Você está na página 1de 8

Judul : Kaitan Produksi Dan Konsumsi Rumah tangga Tani Pada Sistem Tata Air Garpu Di Lahan Pasang

Surut Kecamatan Barambai Kabupaten Barito Kuala ABSTRAK Penelitian ini mempergunakan teori rumahtangga tani (agricultural household models). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis produksi dan produktivitas usahatani serta tenaga kerja keluarga, sumber-sumber pendapatan dan kontribusinya pada total pendapatan rumahtangga tani, pengalokasian pendapatan, pola konsumsi rumahtangga tani, dan melihat kaitan serta pengaruh produksi pada konsumsi rumahtangga tani. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive di tata air Garpu Barambai. Sampel ditentukan secara acak sederhana berstrata (stratified random sampling) pada rumahtangga tani, dengan mengelompokkan rumahtangga tani berdasarkan tipologi luapan dari lahan usahataninya, yaitu rumahtangga tani di lahan terluapi (181 sampel) dan tidak terluapi (119 sampel). Analisis data dilakukan dengan tabulasi, uji beda dua ratarata, regresi berganda dengan metoda OLS, model heteroskedastis dan metoda persamaan simultan 2SLS. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1) Rata-rata produktivitas lahan yang diusahakan oleh rumahtangga tani di lahan terluapi lebih tinggi dibandingkan rumahtangga tani di lahan tidak terluapi, (2) pada usahatani di lahan terluapi penggunaan input produksi berupa lahan, tenaga kerja keluarga, benih, pupuk Urea dan TSP serta suku kepala keluarga berpengaruh positif sedangkan pupuk KCl berpengaruh negatif pada produksi padi, (3) pada usahatani di lahan tidak terluapi penggunaan input produksi berupa lahan, benih, pupuk Urea, kapur pertanian berpengaruh positif sedangkan pupuk KCl dan pestisida berpengaruh negatif pada produksi padi, (4) secara keseluruhan pada usahatani di lahan pasang surut penggunaan input produksi berupa lahan, tenaga kerja keluarga, benih, pupuk Urea, kapur pertanian, suku kepala keluarga, cara membuat tabatan dan tipologi luapan lahan berpengaruh positif sedangkan pestisida berpengaruh negatif pada produksi padi, (5) persentase terbesar sumber pendapatan rumahtangga tani pada kedua kelompok rumahtangga tani berasal dari pendapatan off farm, (6) persentase terbesar dari pengalokasian pendapatan rumahtangga tani di kedua tipologi luapan

adalah untuk konsumsi pangan, (7) pengeluaran konsumsi non pangan rumahtangga tani di lahan pasang surut dipengaruhi oleh pendapatan rumahtangga tani dari kegiatan off farm dan jumlah tanggungan, (8) keputusan produksi mempengaruhi keputusan konsumsi rumahtangga tani di lahan pasang surut melalui produksi pendapatan dari kegiatan off farm. Disarankan adanya upaya mendorong petani untuk : memperbaiki teknik budidaya sehubungan dengan penggunaan input produksi, penggunaan dan pemeliharaan tabatan. Perlu kebijakan pengembangan lapangan pekerjaan yang dapat melibatkan anggota rumahtangga tani serta kegiatan yang meningkatkan pemanfaatan pekarangan serta program bantuan pengadaan bibit ternak dan penyediaan air bersih. Penelitian ini merupakan satu langkah dalam upaya menjelaskan keadaan rumahtangga tani di lahan pasang surut khususnya dengan mempergunakan sistem tata air garpu. Penting untuk mempertimbangkan mempergunakan variabel harga dan variabel demografi lainnya pada penelitian yang akan datang agar diperoleh model rumahtangga tani yang lebih sesuai dan mendekati keadaan sebenarnya dari rumahtangga tani di lahan pasang surut. X Kata kunci : Usaha tani, Pendapatan Rumah Tangga, Sistem Tata Air Garpu

Judul : Efektifitas sistem drainasi pasang surut Kota Pontianak Propinsi Kalimantan Barat ABSTRAK Kota Pontianak bagian selatan terletak pada dataran rendah dan dipengaruhi oleh pasang surut. Data curah hujan tertinggi dalam kurun waktu 1956 - 1999 pada Stasiun Supadio adalah 341 mm. Data pengukuran pasang surut dengan kurun waktu 19881992 di Stasiun Jungkat menyebutkan bahwa pasang tertinggi berada pada elevasi +1.437m dan surut terendah 0,263m, dan data pengukuran langsung yang dilakukan PT. Barunadri Engineering Consultant pada 31 Agustus 1993 sampai dengan 2 September 1993 menyebutkan bahwa pasang tertinggi berada pada elevasi +0,213m dan surut terendah -1,145m, sedangkan elevasi tebing saluran/sungai berkisar antara 0,224m sampai +1,959m. Dari kondisi ini maka bila saat hujan dengan intensitas tinggi di musim hujan yang terjadi bersamaan dengan periode pasang maksimum akan menyebabkan genangan pada sebagian besar Kota Pontianak bagian selatan. Untuk mengetahui kemampuan saluran dalam membuang kelebihan air hujan bila terjadi pasang maksimum dan hujan dengan intensitas tinggi maka dilakukan penelitian dengan menggunakan simulasi. Simulasi untuk menghitung tinggi muka air, debit dan kecepatan aliran menggunakan model matematika aliran tidak permanen satu dimensi Duflow dengan 2 alternatif perhitungan. Kondisi batas pada Alternatif 1 adalah pasang surut rancangan maksimum dan hujan rancangan dengan kala ulang 5 tahun sedangkan untuk Alternatif 2 adalah pasang surut pengukuran yang dilakukan oleh PT. Barunadri Engineering Consultant dan hujan rancangan dengan kala ulang 5 tahun. Hasil penelitian efektifitas ini dengan indikator tinggi air diatas elevasi tebing, durasi limpasan, luasan limpasan dan frekuensi terjadinya limpasan pertahun menunjukkan bahwa pada Alternatif 1 saluran yang cukup efektif adalah Sungai Landak dan saluran yang kurang efektif yaitu Parit Sungai Jawi. Sedangkan pada Alternatif 2 saluran yang cukup efektif adalah Parit Besar dan saluran yang kurang efektif yaitu Parit Sungai Jawi. Hasil-hasil yang cukup mencolok dari kedua alternatif simulasi disebabkan oleh data pasang surut yang cukup besar

perbedaannya. Untuk itu diperlukan pengkajian ulang terhadap data-data yang digunakan pada penelitian ini. Kata kunci : Hidrologi ,Drainase pasang surut

Judul : Analisa Hasil Pengamatan Pasang Surut Air Laut Metode Langsung Dan Tidak Langsung

ABSTRAK
Pengamatan pasut terdiri dari dua metode, yaitu pengamatan secara langsung dan pengamatan secara tidak langsung. Pengamatan secara langsung dilakukan dengan membaca skala pada rambu pasut. Pengamatan tidak langsung dilaksanakan dengan menggunakan alat automatic tide gauge. Dalam penelitian ini, data pengamatan yang digunakan adalah data perairan Sabang bulan Juli 2007. Sedangkan metode perhitungan komponen pasut yang digunakan adalah metode admiralty dan least square. Nilai signifikansi perbedaan antara data pengamatan langsung dan tidak langsung akan diuji secara statistik menggunakan t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai komponen pasut semi diurnal (M2 dan S2) lebih dominan dibandingkan dengan komponen pasut yang lain. Nilai amplitudo M2 dan S2 terbesar senilai 54,3 cm dan 32,4 cm serta nilai fase 296 dan 351 yang berasal dari data pengamatan tidak langsung menggunakan metode admiralty. Perairan Sabang memiliki tipe pasut ganda, dengan nilai F sebesar 0,15 dari pengolahan admiralty dan 0,16 dari pengolahan least square. Koefisien korelasi antar komponen pasut terbesar terjadi pada K1-O1 dengan nilai 0,005118 untuk data dari pengamatan tidak langsung dan langsung, sedangkan koefisien korelasi terkecil terjadi pada K1-MS4 sebesar 0,000002 untuk pengamatan langsung dan tidak langsung.

Kata kunci : Pengamatan pasut metode langsung dan tidak langsung; uji statistik; koefisien korelasi

Judul : Metode Pengukuran Energi Gelombang Pasang Surut Berdasarkan Rekaman Citra Timelapsed Permukaan Fluida ABSTRAK Metode pengukuran energi gelombang pasang surut berdasarkan rekaman citra timelapsed permukaan fluida telah dilakukan. Eksperimen simulasi gelombang pasang surut dihasilkan dari pengaturan pompa air yang dikontrol oleh solenoid valve menuju suatu pipa pengamatan. Air yang dilewatkan pada pipa transparan sebagai permukaan fluida menggambarkan gelombang pasang surut yang dapat diamati menggunakan CCD kamera. Frekuensi gelombang pasang surut dihasilkan dari bukatutup frekuensi solenoid valve karena frekuensi buka tutup solenoid valve beroperasi maka pasang surut berubah sebagai fungsi waktu dan bisa diamati menggunakan metode perekaman citra timelapsed. Persamaan pasang surut dikembangkan berdasarkan perekaman citra. Persamaan ini diperoleh dari hasil menggunakan persamaan lagrange. Hasil simulasi mendekati hasil dari perhitungan menggunakan persamaan lagrange. Hasil eksperimen menunjukan sifat kuantitas fisika seperti periode osilasi, frekuensi, amplitudo, dan kecepatan gelombang dapat dihitung besar energi pasang surut. Energi gelombang pasang surut permukaan fluida sebagai variasi frekuensi solenoid valve sebesar 4 Hz, 2 Hz dan 0,67 Hz berturut-turut dihasilkan energi gelombang sebesar 3,25x10-2 joule, 15,33x10-2 joule dan 198,24x10-2 joule. Dengan asumsi frekuensi gelombang datang sesuai dengan frekuensi buka-tutup solenoid valve, maka frekuensi pasang surut mempengaruhi energi gelombang pasang surut yang dihasilkan. sehingga kesimpulannya bahwa frekuensi gelombang pasang surut mempengaruhi hasil energinya.Semakin kecil frekuensinya semakin besar energi gelombang yang dihasilkan pada permukaan fluida. Kata kunci: energi gelombang, pasang surut fluida, perekaman timeplased.

Judul :

Studi Pembuatan Software Hitungan Pasang Surut Admiralty ABSTRAK

Dengan Metode

Pelabuhan Indonesia merupakan lembaga pemerintahan yang dituntut mampu menyelesaikan masalah pendangkalan yang terjadi di area pelabuhan dengan melakukan pengerukan setelah diadakan survei hidrografi yang terdiri atas berbagai kegiatan, salah satu kegiatannya adalah pengamatan pasang surut. Proses pengolahan data pasang surut memerlukan waktu lama jika dilakukan dengan cara manual. Dalam penelitian ini telah dibuat sebuah software yang dapat digunakan untuk pengolahan data pengamatan pasang surut menggunakan metode admiralty dengan Borland Delphi sebagai bahasa program. Dalam pengerjaanya software ini dibandingkan dengan hitungan excel dengan ketelitian tinggi (7 angka di belakang koma) dan ketelitian rendah (2 angka dibelakang koma), serta dilakukan uji statistik. Hasil analisa penelitian ini adalah membandingan antara konstanta pasang surut hasil hitungan software dan hitungan excel (ketelitian tinggi) memiliki selisih = 0 untuk setiap komponen, sedangkan perbandingan dengan hitungan excel (ketelitian rendah) memiliki selisih < 1 cm. Uji statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil hitungan menggunakan software benar untuk tingkat signifikasi 5% dan 2%. Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa software hitungan pasang surut yang dilengkapi dengan fasilitas pembacaan data input dari file, penyimpanan data input, proses hitungan 15 dan 29 piantan menggunakan metode admiralty, dan proses print.

Kata kunci : Pasang surut, Metode Admiralty, Borland Delphi, Excel.

Judul : Kajian pola tata air pengembangan reklamasi rawa pasang surut di delta Telang I Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan ABSTRAK Pada daerah pengembangan lahan rawa pasang surut guna kepentingan pertanian, pola pengelolaan tata air merupakan salah satu yang menentukan keberhasilan produksi. Proses pemberian dan pembuangan air di daerah tersebut sangat dipengaruhi oleh elevasi lahan dan gerakan pasang surut di saluran. Keadaan hidrotopografi lahan mempengaruhi terjadinya penggenangan di musim hujan atau kekeringan di musim kemarau. Kasus pengelolaan tata air di lahan rawa pasang surut yang menarik untuk dipelajari adalah kasus di Unit Telang I Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Aliran air di saluran dipengaruhi oleh gerakan pasang surut yang sangat dinamis (unsteady flow). Kapasitas saluran untuk membuang dan memberi air tergantung pada kecepatan aliran yang sangat ditentukan oleh perubahan elevasi muka air pada saat pasang atau saat surut. Untuk mengetahui kemampuan saluran membuang dan memberi air tersebut dilakukan evaluasi tata air dengan model matematika aliran tidak permanen satu dimensi DUFLOW. Hasil simulasi menyatakan bahwa pada saat musim kemarau, hanya 476,66 ha (72,22%) dari 660 ha, yang dapat diairi dengan air pasang. Kapasitas saluran yang ada dapat membuang kelebihan air hujan pada saat terjadi pasang maksimum dan hujan maksimum. Kata kunci : Reklamasi Rawa Pasang Surut, Pola Tata Air

Você também pode gostar