Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
10 Mei 2011
Inovasi Pendidikan
Media Komunikasi SMP dan MTs
DF dan guru yang didampingi berdiskusi mengevaluasi keberhasilan dan kekurangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pelatihan BTL untuk Pengawas membuat kehadiran pengawas sangat dinantikan oleh guru. Pada kegiatan praktik kunjungan kelas, para pengawas mendampingi guru mulai kegiatan persiapan, pelaksanaan, sampai pasca pembelajaran, mereka berkolabolasi untuk mencapai keberhasilan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. PELATIHAN pengajaran profesional dan pembelajaran bermakna (BTL) untuk pengawas yang dilaksanakan DBE3 di lima provinsi mitra (Maret-April 2011), berhasil membangun komitmen para pengawas dalam membangun kolegialitas dengan guru. Pelatihan ini sekaligus memadukan kemampuan pengawas dan guru dalam menerapkan BTL. Dalam melaksanakan tugasnya pengawas berkolaborasi secara kolegial mendampingi guru untuk memaksimalkan keberhasilan pembelajaran di kelas. Pada kegiatan kunjungan kelas, tampak hubungan yang cair antara pengawas dan guru. Dalam kegiatan persiapan pembelajaran, pengawas menjadi teman diskusi guru untuk menguatkan perencanaan. Pengawas juga terlibat aktif dalam memfasilitasi proses pembelajaran, tanpa mengurangi peran guru atau menurunkan wibawa pengawas. Pasca pembelajaran, secara bersama mereka mengavaluasi keberhasilan dan kelemahan yang terjadi untuk ditindaklanjuti. Berita lainnya disajikan pada halaman 2.
Hal 2
Keterangan Foto: 1 dan 2. Pengawas sekolah di Sumatera Utara dan Banten tampak serius bekerjasama di kelompoknya melakukan hal yang biasa dilakukan guru, mulai membuat pemetaan kurikum, membuat lembar kerja, mempraktikkan proses belajar kooperatif, membuat rubrik penilaian, sampai menulis refleksi pelatihan. 3. Saat melakukan kunjungan sekolah, pengawas dan guru di Jawa Tengah tampak cair saat berdiskusi tentang persiapan mengajar. 4. Drs Rustam pengawas sekolah dari Deli Serdang dan Drs Edhison Panggabean ikut mengecek kelengkapan school kit yang digunakan guru IPS sebagai media pembelajaran untuk topik perekonomian di SMPN 2 Lubuk Pakam Deli Serdang. 5. Siswa di Sulawesi Selatan tidak canggung bertanya dan berkomunikasi dengan pengawas yang mendampingi guru pada PBM. 6. Drs. Ulil Azmi pengawas dari Kota Tebing Tinggi ikut bersama siswa mencari binatang dalam praktik IPA untuk topik ekosistem di MTs N Lubuk Pakam Deli Serdang Sumut. 7. Salma, S.Pd guru SMP YP PGRI Makasar tengah berbagi dengan Drs. Murtala pengawas Kabupaten Pangkep tentang masalah pembelajaran yang dihadapinya di kelas. 8. Untuk menindaklanjuti hasil pelatihan, para pengawas dan DC DBE3 Jawa Timur menyusun sinkronisasi program rencana pendampingan pengawas kepada guru, yang juga akan melibatkan distrik fasilitator.
Edisi 10/ Mei 2011
Hal 3
semua anggota kelompok ketika paket pelatihan BTL untuk mereka berkerja dalam kelompok. pengawas. Penilaian Relevansi Program DBE3 Untuk menjadikan penilaian guru dengan Permendiknas No. terhadap hasil belajar siswa seob41/2007 tentang Standar jektif-objektifnya, pada unit ini peProses serta akan diperkenalkan pada Unit ini membahas sejauhmana penilaian dengan menggunakan relevansi program DBE3 dengan rubrik penilaian. Permendiknas Nomor 41 Tahun Kunjungan Sekolah 2007 tentang Standar Proses. Melihat Baru Percaya (Seeing is Jurnal Reflektif beliving) itulah pesan yang ingin Pada unit ini peserta akan disampaiakn dengan kegiatan kunPengawas sekolah mempresentasikan pemetaan diperkenalkan pada jurnal reflek- kurikulum kreasinya. jungan sekolah pada unit ini. Petif, yaitu suatu catatan reflektif serta akan mengunjungi sekolah guru tentang mengajarnya. yang telah menerapkan program DBE3. Peserta diharapTelaah Kurikulum kan dapat melihat indikator-indikator penerapan program Peserta diperkenalkan pada bagaimana isi kurikulum DBE3 terwujud di sekolah. (kompetensi-kompetensi mata pelajaran) dipetakan, Pendampingan dikelompokkan, dan diikat dengan suatu tema agar pembePara guru yang telah dilatih memerlukan pendampingan lajaran menjadi kontekstual dan efisien. Keterampilan merandari pengawas agar mereka memiliki keberanian dalam cang ide-ide pembelajaran juga dikuatkan dalam hal ini. menerapkan hasil pelatihan. Pada unit ini peserta akan Pertanyaan Tingkat Tinggi dan Lembar Kerja diperkenalkan pada bagaimana melakukan pendampingan Peserta dilatih bagaimana merumuskan pertanyaan tingkat semangat kepada guru untuk melakukan pembaharuan. tinggi dilanjutkan dengan merancang lembar kerja dengan Mendorong Perubahan yang memanfaatkan pertanyaan tingkat tinggi tersebut sebagai Berkesinambungan komponen penting lembar kerja tersebut. Peserta diperkenalkan pada cara mendorong guru dan Pembelajaran Kooperatif kepala sekolah agar melakukan pembaharuan secara terusPeserta diperkenalkan pada cara bagaimana mengaktifkan menerus di sekolah.
Berita Utama
Hal 4
sempurna alias 100. Menurut Kasi Mapenda Kantor Kemenag Kabupaten Tuban Drs.H.M Badar, M.Ag yang pada saat penilaian dilakukan masih menjabat sebagai kepala madrasah, bahwa kontribusi DBE3 terhadap pencapaian prestasi ini amatlah besar, terutama pada item Standar Proses dan Standar Penilaian Pendidikan. Pada dua item ini, hal yang dinilai diantaranya adalah kelengkapan mengajar termasuk silabus, RPP, media pembelajaran, proses pembelajaran hingga hasil akhirnya berupa nilai ulangan dan nilai ujian sangat meningkat dibanding sebelumnya. DBE3 telah membawa perubahan yang luar biasa di madrasah ini. Sejak bermiAtmosfir pembelajaran di MTsN Rengel, Tuban memberdayakan tra dengan peran aktif siswa dengan difasilitasi secara penuh oleh madrasah. DBE3, semangat guru-guru Standar Proses dan Standar Penilaian untuk terusinomelakukan Akreditasi MTsN Rengel Sempurna vasi pembelajaran di kelas KABAR gembira diterima dari Kabupaten Tuban. meningkat tajam. MTsN Rengel, salah satu sekolah mitra DBE3 di kabupaten Akibatnya semangat ini mendapatkan pencapaian yang luar biasa berkait belajar siswa jugaprestasinya di bidang pembelajaran. Pada akreditasi yang meningkat sehingga dilakukan oleh Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah, hal ini tentu saja madrasah ini mendapatkan nilai akumulatif 97. Sebuah angka berpengaruh pada yang mendekati sempurna. Sungguh luar biasa. prestasi sekolah yang Bahkan pada item Standar Proses dan Standar Penilaian juga ikut meningkat, Pendidikan, nilai yang didapat oleh madrasah ini adalah Hasil akreditasi MTsN Rengel. ujarnya.
bahan-bahan yang terjangkau dan menentukan lingkaran dengan kulit jeruk. Drumband madrasah juga ikut memeriahkan acara. Meski hujan turun cukup deras, showcase yang lumayan menggebrak ini tetap berjalan meriah. MTsN Model memamerkan seluruh good practices. Acara ini dikunjungi oleh para guru dan murid sekolah di sekitarnya. Kepala sekolah SMPN 2 yang ikut mengunjungi acara showcase tersebut sangat mendukung acara ini. Sebagai bukti keefektifan paket BTL3, event ini menjadi ajang pemenuhan tagihan-tagihan pasca training BTL3 di Lebak. Sekitar 95% dari 6 tagihan BTL3 dapat dilihat keberhasilannya di madrasah ini secara lengkap, kata Abdus Subhan dan Nurlaelati DF Lebak. Showcase ini menggunakan dana mandiri madrasah.
Hal 5
Sumatera Utara
Seluruh siswa tampak aktif bekerjasama berbagi tugas dalam praktik memetakan kelas dalam pembelajaran IPS. mereka mengingat gedung atau tandatanda penting yang mereka lalui setiap harinya. Gedung dan tanda-tanda penting ini harus mereka masukkan ke dalam rute. Siswa bekerja secara perorangan. Rute yang mereka gambar membantu siswa mengenali lokasi tempat tinggal temannya. Beberapa siswa baru menyadari betapa dekatnya rumah tinggal mereka. Setelah itu saya menerangkan kepada siswa tentang perbedaan peta, atlas, dan globe. Kemudian saya menambahkan informasi tentang jenis, bentuk dan penggunaan peta. Syarat Pembuatan Peta Pada pertemuan berikutnya, saya mengajak siswa mengenali syarat pembuatan peta. Saya menantang siswa dengan dua pertanyaan: 1) mengapa peta menggunakan warna tertentu seperti hijau, kuning, coklat dan biru?; dan 2) mengapa pula setiap peta harus menggunakan skala, tapi angkanya berbeda-beda? Setelah itu, saya memberikan informasi tentang materi yang dipelajari. Bahwa warna mewakili informasi tertentu. Misalnya warna hijau, biasa menginformasikan tentang hutan. Sedangkan angka memberikan informasi perbesaran dan perkecilan. Kemudian saya meminta siswa melakukan kerja kelompok. Mereka saya minta menghitung jarak sesungguhnya antar kota M Q, yang pada skala peta berjarak 12,5 cm dengan skala 1: 3.500.000. Peta juga dapat diperbesar dan diperkecil. Proses ini dilakukan sesuai kebutuhan. Kemudian saya menunjukkan kepada siswa cara memperbesar dan memperkecil sebuah peta. Setelah itu siswa diminta melakukan hal yang sama. Memetakan Kelas Pada pertemuan terakhir untuk KD yang saya ampu, saya meminta siswa memetakan kelas mereka. Langkah pertama, saya meminta siswa mengukur ruangan dan benda-benda yang ada di dalamnya (seperti kursi, meja, jendela dll). Setelah itu, siswa mengambar ulang kelas dalam kertas sekala dengan ukuran yang ditentukan. Dalam proses mengukur siswa bekerja secara berkelompok. Namun dalam proses mengambar siswa bekerja secara perorangan. Andreas P. Sirait, siswa kelas VII mengaku senang dengan proses itu. Andreas mengaku mengerti fungsi peta, proses pembuatan dan memanfatkannya.Saya tahu kini kegunaan peta itu, kata Andreas.
Edisi 10/ Mei 2011
Hal 6 ramai karena tiap kelompok tidak mau kalah.Setelah mendapatkan kata-kata kunci, siswa kemudian mengurutkannya. Satu persatu arti dari kata-kata itu mereka cari dan tuliskan pada kertas yang dibuat menarik. Kumpulan kata-kata itu kemudian mereka tuliskan pada kertas besar. Saya meminta perwakilan kelompok untuk melakukan presentasi. Setelah selesai presentasi, saya memberikan siswa tugas lanjutan. Mereka saya minta menjawab sejumlah pertanyaan sebagai tugas di rumah. Saya cukup senang karena metode yang saya persiapkan bisa dipraktikkan dengan baik.Pembelajaran berlangsung efektif dan menyenangkan. Dengan menggunakan puzzle, siswa lebih tertantang untuk menemukan kata-kata kunci. Mereka juga mampu menerangkan dengan baik arti dari kata -kata itu.
Salah satu siswa menunjukkan salah satu kata kunci dalam merangkai puzzle untuk menemukan sejarah Hindu dan Budha.
artinya. Siswa bekerja secara berkelompok. Saya meminta mereka berkompetisi antar kelompok. Kompetisi membuat siswa bergegas bekerja. Mereka mencari dengan teliti satu persatu kata kunci. Mereka mencoba mencari kata-kata itu dengan menyilang, lurus atau menghubungkan tiap huruf dari atas ke bawah. Suasana menjadi
Hal 7
Jawa Barat-Banten
Karya siswa menghiasi setiap sudut sekolah dan menjadi bagian penting lingkungan sekolah
Siswa berpose di booth MTs AtTaawun pada event DBE3 Showcase di Garut. Sambil merasa bangga karya mereka dipamerkan, siswa juga belajar dari karya-karya sekolah lain.
Edisi 10/ Mei 2011
Hal 8
Belajar Berkisah
RUBRIK PENILAIAN
N O 1
KRITERIA
DIKSI KEEFEKTIFAN KALIMAT KELANCARAN EKSPRESI
4
Semua kata yang digunakan sesuai dengan konteks Semua kalimat yang digunakan efektif Sangat lancer Sangat sesuai dengan cerita
TINGKAT KUALITAS 2
Terdapat 4 sampai 6 kata yang digunakan tidak sesuai dengan konteks Terdapat 4 sampai 6 kalimat yang digunakan tidak efektif Kurang lancar Kurang sesuai dengan cerita
1
Terdapat 7 atau lebih kata yang digunakan tidak sesuai dengan konteks Terdapat 7 atau kalimat yang digunakan tidak efektif Tidak lancar Tidak sesuai dengan cerita TOTAL SKOR
SKOR
Terdapat 1 sampai 3 kata yang digunakan tidak sesuai dengan konteks Terdapat 1 sampai 3 kalimat yang digunakan tidak efektif lancar Sesuai dengan cerita
2 3 4
Hal 9
TEKANAN HIDROSTATIS
1. Lakukan kegiatan berikut:
Isilah botol dengan air. Tandai batas permukaan air. Angkatlah botol tersebut. Lepaskan plester secara sekaligus. Perhatikan air yang memancar dari tiap lubang. Urutkan pancaran air dari yang pancarannya paling dekat sampai yang pancarannya paling jauh.
2. Bila massa jenis air 1000 kg/m3 hitunglah tekanan hidrostatis pada masing-masing lubang! Ingat:!
Hubungkan besar tekanan hidrostatis yang kamu dapatkan dengan pancaran air pada no.1. 3. Dari kegiatan yang telah kamu lakukan, apa yang dimaksud dengan tekanan hidrostatis? Salinlah hasil pekerjaan kelompokmu pada kertas folio berwarna!
Media Komunikasi SMP dan MTs
Hal 10
Showcase
Keberhasilan Sekolah
Serangkaian kegiatan showcase mempresentasikan keberhasilan sekolah dalam menerapkan pembelajaran aktif yang relevan bagi siswa dilaksanakan di seluruh kabupaten mitra DBE3 yang tersebar di enam provinsi, yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Kegiatan ini melibatkan kepala sekolah, guru, siswa, stakeholders, dan pemangku kepentingan pendidikan di kabupaten. Showcase berlangsung mulai bulan Mei sampai Juli 2011. Berikut cuplikan kegiatan showcase tersebut.
SULAWESI SELATAN: (1) Tari Padduppa yang dibawakan oleh siswa SMPN 1 Pancarijang, Sidrap, sesaat menjelang pembukaan Show Case. (Atas) Rahmat M, siswa SMPN 2 Palopo menunjukkan hasil karyanya, ekosistem buatannya. (Kanan) Stuart Weston, COP DBE3 Indonesia, sedang berbincang dengan dengan siswa penjaga stand mengenai cara kerja sebuah alat peraga pembelajaran.
JAWA TIMUR: Seorang pelajar dari MTs Brawijaya Kota Mojokerto sedang menjelaskan proses purifikasi air kepada Wakil Walikota Mojokerto (kiri atas). Drs. M. Bahri, guru IPS dari SMPN 1 Blega Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, sedang memberikan presentasi bersama dengan siswa-siswanya (kiri bawah). Bupati Bojonegoro, H. Suyoto, mengunjungi salah satu stand pada showcase di Kabupaten Bojonegoro.
Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 10/ Mei 2011
Hal 11 JAWA TENGAH, JAWA BARAT, BANTEN, DAN SUMATERA UTARA. 1. Para pelajar tertarik untuk mengetahui informasi mengenai DBE3 pada showcase di kabupaten Karanganyar. Tampak mereka sedang membaca newsletter provinsi Jawa Tengah. 2. Seorang guru sedang menjelaskan materi pelajaran IPA dengan menggunakan robot. 3. Deyuni Nurul Khotimah (siswi MTsN Kasomalang) dan Sarah Fatimah (siswi MTs Mekarwangi) sedang memberikan testimoni pada showcase, yang bertempat di SMPN 2 Jalancagak, Subang 4. Dua siswi SMPN 2 Sidikalang mendemonstrasikan media pembelajaran sederhana untuk mengukur lingkaran. 5. Siswa SMPN 2 Pangaribuan menangkap ular di sawah sebagai pembelajaran mapel IPS, mengidentifikasi tanaman dan hewan di daerah tropis. 6. Siswa MTsN Kasomalang tengah mempresentasikan hasil kerja kelompoknya mengenai sifat dan unsur limas pada proses pembelajaran Matematika, saat kunjungan sekolah sebagai bagian dari rangkaian acara showcase Subang. 7. Showcase di Subang dihadiri oleh Plt. Bupati Subang, CoP DBE3, anggota DPRD, staf Disdik/Kemenag, kepala sekolah non mitra, guru-guru, serta siswa. Plt. Bupati dan Stuart Weston tampak saling bergantian memberikan penjelasan dan berbagi pengalaman/pengetahuan. 8. Bupati dan Wabup (Syahrul Pasaribu dan Adniz Siregar) berdialog dengan siswa SMPN 1 Batang Angkola, tentang Matematika. 4 5
Hal 12
Jawa Tengah
melihat anak-anak berdiskusi dengan teman kelompoknya, kemudian mempresentasikannya di depan kelas tanpa rasa takut. Guru berusaha mendekatkan dan mengaitkan pembelajaran dengan hal yang dekat dengan anak, ujar Munawaroh yang membawa siswanya ke hutan jati di dekat sekolah untuk menerangkan kesesuaian tanah dengan jenis tanaman yang cocok. Dalam implementasi dan replikasi program pendidikan, guru berperan strategis dalam peningkatan kualitas. Melalui dukungan berbagai pihak seperti kepala sekolah yang menjadi tokoh sentral, sekolah mampu mengaplikasikan pengajaran dan pembelajaran terbaik. Per Maret 2011 DBE 3 Jawa Tengah mencatat ada 782 sekolah dengan 5.980 guru yang mendapatkan program replikasi. Melalui kontribusi daerah senilai Rp 808.997.700. Bahkan setiap Kabupaten telah memiliki Perencanaan keberlanjutan untuk program replikasi. Ayo, kita dukung replikasi!!!
5. 6.
7. 8.
membacakan hasil karyanya. Minta setiap siswa untuk memberikan penilaian dan menentukan siswa yang akan tampil mewakili kelompok. Minta siswa berkumpul lagi dalam lingkaran besar seperti semula. Guru menanyakan pengalaman siswa saat menulis puisi dan membacakannya dalam kelompok kecil. Usai bercerita pengalaman, Guru meminta wakil siswa dari setiap kelompok kecil membacakan puisinya. Agar lebih menarik, setiap siswa diminta untuk memberikan penilaian antar kelompok dan mendapatkan hadiah. Gali pendapat siswa terhadap siswa yang berhasil memenangkan kompetisi puisi tadi, seperti isi puisi, penghayatan puisi, dan sebagainya. Kegiatan ditutup dengan kunjung karya. Siswa diminta untuk memajang puisi di lokasi yang bebas, seperti diletakkan di tanah atau di tempel di pohon.
Hal 13
Dengan wajah ekspresif, salah satu siswa MTsN Lohbener mengisahkan ceritanya kepada teman kelompoknya. BOSAN dan sulit adalah kesan yang muncul saat belajar Fisika. Hal ini yang dirasakan siswa SMP 1 Kudus yang memiliki prestasi belajar relatif baik namun saat berhadapan dengan pembelajaran IPA, umumnya siswa terlihat kurang bersemangat. Siswa sering tampak acuh, mengerjakan pekerjaan yang tidak berhubungan dengan pembelajaran, bosan dan minim atensi dalam pembelajaran. Berikut adalah pembelajaran BTL yang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, yang diterapkan Abdul Rochim, guru SMPN 1 Kudus . Balap Balon Gaya adalah sesuatu berupa tarikan atau dorongan yang dapat mengakibatkan perubahan arah, bentuk, kecepatan, ukuran dan lain-lain. Hukum Newton tentang gaya antara lain Hukum I Newton dengan kelembaman, Hukum II Newton tentang hubungan gaya, massa dan percapatan dan Hukum III Newton tentang gaya aksi reaksi. Penerapan Hukum-hukum Newton banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. KEGIATAN I 1. Letakkan spidol di atas selembar kertas, kertas ditarik perlahan-lahan lalu hentikan. Apa yang terjadi? 2. Bagaimana jika kita menarik kertas sangat cepat? Apa yang terjadi? 3. Buatlah kesimpulanmu! KEGIATAN 2 Tiup balon lalu lepaskan! Apa yang terjadi? Mengapa demikian? Gambarkan gaya yang bekerja! 1. Dengan bantuan tali dan sedotan, buatlah desain praktik agar balon dapat bergerak lurus. 2. Balap balon? Mengapa tidak? 3. Mungkinkan kita bisa menggerakkan mobil-mobilan dengan balon?
Buatlah laporan hasil eksperimen pada kertas terpisah secara individu yang menyebutkan: Tujuan; Alat & Bahan; Langkah Kegiatan; Data & Analisa data; Kesimpulan.
Media Komunikasi SMP dan MTs
No 1
Hal 14
Pengelolaan kelas di SMPN 1 Mayong dibuat dinamis untuk memberi kemudahan akses siswa dalam belajar berkelompok.
sebuah proses yang tidak terjadi secara instan. Diperlukan dukungan semua pihak agar peningkatan kualitas pendidikan berlangsung berkelanjutan. Kepala sekolah, guru, dan siswa menjadi kompeten adalah harapan dari sebuah perubahan.
Edisi 10/ Mei 2011
Hal 15
Jawa Timur
Perubahan yang terjadi di MTsN Pohjentrek Kabupaten Pasuruan pasca pendampingan yang dilakukan oleh DBE3.
Siswa berdiskusi menyelesaikan LK, siswa yang mengemukakan pendapatnya meletakkan kancing di atas meja. KELUHAN klasik yang sering dihadapi guru dalam menerapkan cooperative learning diantaranya: ada anak yang terlalu dominan dan banyak bicara mengemukakan pendapatnya. Sebaliknya, sering ada anak yang pasif dan pasrah saja pada temannya yang lebih dominan. Dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok tidak bisa tercapai karena anak yang pasif akan terlalu menggantungkan diri pada rekannya yang dominan. Untuk mengatasi masalah itu, Yasdi, SE, District Facilitator DBE3 Kabupaten
Hal 16
Siswa MTsN Nglawak Kabupaten Nganjuk sedang melakukan praktik penyulingan untuk menghasilkan aromatherapy.
Media permainan petualangan ke negara maju hasil karya siswa MTsN 3 Kota Surabaya yang digunakan pada pembelajaran IPS.
Media Komunikasi SMP dan MTs
Hal 17
Aktivitas menciptakan karya dan memajang karya merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa. Amrulloh, Distrik Fasilitator DBE3 Kabupaten Bojonegoro merefleksikan pembelajaran yang selama ini dilaksanakannya di kelas. Hasilnya, pemajangan karya siswa sangat efektif mendorong siswa untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Berikut penuturannya. DARI proses pembelajaran yang telah diterapkan, saya menemukan bahwa pemajangan hasil karya siswa secara individu maupun kelompok dapat menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Tentunya pemajangan ini bukan sekedar menempel di dinding begitu saja. Kita menyadari bahwa pajangan karya siswa sangat penting sebagai sumber belajar. Sejauh mana pajangan itu menjadi motivasi tersendiri bagi siswa dalam proses pembelajaran adalah tugas kita.. Penulis berusaha
Pembelajaran Matematika yang selama ini dianggap menakutkan bagi siswa dapat diubah menjadi mengasyikkan dan kontekstual seperti yang dilakukan di SMPN 2 Semanding Kabupaten Tuban., saat siswa membahas menghitung luas tabung, kerucut dan bola (Gambar 1 dan 2). Selain di kelas, siswa juga memanfaatkan pabrik pembuat dandang (tempat nasi) yang berada di dekat sekolah sebagai sumber belajar (Gambar 3).
Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 10/ Mei 2011
Hal 18
Sulawesi Selatan
Salah satu model pembelajaran bermakna yang difasilitasi pak Mansyur. 1. Kenapa penting melakukan pemetaan kompetensi? Pemetaan kompetensi merupakan langkah awal dari sebuah rangkaian kegiatan pembelajaran kontekstual. Dalam pemetaan kompetensi guru melihat dan mengamati seluruh Kompetensi Dasar (KD) dalam suatu semester secara utuh dan terpadu. KD-KD yang akan dicapai dalam satu semester akan teramati dari segi perbedaannya, persamaannya, cara mengajarkannya, menilainya dan seterusnya. Untuk melahirkan pembelajaran kontekstual, KD-KD tersebut diikat dengan sebuah teks/konteks/ tema. Teks/konteks/ tema yang dirumuskan sifatnya aktual dan dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Teks/ konteks/tema yang terpilih inilah yang dijadikan payung dan menaungi KD-KD yang akan dibelajarkan. 2.Bagaimana RPP yang mendukung pembelajaran kontekstual? RPP yang kontekstual adalah RPP yang dijabarkan dari teks/konteks/tema dari kegiatan pemetaan kurikulum, atau dengan kata lain menggunakan teks/ konteks atau tema sebagai titik acuan RPP. Karena teks/konteks/tema menjadi acuan maka dengan sendirinya di dalam RPP kontekstual telah terlihat utuh sebuah kegiatan pembelajaran yang berpusat ke siswa dan menggunakan lingkungan atau masyarakat sebagai sumber belajar. Di samping itu di dalam RPP kontekstual tergambar denMedia Komunikasi SMP dan MTs
Hal 19
bantu kamu mengatasi kegelapan jika belajar di malam hari. Kelompok ini merakit intalasi listrik untuk menyalakan balon lampu. Alat yang disediakan: Baterei, kabel, balon lampu, bambu ut stand baterai, saklar, solatif, keras kado Kelompok Ampere: Rancanglah alat yang dapat kamu pakai untuk memberi dekorasi dan penerangan suatu stand pameran. Kelompok ini merakit instalasi listrik lampu hias. Alat yang disediakan: Baterai, , kabel, saklar, bekas gelas plastik, isolasi dan lem fox, kayu bekas stick es krim Kelompok Lorenz: Buatlah sebuah alat yang dapat kamu pakai mengelililingi pulau-pulau yand di Pangkep. Kelompok ini membuat Perahu. Alat yang disediakan: baterai,dinamo, kabel, saklar, bekas gelas plastik, sterafoam, pipet, isolasi dan lem fox. Kelompok Galileo: Rancanglah Siswa merancang alat dalam pembelajaran IPA, menyimulasikan aplikasi perubahan alat yang dapat kamu pakai membuat energi dalam kehidupan sehari-hari. jus buah dengan cepat. Kelompok ini merancang Blender sederhana. Alat yang disediakan: baterai,dinamo, kabel, saklar, bekas botol mineral, sterafoam, potongan seng, dan isolasi Kedua, presentasi hasil karya. Pada tahap ini mereka mengidentifikasi bentuk-bentuk energi yang Pak Sudirman, guru IPA kelas VIII SMP Negeri 1 ditemukan dari produk yang mereka buat lalu menjelaskan Marang, Pangkep menuturkan pengalamannya perubahanya. Di sini saya fasilitasi mereka berdiskusi atas memfasilitasi pembelajaran IPA yang Bermakna. perubahan energi yang ditemukan. Misalnya, kelompok Maxwell menjelaskan adanya tiga energi yang diidentifikasi, PEMBELAJARAN ini saya rancang untuk memotivasi dan perubahannya dari energi kimia ke energi listrik lalu ke siswa mengaitkan materi pelajaran tentang energi dengan energi gerak. kebutuhan dan kondisi kehidupan sekitar mereka. Saya Ketiga, siswa membuat laporan hasil percobaan dan mengembangkan Kompetensi Dasar 5.3. Menjelaskan langkah-langkah mereka merancang alat untuk mengatasi hubungan bentuk energi dan perubahannya, perinsip masalahnya. Pada tahap ini, mereka tidak hanya menunjukkan usaha dan energi serta penerapannya dalam kekemampuannya untuk mendeskripsikan hasil karyanya, tapi hidupan sehari-hari. Tujuan yang ingin saya capai antara mereka juga menyatakan kesenangannya mengikuti lain: memampukan mereka menemukan bentuk-bentuk epembelajaran ini. nergi lalu mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengukur efektifitas dan produktifitas pembelajaran, saya memfasilitasi mereka belajar kooperatif untuk menyelesaikan masalah. Inti pembelajaran meliputi: Pertama, dalam enam kelompok, mereka menyelesaikan masalah melalui experimen sederhana merancang alat. Karena itu, saya memberikannya 6 LK yang berbeda, yakni: Kelompok Maxwell: Rancanglah alat yang dapat dipakai mengembangkan obyek wisata yang berbasis kepulaun. Kelompok ini menciptakan produk Perahu. Alat yang disediakan: baterai,dinamo, kabel, saklar, bekas gelas plastik, Selain menemukan konsep mean, sterafoam, pipet, isolasi dan lem fox. median, dan modus, dengan menggunaKelompok Joule: Rancanglah sebuah alat yang dapat kan media buah kakao, pembelajaran membebaskan kamu dari udara panas dalam suatu ruangan. menjadi bermakna dan siswa menemuKelompok ini menciptakan Kipas Angin. Baterai, dinamo, kan jumlah produktivitas kebun kakao kabel, saklar, bekas gelas plastik, sterafoam, isolasi Alat yang telah berhasil dirancang kemudian dipresentasikan di daerahnya. Kelompok Newton: Rancanglah alat yang dapat memcara kerjanya.
Hal 20
Siswa belajar langsung dari narasumber dan lahan pertanian. PAK SUAIB, petani jagung di Tamalatea, kabupaten Jeneponto, tampil di depan kelas dan di kebun menjelaskan siswa kelas VIII SMPN 4 Tamalatea tentang tatacara menanam jagung dengan benar. Hari itu, Pak Orban guru Bahasa Indonesia, sengaja melibatkan anggota masyarakat sebagai sumber belajar bagi siswa untuk mencapai Kompetensi Dasar: 4.3. Menulis
Inovasi Pendidikan diterbitkan oleh DBE3 dan didanai oleh USAID untuk mendokumentasikan dan menyebarkan inovasi serta praktik-praktik yang baik yang terkait dengan pendidikan dasar. Jika anda ingin berkontribusi, silakan kirim artikel berikut foto ke thutabarat@savechildren.org.