Você está na página 1de 2

El Grand Clasico

Semua orang mengenalnya, semua orang menyukainya, semua orang juga dapat menikmatinya, apalagi kalau bukan sepak bola. Olahraga yang dapat menyatukan semua orang, namun juga dapat mengakibatkan hal yang sebaliknya. Misalnya saja seperti pertandingan berjuluk El Clasico yang akan digelar pada minggu ini. Duel dua klub yang paling dinanti melebihi final piala dunia dan final liga champions, pertarungan yang mempertaruhkan harga diri antara dua rival abadi Real Madrid dan Barcelona yang akan dipertemukan di markas Real Madrid, Santiago Bernabeu. Rivalitas antara Barca dan Real juga kadang-kadang diidentikkan sebagai lawan posisi politik, dengan Real Madrid yang mewakili bangsa Spanyol dan Barcelona yang mewakili bangsa Catalan. Dimulai sejak awal dekade 30an saat publik Barcelona yang jenuh terhadap kecenderungan sentralisasi kota Madrid di era kediktatoran Franco. Barcelona saat itu seolah ingin membentuk sesuatu yang merupakan reputasi, identitas dan lambang kebanggaan Catalan. Barcelona saat itu lebih memihak kepada oposisi yang hampir mirip rezim fasis, dengan beberapa pemain Barcelona mendaftar pada oposisi tersebut di tahun 1934. Di saat mereka mulai membangun reputasi tersebut, pecahlah rivalitas keduanya tatkala Presiden Barcelona Josep Sunyol dibunuh oleh pasukan pengawal Franco saat mengunjungi Pasukan Republik di bagian utara kota Madrid. Perseteruan antara dua klub raksasa Spanyol ini kian meruncing di tahun-tahun berikutnya. Tidak hanya memperebutkan gelar juara di berbagai kompetisi, kedua klub juga acap kali berduel dalam perebutan pemain bintang. Bahkan, kepindahan seorang pemain untuk menyeberang ke klub yang notabene musuh abadi mereka, dianggap sebagai pengkhianatan. Sebut saja pemain yang difavoritkan oleh fans Blaugrana yang kala itu menjadi pangeran Catalan, Luis Figo. Entah apa yang ada di pikirannya, pada tahun 2000 tiba-tiba saja ia menandatangani transfernya ke Madrid yang pada saat itu sedang membangun proyek Los Galaticos. Kembali pada laga El Clasico akhir pekan ini, secara head to head Barcelona lebih diunggulkan. Terbukti dari lima pertemuan terakhir di ajang La Liga, Barca hanya sekali bermain imbang dan selebihnya berhasil memetik poin penuh atas Madrid. Kemenangan telak Barca terhadap Madrid terakhir kali diraih ketika menjamu Madrid di Camp Nou akhir november 2010 dengan skor akhir 5-0. Namun bukan "The Special One" namanya jika Jose Mourinho tidak memiliki taktik serta kecerdikan dalam meracik formasi di atas lapangan hijau. Pelatih yang baru saja dinobatkan sebagai "Rock Star of The Year" tahun ini oleh majalah ternama Rolling Stone edisi Spanyol, tentu saja akan menurunkan skuad terbaiknya untuk mengalahkan pasukan Pep Guardiola. Komposisi yang dimiliki kedua tim ini pun hampir sama hebatnya, mulai dari pelatih masingmasing tim yang menjadi calon peraih gelar pelatih terbaik 2011, hingga mega bintang dari kedua tim yaitu Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi ditambah jenderal tengah lapangan hijau timnas Spanyol dan Barca Xavi Hernandez yang semuanya masuk menjadi tiga kandidat terakhir untuk memperebutkan FIFA Ballon d'Or 2011. Tentu saja bagi CR7 dan Messi ini merupakan ajang untuk memperlihatkan speed, dribble, dan skill dalam memainkan bola serta menunjukkan siapa yang pantas untuk menjadi nomor satu diantara keduanya. Setiap orang boleh saja memprediksi hasil dari pertandingan yang akan digelar nanti. Namun,

bagaimanapun juga sepak bola tidak bisa dibawa ke dalam matematika yang dapat dihitung menggunakan rumus. Sepak bola adalah olahraga yang selalu menimbulkan hal-hal yang mengejutkan, baik dari hasil pertandingan hingga keputusan-keputusan kontroversial yang terjadi di tengah lapangan. Lagi-lagi segalanya bisa saja terjadi, sebab bola itu bundar. Biodata Nama : T. Nuzul Akbar Universitas : IT Telkom Alamat : Jl. Nuruddin Arraniri, Lr.D, Gg.Anggrek Kec.Langsa Baro, Kota Langsa No HP : 081269253164

Você também pode gostar