Você está na página 1de 12

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan

rahmat dan karunia yang telah diberikanNya penulis dapat menyelesaikannya makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pemberian Obat tetes Hidung. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan makalah ini, tidak lepas dari bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Manajemen Keperawatan kami serta teman teman yang telah memberikan motivasi dan juga bimbingan kepada penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah inoleh karena itu, penulis mengi masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan pelajaran penulis. Penulis ucapkan terima kasih semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Sumbawa, 12 Mei 2012

Penulis

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hidung merupakan organ yang sangat penting selain dari seluruh organ tubuh kita. Hidung merupakan jalan utama dari masuknya udara yang nantinya akan sangan kita butuhkan dalam proses metabolisme tubuh kita. Apabila hidung kita bermaslah otomatis organ organ yang lain juga bermasalah. Untuk itu sebisanya kita harus menjaga hidung kita dari masalah masalah yang mungkin akan menyebabkan kefatalan bagi tubuh kita. Apabila kita menemukan masalah pada hidung kita atau bahkan sampai mendapatkan terapi maka salah satu terapinya adalah obat tetes hidung yang dimana mungkin dapat membantu mengatasi maslah hidung kita. Seperti yang kita ketahui, hidung kita sangat sensitive terhadap udara yang akan masuk ke dalam saluran pernafasan. Apabila hidung menemukan benda asing, maka akan dikompensasi dengan salah satu tindakan yang disebut dengan bersin. Apabila hidung kita bermasalah, otomatis benda benda asing tidak akan ikut tersaring dan selanjutnya akan menyebabkan kefatalan pada organ pernafasan yang lain. Untuk itu kita perlu melakukan suatu tindakan pemberian tetes hidung untuk mengatasi dan mewaspadai ketidak inginnya kita dalam penyakit hidung itu sendiri. TUJUAN a. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi hidung b. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan obat hidung c. Untuk mengetahui apa apa saja yang perlu diperhatikan pada pemberian tetes hidung d. Untuk mengetahui bagaimana prosedur yang baik dalam melakukan tetes hidung sesuai dengan ketentuan ketentuan secara profesionalitasnya.

1.2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 KONSEP TEORI A. Anatomi fisiologi hidung Hidung merupakan saluran udara yang pertama mempunyai dua lubang atau kavum nasi dipisahkan oleh sekat hidung atau septum nasi. Didalamnya, terdapat bulu bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran kotoran yang masuk kedalam lubang hidung. Bagian luar hidung terdiri dari kulit. Lapisan tengah terdiri dari otot otot dan tulang rawan. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat lipat yang dinamakan kerang hidung atau konka nasalis yang berjumlah tiga buah yaitu konka nasalis inferior, media, dan superior. Diantara konka konka terdapat tiga buah lekukan, yaitu meatus superior, medialis dan inferior. Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rawan atas, keatas hidung berhubungan dengan beberapa rongga rahang atas, sinus frontalis, pada rongga tulang dahi, sinus spenoidalis, pada rongga tulang baji dan sinus etmoidalis pada sinus rongga tapis. Fungsi hidung terdiri dari : 1. Bekerja sebagai saluran udara pernafasan 2. Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu bulu hidung 3. Sebagai udara pernafasan yang dilakukan oleh mukosa 4. Membunuh kuman kuman yang masuk bersama sama udara pernafasan yang dilakukan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir atau mukosa hidung. Proetz dan yang lain yang ahli dalam bidang fisiologi hidung menyatakan bahwa semua infeksi pada rongga hidung bagaimana pun sumber nya hanya satu yaitu kegagalan sistem penyaringan dari hidung itu sendiri . Dia menekankan sekali lagi bahwa kelembaban ( moisture ) memegang peranan utama dalam mekanisme pertahanan hidung yaitu gerakan cilia yang bergerak secara bertahap mendorong semua yang lengket pada mucus dari arah belakang kedepan lubang hidung tertutup dengan membran mucus respiratori. Epitel bagian respiratori terdiri dari sel silia yang diantaranya ada sel sel goblet. Sel sel goblet merupakan kelenjar mucus dan setiap kelenjar ini mukusnya secara teratur didorong keluar oleh aksi cambukan cilia. Dibagian bawah mucus tersebut terjalin jaringan pembuluh darah vena mengatur peredaraan darah hidung.

Obat hidung biasanya diberikan dengan 4 cara : 1. Yang biasanya adalah dengan meneteskan pada bagian tiap lubang hidung dengan menggunakan pipet hidung. 2. Dengan cara disemprot, alatnya ada yang jelas untuk mendapatkan hasil semprotan beruba kabut ( atomizer ) ada juga yang agak halus ( neulizer ) artinya lebih halus dari atomizer. 3. Dengan cara mencucikan alat nasal douche 4. Dapat juga dengan cara inheler, diisap isap B. Obat tetes Obat tetes adalah obat yang umumnya berbentuk cair. diapotik atau toko toko obat, obat tetes mudah ditemui. Contohnya obat tetes mata dan obat tetes hidung. C. Obat tetes hidung ( guttae nasal ) Obat tetes hidung adalah obat berbentuk cairan yang digunakan dengan cara meneteskan kedalam rongga hidung menggunakan pipet penetes. Setiap obat tetes hidung hanya boleh digunakan untuk satu orang saja. Jika digunakan oleh beberapa orang, khwatirkan dapat menularkan penyakit. Cara meneteskan obat kedalam hidung perlu hati hati agar tidak mengalir keluar atau tertelan. Jumlah tetesan yang diberikan juga harus tepat. Jangan menyentuhkan obat tetes ke hidung untuk menghindari berpindahnya bakteri ke obat. Perlu diperhatikan, obat tetes hidung sebaiknya tidak menggunakan parafin karena dapat merusak paru - paru. D. Absorbsi obat Absorbsi obat lewat mucus hdung terkadang baik atau lebih baik dari oral. Rute intranasal nampaknya ideal karena menghasilkan efek langsung ke vascular dan mudah pemberiannya. Namun demikian cara ini jarang dijumpai sehari hari. Tonndrof dan pembantunya mengkaji absorbsi hiosin dan atropin dari selaput lender manusia. Mereka mengevaluasi dengan cara mengamati hambatan produksi saliva sebagai cara untuk menguji absorbsi obat. Penemuan mereka didemonstrasikan sebagai pemberian obat melalui hidung. Injeksi subkutan memberikan respon paling cepat dan tetes hidung menyusul sesudahnya. Pemberian hiosin dalam bentuk semprotan ( spray ) responnya tidak sebaik respon hidung. Akan tetapi apabila 0,01 % Na-Lauril sulfat ditambahkan pada tempat absorbsi obat, maka responnya akan sebaik respon tetes hidung.

E. Hal hal yang perlu diperhatikan Obat tetes hidung harus isoosmotik dengan sekret hidung atau isoosmotik dengan cairan tubuh lainnya yaitu sama dengan larutan NaCl 0,9 %. Pengisotonisan ini perlu agar tidak mengganggu fungsi rambut getar, epitel. Sedikit hipertoni masih diperkenankan sebagai bahan pengidotoni digunakan NaCl atau glukosa. Tetes hidung harus steril dan untuk menjaga agar obat terhindar dari kontaminasi, maka penambahan preservatif juga dilakukan misalnya dengan nipagin atau nipasol kombinasi keduanya. Nipagin dipakai 0,04 0,01 % ; sedangkan campurannya dapat dibuat dengan kombinasi Nipagin ( 0,026 % ) + (0,014 % ) Secara umum untuk obat ( tetes ) hidung harus diperhatikan : a) Sebaiknya digunakan pelarut air b) Jangan menggunakan obat yang cendrung akan mengerem fungsi rambut getar epitel c) pH larutan sebaiknya diatur sekitar 5,5-6,5 danagar pH tersebut stabil hendaknya ditambahkan dapar (buffer ) d) Usahakan agar larutan isotoni e) Agar supaya obat dapat tinggal lama dalam rongga hidung dapat diusahakan penambahan bahan yang menaikkan viskositasnya agar mendekati secret lendir hidung f) Hendaknya hindari larutan obat ( tetes ) hidung yang bereaksi alkali g) Penting untuk diketahuai jangan sampai bayi diberi tetes hidung yang mengandung mentol, karena dapat menyebabkan karam (kejang) pada jalan pernafasan. h) Harus tetap stabil selama dalam pemakaian pasien i) Harus mengandung anti bakteri untuk mereduksi pertumbuhan bakteri selama dan pada saat obatditeteskan. F. Prinsip 5 benar pemberian obat 1) Benar Obat 2) Benar Nama Nasien 3) Benar Dosis 4) Benar Waktu 5) Benar Rute G. Komplikasi Perlu dipertimbangkan akibat absrobsi juga dapat terjadi di efek sistemik, misalnya kenaikan tekanan darah dan takikardia pada bayi yang memakai tetes hidung yang mengandung alfa-simpatomimetik.

2.2

PROSEDUR PELAKSANAAN MEMBERIKAN TETESAN HIDUNG A. Pengertian Memberikan tetes obat melalui hidung B. Tujuan - Mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung - Mengobati infeksi pada rongga hidung dabn sinus C. Indikasi - Pasien yang mengalami infeksi / peradangan pada hidung - Pasien yang sesak nafas karena adanya sekresi pada sinus nasalis D. Alat dan bahan a. Obat yang disiapkan dengan alat tetes yang bersih b. Kartu, format, atau huruf cetak nama obat c. Tisu wajah d. Bantal kecil (bila perlu) e. Kain lap (bila perlu) f. Sarung tangan steril E. Cara kerja 1. Periksa program obat dari dokter, meliputi nama klien, nama obat, konsentrasi larutan, jumlah tetesan, dan waktu pemberian obat. R/ : Memastikan pemberian obat yang aman dan tepat 2. Merujuk pada catatan medis untuk menentukan sinus mana yang perlu diobati R/ : Akan mempengaruhi posisi yang akan klien ambil selama obat dimasukan 3. Cuci tangan R/ : Mengurangi penularan infeksi 4. Siapkan peralatan dan bahan R/ : Mempermudah dalam melakukan aktivitas dalam proses pemberian 5. Priksa identifikasi klien dengan membaca gelang identifikasi dan menanyakan nama klien R/ : Memastikan klien yang menerima obat benar 6. Kenakan sarung tangan , inspeksi kondisi hidung dan sinus. Palpasi adanya nyeri tekanan pada sinus. R/ : Temuan yang menjadi dasar untuk memantau efek obat. Rabas akan menggangu absorbsi obat 7. Jelaskan prosedur tentang pengaturan posisi dan sensasi yang akn timbul, misalnya rasa terbakar atau tersengat pada mukosa atau sensasi tersedak ketika obat menetes kedalam tenggorokan R/ : Memantau mengurangi kecemasan 8. Atur suplai dan obat disisi tempat tidur R/ : Memastikan prosedur berlangsung lancar dan teratur 5

9. Instruksikan klien untuk menghembuskan udara, kecuali dikontraindikasikan (mis. Resiko-peningkatan tekanan intrakranial atau hidung berdarah) R/ : Mengeluarkan mucus dan sekresi yang dapat menghambat distribusi obat 10. Memberi obat tetes hidung a. Bantu klien gambil posisi terlentang R/: Posisi ini memberi akses ke seluruh tubuh b. Atur posisi kepala yang tepat 1. Faring posterior-tekuk kepala ke belakang. 2. Sinus ethmoid atau sfenoid-tekuk kepala kebelakang diatas pinggiran tempat tidur atau tempatkan bantal dibawah bahu dan tekuk kepala ke belakang. 3. Sinus frontal dan maksilaris-tekuk kepala ke belakang diatas pinggiran tempat tidur atau kepala ditengokkan ke sisi yang akan diobati. Sangga kepala klien dengan tangan tidak dominan. R/: Posisi ini memungkinkan obat mengalir ke sinus yang terganggu c. Intruksikan klien untuk bernafas melalui mulut. R/: Mengurangi peluang tetesan nasal teraspirasi kedalam trachea dan paru paru. d. Pegang alat tetes 1 cm diatas nares dan masukan jumlah tetesan yang instruksikan melalui garis tengah tulang ethmoid. R/: Mencegah kontaminasi alat tetes. Memasukkan obat ke tulang ethmoid memfasilitasi distribusi obat ke mukosa hidung. e. Minta klien berbaring terlentang selama 5 menit. R/: Mencegah kehilangan obat sebelum waktunya melalui nares. f. Tawarkan tisu wajah untuk mengeringkan hidung yang berair (ingusan), tetapi peringatkan klien untuk tidak menghembuskan nafas dari hidung selama beberapa menit. R/: Memungkinkan jumlah obat yang diabsorbsi maksimal. g. Bantu klien mengambil posisi yang nyaman setelah obat diabsorbsi. h. Lepas sarung tangan dan buang suplai yang kotor dalam wadah yang tepat. i. Cuci tangan j. Catat pemberian obat, termasuk nama obat, jumlah tetesan, lubang hidung yang di masukkan obat dan waktu pemberian obat. k. Observasi adanya efek samping pada klien selama 15 30 menit setelah diberikan obat.

CEK LIST PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG


NAMA NIM :.. :.. ASPEK YANG DINILAI Definisi : Memberikan tetes obat melalui hidung Tujuan : - Mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung - Mengobati infeksi pada rongga hidung dabn sinus Indikasi : - Pasien yang mengalami infeksi / peradangan pada hidung - Pasien yang sesak nafas karena adanya sekresi pada sinus nasalis Persiapan alat dan bahan : a. Obat yang disiapkan dengan alat tetes yang bersih b. Kartu, format, atau huruf cetak nama obat c. Tisu wajah d. Bantal kecil (bila perlu) e. Kain lap (bila perlu) f. Sarung tangan steril Tahap pre interaksi : 1. Periksa program obat dari dokter, meliputi nama klien, nama obat, konsentrasi larutan, jumlah tetesan, dan waktu pemberian obat. 2. Merujuk pada catatan medis untuk menentukan sinus mana yang perlu diobati 3. Cuci tangan 4. Siapkan peralatan dan bahan Tahap orientasi : 1. Memberi salam, periksa identitas klien dengan membaca gelang identifikasi dan menanyakan nama klien. 2. Memperkenalkan nama perawat. 3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga. 4. Menanyakan kesiapan dan persetujuan pasien sebelum tindakan. 5. Memposisikan pasien senyaman mungkin. 6. Menjelaskan tentang kerahasiaan. NILAI II

III

Tahap kerja : 1. Kenakan sarung tangan , inspeksi kondisi hidung dan sinus. Palpasi adanya nyeri tekanan pada sinus. 2. Jelaskan prosedur tentang pengaturan posisi dan sensasi yang akn timbul, misalnya rasa terbakar atau tersengat pada mukosa atau sensasi tersedak ketika obat menetes kedalam tenggorokan. 3. Atur suplai dan obat disisi tempat tidur. 4. Instruksikan klien untuk menghembuskan udara, kecuali dikontraindikasikan (mis. Resiko-peningkatan tekanan intrakranial atau hidung berdarah). 5. Memberi obat tetes hidung a. Bantu klien gambil posisi terlentang b. Atur posisi kepala yang tepat 1. Faring posterior-tekuk kepala ke belakang. 2.Sinus ethmoid atau sfenoid-tekuk kepala ke belakang diatas pinggiran tempat tidur atau tempatkan bantal dibawah bahu dan tekuk kepala ke belakang. 3. Sinus frontal dan maksilaris-tekuk kepala ke belakang diatas pinggiran tempat tidur atau kepala ditengokkan ke sisi yang akan diobati. Sangga kepala klien dengan tangan tidak dominan. c. Intruksikan klien untuk bernafas melalui mulut. d. Pegang alat tetes 1 cm diatas nares dan masukan jumlah tetesan yang instruksikan melalui garis tengah tulang ethmoid. e. Minta klien berbaring terlentang selama 5 menit. f. Tawarkan tisu wajah untuk mengeringkan hidung yang berair (ingusan), tetapi peringatkan klien untuk tidak menghembuskan nafas dari hidung selama beberapa menit. g. Bantu klien mengambil posisi yang nyaman setelah obat diabsorbsi. h. Lepas sarung tangan dan buang suplai yang kotor dalam wadah yang tepat. i. Cuci tangan Catatan : Observasi adanya efek samping pada klien selama 15 30 menit setelah diberikan obat. Tahap terminasi : 1. Menanyakan pada pasien apa yang di rasakan setelah dilakukan tindakan. 2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan 3. Melakukan kontak waktu selanjutnya. 4. Berikan reinforcement sesuai kemampuan pasien. 5. Berpamitan dengan pasien.

Tahap dokumentasi : Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan, catat pemberian obat, termasuk nama obat, jumlah tetesan, lubang hidung yang dimasukkan obat, dan waktu pemberian obat. TOTAL NILAI Keterangan : 0 = Tidak dikerjakan 1 = Dikerjakan tetapi tidak sempurna / tidak lengkap. 2 = Dikerjakan dengan lengkap.

Sumbawa, Penilai,

(..)

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG

Disusun oleh : Kelompok IV 1. SUSILAWATI 2. UMI FARIDAH 3. YANTI 4. YAYA MARWIYAH 5. YENI ETRI JAYANTI 6. YOSVITA SERAN 7. YULIANA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM PROGSUS PUSKESMAS DIII KEPERAWATAN KAB. SUMBAWA 2012

DAFTAR ISI

Halaman Judul i Kata Pengantar ii Daftar Isi .. iii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .... 1 1.2 Tujuan .. 1 BAB II : PEMBAHASAN 2.1 Konsep Teori ... 2 A. Anatomi Fisiologi Hidung...... 2 B. Obat Tetes Hidung............ 3 C. Absorbsi Obat... 3 D. Hal hal yang perlu diperhatikan saat pemberian obat tetes 4 E. Komplikasi.. 4 2.2 Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Tetes Hidung . 5 BAB III : PENUTUP 3.1 Kesimpulan..

Você também pode gostar