain terdapat pada karakter tokoh di dalam cerita ini yang merupakan tokoh datar. Karakter tokoh Zidni, Afifah, dan Alma di dalam cerita ini tidak mengalami perubahan sifat dari awal hingga akhir cerita. Sistem Bintang dalam cerita ini juga didukung oleh alur yang terus maju dan tidak berbelit-belit. Keseluruhan unsur intrinsik dalam cerita Cooking Club ini membentuk satu kesatuan sistem bintang yang membuat pembaca mudah memasuki cerita tersebut. Steorotip sebagai salah satu unsur karya populer dalam novel ini terlihat dalam penggambaran salah satu tempat tinggal tokoh, yaitu Alma. Alma tinggal di sebuah perumahan mewah. Rumah Alma di daerah perumahan yang bagus dan tertata. Gerbang perumahannya dijaga ketat. Pak Satpam mempersilakan mereka masuk. Ketiga anak itu menyapa Pak satpam dengan ramah. (hlm. 27). Kutipan tersebut memperlihatkan bahwa orang-orang yang berasal dari keluarga kaya biasanya identik dengan berbagai barang mewah yang dalam cerita ini digambarkan melalu perumahan milik salah seorang tokoh. Kemewahan berupa perumahan dan mobil yang dimiliki oleh Alma juga dapat menjadi unsur escapist yang mampu membuat pembaca membayangkan tenang hal-hal yang akan mereka dapatkan ketika mereka menjadi orang yang kaya. Kepopuleran novel ini juga terlihat dari desain sampul dan pemilihan huruf. Di sampul bagian depan terlihat gambar dua orang gadis. Judul novel Frienship Never End seolah berpadu dengan persahabatan yang digambarkan melalui gambar dua orang gadis tersebut. Sampul juga dibuat dengan warna yang menarik. Di bagian atas sampul diberi tulisan Anak-Anak Punya Cerita yang mirip dengan cara penulisan KKPK. Sementara itu, di bagian belakang sampul terdapat foto penulis novel ini yaitu Klub Meteor Bintang yang semakin memperlihatkan bahwa karya ini sejenis dengan KKPK. Ukuran huruf di dalam

novel in ditulis lebih besar seperti halnya novel-novel sejenis. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pembaca mereka yang merupakan anak-anak.

Você também pode gostar