Você está na página 1de 25

BY:

INTRODUCTION
TRANSFER PANAS
KONVEKSI
KONDUKSI RADIASI
REZIM PANAS
BUMI
Bumi mempunyai banyak
inersia Panas, waktu yang diperlukan
untuk Mencapai keseimbangan
dari Disrtibusi temperatur yang ada
lebih lama dari umur bumi
t ~ R
2
/k
Kondisi awal tidak diketahui,
tergantung pada kondisi awal
sistem matahari
ESTIMASI MELTING POINT DAN
GRADIENT TEMPERATUR ADIABATIK
THE EARTHS
INNER CORE (OC)

ADANYA DISKONTINUITAS PADA
KURVA MELTING POINT-KEDALAMAN

KURVA MELTING POINT-KEDALAMAN DAN KURVA
PENDINGINAN ADIABATIK PADA INTERIOR BUMI
PENDINGINAN
(LIQUID)
Grad. Temp.
bergerak Adiabatik
Arus Konveksi
Permukaan Bumi
cepat dingin
Pengerasan mulai pada kedalaman
Dimana kurva temperatur adiabatik
Berpotongan dengan kurva melting
Point yang dimulai pada pusat bumi
MELTING-POINT
DEPTH CURVES
PERSAMAAN
CLAUSIUS-
CLAPEYRON



AV DAN AS : Perubahan volume
dan entropi

L : Panas laten Pencairan
L
V
T
S
V
dp
dT
m
m
= =
HUKUM
LINDEMANN










MELTING POINT TERJADI KETIKA
AMPLITUDO VIBRASI ATOM
MENJADI BEGITU BESAR
SEHINGGA ATOM BERTABRAKAN
SATU SAMA LAINNYA DAN TIDAK
TERHITUNG ENERGI YANG
TERLEPASKAN PADA PROSES PENCAIRAN
k
3
1
2
dp
dT
T
1
m
m
|
.
|

\
|
=
p
s
c
ok
=
STACEY DAN
IRVINE (1997)
DIDAPATKAN PERSAMAAN
MELTING YANG SAMA DENGAN
PERSAMAAN LINDEMANN
POIRIER
(1986)


MENGGUNAKAN TEORI DISLOKASI PADA
PENCAIRAN UNTUK MENGESTIMASI
TEMPERATUR MELTING DARI BESI (Fe)
PADA BATAS INTI DALAM (ICB)

v Temperatur melting pada ICB
sekitar 6150100 K
v Estimasi perubahan densitas
pada melting hingga
0.12 grcm
-3


WILLIAM et
al
(1987)

MENGUKUR TEMPERATUR MELTING
DARI Fe MENGGUNAKAN
PEMANASAN LASER UNTUK
TEKANAN >100 GPa

Pada gambar terlihat:
Pada batas mantel dan
inti (136 GPa), melting point
Fe adalah 4800200 K
estimasi temperatur pada
melting dari Fe pada batas
inti dalam (330 GPa)
adalah 7600500 K
estimasi temperatur melting
6600 K untuk campuran
besi pada inti luar


BOEHLER
(1986,1990)
Mendapatkan temperatur melting
lebih rendah dengan perbedaan
1000 K pada 100 GPa dibanding
dengan nilai William
WILLIAM et
al
(1991)
Estimasi terbaik dari kurva melting
Point dari besi pada tekanan
tinggi diperoleh dari pemanasan
laser landasan berlian Dan
pengukuran gelombang udara
Dengan nilai 4800200 K
pada 133 GPa Dan 6700400 K
pada tekanan 234 GPa
SVENDSEN et al
(1989)
Memodelkan keadaan liquid dan solid
untuk melting Fe, dan didapatkan temperatur
melting yang tepat untuk Fe adalah 5000K,
tekanan 136 GPa dan 7250 K pada 336 GPa

+ Dari Data menunjukkan FeS dan FeO pada
CMB temperaturnya 4610, sedangkan dari
model 5900 K

+ Pada ICB temperaturnya 6150 K, sedangkan
dari model diperoleh temperaturnya 8950 K
KNITTLE DAN
JEANLOZ
(1987)
Mereka menentukan temperatur
melting adalah 3800300 K
pada tekanan 96 GPa
hingga 136 GPa pada
Temperatur 4500500 K
pada batas mantel dan inti
ADIABATIC
TEMPERATURES

Kenaikan Temperatur
terhadap tekanan
untuk proses adiabatik
Variasi tekanan
terhadap kedalaman
Gradien Temperatur
secara Adiabatik
p
c
T g
dz
dT
dp
p
c
T
dT
o

o
= =
g
dz
dp
=
p
c
T g
dz
dT

o
=
Dalam bentuk
Parameter Gruneisen
|

gT
s
gT
dz
dT
= =

THE THERMAL REGIME
OF THE EARTHS CORE

HIGGINS &
KENNEDY
#. Gradien temperatur adiabatik
inti luar lebih curam dari
gradient melting point
#. Sejak inti luar cair, temperatur
aktual harus diatas melting
point sehingga dengan
konstanta Higgins & Kennedy
perbedaan temperatur
didalam < dari gradien
adiabatik
#. Maka inti luar akan menjadi
stabil sehingga menghambat
konveksi
STACEY
(1972)
INTI LUAR
Fe dan S
INTI DALAM
Fe dan Ni
S akan menurunkan
viskositas Fe dimana
pada adiabatik
Higgins dan Kennedy
menjadi batas inti dalam
(ICB) yang tidak saling
berpotongan
KEADAAN DARI INTI TERGANTUNG PADA 3 BESARAN
(MAGNITUDE) DARI TIGA GRADIENT
TEMPERATUR DENGAN TEKANAN
1. GRADIENT TEMPERATUR LIQUID (TL)

2. GRADIENT TEMPERATUR ADIABATIK (Ta)

3. GRADIENT TEMPERATUR KONDUKSI (Tc)
dp
dT
dp
dT
dp
dT
dan
dp
dT
dp
dT
dp
dT
dp
dT
dp
dT
dp
dT
dan
dp
dT
dp
dT
dp
dT
C L A L C A
A C L C A L
< < < <
< < < <
SKEMA KENAMPAKAN DARI REZIME PANAS
INTI DALAM TERBENTUK
LANGSUNG DIPERMUKAAN
dp
dT
dp
dT
dp
dT
L C A
< <
Fe Padat membeku secara langsung pada inti dalam dan panas laten
yang dilepaskan pada lapisan konduksi tipis dimana
temperaturnya tetap diatas liquid
SKEMA KENAMPAKAN DARI REZIME PANAS


dp
dT
dp
dT
dp
dT
C L A
< <
Fe padat tidak membeku
secara langsung pada inti
Dalam karena tidak ada
Lapisan konduksi untuk
Menggerakkan panas laten

Lapisan slurry (penghubung)
Menyerupai campuran antara
inti luar cair dan inti dalam
Yang padat
SEJARAH PANAS
BUMI
KONDUKSI
PANAS
Dibawah 1000 K transfer panas
Melewati gelombang elastis panas
+ Konduktifitas molekul
barkurang dengan
bertambahnya temperatur
+ Konduktifitas molekul
bertambah dengan
bertambahnya tekanan
Pada bumi , pengaruh suhu dan
tekanan pada pola konduktifitas
molekul akan saling
menyeimbangkan satu sama lain
Diatas 1000 K transfer panas
radioaktif atau konduksi foton
mulai mendominasi
TOZER
(1977)
TEMPERATUR
< 800 K
VISKOSITAS
(KEKENTALAN)
VISKOSITAS
RENDAH

KENAIKAN
VISKOSITAS

Mempercepat arus
konveksi dengan
hilangnya panas
Penurunan temperatur
Dengan laju pendinginan
secara perlahan
Temperatur yang rendah,
gerakan konveksi dihambat
oleh tingginya viskositas
Interior bumi akan menjadi
hangat secara perlahan
menuju temperatur tinggi
Karna penurunan drastis dari konveksi
Konveksi mendominasi
mekanisme perpindahan
panas pada interior bumi
Solusi konveksi menggunakan hubungan
antara bilangan Nusselt (Nu)
dan bilangan Rayleigth (Ra)
Ra
adalah perbandingan
gaya apung
yang menggerakkan
konveksi terhadap efek
Disifatif melawan
konveksi
Nu
Adalah pengukuran
efisiensi perpindahan
Konveksi panas yaitu
Perbandingan total
fluks Panas dengan fluks
panas Tanpa
konveksi
|
|
|
|
.
|

\
|
=
cv
u
Ra
Ra
atau bRa N
+ Temperatur rata-rata secara horizontal sebagai fungsi kedalaman
dari kerak dan mantel.
+ Untuk mantel terendah (garis putus-putus cold dan hot) merefleksikan
ketidakpastian yang besar pada temperatur rata-rata kedalaman itu
+ Bentuk dasar dari panas bumi tetap pada wilayah adiabatik dimana
Temperatur hanya bertambah terhadap kedalaman
Pengaruh temperatur
terhadap sifat-sifat
rheologi batuan
Waktu
relaksasi Maxwell

q

= t
M

Ketergantungan antara
temperatur dengan
viskositas

|
.
|

\
|
=
kT
|
q q exp
0
Adalah modulus geser
q Adalah viskositas efektif
| Adalah energi aktifasi
K adalh konstanta Boltzman
+ Karakteristik relaksasi Maxwell o
m
(Kemampuan batuan untuk
merubah bentuk oleh keadaan padat sebagai fungsi suhu

+ Jika diberi shear stress, o
m
adalah rasio dari bentuk non
recoverable (creep) dengan bentuk reverable (elastik), yang
melebihi prioda waktu panjang yang ditunjukkan sebagai
sumbu vertikal

Você também pode gostar