Você está na página 1de 7

1.

2 Data Analisis Spherecity, Roundness, Flatness Ratio, dan Oblate Prolate Ratio
1.2.1 Roundness Tabel 4.2.1 Perhitungan Roundness

No. Lokasi

Pengukuran Dial Caliper AB BC CD DA a'a b'b c'c d'd AB' 3,5 2,8 2,5 2,1 2 2,5 1,3 1,9 1,8 1 2,8 1,5 3,5 3 2 1,8 2,6 3,3 2 2,8 3,5 1,5 2,5 2,6 2 1,6 2,6 1 2,5 3 2,5 2,2 0,3 0,5 0,7 0,4 1 1 0,8 91,43 1,5 75

Rd (%) BC' 80 80 75 56 CD' 71 66,67 80 55 DA' 68 77,60 42,3 65,9

Klasifikasi Well Rounded Well Rounded Well Rounded Rounded Well Rounded Rounded Rounded Well Rounded Subrounded Subrounded

1. 2.

8. 10. 12. 13. 14. 15.

Tinjomoyo

5. 7.

2,1 1,8 1,5 3,2 3,5 2 1,5 2,3

0,3 0,5 0,4 0,8 85,71 0,4 1,1 0,8 0,5 77 0,6 0,5 0,8 1 0,4 0,8 1,8 0,2 1,8 0,8 1 0,8 1 0,5 1,5 1 0,8 1 2 1,6 1,2 1 0,5 1,2 60 87,5 48 50 46 47

60 75,17 68 64

61,54 69,23 96,15 71,73 57,89 45,45 80 67,71 55 50 68 55,25 50 64 33 46 42 66 66 53 36 47 45 47,75

No. Lokasi AB BC CD DE 3. 4. 6. 9. 11. 2,7 1,5 0,8 1,1 1,4 1,3 2 1,5 1,6 2,9 3,3 1,2 1,3 2,5 3,6 3 EA a'a 1,5 2 b'b c'c 0,8 1

Pengukuran Dial Caliper d'd ee AB' BC' CD' 1 1 25 72 30 46 37,5 81,81 78,57 46 50 6 56,25

Rd (%) DE 16 15 EA' 33 25 34 34,1 40,29 55,38 52

Klasifikasi

Subangular Subangular Subrounded Rounded Rounded

Tinjomoyo

1,8 1 4,9 2,8

1,2 0,5 0,5 1,4 1,1 0,9 1,5 0,7 0,2 0,7 1,3 1,3 4 1 0,3 1,2 0,7 2 2 2 1,3

20 13,33

0,3 18,36 64

58,62 44,44 76,92 39 50 61

1,5 0,5

A =

AB a' a x 100 % AB BC b' b x 100 % BC CD c' c x 100 % % CD DA d ' d x 100 % DA AB' BC'CD' DA' % 4

BC = CD = DA =

Roundness (Rd) =

1.2.2 Sphericity, Flatness, dan Oblate Tabel 4.2.2 Sphericity, Flatness, dan Oblate k f

L I S No. Sampel (cm) (cm) (cm) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. I II III IV V VI VII VIII IX X XI 3,5 3 2,5 2,3 2,2 2 1,7 2,2 5 3 3,5 2,3 2,8 2 1,3 2 1,8 1,9 1,2 2 1,5 3,5 1,6 1,1 0,9 1 0,6 0,4 0,8 0,5 1 0,5 1

Klasifikasi

Klasifikasi

Fr w

FRc

OP

Intermediate Intermediate shape 0,68 shape Very Very 0,27 Elongated 0,52 Elongated Very Very 0,66 Elongated 0,545 Elongated Intermediate Intermediate 0,24 shape 0,69 shape Very 0,63 Elongated 0,43 Elongated Very Very 2,82 Equent 0,34 Elongated Very Very 0,806 Equent 0,58 Elongated Very Very 0,65 Elongated 0,57 Elongated Very Very 2,15 Equent 0,58 Elongated Very Very 2,62 Elongated 1,04 Elongated Very Very 0,58 Elongated 0,48 Elongated 0,66

2,31 3,14 3 2,3 4 5,25 2,1 3,9 4 5 3,5

1,81 2,63 2,36 1,8 2 4,75 2,25 3,4 5 4,5 3

2,45 1,17 3,1 2,2 0,99 0,72 0,43 0,44 0,36 0,375 0,2
3

12. 13 14. 15

XII XIII XIV XV ( (

3 3 2,5 2,3

2 2 1,5 1,8 )

0,5 1 0,5 0,7

0,69 0,065 0,49 0,61

Very Elongated Very Elongated Very Elongated Elongated

0,34 0,55 0,4 0,49

Very Elongated Very Elongated Very Elongated Very Elongated

6,5 3,5 4,5 3,4

6 2,5 4

0,375 1 0,53

0,36 0,666

A BC 2C LI Flateenes Ratio (Cailleux) = Fr 2E L /( L 1) OP = S . L S 0,5


Flateenes Ratio (Weinworth) =

Fr

BAB V PEMBAHASAN

5.2 Nilai Perhitungan Data 5.2.1 Roundness Setelah pengamatan dan pengolahan data dilakukan dari 15 sampel kerakal, maka didapatkan nilai roundness yang berbeda-beda dari masing-masing kerakal. Bentuk kerakalnya dapat diklasifikasikan dalam rounded, well rounded, subanguar dan subrounded (klasifikasi menurut Power dan Folk). Perbedaan roundness tiap kerakal ini berpengaruh akibat energi transportasi, kecepatan arus, dan juga jarak transportasi dari batuan induknya yang berbeda-beda. Dimana semakin membundar suatu partikel menandakan bahwa kerakal tersebut sudah tertransport cukup jauh dengan arus yang kuat dan energi transportasi yang tinggi. Namun tempat ditemukannya kerakal tersebut yang sudah membundar arusnya sudah tidak kuat lagi, terbukti dengan tidak sanggup lagi arus air membawa material kerakal tersebut sehingga material tersebut terendapkan kedasar sungai. Bentuk partikel/batuan tersebut diubah oleh arus air selama proses transportasi. Selama proses tersebut terjadi proses abrasi dan proses tersebut tergantung pada bentuk asalnya, komposisi mineral, kekerasan, tingkat kerapuhan, sifat asal mineral seperti pecahan, retakan, schisticity, dan belahan, ukuran, agen trasportasi jarak dan energi tranportasi. Partikel-partikel besar seperti kerikil, terabrasi lebih kuat selama transportasi dalam air yang mengalir daripada partikel ukuran pasir, pasir halus, dan lanau. 5.2.2 Sphericity Spherecity adalah ukuran yang menggambarkan kecenderungan suatu bentuk butir kearah bentuk membola, berkaitan dengan bentuk 3 dimensi suatu material lepasan berukuran kerakal. Berdasarkan perhitungan pada 15 sampel yang diambil pada sungai di daerah ini

rata-rata masuk kedalam klasifikasi very elongated berdasarkan klasifikasi folk dan krumbein, sehingga dapat disimpulkan pada daerah ini bentuk 3 dimensi dari material lepasan kerakalnya memiliki derajat kebolaan yang rendah. Hal ini dikarenakan material lepasan kerakal tersebut sudah mengalami transportasi yang dekat dari provenance-nya (batuan asalnya), semakin jauh jarak transportasinya maka semakin lama arus membentuk suatu material lepasan seperti ukuran kerakal ini menjadi membola dan sebaliknya. . 5.2.3 Flateness Ratio Pada perhitungan flateness ratio didapatkan hasil rata-rata dari 15 sampel material lepasan kerakal yang berada pada sungai daerah hilir adalah 1,71. Flateness ratio adalah derajat kepipihan dari suatu material, semakin mendekati 4 maka derajat kepipihannya tinggi, Jika dilakukan analisa semakin pipih suatu material maka semakin besar kuat arusnya karena untuk memipihkan suatu material dibutuhkan kuat arus yang dominan, pada daerah hilir ini kuat arus masih agak dominan. 5.2.4 Oblate-Prolate Ratio Dari hasil perhitungan didapat rata-rata OP dari 15 sampel sungai daerah ini adalah 1,0004. Derajat kepipihan dan kepanjangan sampel batuan ini menunjukkan bahwa energi transportasi mulai berkurang dan energi pengendapan yang lebih dominan, karena nilai kepipihan dan kepanjangannya kecil. Energi transportasinya dikatakan berkurang karena seharusnya jika energi transportasinya dominan maka derajat kepipihan dan kepanjangannya pun harus besar, semakin besar energi transportasinya semakin banyak interaksi antar material lepasannya yang mengakibatkan terpipihkannya suatu material, sedangkan pada sampel batuan ini derajat kepipihannya kecil sebab energi transportasinya/kuat arusnya melemah sehingga interaksi antar material lepasan sudah berkurang.

Você também pode gostar