Você está na página 1de 3

Ini Alasan Desertir Polisi Tidak Ikut Partai Aceh

Zulhelmi | The Globe Journal


Kamis, 19 April 2012 15:53 WIB

Tampaknya semakin banyak saja mantan kombatan yang memilih untuk tidak mengikuti jalur komando lagi. Lazimnya mereka akan bernaung di bawah Partai Aceh (PA) dan mendukung calon pemimpin yang diusung partainya. Satu lagi yang 'membelot' adalah Ismuhar atau lebih dikenal dengan panggilan Mancoeng. Mungkin dipanggil begini karena memang hidungnya yang mencung. Mantan anggota GAM ini bukanlah orang kebanyakan sebelum bergabung dengan GAM. Ia adalah seorang polisi, desertir dari Polres Aceh Tengah saat konflik Aceh tengah memuncak. Kini ia bertekad mensukseskan seorang pasangan bakal calon bupati yang bukan dari Partai Aceh.
Ismuhar alias Mancoeng
Foto: Zulhelmi | The Globe Journal

Ismuhar alias Mancoeng memilih menjadi ketua Timses pasangan Balon Bupati Bireuen, Mustafa A. Geulanggang-Anwar BA dikarenakan kecewa berat. Selama lima tahun yang lalu janji-janji yang pernah diucapkan oleh pemerintah, sebagaimana diusung panglima wilayah Batee Ileik (Bireuen dan sekitarny-red) tidak terpenuhi untuk kepentingan masyarakat. Mancoeng pun tidak menginginkan Bireuen terpuruk untuk kedua kalinya. Kepada The Globe Journal, Kamis (20/4) Ismuhar bercerita panjang lebar, di Bengkupi Kafee Jalan Medan-Banda Aceh Desa Geulanggang Teungoh, Kecamatan Kota Juang, Bireuen. Ia menjelaskan alasasan mengapa bukan memilih Partai. "Partai itu benda mati, kita melihat sosok orang yang duduk dalam partai tersebut, apakah mampu atau tidak, kita juga melihat bebet, bobot dan bibit siapakah yang seharusnya bisa memimpin Kabupaten Bireuen untuk membawa masyarakat kearah yang lebih maju dan makmur," ungkap Ismuhar dengan nada bertanya. Mancoeng berpendapat kandidat yang diusung PA Bireuen merupakan kandidat yang belum teruji kemampuan membangun Bireuen, dikarenakan tidak memiliki wawasan Iptek. "Maka dari itu saya lebih memilih menjadi ketua Timses yang maju lewat jalur independen, yaitu Mustafa-Anwar,"ujarnya. Lantas mengapa Mancoeng tidak juga bergabung dengan PA Bireuen? Mancoeng menyebutkan hal tersebut merupakan hasil musyawarah dia dengan mantan panglimapanglima GAM dan anggota-anggota GAM wilayah Batee Ileik beberapa bulan lalu. "Oknum orang yang duduk di dalam PA Bireuen adalah orang yang menipu kami selama darurat militer di Aceh, kami saja bisa kena tipu apalagi masyarakat kalau dia terpilih,"kata Mancoeng sinis. Dia lebih memilih menjadi Timses Mustafa-Anwar karena selama ini ekonomi masyarakat Bireuen sudah sangat terpuruk,"Pada masa Mustafa memimpin Bireuen selama darurat militer di Aceh, Mustafa bisa membangun Bireuen apalagi sekarang, Insya Allah jeut peet mata (bisa sambil tutup mata-red) karena peutimang Bireuen kon lagee peutimang boh langgoei (mengurus Bireuen bukan seperti mengurus buah langgoei-red)," kata Ismuhar. Secara organisasi menurut Mancoeng sudah mengantar Muzakir Manaf menjadi Gubernur Aceh," Saya harapkan Muzakir dapat melaksanakan tugas negera dan bangsa, bukan untuk kepentingan kelompok tertentu tetapi untuk masyarakat Aceh. Ureung peugoet tapee jeut
beurangkasoe, ureung pegoet ragoe payah tamita, bek neupujoe ureung peugoet tapee yang peugoet ragoe paya takira (orang buat tape siapa saja bisa tetapi orang buat ragi susah

mencarinya. Jangan memuji pembuat tape, tetapi yang buat ragi juga-red), " tamsil Ismuhar dalam bahasa Aceh. Dia juga menyebutkan dirinya tidak membenci GAM, KPA atau PA. Mancoeng cuma benci dengan oknum yang ada di dalam PA Bireuen. Perjuangan sekarang yang dilakukannya bukan perjuangan kroni dan bukan perjuangan organisasi. Perjuangan yang dilakukannya sekarang adalah perjuangan untuk rakyat agar rakyat Bireuen tidak lagi hidup dibawa garis kemiskinan. Apalagi disebutkan dalam UUD 1945 penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. "Kenapa kita sekarang menjajah rakyat kita sendiri," terang mantan kombatan yang memiliki motto Seutoet nyang ka kadoeh, peugoet nyang kareuloeh (cari yang hilang, perbaiki yang rusak-red)

2007 - 2012 PT. The Globe Journal Jl. T Nyak Arief No. 236, Banda Aceh, Indonesia 23115 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

3 of 3

23/04/2012 12:49

Você também pode gostar