Você está na página 1de 5

Kelainan indera pembau Salah satu kelainan pada indera pembau adalah Anosmia .

Akibat kelainan Anosmia ini indera pembau kita dapat kehilangan sensitivitas terhadap rasa bau, sehingga kita tidak bisa mencium bau dari sesuatu benda atau zat tertentu. Anosmia dapat disebabkan oleh : Penyumbatan rongga hidung akibat pilek. Terdapat polip atau tumor di rongga hidung. Sel rambut rusak akibat infeksi kronis. Gangguan pada saraf olfaktori. Rinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala-gejala bersin-bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar dengan allergen (zat yang menyebabkan alergi pada orang-orang tertentu).

.Indra pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat terlarut dalam udara atau air. Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang disebut epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel penyokong. Sel resptor olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai filamen-filamen seperti rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju bulbus olfaktorius pada sistem saraf pusat. Sel-sel olfaktorius didampingi oleh sel-sel penunjang yang berupa sebaris sel-sel epitel silindris berlapis banyak semu. Dalam lamina propria tunika mukosa penciuman, selain terdapat banyak pembuluh darah dan saraf, ditemukan juga kelenjar-kelenjar jenis tubulo alveolar dengan sel-sel seromukosa yang dengan PAS-positif. Saluran ekskresi kelenjar ini bermuara ke epitel permukaan dan aliran ekskresinya terus-menerus membersihkan bagian apikal sel-sel penciuman. Dalam hal ini senyawa-senyawa yang merangsang rasa penciuman secara tetap disingkirkan, jadi mempertahankan reseptor-reseptor selalu dalam keadaan siap menerima stimulus yang baru. Pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori. Keadaan ini akan terganggu ketika kita sakit pilek, di mana hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut terganggu, sehingga uap makann dari makanan di mulut tidak dapat mencapai rongga hidung dan makanan
Struktur indera pembau terdiri dari :

1. Sel-sel penyokong yang berupa sel-sel epitel. 2. Sel-sel pembau(sel olfaktori) yang berupa sel saraf sebagai reseptor

Sel-sel olfaktori sangat peka terhadap rangsangan gas kimia (kemoreseptor). Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada selaput lendir hidung, sedangkan ujung yang lain berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak I (nervus olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis dan masuk ke dalam otak manusia.

Salah satu kelainan pada indera pembau adalah Anosmia. Akibat kelainan Anosmia ini indera pembau kita dapat kehilangan sensitivitas terhadap rasa bau, sehingga kita tidak bisa mencium bau dari sesuatu benda atau zat tertentu. Anosmia dapat disebabkan oleh :

1. 2. 3. 4.

Penyumbatan rongga hidung akibat pilek. Terdapat polip atau tumor di rongga hidung. Sel rambut rusak akibat infeksi kronis. Gangguan pada saraf olfaktori.

Alat indera kita berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsangan, dan setiap reseptor berfungsi untuk merespon rangsangan tertentu saja, misalnya mata untuk merespon rangsangan cahaya, dan hidung sebagai indra pencium berfungsi untuk merespon rangsangan bau.

Você também pode gostar