Você está na página 1de 9

Awal Munculnya Aliran dalam Syiah

Imam Ali As-Sajjad a.s. keempat kelompok minoritas Kaisaniyah menjadikan putra ketiga Imam Ali a.s. Muhammad bin Hanafiah sebagai imam keempat dan mereka meyakini bahwa ia adalah Imam Mahdi a.s. yang ghaib di gunung Ridhawi

Masa awal

Masa awal

Imam Baqir a.s., putra Imam Sajjad sebagai imam Syiah dan kelompok minoritas meyakini Zaid, putranya yang lain sebagai penggantinya. Kelompok ini akhirnya dikenal dengan nama Syiah Zaidiyah. Imam Jafar Ash-Shadiq a.s.Imam keenam Syiah. Dan setelah Imam Shadiq a.s. syahid, para pengikut Syiah terpecah menjadi lima golongan

5 golongan syiah pasca Imam Shadiq as


1.

2.

3.

4.

5.

Mayoritas pengikut Syiah yang meyakini Imam Musa Al-Kazhim a.s.( putranya )sebagai imam Syiah yang ketujuh. Kelompok kedua menjadikan putra sulungnya yang bernama Ismail sebagai imam Syiah yang ketujuh Syiah Ismailiyah. Kelompok ketiga menjadikan putranya yang bernama Abdullah Al-Afthah sebagai imam Syiah yang ketujuh Syiah Fathahiyah. Kelompok keempat menjadikan putranya yang bernama Muhammad sebagai imam Syiah yang ketujuh. Kelompok kelima menganggap bahwa Imam Shadiq a.s. adalah imam Syiah terakhir dan tidak ada

Setelah Imam Musa Al-Kazhim a.s. syahid, mayoritas pengikut Syiah meyakini Imam Ridha as. putranya sebagai imam Syiah yang kedelapan dan kelompok minoritas dari mereka mengingkari imamahnya dan menjadikan Imam Kazhim a.s. sebagai imam Syiah terakhir. Kelompok ini akhirnya dikenal dengan nama Syiah Waqifiyah

Semua kelompok dan aliran cabang di atas telah sirna dengan bergulirnya masa kecuali tiga aliran yang hingga sekarang masih memiliki pengikut yang tidak sedikit. Tiga aliran Syiah tersebut adalah Syiah Zaidiyah, Syiah Ismailiyah dan Syiah Imamiah Itsna Asyariyah.

Syiah Zaidiyah
Zaidiyah adalah para pengikut Zaid bin Ali As-

Sajjad a.s. Pada tahun 121H. Syiah Zaidiyah menggabungkan dua ajaran dalam mazhabnya. Dalam bidang ushuluddin ia menganut paham Mutazilah dan dalam bidang furuuddin ia menganut paham Hanafiah.

Syiah Ismailiyah
Ismailiyah diperoleh pengikut mazhab ini karena

penerimaan mereka atas keimaman Isma'il bin Ja'far sebagai penerus dari Jafar ash-Shidiq. Ajaran Ismailiyah, yang juga dikenal dengan nama mazhab Tujuh Imam, berkembang menjadi sistem kepercayaannya sekarang setelah Imam Muhammad bin Ismail meninggal; atau "menghilang" sebagaimana kepercayaan pengikut Ismailiyah. Ajaran Ismailiyah memiliki ciri penekanan pada aspek batiniah (esoterik) dari agama Islam. Ajaran Ismailiyah yang lebih menekankan kemistisan sifat sang Imam dan kemistisan jalan menuju Allah, dan ajaran Dua Belas Imam yang lebih menekankan pemahaman atas syariah dan sunnah dari Ahlul Bait.

Beberapa aliran Ismailiyah


Bathiniyah:Secara global, Ismailiyah memiliki

ajaran-ajaran filsafat yang mirip dengan filsafat para penyembah bintang dan dicampuri oleh ajaran irfan India. Nazzariyah dan Mustaliyah :adalah para pengikut Hasan Ash-Shabaah, Mustaliyah adalah para pengikut Mustali. Duruziyah: Pada mulanya Duruziyah adalah para pengikut setia para kahlifah dinasti Fathimiyah. Muqanniiyah: Pada mulanya Muqanniiyah adalah pengikut Atha` Al-Marvi yang lebih

Syiah Imamiah Itsna Asyariyah


Mayoritas Syiah adalah Syiah Imamiah

Itsna Asyariyah. Mazhab ini memisahkan diri dari mayoritas muslimin setelah Rasulullah SAW meniggal dunia dikarenakan dua faktor urgen yang tidak diindahkan oleh mayoritas muslimin kala itu. Dua faktor urgen tersebut adalah imamah (kepemimpinan) dan kewajiban untuk merujuk kepada Ahlul Bayt a.s. dalam segala bidang ilmu pengetahuan.

Doktrin utama
Dalam ajaran Islam aliran Syi'ah Itsna Asyariyyah, terdapat 10 rukun Islam [Sunni = 5 rukun], tapi mereka memiliki 5 Ushuluddin (rukun iman versi Sunni). Berikut ini adalah keyakinan-keyakinan para pengikut Itsna Asyariyyah dalam dua hal yaitu Ushuluddin (prinsip keyakinan) dan Furu' ad-Din (prinsip keagamaan) : Masalah ketauhidan Masalah keadilan Masalah kenabian Masalah imamah

Você também pode gostar