Você está na página 1de 7

PENGENALAN POLUSI KEBAUAN DENGAN PARAMETER AMONIAK, HIDROGEN SULFIDA, DAN METIL SULFIDA

Rahmat Isnain1 , Syifa Nurani2 , Akhmad Aziz F3 , Ahmad Husni4

1. Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga. 16680 2. 3. 4.
Email: ontax_sipil@yahoo.com Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga. 16680 Email: emp4n1_n1ch@yahoo.co.id Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga. 16680 Email: akhmad_aziz_f@yahoo.co.id Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga. 16680 Email: shinsilipb@yahoo.com

Abstract: polusi bau merupakan polusi yang disebabkan oleh polutan yang berada di udara yang diakibatkan dari proses pembusukan suatu material atau peristiwa terlepasnya senyawa kimia yang berbau dan terakumulasi di suatu ruang. Sample material yang menyebabkan polusi bau diantaranya yaitu, sampah perkotaan, limbah padat, limbah cair, air selokan, sisa rumah tangga dan lain sebagainya. Senyawa yang biasanya dipergunakan sebagai indikator menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 50 Tahun 1996 yaitu amoniak, hydrogen sulfide, metil sulfide, stirena, dan metal marchaptan. Senyawa yang dipergunakan tersebut merupakan senyawa yang sebagian besar berbau. Untuk menangani polusi bau tersebut diperlukan teknologi penanganan seperti biological system dan chemical system. Biological system meliputi biofiltrasi, bioscrubber, dan biotrickling filter. Sedangkan Chemical system meliputi scubber. Contoh scrubber yang sering digunakan adalah Scrubber-AMPlast odor control, dan Scrubber-IES Tech. kata kunci: polusi bau, senyawa, sampel, teknologi penanganan

PENDAHULUAN Akibat dari aktifitas manusia, udara disekitar seringkali menurun kualitasnya. Apabila udara mengalami penambahan gas-gas yang menimbulkan gangguan bau, maka dikatakan udara tersebut mengalami polusi bau. Bau adalah suatu rangsangan dari zat yang diterima oleh indra penciuman. Kebauan adalah bau yang tidak diinginkan dalam kadar dan waktu tertentu yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Sumber bau disebut zat odoran, yaitu zat (dapat berupa zat tunggal maupun campuran berbagai senyawa) yang dapat menimbulkan rangsangan bau pada keadaan tertentu. Zat odoran tunggal misalnya, ammonia (NH3) biasanya pada proses industry, menyebabkan bau yang tidak sedap/ menyengat dan menyebabkan penyakit pada system pernafasan, hydrogen sulfide (H2S) pada kawah gunung yang masih aktif, menimbulkan bau yang tidak sedap dan marusak indra penciuman dan metil sulfide. Adapun sumber zat odoran campuran misalnya TPA/TPS yang menghasilkan bau sampah. (Indah,S. 2001) Dalam upaya mengendalikan pencemaran bau, pemerintah menetapkan baku mutu tingkat kebauan. Baku mutu tingkat kebauan adalah batas maksimal bau dalam udara yang diperbolehkan dan tidak mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Baku mutu tingkat kebauan zat odoran tunggal menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 50 Tahun 1996.

Tabel 1. Parameter Kebauan (Kep. Men LH No.50 Tahun 1996) Baku Metode Parameter Satuan Peralatan mutu Pengukuran Ammonia (NH3) Ppm 2,0 Metode Indofenol Spektrofotometer Metil Mercaptan Ppm 0,002 Absorbsi Gas Gas Kromatograf (CH4S) Hidrogen sulfida Ppm 0,02 a. Merkuri tiosinat Spektrofotometer (H2S) b. Absorbsi Gas Gas Kromatograf Metil sulfida Ppm 0,01 Absorbsi Gas Gas Kromatograf (C2H6S) Stirena (C8H8) Ppm 0,1 Absorbsi Gas Gas Kromatograf Sementara itu, baku tingkat kebauan dari zat odoran campuran dinyatakan sebagai ambang bau yang dapat dideteksi secara sensorik oleh lebih dari 50% anggota penguji yang berjumlah minimal 8 orang. Bau dapat berdampak psikologis dan mengganggu kenyamanan. Zat odoran yang pekat dapat menyebabkan gangguan pada indra pembau dan sisten saraf. (Ferdiaz,S. 1992) Praktikum ini bertujuan untuk mengenalkan contoh senyawa yang menimbulkan bau tidak sedap, mengenal sumber-sumber polusi kebauan di lingkungan, dan mempelajari baku mutu nasional tingkat kebauan. METODOLOGI PRAKTIKUM Pada praktikum ini, peralatan yang digunakan adalah beberapa contoh senyawa yang menimbulkan bau tidak sedap seperti amoniak (NH3), hydrogen sulfide (H2S), dan metil sulfide (((CH3)2)S). senyawa tersebut digunakan sebagai acuan terhadap bahan yang di uji. Sedangkan bahan yang digunakan berupa sampel limbah padat perkotaan, sampel kompos bahan organic, sampel sisa bahan organic domestic, dan air selokan. Langkah awal yang dilakukan praktikan yaitu melakukan inisialisasi bau senyawa standar amoniak, hydrogen sulfide, dan metil sulfide dengan menghembuskan angin dengan pelan menggunakan gerakan telapak tangan. Selanjutnya, praktikan melakukan uji kebauan terhadap sample yang berada dalam kemasan yang tertutup dan hanya terdapat lubang kecil untuk mengujinya. Praktikan menghembuskan angin dengan pelan menggunakan gerakan telapak tangan diatas lubang sample. Selanjutnya menghubungkan kesan yang diterima dengan sesuatu yang pernah ditemui, misal limbah padat perkotaan, bahan kompos, atau limbah cair dan membandingkanya dengan senyawa yang digunakan sebagai pembanding. Langkah terakhir yaitu mengisi table yang telah disediakan dengan kesan bau yang tertangkap. HASIL PEMBAHASAN Nama sample Al2 Tabel 2. Hasil Pengamata Polusi Kebauan Jenis material yang Kesan bau mungkin Bau Air Air limbah, Air dari sampah, bau selokan air debu genting

No 1

parameter NH3

P1

air kencing Bau kompos, bau sampah daun busuk Bau daun kering Bau air tinja, bau comberan Bau sampah, bau asam

basah Kotoran kambing kompos Bau kentut, air belerang Bau makanan basi Kompos, daun basah Daun kering yang dibakar Beleranng, air tinja Sampah, makanan basi Air comberan NH3

3 4 5

P3 Intel TP P5

NH3 H2S ((CH3)2)S

Pembahasan Pada dasarnya polusi kebauan dapat menimbulkan dampak negatif bagi manausia. Polusi bau dapat menimbulkan berbagai macam masalah, diantaranya yaitu efek psikologis, kesan (bau telur busuk, bau pesing, dsb.), dan bahaya akibat polusi bau bagi kesehatan manusia. Menurut Dewan Kontrol Lingkungan, ada sekitar 400 ribu jenis senyawa yang diklasifikasikan sebagai penghasil bau yang mempengaruhi kehidupan dan 22 senyawa diantaranya diklasifikasikan sebagai penyebab bau spesifik. Berdasarkan Kep. Men LH No. 50 Tahun 1996, terdapat lima parameter kabauan di Indonesia, yaitu amonia (NH3), metil mercaptan (CH4S), hidrogen sulfide (H2S), metil sulfida (C2H6S), dan stirena (C8H8). Polusi kebauan dapat berasal limbah padat atau cair yang berasal dari industri minyak bumi dan kimia (kimia organic dan non organik), industri farmasi, peternakan, pabrik tahu dan tempe, industri pengalengan ikan, industri kaca, plastik dan karet, tempat pembuangan akhir sampah (TPA), dan lain sebagainya. Pada praktikum pengenalan polusi kebauan terdapat lima sampel senyawa yang menimbulkan bau tidak sedap. Senyawa tersebut secara berurutan adalah Al2, P1, P3, Intel TP, dan P5 (Tabel 2). Dari senyawa-senyawa tersebut diperoleh hasil pengamatan mengenai kesan bau, jenis material yang mungkin dikandung oleh senyawa tersebut dan parameter pembanding yang sesuai dengan senyawa tersebut. Dari tabel hasil pengamatan polusi kebauan diatas (tabel 1) dapat dilihat sampel pertama adalah Al2 yang mempunyai kesan bau seperti bau sampah, bau air kencing dan bau air selokan. Jenis material yang mungkin dikandung adalah air limbah, air debu, dan air dari genteng basah. Parameter pembanding yang sesuai dengan sampel tersebut adalah senyawa NH3. Sampel kedua adalah P1 yang mempunyai kesan bau seperti bau kompos, bau daun busuk, dan bau kotoran kambing. Jenis material yang mungkin dikandung adalah kompos, dan daun basah. Parameter pembanding yang sesuai dengan sampel tersebut adalah senyawa NH3. Sampel ketiga adalah P3 yang mempunyai kesan bau seperti bau daun kering dan bau kompos. Jenis material yang mungkin dikandung adalah daun kering yang dibakar. Parameter pembanding yang sesuai dengan sampel tersebut adalah senyawa NH3.

Sampel keempat adalah Intel TP yang mempunyai kesan bau seperti bau air tinja, bau air got, bau kentut dan bau air belerang. Jenis material yang mungkin dikandung adalah belerang dan air tinja. Parameter yang sesuai dengan sampel tersebut adalah Hidrogen sulfide (H2S). Sampel kelima adalah P5 yang mempunyai kesan bau seperti bau sampah, bau asam, dan bau makanan basi. Jenis material yang mungkin dikandung adalah sampah dan makanan basi. Parameter pembanding yang sesuai dengan sampel tersebut adalah Metil sulfide (C2H6S). Adapun polusi kebauan yang relatif sering dirasakan keberadaannya disekitar kita yaitu timbunan sampah yang menumpuk dipenampungan. Sampah tersebut sebagian besar mengandung metan jika terakumulasi dalam jangka waktu yang lama dan mengalami perlakuan fisik (sinar matahari) akan menimbulkan bau yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan dapat menimbulkan kebakaran. Salah satu teknologi yang digunakan untuk mengurangi timbulnya bau dari sampah yaitu dengan menggunakan insinerator yang dikenal dengan teknologi insinerasi. Insinerasi adalah teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Pengolahan sampah tersebut berada pada tabung bertemperatur tinggi sebagai pengolahan termal. Masalah polusi kebauan dapat dikurangi/direduksi dengan penggunaan teknologi, dispersi, dan masking. Teknologi untuk mereduksi/ mengurangi polusi kebauan terbagi kedalam dua system, yaitu biological system dan chemical system. Biological system meliputi biofiltrasi, bioscrubber, dan biotrickling filter. Masingmasing system tersebut memanfaatkan mikroorganisme untuk mereduksi tingkat kebauan. Adapun perbedaan teknologi reduksi polusi kebauan dapat dilihat pada table.3. Sedangkan Chemical system adalah salah satu teknologi untuk mereduksi polusi kebauan dengan scubber. Contoh scrubber yang sering digunakan adalah Scrubber-AMPlast odor control, dan Scrubber-IES Tech. KESIMPULAN Pengenalan polusi kebauan dapat dilakukan dengan membandingkan kesan yang tertangkap hidung dengan indicator yang digunakan. Pada praktikum ini, praktikan berhasil mengidentifikasikan senyawa yang menimbulkan bau tidak sedap, mengetahui sumber-sumber polusi kebauan di lingkungan, dan mengetahui baku mutu nasional tingkat kebauan. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2010.Insenerasi [Terhubung berkala] (http://www.wikipedia.org/insinerasi). (20 Oktober 2010 ) Anonym.2010.Udara Kota [Terhubung berkala] (http://www.usembassyjakarta.org/ptp/udarakt2.html). (20 Oktober 2010) Anonym.2010.Biotrickling filter. Terhubung berkala (http://www.google.co.id/imglanding? q=biotrickling+filter&hl=id&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=hyqPkcTo_Vl3M:&imgrefurl=http://ehp.niehs.nih.gov/docs/2000/1084/innovations.html&imgurl=http://ehp.niehs.nih.gov/docs/2000/1084/innovationsfig_filterB.GIF&zoom=1&w=338&h=453&iact=hc&ei=Qp6_T

NPeD4qycMTsaoN&oei=tJ2_TNbvAY6dcY7fhL0N&esq=44&page=1&tbnh=135&tbnw=99 &start=0&ndsp=24&ved=1t:429,r:6,s:0&biw=1366&bih=559). (20 Oktober 2010) Anonym.2010.biofilter [Terhubung berkala] (http://www.google.co.id/imglanding? q=biofilter&hl=id&biw=1366&bih=559&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=5JiIFDT UreX0vM:&imgrefurl=http://www.acenz.com/biofilters/index.htm&imgurl=h ttp://www.acenz.com/images/biofilter_cutaway_lrg.gif&zoom=1&w=550&h= 388bioscrubber1.jpg). (20 Oktober 2010) Anonym.2010.bioscrubber.terhubung berkala (http://www.google.co.id/imglanding? q=bioscrubber&hl=id&biw=1366&bih=559&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=Naw gnDibEfA9WM:&imgrefurl=http://www.gesodorcontrol.com/bioscrubber.ht ml&imgurl=http://www.gesodorcontrol.com/images/bioscrubber1.jpg&zoom =1&w=296&h=350). (20 Oktober 2010) Anonym.2010.scrubber.[Terhubung berkala] (http://www.google.co.id/imglanding? q=scrubber&hl=id&biw=1366&bih=559&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=io_RqQ oXdtom6M:&imgrefurl=http://www.mikropul.com/products/wscrubber/ventu ri.html&imgurl=http://www.mikropul.com/products/wscrubber/venturi.gif&z oom=1&w=300&h=310&iact=hc&ei=bp-_TJ7PA4j6cIS9rcEN&oei=bp_TJ7PA4j6cIS9rcEN&esq=1&page=1&tbnh=133&tbnw=129&start=0&ndsp =22&ved=1t:429,r:2,s:0).(20 Oktober 2010) Anonym.2010.scrubber [terhubung berkala] (http://www.google.co.id/imglanding? q=scrubber&hl=id&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=1yGq3od3tXFOM:&imgrefurl=http://www.minerals.co.nz/html/main_topics/resources_for_sc hools/ironsands/ironsands_index.html&imgurl=http://www.minerals.co.nz/jpg gifpng/photographs/ironsands_scrubber.gif&zoom=1&w=359&h=379&ei=gJ -_TI7-E9OOcczOrdgN&iact=hc&oei=bp_TJ7PA4j6cIS9rcEN&esq=2&page=2&tbnh=116&tbnw=110&start=22&nds p=26&ved=1t:429,r:6,s:22&biw=1366&bih=559). (20 Oktober 2010)

Lampiran

Tabel 3. Perbedaan Teknologi Reduksi Polusi Kebauan (Sistem Biologi) Reactor Microorganisms Water phase Biofilter Fixed Stationary Biotrickling filter Fixed Flowing Bioscrubber Suspended Flowing

Gambar 1. Biofilter

Gambar 2. Biotrickling filter

Gambar 3. Bioscrubber

Gambar 4. Scrubber

Gambar 5. Denah lokasi praktikum

Você também pode gostar