Você está na página 1de 27

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KONSEP HASIL PEMERIKSAAN ATAS PROYEK PENGEMBANGAN FASILITAS KESELAMATAN PENERBANGAN/ SATKER PENGEMBANGAN KESELAMATAN PENERBANGAN PUSAT JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2004 DAN 2005 PADA DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI JAKARTA

Nomor

Tanggal : ...

DAFTAR ISI Halaman Resume Hasil Pemeriksaan .. HASIL PEMERIKSAAN . I. Gambaran Umum . 1. Tujuan Pemeriksaan ... 2. Sasaran Pemeriksaan .... 3. Metode Pemeriksaan .. 4. Jangka Waktu Pemeriksaan .. 5. Obyek Pemeriksaan II. Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern 1. Organisasi 2. Kebijaksanaan . 3. Prosedur .. 4. Personalia 5. Perencanaan 6. Pembukuan .. 7. Pelaporan . 8. Pengawasan Intern . III. IV. Hasil Pemeriksaan Tindak Lanjut Temuan Pemeriksaan atas Proyek/Satker Pengembangan 1 5 5 5 5 6 6 6 9 9 10 10 11 11 11 11 11 12 12 12

LLASDP Sultra beserta Bagian Proyek . 1. Kontrak pembangunan kapal penyeberangan type Ro-Ro 300 GRT lintas Lasusua-Siwa Sulawesi Tenggara mengalami keterlambatan dan belum diasuransikan 2. Terdapat pengeluaran biaya yang tidak perlu dalam 18 pekerjaan pembangunan dermaga penyeberangan Kamaru sebesar Rp18.660.000,00 .

Resume Hasil Pemeriksaan Berdasarkan ketentuan Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pasal 2 Undang-Undang No. 5 Tahun 1973, Badan Pemeriksa Keuangan telah memeriksa Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan dan Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta TA. 2004 dan 2005 pada Ditjen Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan di Jakarta. Audit atas pelaksanaan anggaran tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI pada Tahun 1995. Tanpa mengurangi keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan yang telah dicapai, hasil pemeriksaan menunjukkan beberapa kelemahan, yaitu :

1. Belum memadainya Sistem Pengendalian Intern (SPI) dalam pelaksanaan


kegiatan Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan dan Satker Pengembangan Keselamatan Keselamatan Penerbangan pada Pusat Jakarta pada dan Direktorat Penerbangan, unsur pengawasan

pengendalian terutama terkait dengan lemahnya pengawasan dan pengendalian Pimpro/Ka. Satker terhadap Panitia Lelang dan Tim Pemeriksa/Penerima barang, hal ini terbukti: d. Panitia Lelang kurang memahami secara teknis pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; e. Tim Pemeriksa/Penerima barang tidak cermat dalam melaksanakan tugasnya. 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan hal-hal sebagai berikut :

a. Penilaian biaya langsung personil tenaga ahli untuk 2 (dua) kontrak


sebesar Rp228.550.000,00 tidak sesuai ketentuan Dalam harga 2 (dua) paket kontrak pekerjaan konsultan terdapat item Biaya Langsung Personil (BLP) konsultan senilai Rp228.550.000,00. Konsultan dalam perhitungan BLP tersebut tidak melampirkan slip gaji/bukti daftar gaji dan/atau bukti setor/pembayaran pajak PPh Pasal 21 dari masing-masing Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Keppres No. 80/2003, Lampiran I Bab II.B1.p dan SEB Depkeu dan Bappenas No. SE-38/A/2000 dan 1203/D.II/03/2000. Akibatnya, tidak ada standar harga yang dapat digunakan untuk menilai kebenaran penetapan Biaya Langsung Personil (BLP) senilai Rp228.550.000,00. Hal ini disebabkan Panitia Lelang tidak cermat dalam menilai penawaran (biaya langsung personil) dan tidak mentaati ketentuan yang berlaku. BPK-RI menyarankan agar Menteri Perhubungan menginstruksikan Dirjen Perhubungan Udara untuk :

1). Memberikan teguran tertulis kepada Pimpro dan Panitia Lelang yang
tidak melaksanakan tugasnya dengan baik,

2). Memerintahkan Pimpro melakukan perhitungan Biaya Langsung Personil


kembali berdasarkan data dukung sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan apabila terdapat selisih lebih maka kelebihan perhitungan pembayaran kepada Konsultan segera ditarik dan disetorkan ke Kas Negara serta bukti setor disampaikan ke BPK-RI.

b. Terdapat kelebihan pembayaran pada pekerjaan penterjemahan dan


pencetakan peraturan-peraturan keselamatan penerbangan dan pekerjaan penerbitan dan pendistribusian AIP Amandement Vol I, II, III sebesar Rp14.746.000,00

1). Pada pekerjaan penterjemahan dan pencetakan peraturan-peraturan


keselamatan penerbangan terdapat kekurangan volume fisik pekerjaan sebesar Rp3.576.000,00.

2). Pada pekerjaan penerbitan dan pendistribusian AIP amandement Vol I, II,
III terdapat empat item pekerjaan dilaksanakan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, sehingga terdapat selisih lebih bayar sebesar Rp11.170.000,00. Hal tersebut tidak sesuai dengan Keppres No. 80 tahun 2003 Pasal 5 dan 13.

Akibatnya kelebihan pembayaran sebesar Rp14.746.000,00 yang disebabkan Panitia Penunjukkan Langsung tidak cermat dalam menentukan volume pekerjaan dalam HPS/OE dan Panitia Penerima Barang tidak cermat dalam melaksanakan tugasnya. BPK-RI menyarankan agar Menteri Perhubungan menginstruksikan Dirjen Perhubungan Udara untuk: 1). Memberikan teguran tertulis kepada Pimpro, Panitia Penunjukan Langsung dan Panitia Penerima Barang yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, 2). Memerintahkan Pimpro untuk menarik kelebihan pembayaran kepada Kontraktor dan segera menyetorkannya ke Kas Negara serta bukti setor disampaikan ke BPK-RI.

c. Terdapat pemborosan keuangan negara sebesar Rp18.756.000,00 pada


pekerjaan penerbitan dan pendistribusian AIP Amandement Vol I, II, III Dalam kontrak pekerjaan penerbitan dan pendistribusian AIP amandement Vol I, II, III, terdapat 5 item pekerjaan pencetakan ukuran 21x16 cm senilai Rp27.082.000,00. Biaya pencetakan dikalkulasikan berdasarkan jumlah lembar yang akan dicetak tanpa memperhatikan ukuran yang akan dicetak dan biaya pencetakan ukuran 21x16 cm dihitung dengan melakukan pencetakan satu per satu. Harga pasar pencetakan ukuran folio (21,5x33 cm) adalah Rp115,00 per lembar. Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003 Pasal 5. Sesuai dengan ketentuan diatas, biaya pencetakan ukuran 21x16 cm seharusnya dapat dihemat dengan melakukan pencetakan 2 lembar ukuran 21x16 cm secara bersamaan dengan menggunakan kertas ukuran folio (21,5x33 cm) sehingga harga satuan pencetakan per lembar ukuran 21x16 cm adalah kali harga pasar pencetakan ukuran folio. Akibatnya pemborosan keuangan negara sebesar Rp18.756.000,00 yang disebabkan Panitia Lelang kurang memahami secara teknis mengenai pekerjaan yang dilelangkan.

BPK-RI menyarankan agar Menteri Perhubungan menginstruksikan Dirjen Perhubungan Udara untuk memberikan teguran tertulis kepada Pimpro dan Panitia Lelang yang kurang cermat dalam melaksanakan tugasnya.

Penanggung Jawab,

Didi Budi Satrio,SH,MM NIP. 240001903

HASIL PEMERIKSAAN I. Gambaran Umum 1. Tujuan Pemeriksaan Untuk mengetahui dan menilai apakah : a. Informasi keuangan telah disajikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan; b. Proyek/Satker telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan keuangan; c. SPI entitas tersebut baik terhadap laporan keuangan maupun terhadap pengamanan atas kekayaan, telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai untuk mencapai tujuan pengendalian. 2. Sasaran Pemeriksaan Sasaran pemeriksaan atas Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta TA 2004 pada Ditjen Perhubungan Udara terdiri dari penyusunan rencana teknis (2 paket), pengadaan perlengkapan sarana gedung (1 paket), penyusunan naskah buku lainnya (1 paket), pembangunan fasilitas keselamatan penerbangan (1 paket), dan pengembangan sistem informasi (1 paket). Sedangkan untuk TA 2005 sasaran pemeriksaan atas Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta pada Ditjen Perhubungan Udara terdiri dari pengadaan buku lainnya (5 paket), penyusunan program dan perencana kerja/teknis/program (9 paket), penyusunan/perumusan sistem dan prosedur teknis (9 paket), eksposisi dan pemetaan visual (50 set), pertemuan/jamuan delegasi/misi/tamu, pembangunan fasilitas keselamatan penerbangan (6 paket), dan perawatan kendaraan khusus (12 unit). 3. Metode Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan secara uji petik meliputi :

a. Menguji dan menilai dokumen berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Proyek/Satker berupa belanja modal termasuk penatausahaan dan pertanggungjawabannya; b. Melakukan konfirmasi dengan pihak-pihak terkait untuk memperoleh masukan (data/ keterangan/pernyataan) yang diperlukan; c. Melakukan cek fisik hasil pengadaan barang/jasa. 4. Jangka Waktu Pemeriksaan Pemeriksaan dilaksanakan selama 25 (dua puluh lima) hari dari tanggal 30 Agustus s.d. 4 Oktober 2005) sesuai dengan Surat Tugas Nomor: 68/ST/IIIXI.2/08/2005 tanggal 11 Agustus 2005. 5. Obyek Pemeriksaan a. Kegiatan Obyek Pemeriksaan Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta TA 2004 dalam struktur APBN termasuk dalam Program Pengembangan Pelayanan Transportasi Udara sedangkan Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta TA 2005 dalam struktur APBN termasuk dalam Program Pemeliharaan, Rehabilitasi, Peningkatan dan Pembangunan Transportasi Udara. Kegiatan utama Proyek untuk TA 2004 antara lain penyusunan rencana teknis, pengadaan perlengkapan sarana gedung, penyusunan naskah buku lainnya, pembangunan fasilitas keselamatan penerbangan, dan pengembangan sistem informasi; dan kegiatan utama Satker untuk TA 2005 antara lain pengadaan buku lainnya, penyusunan program dan perencana kerja/teknis/program, penyusunan/perumusan sistem dan prosedur teknis, eksposisi dan pemetaan visual, pertemuan/jamuan delegasi/misi/tamu, pembangunan fasilitas keselamatan penerbangan, dan perawatan kendaraan khusus. Dalam TA 2004, Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta mendapat alokasi dana DIP sebesar Rp5.529,9 juta atau 0,67% dari total anggaran Program Pengembangan Pelayanan Transportasi Udara (Rp827.550 juta). Sedangkan dalam TA

2005, Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta mendapat alokasi dana DIPA sebesar Rp11.472,3 juta atau 14,85% dari total anggaran Program Pemeliharaan, Rehabilitasi, Peningkatan dan Pembangunan Transportasi Udara (Rp77.230,00 juta). Tujuan Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta TA 2004 adalah untuk menyediakan prasarana penunjang dalam rangka menunjang keselamatan penerbangan di bandar-bandar udara dan ruang udara Indonesia. Tujuan Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta TA 2005 adalah untuk tersedianya prasarana dan sarana bandara guna menunjang operasi dan operasional keselamatan penerbangan serta tersedianya sarana dan prasarana penunjang operasi keselamatan penerbangan. Sasaran kegiatan Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta pada TA 2004 meliputi penyusunan rencana teknis (2 paket), pengadaan perlengkapan sarana gedung (1 paket), penyusunan naskah buku lainnya (1 paket), pembangunan fasilitas keselamatan penerbangan (1 paket), dan pengembangan sistem informasi (1 paket). Sedangkan sasaran kegiatan Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta pada TA 2005 meliputi pengadaan buku lainnya (5 paket), penyusunan program dan perencana kerja/teknis/program (9 paket), penyusunan/perumusan sistem dan prosedur teknis (9 paket), eksposisi dan pemetaan visual (50 set), pertemuan/jamuan (12 unit). Beberapa sasaran kegiatan proyek yang dapat digambarkan dan perlu mendapat perhatian antara lain adalah: 1). Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta pada Ditjen Perhubungan Udara TA. 2004 dibentuk sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 40 Tahun 2003 dan Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta delegasi/misi/tamu, pembangunan fasilitas keselamatan penerbangan (6 paket) dan perawatan kendaraan khusus

pada Ditjen Perhubungan Udara TA. 2005 dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 63 Tahun 2005. Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta TA. 2004 dan Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta TA. 2005 pada Ditjen Perhubungan Udara belum melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi. Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 337/KMK.012/2003 tanggal 18 Juli 2003 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Pasal 6 dan 7, seharusnya: a). Setiap Kementerian Negara/Lembaga wajib menyelenggarakan Sistem Akuntansi Instansi untuk menghasilkan laporan keuangan berupa Realisasi Anggaran dan Neraca Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan, dan Sistem Akuntasi Instansi (SAI) sebagaimana dimaksud antara lain Sistem Akuntansi Kantor/Proyek; b). Setiap Kantor/Proyek wajib memproses dokumen sumber untuk menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca Kantor/Proyek dan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud disampaikan setiap bulan secara berjenjang kepada Unit Akuntansi Wilayah/Unit Akuntansi Eselon-I/Unit Akuntansi Kantor Pusat Instansi. Dengan tidak dilaksanakannya SAI tersebut dapat menghambat penyusunan Laporan Keuangan Ditjen Perhubungan Udara. Hal tersebut disebabkan Pemimpin Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta dan Pemimpin Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta pada Ditjen Perhubungan Udara selaku Kuasa Pengguna Anggaran kurang mendukung pelaksanaan SAI sesuai ketentuan yang berlaku. 2). Hasil pelaksanaan kegiatan Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta TA. 2005 tidak dilaporkan secara periodik kepada instansi terkait. Pelaksanaan kegiatan periode

Januari s.d September 2005 baru dilaporkan pada bulan Oktober 2005. Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 28 Tahun 2005 tanggal 17 Maret 2005 dan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta No. 0001/SK-IX/PKPP/2005 tanggal 25 April 2005, seharusnya: a). Kuasa Pengguna Anggaran bertugas mengawasi pelaksanaan kegiatan dalam DIPA yang telah ditetapkan dan menyusun serta menyampaikan laporan pelaksanaan anggaran; b). Pelaksana Bidang Data dan Laporan menghimpun semua data kegiatan dan evaluasi serta membuat laporan bulanan kegiatan setiap tanggal satu bulan berikutnya, mengirim laporan bulanan ke instansi yang ditentukan, membuat laporan mingguan kegiatan, membuat laporan triwulan kegiatan dan membantu pelaksanaan administrasi kegiatan. Akibatnya Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta TA. 2005 tidak tertib administrasi yang sangat diperlukan untuk pemantauan kegiatan dan kemajuan pekerjaan. Hal tersebut disebabkan Pelaksana Bidang Data dan Laporan dan Ka. Satker selaku Kuasa Pengguna Anggaran lalai dalam melaksanakan tugasnya. b. Anggaran dan Realisasi Anggaran Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta DIP TA 2004 sebesar Rp5.529.898.000,00 telah terealisasikan sebesar Rp5.506.318.362,00 (99.57%), yang terinci sbb :
No 1. 2. Belanja Administrasi proyek Penyempurnaan struktur ruang udara (Airspace Management) untuk pengaturan lalu lintas penerbangan di wilayah Indonesia Penyempurnaan local prosedur PLLU tiap-tiap bandara Pengadaan fasilitas pendukung operasional NOF Anggaran (Rp) 96.281.000 245.696.000 Realisasi (Rp) 96.025.780 244.000.000

3. 4.

187.567.000 209.710.000

185.850.000 207.240.000

No 5. 6. 7.

8. 9. 10. 11.

Belanja Penterjemahan dan pencetakan peraturan-peraturan keselamatan penerbangan Penerbitan dan pendistribusian AIP Amandement Vol. I, II, III Pendamping technical assistant for AirTraffic Control bandar udara Hasanuddin Makassar Gaji/upah, bahan, perjalanan dinas dan pembelian tiket Pendidikan dan pelatihan fungsional Pembuatan data base AIS tahap I Pengawasan/supervisi konstruksi Pemantauan dan evaluasi Jumlah

Anggaran (Rp) 40.742.000 100.000.000 1.621.000.000 40.000.000 565.554.000 400.000.000 1.731.037.000 292.311.000 5.529.898.000

Realisasi (Rp) 40.432.000 98.200.000 1.621.000.000 39.837.600 562.926.550 397.980.000 1.728.953.832 283.872.600 5.222.445.762

Sedangkan anggaran Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta DIPA TA 2005 sebesar Rp11.472.308.000,00 telah terealisasikan (per September 2005) sebesar Rp783.932.600,00 (6.83%), yang terinci sebagai berikut:
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Belanja Pengadaan buku lainnya Pendidikan dan pelatihan fungsional Penyusunan program dan perencana kerja/teknis/program Penyusunan/perumusan sistem dan prosedur teknis Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengawasan Pengadaan World Area Chart Evaluasi/laporan kegiatan Pertemuan tim implementasi Global Navigation Satelite System (GNSS) 2005 Administrasi/persiapan bantuan teknik luar negeri Pengadaan peralatan fas. Pendukung pemeriksaan teknis operasi sertifikasi operasi bandara Restrukturisasi ruang udara utk pengaturan lalu lintas penerbangan di wilayah Indonesia Pengadaan peralatan penunjang New Makassar Air Traffic Control Centre utk simulator RITA TCAS/ACAS Pengadaan pengiriman bahan kimia cair kendaraan PKP-PK Pendamping kegiatan study JAATS Biaya pelelangan dan pembuatan dokumen Rekondisi kendaraan PKP-PK type II utk bandar udara Jumlah Anggaran (Rp) 50.000.000 639.000.000 245.000.000 650.000.000 480.380.000 216.000.000 112.000.000 300.000.000 150.000.000 95.000.000 200.000.000 225.000.000 900.000.000 1.200.000.000 9.928.000 6.000.000.000 11.472.308.000 Realisasi (Rp) 0 58.836.400 0 3.000.000 36.424.200 0 112.000.000 0 0 94.250.000 0 0 0 479.422.000 0 0 783.932.600

c. Pencapaian Tujuan dan Sasaran Kegiatan Obyek Pemeriksaan Sasaran kegiatan Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta yang dibiayai oleh dana APBN TA 2004 pada umumnya tercapai. Sedangkan kegiatan Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta yang dibiayai oleh dana APBN TA 2005 masih pada tahap pelaksanaan kegiatan. 6. Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Data secara rinci jumlah target/anggaran, realisasi, nilai yang diperiksa dan nilai temuan dimuat dalam Lampiran. II. Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Sistem Pengendalian Intern pengelolaan informasi keuangan maupun pengamanan atas kekayaan, telah dirancang dengan memperhatikan unsur-unsur pengendalian intern, yaitu: 1. Organisasi Pada TA 2004, Pemimpin Proyek telah membentuk organisasi Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta guna menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan utama proyek melalui beberapa surat keputusan berikut : a. SK No. 0001/SK-III/PPFKP/2004 tanggal 24 Maret 2004 tentang Struktur Organisasi dan Penunjukkan/Pengangkatan Personil Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta Tahun Anggaran 2004. b. SK No. 0002/SK-III/PPFKP/2004 tanggal 24 Maret 2004 tentang Penetapan Besarnya Honorarium Pegawai Proyek Pengembangan Fasilitas Penerbangan Pusat Jakarta Tahun Anggaran 2004. Pada TA 2005, Kuasa Pengguna Anggaran (Ka. Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta) telah membentuk organisasi Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta guna menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan utama satker melalui SK No. 001/SK-IX/PKPP/2005 tanggal 25 April 2005 tentang Struktur Organisasi dan

Penunjukkan/Pengangkatan Personil Pengelola Kegiatan Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta Tahun Anggaran 2005. Organisasi yang telah disusun tersebut juga telah dilengkapi dengan uraian tugas dan tanggung jawab personil sesuai masing-masing posisi atau jabatannya sebagaimana dinyatakan dalam Lampiran III SK No. 0001/SKIII/PPFKP/2004 tanggal 24 Maret 2004 dan Lampiran II SK No. 001/SKIX/PKPP/2005 tanggal 25 April 2005 tentang Uraian Tugas dan Tanggung Jawab. 2. Kebijaksanaan Kebijaksanaan penatausahaan dan pertanggungjawaban informasi keuangan termasuk pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada Proyek/Satker telah dilaksanakan dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.53/1994 tentang Tatacara Tetap Pelaksanaan Administrasi Keuangan di Lingkungan Departemen Perhubungan dan Keppres No. 80/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa pada Instansi Pemerintah. c. Prosedur Prosedur dan tata kerja personil Proyek/Sakter umumnya telah dilaksanakan dengan mengacu pada uraian tugas dan tanggung jawab sesuai Lampiran III SK No. 0001/SK-III/PPFKP/2004 tanggal 24 Maret 2004 dan Lampiran II SK No. 001/SK-IX/PKPP/2005 tanggal 25 April 2005 tentang Uraian Tugas dan Tanggung Jawab, Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.53/1994 tentang Tatacara Tetap Pelaksanaan Administrasi Keuangan di Lingkungan Departemen Perhubungan dan pelaksanaan belanja modal yang terkait dengan pengadaan barang/jasa telah dilaksanakan dengan mengacu pada Keppres No. 80/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa pada Instansi Pemerintah. d. Personalia Penempatan staf (personalia) Proyek/Satker rata-rata 10 (sepuluh) orang telah memperhatikan kebutuhan yang ada guna menunjang kalancaran

penatausahaan Proyek/Satker. e. Perencanaan

dan

pertanggungjawaban

pengelolaan

kegiatan

Berdasarkan DIP/PO TA 2004 dan DIPA/PO TA 2005, Proyek/Satker telah membuat Laporan Kesiapan Proyek, yang memuat rencana pelaksanaan Proyek/Satker dalam bentuk Barchart dan kurva S tahunan. Kedua diagram tersebut menunjukkan target pencapaian kegiatan fisik Proyek/Satker (dalam bentuk prosentase) untuk tiap bulan, sehingga perencanaan Proyek/Satker telah dibuat secara memadai untuk dijadikan sebagai salah satu panduan dan dasar penilaian/evaluasi kinerja Proyek/Satker. f. Pembukuan Pencatatan dan pembukuan keuangan telah dilaksanakan dengan mengacu pada SK Menteri Keuangan No. KEP-332/M/5/9/1968 tanggal 26 September 1968 tentang Buku Kas Umum dan Cara Mengerjakannya dan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 53 Tahun 1994 tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Administrasi Keuangan di Lingkungan Departemen Perhubungan. Buku-buku yang digunakan Bendaharawan Proyek/Satker adalah Buku Kas Umum (BKU) dan buku pembantunya yang diperiksa secara rutin (bulanan) oleh Pimpro/Kepala Satker. Sedangkan bukti-bukti pembukuan yang digunakan adalah bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran kas (antara lain Surat Perintah Membayar/SPM untuk Tahun Anggaran 2004, Surat Perintah Pencairan Dana/SPPD untuk Tahun Anggaran 2005 dan kuitansi). g. Pelaporan Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan Proyek TA. 2004 umumnya telah dilakukan secara periodik (bulanan, triwulanan) meliputi informasi realisasi keuangan dan laporan hasil kegiatan. Namun, hasil pelaksanaan kegiatan Satker TA. 2005 periode Januari s.d September 2005 baru dilaporkan oleh Kepala Satker pada bulan Oktober 2005.

h. Pengawasan Intern Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan Proyek/Satker secara umum telah dilaksanakan dengan baik secara periodik. Pengawasan intern dilakukan oleh Pimpro maupun Kepala Satker dalam bentuk : a. Pemeriksaan fisik hasil pekerjaan dan pemeriksaan kas; b. Persetujuan atas penetapan hasil kerja panitia-panitia kerja dalam Proyek/Satker. Meskipun SPI telah dirancang sedemikian rupa, dalam pelaksanaannya ternyata masih terdapat kelemahan yang perlu mendapat perhatian antara lain pada unsur pengawasan dan pengendalian terutama terkait dengan: a. Lemahnya pengawasan dan pengendalian Pimpro terhadap Panitia Lelang yang kurang memahami secara teknis pekerjaan yang diadakan dan tidak cermat dalam menyusun OE/HPS dan dalam mengevaluasi penawaran. b. Lemahnya pengawasan dan pengendalian Pimpro terhadap Tim Pemeriksa dan Penerima Barang yang tidak cermat dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan. III. Hasil Pemeriksaan Tindak Lanjut Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) telah melakukan pemeriksaan atas Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta Tahun Anggaran 2002 dan 2003 pada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di Tahun Anggaran 2003. Hasil Pemeriksaan tersebut telah ditindaklanjuti dan dinyatakan selesai pada Pra Pembahasan Tindak Lanjut pada tahun 2004. IV. Temuan Pemeriksaan atas Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan dan Satker Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta 1. Penilaian biaya langsung personil tenaga ahli untuk 2 (dua) kontrak sebesar Rp228.550.000,00 tidak sesuai ketentuan Pada Tahun Anggaran 2004 Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta telah melaksanakan 2 (dua) paket pekerjaan

konsultan dengan jumlah nilai kontrak Rp429.850.000,00 (termasuk Biaya Langsung Personil senilai Rp228.550.000,00) yang terdiri dari: a. Pekerjaan penyempurnaan struktur ruang udara (Airspace Management) untuk pengaturan lalu lintas penerbangan di wilayah Indonesia yang dilaksanakan oleh PT. Rekadaya Sentosa berdasarkan kontrak No.0675/KTR-VI/PPFKP/2004 tanggal 28 Juni 2004 senilai Rp

244.000.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 180 hari kalender terhitung mulai tanggal 28 Juni 2004 s.d. 24 Desember 2004. Dari nilai kontrak Rp244.000.000,00 termasuk Biaya Langsung Personil sebesar Rp134.450.000,00. Pekerjaan sudah dinyatakan selesai 100 % dan sudah dibayar lunas sesuai BA Serah Terima Pekerjaan No.1629/BA-XII/PPFKP/2004 tanggal 13 Desember 2004 dan SPM No. 783933Y/133/116 tanggal 20 Desember 2004 sebesar Rp24.400.000,00 b. Pekerjaan penyempurnaan lokal prosedur PLLU tiap-tiap bandar udara yang dilaksanakan oleh PT. Santika Consulindo sesuai dengan kontrak No.0676/KTR-VI/PPFKP/2004 tanggal 28 Juni 2004 senilai Rp 185.850.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan selama 180 hari terhitung sampai dengan 24 Desember 2004. Dari nilai kontrak Rp185.850.000,00, termasuk Biaya Langsung Personil senilai Rp94.100.000,00. Pekerjaan telah dinyatakan selesai 100% sesuai dengan Berita Acara Serah Terima No.1614/BA-XII/PPFKP/2004 tanggal 9 Desember 2004, dan telah dibayar lunas dengan SPM No.783945Y/133/116 tanggal 20 Desember 2004 sebesar Rp92.925.000,00. Dari hasil pemeriksaan atas kontrak dan dokumen pendukung lainnya diketahui bahwa: a. Harga kontrak merupakan harga terendah hasil pelelangan umum; b. Konsultan Pelaksana dalam melakukan perhitungan biaya langsung tenaga ahli tidak melampirkan slip gaji/bukti daftar gaji dan/atau bukti setor/pembayaran pajak PPh pasal 21 dari masing-masing Tenaga Ahli

dan Tenaga Pendukung yang dapat dipergunakan oleh Panitia Lelang untuk menilai kewajaran perhitungan Biaya Langsung Personil sebesar Rp228.550.000,00. Hal tersebut tidak sesuai dengan : a. Keppres No. 80/2003, Lampiran I Bab II.B1.p. yang menyatakan bahwa panitia/ pejabat pengadaan melakukan klarifikasi dan negosiasi kepada calon pemenang seleksi umum dengan ketentuan bahwa klarifikasi dan/atau negosiasi terhadap unit biaya personil dilakukan berdasarkan daftar gaji yang telah diaudit dan/atau bukti setor tenaga ahli konsultan yang bersangkutan; b. SEB Ditjen Anggaran Departemen Keuangan dan Deputi Ketua Bidang Pembiayaan dan Pengendalian Pelaksanaan Bappenas No. SE38/A/2000 dan 1203/D.II/03/2000 menyatakan bahwa Biaya Langsung Personil (Tenaga Ahli) untuk Jasa Konsultan, Jasa lainnya dan untuk tenaga pendukung dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku dan wajar serta didasarkan pada dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan yaitu melalui daftar gaji yang telah diperiksa (audited payroll) disertai bukti pembayaran pajak terhadap gaji yang diterima. Sesuai dengan ketentuan tersebut diatas Panitia Lelang seharusnya melakukan klarifikasi dan negosiasi kepada Konsultan Supervisi dengan meminta bukti setor pajak yang telah dibayarkan dan daftar gaji tenaga ahli. Akibatnya tidak ada standar harga yang dapat digunakan untuk menilai kebenaran penetapan Biaya Langsung Personil senilai Rp228.550.000,00. Hal tersebut disebabkan Panitia Lelang tidak cermat dalam menilai penawaran (biaya langsung personil) dan tidak mentaati ketentuan yang berlaku. Pimpro menjelaskan bahwa slip gaji/bukti daftar gaji dan/atau bukti setor/ pembayaran pajak PPh dari tenaga-tenaga ahli Konsultan Pelaksana akan pajak penghasilan

dikumpulkan dan segera disampaikan kepada BPK-RI serta hal ini akan menjadi perhatian di masa mendatang untuk lebih teliti dalam melakukan evaluasi data Konsultan. BPK-RI menyarankan agar Menteri Perhubungan menginstruksikan Dirjen Perhubungan Udara untuk: a. Memberikan teguran tertulis kepada Pimpro dan Panitia Lelang yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, b. Memerintahkan Pimpro melakukan perhitungan kembali berdasarkan data dukung sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan apabila terdapat selisih lebih maka kelebihan perhitungan pembayaran kepada Konsultan segera ditarik dan disetorkan ke Kas Negara serta bukti setor disampaikan ke BPK-RI. 2. Terdapat kelebihan pembayaran pada pekerjaan penterjemahan dan pencetakan peraturan-peraturan keselamatan penerbangan dan pekerjaan penerbitan dan pendistribusian AIP Amandement Vol I, II, III sebesar Rp14.746.000,00 Pada Tahun Anggaran 2004 Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta telah melaksanakan 2 (dua) paket pekerjaan dengan jumlah nilai kontrak Rp138.632.000,00 yang terdiri dari: a. Pekerjaan penterjemahan dan pencetakan peraturan-peraturan keselamatan penerbangan yang dilaksanakan oleh CV. Alia Kusuma Perdana berdasarkan SPK No. 0414/SPK-V/PPFKP/2004 tanggal 18 Mei 2004 senilai Rp40.732.000,00, jangka waktu pelaksanaan 150 (seratus lima puluh) hari kalender atau sampai dengan 14 Oktober 2004. Kontrak merupakan hasil proses penunjukkan langsung. Pekerjaan telah dinyatakan selesai 100% berdasarkan BA Serah Terima Barang No. 1327/BA-X/PPFKP/2004 tgl 11 Oktober 2004 dan kontraktor telah dibayar lunas berdasarkan SPM No. 431794 Y/133/116 tanggal 1 November 2004 sebesar Rp40.732.000,00. b. Pekerjaan penerbitan dan pendistribusian AIP amandement Vol I, II, III yang dilaksanakan oleh CV. Inti Persada berdasarkan Kontrak

No.0677/KTR-VI/PPFKP/2004 tanggal 28 Juni 2004 dengan nilai sebesar Rp97.900.000,00 jangka waktu pelaksanaan 150 (seratus lima puluh) hari kalender atau sampai dengan 24 November 2004. Kontrak merupakan harga terendah hasil pelelangan umum. Pekerjaan telah dinyatakan dan kontraktor telah selesai 100% berdasarkan Berita Acara lunas berdasarkan November SPM No. Serah Terima Barang No. 1408/BA-X/PPFKP/2004 tgl. 26 Oktober 2004 dibayar 30 779892Y/133/116 Rp97.900.000,00. Dari hasil pemeriksaan atas kontrak dan dokumen pendukung lainnya serta fisik pekerjaan diketahui bahwa: a. Pada pekerjaan penterjemahan dan pencetakan peraturan-peraturan keselamatan penerbangan, terdapat kekurangan volume fisik empat item pekerjaan dibandingkan dengan volume pekerjaan dalam RAB kontrak (rincian dapat dilihat pada tabel).
No. I Uraian Kegiatan Penterjemahan dan Pendokumentasian Peraturan di bid. Kespen 1. Penterjemahan 2. Pencetakan (30x462) 3. Penjilidan (30x13) Pendamping 1. Ketua (1x5) 2. Sekretaris (1x5) 3. Anggota (9x5) 4. Sekretariat (2x5) Biaya rapat (13x5) Jumlah Sat H.Sat Mnrt Kontrak Vol Jml Mnrt Cek Fisik Vol Jml Selisih Ket.

tanggal

2004

sebesar

Hal Hal Buku OB OB OB OB OB

40.000 200 32.000 150.000 100.000 75.000 75.000 25.000

462 13.860 390 5 5 45 10 65

18.480.000 2.772.000 12.480.000 750.000 500.000 3.375.000 750.000 1.625.000 40.732.000

406 12.180 390 5 5 35 10 55

16.240.000 2.436.000 12.480.000 750.000 500.000 2.625.000 750.000 1.375.000 37.156.000

2.240.000 336.000 0 0 0 750.000 0 250.000 3.576.000

30x406

II

7x5 11x5

III

b. Pada pekerjaan penerbitan dan pendistribusian AIP amandement Vol I, II,


III, terdapat empat item pekerjaan dilaksanakan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan dalam kontrak dan hasil survey harga pasar menunjukkan bahwa harga satuan dari hasil cetakan yang telah dikerjakan adalah sebesar Rp115,00 (rincian dapat dilihat pada tabel).

No. I.

Uraian Kegiatan

Vol (lbr)

Set

Mnrt Kontrak H. Sat Jml

Mnrt Survey Harga H. Sat Jml

Selisih

Ket.*

Pencetakan Peta Aeronautika AIP AMDT 07,08,09 (Vol I, II, III) dan AIP AMDT 01 (Vol IV), meliputi: a. Peta SID uk. 30x30 cm b. Peta STAR uk. 30x30 cm c. Peta Aerodrome Obstacle Type A uk. 21x70 cm d. Peta Min. Vektor Altitude uk. 30x30 cm Jumlah Note: * Ukuran peta dari hasil cek fisik.

20 20 4 1

400 400 400 400

465 465 2.900 2.900

3.720.000 3.720.000 4.640.000 1.160.000 13.240.000

115 115 115 115

920.000 920.000 184.000 46.000 2.070.000

2.800.000 21x 27 cm 2.800.000 21x 28 cm 4.456.000 21x30 cm 1.114.000 11.170.000 21.29 cm

Hal tersebut tidak sesuai dengan: a. Keppres No. 80 tahun 2003 Pasal 5 menyatakan bahwa pengguna barang/jasa, penyedia barang/jasa, dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika pengadaan antara lain menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa. b. Pasal 13 menyatakan bahwa pengguna barang/jasa wajib memiliki harga perkiraan sendiri (HPS) yang dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Akibatnya terdapat kelebihan pembayaran sebesar Rp14.746.000,00 terdiri dari: a. Kepada CV. Alia Kusuma Perdana sebesar Rp3.576.000,00; b. Kepada CV. Inti Persada sebesar Rp11.170.000,00. Hal tersebut disebabkan oleh: a. Panitia penunjukkan langsung tidak cermat dalam menentukan volume pekerjaan dalam HPS/OE; b. Panitia penerima barang tidak cermat dalam melaksanakan tugasnya. Pimpro mengakui bahwa: a. Terdapat selisih volume fisik hasil pekerjaan dibandingkan dengan volume kontrak dan akan segera menarik kelebihan pembayaran kepada CV. Alia Kusuma Perdana sebesar Rp3.576.000,00 untuk disetor ke kas

negara serta menyampaikan bukti setornya kepada BPK-RI, selanjutnya akan menjadi perhatian untuk masa mendatang; b. Terdapat perbedaan spesifikasi teknis antara hasil pekerjaan dan akan segera menarik kelebihan pembayaran kepada CV. Inti Persada sebesar Rp11.170.000,00 untuk disetor ke kas negara serta menyampaikan bukti setornya kepada BPK-RI, selanjutnya akan menjadi perhatian untuk masa mendatang. BPK-RI menyarankan agar Menteri Perhubungan menginstruksikan Dirjen Perhubungan Udara untuk: a. Memberikan teguran tertulis kepada Pimpro, Panitia Penunjukan Langsung dan Panitia Penerima Barang yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, b. Memerintahkan Pimpro untuk menarik kelebihan pembayaran kepada Kontraktor dan segera menyetorkannya ke Kas Negara serta bukti setor disampaikan ke BPK-RI. 3. Terdapat pemborosan keuangan negara sebesar Rp18.756.000,00 pada pekerjaan penerbitan dan pendistribusian AIP Amandement Vol I, II, III Pada Tahun Anggaran 2004 Proyek Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta telah melaksanakan pekerjaan penerbitan dan pendistribusian AIP amandement Vol I, II, III yang dilaksanakan oleh CV. Inti Persada berdasarkan kontrak No.0677/KTR-VI/PPFKP/2004 tanggal 28 Juni 2004 dengan nilai sebesar Rp97.900.000,00 jangka waktu pelaksanaan 150 (seratus lima puluh) hari kalender terhitung sampai dengan 24 November 2004. Dari nilai kontrak Rp97.900.000,00, termasuk 5 (lima) item pekerjaan pencetakan ukuran 21x16 senilai Rp27.082.000,00. Pekerjaan telah dinyatakan selesai 100% berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang No. 1408/BA-X/PPFKP/2004 tgl 26 Oktober 2004 dan kontraktor telah dibayar lunas berdasarkan SPM No. 779892Y/133/116 tanggal 30 November 2004 sebesar Rp97.900.000,00.

Dari hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak dan fisik pekerjaan, hasil survey harga pasar diketahui bahwa: a. Harga kontrak merupakan harga terendah hasil pelelangan umum; b. Biaya pencetakan dikalkulasikan berdasarkan jumlah lembar yang akan dicetak tanpa memperhatikan ukuran yang akan dicetak; c. Biaya pencetakan ukuran 21x16 cm dihitung dengan melakukan pencetakan satu per satu; d. Harga pasar pencetakan ukuran folio (21,5x33 cm) adalah sebesar Rp115,00. Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003 Pasal 5 yang menyatakan bahwa pengguna barang/jasa, penyedia barang/jasa, dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika pengadaan antara lain menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa. Sesuai dengan ketentuan diatas, biaya pencetakan ukuran 21x16 cm seharusnya dapat dihemat dengan melakukan pencetakan 2 lembar ukuran 21x16 cm secara bersamaan dengan menggunakan kertas ukuran folio (21,5x33 cm) sehingga harga satuan pencetakan per lembar ukuran 21x16 cm adalah kali harga pasar pencetakan per lembar ukuran folio yaitu sebesar Rp57,50. Akibatnya terjadi pemborosan keuangan negara sebesar Rp18.756.000,00 (rincian dapat dilihat pada tabel).
No. 1. 2. 3. Vol (lbr) Pencetakan data teks AIP AMDT 250 07,08,09 (Vol I,II,III) uk. 21x16 cm Pencetakan data teks AIP AMDT 50 01 (Vol IV) uk. 21x16 cm Pencetakan Peta Aeronautika AIP AMDT 07,08,09 (Vol I, II, III) dan AIP AMDT 01 (Vol IV), meliputi: a. Peta Aerodrome (ADC) uk. 20 21x16 cm b. Peta Inst. Appr. (IAC) AIP Vol 50 I,II,III uk. 21x16 cm c. Peta Inst. Appr. (IAC) AIP Vol IV 6 uk.21x16 cm Jumlah Uraian Kegiatan Set 400 300 Mnrt Kontrak Mnrt Survey Harga H. Sat Jml H. Sat Jml 115 11.500.000 57.50 5.750.000 115 1.725.000 57.50 862.500 Selisih 5.750.000 862.500

400 400 300

465 465 465

3.720.000 9.300.000 837.000 27.082.000

57.50 57.50 57.50

460.000 1.150.000 103.500 8.326.000

3.260.000 8.150.000 733.500 18.756.000

Hal tersebut terjadi karena Panitia Lelang kurang memahami secara teknis mengenai pekerjaan yang dilelangkan. Pimpro menjelaskan bahwa biaya pencetakan dihitung berdasarkan jumlah lembar yang akan dicetak dan hal ini akan menjadi perhatian di masa mendatang untuk lebih memahami cara teknis pencetakan. BPK-RI menyarankan agar Menteri Perhubungan menginstruksikan Dirjen Perhubungan Udara untuk memberikan teguran tertulis kepada Pimpro dan Panitia Lelang yang kurang cermat dalam melaksanakan tugasnya. 4. Kontraktor dikenakan denda keterlambatan sebesar Rp3.146.500,00 Pada Tahun Anggaran 2005 Satuan Kerja Pengembangan Keselamatan Penerbangan Pusat Jakarta telah melaksanakan pekerjaan pengadaan peralatan penunjang New Makassar ATCC untuk Simulator RITA/TCAS/ACAS yang dilaksanakan oleh CV. Subali Indah Mandiri berdasarkan kontrak No. 08.23/003.02.3/DKP-2005 tanggal 6 Juli 2005 senilai Rp224.750.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 90 hari kalender terhitung sampai dengan 3 Oktober 2005. Sampai dengan berakhirnya pemeriksaan, realisasi keuangan adalah sebesar 0%. Dari hasil pemeriksaan atas kontrak dan dokumen pendukung lainnya serta fisik pekerjaan diketahui bahwa: a. Harga kontrak merupakan harga terendah hasil pelelangan umum; b. Pekerjaan baru selesai dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2005 sehingga pekerjaan tersebut mengalami keterlambatan selama 14 hari. Hal tersebut tidak sesuai dengan Kontrak Pekerjaan No.

08.23/003.02.3/DKP-2005 tanggal 6 Juli 2005 Pasal 16, seharusnya apabila kontraktor dalam melaksanakan kewajiban penyerahan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dalam kontrak, maka kontraktor dikenakan denda keterlambatan 1/1000 dari harga kontrak untuk setiap hari

keterlambatan dan setiap denda keterlambatan akan diperhitungkan dengan pembayaran. Sesuai dengan ketentuan diatas, kepada kontraktor pelaksana seharunya dikenakan denda keterlambatan. Akibatnya Kontraktor Pelaksana dikenakan denda keterlambatan sebesar Rp3.146.500,00 (14/1000 x Rp224.750.000,00). Hal tersebut terjadi karena Kuasa Pengguna Anggaran lalai dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan. Kuasa Pengguna Anggaran mengakui bahwa Kontraktor itu Pelaksana denda

terlambat

menyelesaikan

pekerjaan

dan

untuk

sanksi

keterlambatan akan dikenakan kepada Kontraktor Pelaksana. BPK-RI menyarankan agar Menteri Perhubungan menginstruksikan Dirjen Perhubungan Udara untuk: a. Memberikan teguran tertulis kepada Kuasa Pengguna Anggaran yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik; b. Memerintahkan Kuasa Pengguna Anggaran mengenakan sanksi denda keterlambatan kepada Kontraktor yang diperhitungkan pada pembayaran.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TABEL I PERHITUNGAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PADA PEKERJAAN PENTERJEMAHAN DAN PENCETAKAN PERATURAN-PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN No I Uraian Kegiatan Penterjemahan dan Pendokumentasian Peraturan dibidang Keselamatan Penerbangan 1. Penterjemahan 2. Pencetakan (30 eksp x 462 hal) 3. Penjilidan 30 eksp x 13 buku II Pendamping 1. Ketua : 1 org x 5 bl 2. Sekretaris : 1 org x 5 bl 3. Anggota : 9 org x 5 bl 4. Sekretariat : 2 org x 5 bl III Biaya Rapat : 13 org x 5 bl Jumlah OB OB OB OB OB 5 5 45 10 65 150.000,00 100.000,00 75.000,00 75.000,00 25.000,00 750.000,00 500.000,00 3.375.000,00 750.000,00 1.625.000,00 40.732.000,00 5 5 35 10 55 150.000,00 100.000,00 75.000,00 75.000,00 25.000,00 750.000 500.000 2.625.000 750.000 1.375.000 37.156.000,00 750.000,00 250.000,00 11 orang 3.576.000,00 hal hal buku 462 13.860 390 40.000,00 200,00 32.000,00 18.480.000,00 2.772.000,00 12.480.000,00 406 12.180 390 40.000,00 200,00 32.000,00 16.240.000 2.436.000 12.480.000 2.240.000,00 336.000,00 Satuan Volume Menurut Kontrak Harga Satuan Hasil Cek Fisik Harga Satuan Deviasi Harga Ket

Jumlah

Volume

Jumlah

TABEL II PERHITUNGAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PADA PEKERJAAN PENERBITAN DAN PENDISTRIBUSIAN AIP AMANDEMENT VOL I, II, III No Uraian Kegiatan Volume (lbr) Set Menurut Kontrak Harga Satuan Jumlah Hasil Survey Harga Harga Satuan Jumlah Deviasi Harga Ukuran Peta Hasil Pekerjaan

Pencetakan Peta-peta Aeronautika AIP AMDT 07,08,09 (Vol I, II, III) dan AIP AMDT 01 (Vol IV) meliputi: a. Peta Standard Instrument Departure (SID) sebanyak 20 lbr Uk. 30 x 30 cm dicetak @ 400 set b. Peta Standard Instrument Arrival (STAR) sebayak 20 lbr Uk. 30 x 30 cm dicetak @ 400 set c. Peta Aerodrome Obstacle Type A sebanyak 4 lbr Uk. 21 x 70 cm dicetak @ 400 set d. Peta Minimum Vektor Altitude sebanyak 1 lbr Uk. 30 x 30 cm dicetak @ 400 set

20 20 4 1

400 400 400 400

465 465 2.900 2.900

3.720.000 3.720.000 4.640.000 1.160.000

115 115 115 115

920.000 920.000 184.000 46.000

2.800.000 2.800.000 4.456.000 1.114.000

21 x 27 cm 21 x 28 cm 21 x 30 cm 21 x 29 cm

Jumlah

13.240.000

2.070.000

11.170.000

Você também pode gostar