Você está na página 1de 24

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM

Kelompok I A : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Made Indah Kesuma Dewi Luh Made Ari Mas Purnamasari Ni Wayan Febi Suantara Putu Murnitha Sari Rahayu A.A. Putu Sintya Darmayani Ni Wayan Nenik Prayanti Ni Luh Komang Ita Purnama Sari Putu Mahendra Putu Wijaya Pradarma Ni Ketut Sutariasih P07134011001 P07134011005 P07134011009 P07134011013 P07134011017 P07134011021 P07134011029 P07134011033 P07134011037 P07134011041

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Analis Kesehatan 2012

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM


Pengertian perawatan Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Dalam kaitannya dengan perawatan peralatan laboratorium, perawatan dimaksudkan sebagai usaha preventif atau pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik, siap beroperasi. Disamping itu perawatan juga dimaksudkan sebagai upaya untuk menyetel atau memperbaiki kembali peralatan laboratorium yang sudah terlanjur rusak atau kurang layak sehingga siap digunakan untuk kegiatan praktikum para siswa.

Jenis perawatan Perawatan dapat dibedakan antara perawatan terencana dan perawatan tidak terencana. Secara jelas dapat dilihat pada skema dibawah ini.

a. Perawatan terencana Perawatan terencana adalah jenis perawatan yang diprogramkan, diorganisir, dijadwal, dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, serta dilakukan monitoring dan evaluasi. Perawatan terencana dibedakan menjadi dua, yakni: perawatan terencana yang bersifat pencegahan atau perawatan preventif, dan perawatan terencana yang bersifat korektif.

1. Perawatan preventif Perawatan preventif merupakan perawatan yang bersifat pencegahan, adalah sistem perawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk mencegah terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan peralatan laboratorium.

2. Perawatan korektif

Perawatan korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni sistem perawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk mengembalikan peralatan laboratorium pada kondisi standar, sehingga dapat berfungsi normal.

b. Perawatan tidak terencana Perawatan tidak terencana adalah jenis perawatan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Pekerjaan perawatan ini tidak direncanakan, dan tidak dijadwalkan. Umumnya tingkat kerusakan yang terjadi adalah pada tingkat kerusakan berat. Karena tidak direncanakan sebelumnya, maka juga disebut perawatan darurat.

3. Tujuan perawatan laboratorium Perawatan peralatan laboratorium memiliki beberapa tujuan yang mencakup: a. Agar peralatan laboratorium selalu prima, siap dipakai secara optimal b. Memperpanjang umur pemakaian c. Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran d. Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai e. Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan f. Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak g. Menghindari terjadinya kerusakan fatal

4. Sistem Perawatan Laboratorium Dalam perawatan Laboratorium,sebelum penyusunan jadwal dan rencana kebutuhan biaya perawatan perlu dilihat unsur-unsur berikut ini: a. Obyek laboratorium yang akan dirawat. b. Sumber daya manusia sebagai tenaga perawatan. c. Sumber daya lain: alat, bahan, suku cadang, cara, waktu, dan biaya perawatan.

5. Pengelola Perawatan Laboratorium Pengertian pengelolaan

Pengelolaan atau sering disebut manajemen adalah proses mengelola sumber daya untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien. Sumber daya yang dikelola meliputi 6 M, yakni: man, money, materials, machines, methods, dan minute (manusia, uang, bahan, mesin atau peralatan, metode atau cara, dan waktu). Sedangkan fungsi manajemen meliputi empat kegiatan, yakni: planning, organizing, actuating, dan controlling (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan). Dengan demikian manajemen dapat diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan sumber daya manusia, biaya, bahan, mesin atau peralatan, metode atau cara, dan waktu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Efektifitas merupakan landasan untuk mencapai sukses. Jadi efektifitas berkenaan dengan derajat pencapaian tujuan baik secara eksplisit maupun implisit, yaitu seberapa jauh rencana dapat dilaksanakan dan seberapa jauh tujuan tercapai.Sedangkan efisiensi merupakan sumber daya minimal yang digunakan untuk mencapai kesuksesan itu. Jadi efisien berarti optimasi penggunaan sumber daya, yaitu yang termudah cara mengerjakannya, termurah biayanya, tersingkat waktunya, teringan bebannya, terpendek langkahnya.

Obyek perawatan laboratorium Sebagai obyek laboratorium yang perlu dilakukan perawatan diantaranya adalah: a. Ruang laboratorium, termasuk kebersihan lantai, kelembaban, ventilasi, penerangan. b. Perabot atau meubeler laboratorium, seperti almari, meja percobaan, meja kerja, rak, kursi. c. Peralatan administrasi dan dokumentasi laboratorium, seperti komputer, dan filenya, buku-buku manual. d. Sumber jaringan listrik, stop kontak, sekring, lampu. e. Training obyek dan perlatan dan mesin-mesin pelatihan. f. Aparatur dan perlengkapan percobaan. g. Instrumen dan alat-alat ukur h. Spesimen dan bahan-bahan untuk praktikum

3. Sumber daya sistem perawatan laboratorium a. Tenaga perawat ( man )

Tenaga laboran/teknisi mempunyai tanggung jawab dalam merawat laboratorium yang dikelolanya. Salah satu tugas seorang laboran/teknisi adalah melaksanakan perawatan laboratorium yang meliputi pekerjaan menjaga, menyimpan, membersihkan, memelihara, memeriksa, menyetel kembali, bahkan bila perlu dan dibutuhkan dapat melakukan penggantian dan perbaikan komponen peralatan laboratorium yang rusak. Untuk peralatan khusus dengan tingkat kerusakan yang sudah parah, dan perbaikannya juga memerlukan kemampuan profesional yang khusus, maka dapat memanfatkan tenaga teknisi ahli dari luar. Misalnya untuk perbaikan peralatan ukur optik, peralatan ukur elektronik, yang konstruksinya sangat rumit. Untuk pekerjaan perawatan yang ringan dan rutin dapat melibatkan siswa praktikan. Misalnya dalam menjaga kebersihan ruang dan tempat praktik, menjaga kebersihan peralatan, membantu dalam penyimpanan peralatan. Untuk keperluan pencegahan terhadap kemungkinan kerusakan akibat kesalahan pemakaian sekaligus sebagai upaya pembinaan tanggungjawab mahasiswa, dapat peraturan dan tata tertip penggunaan peralatan di laboratorium

b. Biaya perawatan ( money ) Perawatan membutuhkan biaya, bahkan kadang-kadang biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan sangat mahal. Biaya perawatan dibutuhkan untuk berbagai hal, antara lain: 1. Biaya pembelian bahan-bahan untuk perawatan, seperti sabun, carbol, kain lap, perekat, cat, bahan pengawet, pencegah jamur, dan sebagainya. 2. Biaya pembelian suku cadang, seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik, mouse komputer, dan sebagainya 3. Biaya pembelian peralatan perawatan, seperti: sapu, sikat, sulak, kuas, solder, tang, obeng, gunting, dan sebagainya. 4. Upah tenaga perawatan jika perlu, khususnya apabila pekerjaan perawatan terpaksa harus mengundang pihak luar, misalnya ahli komputer. Biaya perawatan di atas perlu dihitung dan dimasukkan dalam usulan anggaran, sehingga tersedia dana untuk perawatan laboratorium secara rutin.

d. Bahan perawatan ( materials )

Yang dimaksud dengan bahan perawatan adalah seluruh jenis bahan yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium. Bahkan untuk pekerjaan perawatan ini harus tersedia dengan jumlah yang memadai, karena bahan ini merupakan salah satu sumber daya yang sangat urgen untuk merawat semua peralatan laboratorium. Bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan peralatan laboratorium, antara lain: 1. Bahan untuk pekerjaan kebersihan, seperti:sabun, carbol, kain lap, thinner, bahan pembersih alat-alat laboratorium, tempat sampah, kantong plastik, dan bahan pembersih lainnya. 2. Bahan untuk pemelihara, seperti: bahan pengawet, minyak pelumas, bahan pelapis, bahan pelindung, pembungkus, pupuk tanaman dan makanan hewan pada laboratorium Biologi, pembasmi serangga, dan sebagainya. 3. Suku cadang, seperti: seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik, mouse komputer, dan sebagainya.

d. Peralatan perawatan ( machines ) Tersedianya alat-alat perawatan merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan perawatan laboratorium. Apabila laboratorium memiliki peralatan perawatan lengkap akan sangat mendukung terlaksananya program perawatan peralatan laboratorium. Peralatan untuk pekerjaan perawatan, tergantung dari jenis sarana atau fasilitas yang dirawat serta jenis kegiatan perawatannya. Peralatan perawatan laboratorium antara lain meliputi: peralatan untuk: 1. Peralatan penyimpanan, misalnya almari, rak 2. Peralatan pemeliharaan, misalnya alat pelumas, alat pelapis 3. Peralatan pemeriksaan, misalnya instrumen pengukuran 4. Peralatan penyetelan kembali 5. Peralatan perbaikan

Peralatan perawatan yang sifatnya umum, sederhana, dan secara rutin sering dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan sebaiknya dimiliki oleh setiap laboratorium.

e. Cara perawatan ( methodes)

Cara atau metode untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium yang dapat dilakukan antara lain dengan cara: 1. Melakukan pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui gambar atau tulisan, peraturan, tata tertib bagi pengguna laboratorium/bengkel, memberi bahan pengawet. 2. Menyimpan, misalnya menyimpan peralatan laboratorium agar terhindar dari kerusakan. 3. Membersihkan, agar peralatan laboratorium selalu bersih dari kotoran yang dapat merusak, misalnya debu dan uap air yang dapat menyebabkan terjadinya korosi. 4. Memelihara, misalnya dengan meminyaki peralatan mekanis, memberi makan hewan percobaan. 5. Memeriksa atau mengecek kondisi peralatan laboratorium untuk mengetahui adanya gejala kerusakan. 6. Menyetel kembali atau tune-up, kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan dalam kondisi normal atau standar. 7. Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan peralatan laboratorium pada batas tingakat kerusakan tertentu yang masih mungkin dapat diperbaiki sendiri, sehingga siap dipakai untuk praktikum mahasiswa. 8. Mengganti komponen-komponen peralatan peralatan laboratorium yang sudah rusak.

f. Waktu perawatan ( minutes ) 1. Waktu untuk perawatan peralatan laboratorium dapat dilihat dari tersedianya kesempatan atau waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam kegiatan perawatan dan pemanfaatan kesempatan tersebut secara efektif dan efisien untuk melaksanakan kegiatan perawatan. Dari sisi obyek yang dirawat, jadwal pelaksanakan pekerjaan perawatan laboratorium dapat ditetapkan berdasarkan pada:

1. Berdasarkan pengalaman lalu dalam suatu jenis pekerjaan perawatan alat yang sama peroleh pengalaman mengenai selang waktu atau frekuensi untuk melakukan perawatan seminimal mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko kerusakan alat

tersebut. Bagi laboran/teknisi yang telah berpengalaman dalam melakulan tugas perawatan peralatan laboratorium akan banyak memiliki informasi untuk membantu dalam menyusun jadwal perawatan. 2. Berdasarkan sifat operasi atau beban pemakaian atau penggunaan peralatan laboratorium. Untuk obyek atau alat yang sering digunakan untuk kegiatan praktikum dan pemakainya banyak orang, maka obyek atau alat tersebut akan cepat kotor atau rusak. Untuk menjaga agar tetap bersih dan menghindari kerusakan, mestinya jadwal perawatannya harus dibuat tinggi frekuensinya. Artinya obyek atau alat tersebut harus sering dilakukan perawatan. 3. Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan yang dimiliki laboratorium. Biasanya peralatan laboratorium yang baru dibeli dari pabrik dilengkapi dengan buku manual yang memuat petunjuk operasi dan cara serta jadwal perawatan alat tersebut. Informasi tersebut dapat dipakai sebagai rujukan dalam menyusun jadwal perawatan.

6. Mengelola pekerjaan perawatan laboratorium Dengan mengacu pada pengertian pengelolaan dan gambaran tentang sumber daya yang dibutuhkan dalam sistem perawatan laboratorium, maka untuk mengelola pekerjaan perawatan laboratorium mencakup kegiatan: a. Merencanakan program perawatan dengan menetapkan obyek apa yang dirawat, jenis pekerjaan perawatan yang dikerjakan, kapan jadwal pelaksanannya, siapa pelaksana, apa bahan dan alat yang digunakan untuk merawat, dan jika perlu berapa biaya yang dibutuhkan. b. Mengorganisir sistem perawatan, menentukan deskripsi pekerjaan perawatan dan mekanisme kerjanya. c. Melaksanakan ( actuating ) program perawatan d. Mengevaluasi dan melaporkan kinerja perawatan

7. Pemeliharaan peralatan laboratorium Pemeliharaan alat-alat di laboratorium sebenarnya mempunyai andil besar dalam menanggulangi banyaknya kecelakaan kerja di dalam laboratorium. Pemeliharaan alat-alat laboratorium secara berkala dapat mengantisipasi kecelakaan yang timbul secara lebih dini.

Begitu juga dengan kebersihan laboratorium. Biasanya, laboratorium merupakan tempat bertemunya cairan-cairan tubuh manusia yang mengandung beberapa jenis penyakit dari spesimen tersebut, dan tujuan menjaga kebersihan laboratorium ini adalah untuk mencegah bibitbibit penyakit yang terdapat pada jenis spesimen yang di teliti tertular kepada para pekerja.

Berikut cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan peralatan laboratorium: 1. Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih dahulu. Jangan sekali-kali meninggalkan laboratorium dalam keadaan kotor karena dapat menimbulkan bibit-bibit penyakit. 2. Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya, seperti bahan-bahan kimia kembalikan pada lemari yang telah tersedia. 3. Bersihkan meja dan lantai laboratorium menggunakan antiseptik agar meja tersebut tetap steril dan bebas dari kuman penyakit. 4. Cucilah dengan bersih semua alat-alat yang telah dipakai seperti tabung reaksi, pipet, kaca preparat, dll agar tetap steril dan siap untuk digunakan kembali. 5. Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang memerlukan perbaikan. 6. Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam kondisi buruk. 7. Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar menjaga kestabilan alat tersebut. 8. Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat tersebut tidak di gunakan kembali.

Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alatalat praktikum: Sebelum menggunakan alatalat praktikum, pahami petunjuk penggunaan alat itu. a. Perhatikan dan patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat b. Pahami fungsi atau peruntukan alatalat praktikum dan gunakanlah alatalat tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya. Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan

c. Pahami rating dan jangkauan kerja alatalat praktikum dan gunakanlah alatalat tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan d. Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/ logam tajam, api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut e. Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau sejenisnyapada badan alatalat praktikum yang digunakan

9. Jenis-jenis Peralatan Laboratorium dan Perawatannya a. Incubator Incubator merupakan sebuah perangkat yang memungkinkan mengontrol kondisi lingkungan, seperti suhu dan kelembapan. Sering digunakan unuk pertumbuhan bakteri, atau memberikan lingkungan yang cocok untuk kondisi biologis atau reaksi kimia.

Dalam penggunaanya pada proses percobaan di laboratorium, funsi incubator dikategorikan kedalam dua macam yakni: Dalam mikrobiologi, inkubator adalah sebuah perangkat untuk mengontrol suhu, kelembapan, dan kondisi yang mikrobiologikal. Dalam bioteknologi, inkubator digunakan untuk mengatur suhu lingkungan suatu objek pengamatan. Cara Perawatan : Jangan letakkan alat terlalu dekat dengan dinding karena dibelakang alat ada aliran ventilasi udara. Jangan tertumpah air atau cairan, karena dapat menyebabkan terjadinya hubungan pendek listrik dan bahaya sengatan listirk. Untuk perawatan, bersihkan alat hanya dengan lap bersih atau lap yang dibasahi air. Jika diperlukan gunakan netral detergen dan lengkap dengan penyekanya. Kemudian lap dengan kain kering setiap selesai kerja. Rak dapat dilepas untuk memudahkan membersihkan dengan cara ditarik/ digeser.

Debu atau material korosif dalam jumlah besar dalam ruangan incubator dan di sekitar peralatan dapat menjadi deposit dalam incubator dan menyebabkan arus pendek atau kerusakan pada sirkuit listrik. Jarak antar specimen harus diatur supaya memungkinkan sirkulasi udara dalam incubator. Bahan pelarut organik atau bahan yang mudah terbakar dan meledak tidak bisa digunakan dalam ruang inkubator. Misalnya nitrat,peroksida, garam nitrat, pelarut organik, dll. Ini disebabkan karena fungsi, sifat dan ciri-ciri beberapa bagian dari inkubator jika dipanaskan akan berada pada suhu yang tinggi.Selain itu, akan menimbulkan gas atau debu pada saat proses pemanasan. Jika pengguna menyentuh satu bagian-bagian yang dilarang selama operasi, atau mengoperasikannya dengan cara yang salah, bisa dipastikan pengguna akan mengalami kecelakaan yang tak diduga. Hati dengan tanda peringatan untuk keselamatan dan untuk mencegah kecelakaan kerja. Matikan tombol komponen dan cabut steker dari terminal AC sebelum dibersihkan. Ketika membersihkan bilik, keluarkan komponen pendukung dari siku-siku.

b. Oven Oven adalah alat yang digunakan untuk mengeringkan suatu bahan basah menjadi bahan kering agar dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Oven juga biasanya digunakan dalam berbagai macam aplikasi proses pemanasan termasuk praktikum umum di laboratorium, pengujian keseimbangan komponen, pengerasan bahan, mengeringkan alat-alat gelas dan sterilisasi. Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Cara Perawatan : Sebelum oven digunakan bersihkan semua aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah dicabut dan oven sudah dingin sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian dalam dibersihkan dengan lap lembut dalam air panas atau detergen. Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan mengelap elemen pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan menggunakan alat gelas untuk dimasukkan kedalam oven.

Jagalah agar selalu ada jarak minimal 1 antara bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan sekali-sekali menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka. Hindari seringnya membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini menimbulkan panas dalam oven berkurang. Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari dalam oven. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabel listrik. Segera cabut steker dari stopkontak.

c. Timbangan Analitik Timbangan analitik adalah alat untuk menimbang bermacam-macam bahan dengan ketelitian tinggi. Cara Perawatannya : Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian dan menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus 392 dimatikan. Piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan. Ditempatkan diatas meja yang paling stabil di laboratorium, Karena itu dipilih tempat dekat dinding atau dipojok ruangan. Menggunakan stabilizer yang sesuai. Dihindarkan dari sinar matahari langsung. Dihindarkan dari gerakan udara. Dihindarkan dari radiasi panas dan elektromagnetik. Didatarkan posisinya dengan mengatur mata kucing. Ditutup pintu neraca pada saat tidak digunakan. Dihidupkan setiap hari meskipun tidak digunakan

d. Autoclave Autoclave adalah alat untuk sterilisasi peralatan dan bahan-bahan dengan melibatkan uap panas dan tekanan udara tertentu sehingga alat dan bahan menjadi steril. Prinsip Kerja Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat/ media dengan uap panas dan tekanan tertentu yang dapat membunuh mikroorganisme. Uap panas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber dari uap panas yang dihasilkan oleh api (kompor atau elemen pemanas listrik) yang memanaskan air yang terdapat didalam autoclave. Autoclave dapat dioperasionalkan pada suhu 115-1500C. Sterilisasi akan efektif bila dilakukan pada lamanya waktu, tekanan dan suhu yang sesuai untuk objek yang sedang disterilisasi. Misalnya media nutrisi dengan volume 25-50 ml cukup disterilisasi dengan autoclave dengan suhu 1210C selama 15-30 menit pada tekanan 1,5 Kg/cm. Agar autoclave dapat difungsikan setiap saat maka pemeliharaan dan perawatan autovlave harus selalu diperhatikan. Cara Perawatan Apabila autovlave telah selesai dipergunakan, air aquades yang ada didalam harus dibersihkan. Simpan autoclave pada tempat yang kering dan bersih.

e. Laminar Air Flow Cabinet Laminar Air Flow Cabinet adalah meja kerja steril untuk melakukan kegiatan inokulasi/ penanaman. Prinsip Kerja Lamianar Air Flow Cabinet digunakan sebagai meja kerja steril untuk kegiatan inokulasi/ penanaman. Laminar Air Flow Cabinet mengutamakan adanya hembusan udara steril yang digerakkan oleh blower yang disaring oleh HEPA Filter.

Sebelum dioperasikan Laminar Air Flow Cabinet harus dinyalakan minimal 30 menit dan harus dilakukan penyemprotan dengan alcohol agar alat dan ruang kerja tersebut terjamin kesterilannya.

Pada saat melaksanakan pekerjaan, harus dinyalakan blowernya yang berfungsi sebagai penghembus udara steril dan lampu TL sebagai penerang. Agar Laminar Air Flow Cabinet dapat difungsikan setiap saat, pemeliharaan dan perawatan alat harus selalu dilakukan.

Cara Perawatan Apabila Laminar Air Flow Cabinet selesai dipergunakan, untuk langkah perawatannya yaitu : Membersihkan semua sisa potongan eksplan dengan tissue Bakarlah (pisau scalpel, pinset) dengan menyemprotkan terlebih dahulu dengan alkohol 95% dan tempatkan kembali dalam keadaan siap pakai. Matikan blower dengan memijit tombol off Semprotkan ruang kerja dengan alcohol Tutup kembali pintu Laminar Air Flow Cabinet Matikan lampu TL Nyalakan kembali lampu UV.

f. pH Meter pH meter adalah alat untuk mengukur derajat keasaman suatu larutan. Prinsip Kerja Alat ini berfungsi untuk mengukur pH, suhu larutan dan daya hantar listrik Untuk masing-masing fungsi dilengkapi dengan tongkat penyidik yang pada masingmasing ujungnya terdapat sensor Pada layar monitor terlihat langsung angka penunjuk sesuai dengan fungsinya yang dioperasikan Mempunyai sumber energi dari baterai kering dengan tegangan 9 volt Khusus untuk tongkat penyidik/ pembaca keadaan pH larutan, pada ujungnya terdapat sensor yang terbuat dari kaca didalamnya terdapat larutan maka bila tongkat tidak

digunakan harus selalu dijaga kebersihannya dari segala kotoran dan kemudian direndam dalam aquades. Agar diperoleh ketepatan pembaca alat ini harus dikaliberasi dengan larutan buffer (buffer 4 dan buffer 7) Cara Perawatan Apabila alat ukur pH meter selesai digunakan, maka untuk langkah-langkah perawatannya adalah ; Menggulung kabel yang menyambung pada tongkat pH Tempatkan tongkat sensor pH pada botol yang berisi aquades Simpan pada wadah yang telah disediakan dalam keadaan alat posisi off Simpan ditempat yang kering dan bersih

g. Hot Plate Magnetik Stirer Hot plate Magnetic Stirer adalah alat untuk mencampur/ meramu dan memasak media kultur. Prinsip Kerja Hot plate magnetic stirrer digunakan untuk memasak/ meramu segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas. Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi listrik. Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan.

Cara Perawatan Apabila selesai digunakan harus dibersihkan dengan menggunakan lap kering. Simpan pada tempat yang aman dan bersih

h. Diseting Set Diseting dan burner set adalah alat yang dipergunakan untuk kegiatan inisiasi dan inokulasi pada kegiatan kultur jaringan.

Prinsip Kerja Diseting dan Burner set digunakan untuk pemotongan, pengambilan dan penanaman kembali bagian tanaman, eksplan dan inokulasi pada kegiatan kultur jaringan. Sebelum dioperasikan harus disterilkan dengan menyemprotkan alkohol kemudian dibakar atau dibungkus dengan kertas kemudian sterilkan dengan menggunakan autoclave. Cara Perawatan Membersihkan peralatan diseting dan burner set menggunakan kertas tissue sampai bersih. Semprot dengan alkohol kemudian bakar dengan nyala api. Simpan diseting dan burner set pada tempat yang kering dan bersih pada keadaan siap pakai kembali.

i. Penangas Air (Water Bath) Perawatan secara reguler oleh Jasa Layanan pelanggan tidak diperlukan. Pembersihan yang dibutuhkan pada perawatan (seperti membersihkan sudu-sudu / baling-baling roda yang berputar) dilakukan oleh Operator laboratorium sesuai dengan petunjuk pabrik. Media pemanas (misal air) harus dapat diganti dalam kasus bila terlihat adanya kontaminasi ( seperti partikel-partikel, kontaminasi dari reagen). Permukaan alat harus dibersihkan dengan menggunakan pembersih (sabun/ deterjen yang biasa digunakan). Kontaminasi lebih kuat ( adanya deposit kapur), dapat dihilangkan dengan pembersih yang khusus/cocok (misal asam asetat encer).

j. Spektrofotometer Uv-Vis Dioperasikan menggunakan stabilizer yang sesuai; 1. 2. Dihidupkan tiap hari meskipun tidak dipakai. Jika tidak dipakai cukup 1-2 jam; Hindarkan sedapat mungkin tumpahnya cairan kedalam wadah cuvet. Jika ini terjadi segera

bersihkan kembali dan keringkan seperti sediakala; 3. 4. Matikan lampu deuterium dan lampu wolfram bila tidak dipakai; Ikuti manual alat dalam pemeliharaan alat.

k. Buret Buret adalah alat untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam praktikum yang memerlukan presisi, seperti pada percobaan titrasi. Buret merupakan peralatan gelas laboratorium yang

berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Buret sangatlah akurat , buret kelas A memiliki akurasi sampai dengan 0,05 cm.

Teknik menggunakan buret

Saat mengisi buret, tutup kran dan gunakan corong saring. Agar larutan dapat mengalir dengan lancar, angkat corong saat memasukan larutan. Isi buret hingga skala 0. baca miniskus dengan benar. Lap bagian atas buret dengan tissue agar tetesan larutan yang menempel pada bagian dalam buret tidak menetes

Sebelum digunakan, pastikan buret tidak bocor dan kran dapat berfungsi dengan baik. Pastikan pula, sudah tidak terdapat gelembung di bagian bawah buret

Keluarkan larutan dari buret hingga mencapai titik akhir. Titik akhir ditandai dengan adanya perubahan fisik.

Bilas bagian bawah buret dengan bantuan botol semprot. Demikian pula dinding bagian dalam erlenmeyer.

Cara Pemeliharaan Buret Cara memasang buret : 1. Diperiksa terlebih dahulu apakah buret dalam kondisi baik. Bila tidak ( pecah / bocor ) mintalah buret dengan kondisi yang baik kepada instruktur. 2. Sebelum digunakan yakinkan buret dalam keadaan bersih bila perlu dibilas dengan aquadest. 3. Diperiksa kran bila macet atau bocor, berilah sedikit vaselin pada kran dengan hati hati, jangan sampai vaselin menyumbat lubang pada kran buret.

4. Ditempatkan buret pada standar buret dengan memakai klem buret dan kemudian buret dibuat vertikal baik dari depan maupun dari samping. Cara memasukkan titran kedalam buret : 1. Pada saat akan digunakan, dibilas buret diisi dengan larutan titrasi 2 - 3 kali dan pembilasan dibuang. 2. Dengan memakai corong buret diisi dengan titran sampai sedikit diatas garis nol. 3. Corong dipindahkan dan bagian sisi dalam buret yang ada diatas larutan dibersihkan dengan kertas saring yang kering. 4. Diturunkan permukaan larutan dalam buret dengan jalan membuka kran sampai tidak ada gelembung dalam buret. Cara membaca buret : 1. Untuk cairan yang bening (tidak berwarna ), ditepatkan miniskus bagian bawah zat cair pada garis nol. 2. Antara mata pengamat dengan miniskus zat cair harus dalam satu bidang horizontal. 3. Skala dibaca dengan tepat pada miniskus bawah untuk zat cair yang tidak berwarna, sedangkan untuk zat cair yang berwarna dibaca skala pada miniskus atas. 4. Dibaca skala sampai dua angka dibelakang koma, angka pertama dibelakang koma dibaca berdasarkan skala buret angka terakhir atas dasar perkiraan. Cara titrasi : 1. Bila zat cair melewati garis nol, pekerjaan tidak perlu diulang tetapi langsung dibaca pada skala berikutnya. 2. Pada saat melakukan titrasi, disiapkan terlebih dahulu labu erlenmeyer yang sudah terisi contoh uji. 3. Ditambahkan indikator secukupnya, gunakan tangan kiri untuk labu erlenmeyer pada bagian lehernya sambil digoyang goyangkan perlahan hingga mendekati titik akhir titrasi. 4. Jika mendekati titik akhir titrasi laju pengetesan dilakukan sedikit demi sedikit hingga menjelang perubahan warna indikator.

5. Dihentikan titrasi pada saat terjadi perubahan warna dari indikator yang digunakan. 6. Selalu catat volume larutan didalam buret ketika sebelum dan sesudah digunakan titrasi. Cara membersihkan dan memelihara buret : 1. Setelah digunakan buret dicuci dengan air sabun atau detergen dan air ledeng. 2. Bilas buret dengan aquadest 3. Keringkan bagian luar buret dengan lap bersih yang kering/tissue 4. Tempatkan buret pada statif dengan posisi terbalik

l. Mikropipet Mikropipet (micropipet) adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Penggunaan pipet gelas seperti pipet ukur dan pipet gondok tidak mempunyai akurasi yang tinggi untuk volume kurang dari 1 ml. Sehingga pada pemindahan cairan dengan volume kecil kurang dari 1000 microliter, orang cenderung menggunakan mikropipet, biasa juga disebut dengan pipet otomatis. Pipet otomatis ini mempunyai akuraritas dan presisi yang lebih baik dari pada pipet gelas.

Teknik Penggunaan Ada dua cara pemipetan, yaitu Forward Mode dan Reverse Mode. Berikut ini ilustrasi kedua proses tersebut: Cara Pemipetan Mode Forward (image from Gilson Guide to Pipetting)

Cara Pemipetan Mode Reverse (image from Gilson Guide to Pipetting)

Umumnya pipet jenis air-displacement menggunakan Forward Mode ketika melakukan kalibrasi, sehingga metode inilah yang harus kita gunakan. Mode Reverse dapat digunakan ketika menggunakan pipet jenis air-displacement untuk memipet cairan yang kental atau mudah menguap. Sementara itu pipet positive-displacement hanya menggunakan mode Forward saja.

Teknik Perawatan a. Mengecek secara rutin kondisi pipet, periksa apakah ada bagian yang rusak, retak atau ada komponen yang hilang. b. Membersihkan pipet setiap sebelum dan sesudah pemakaian dengan alkohol atau cairan khusus pembersih pipet. c. Mensterilkan komponen-komponen pipet yang dapat disterilkan (dengan autoclave atau penyinaran UV) d. Jika terdapat kerusakan atau kelainan dan kejanggalan, segera periksakan kondisi pipet Anda ke manufacturer atau agen penjualnya.

m. Pipet Cara perawatan dan pemeliharaan pipet ukur, pipet volume, dan pipet Pateur, antara lain : 1. Setelah digunakan, pipet dicuci dengan air sabun atau detergen dan air ledeng. 2. Bilas pipet dengan aquadest. 3. Keringkan bagian luar pipet dengan lap bersih yan kering atau tissue 4. Tempatkan pipet pada tempat pipet dengan posisi terbalik

n. Centrifuge Cara perawatan dan pemeliharaan centrifuge, antara lain : 1. Pada kecepatan tinggi, suhu dalam cairan akan naik akibat gesekan dan sebagainya, sehingga centrifuge yang harus bekerja terus-menerus untuk waktu yang lama harus dilengkapi dengan alat pendingin. 2. Bila dalam centrifuge hanya diputarkan beberapa tabung, harus diusahakan agar jumlahnya genap. 3. Demi keselamatan, centrifuge tidak boleh dihentikan dengan tangan. Selain itu, penghentian dengan tangan akan menimbulkan arus kisaran dalam endapan. 4. Rotor centrifuge harus dirawat baik-baik dan dijaga agar keadaannya selalu bersih. 5. Beban centrifuge harus terbagi secara seimbang di sekeliling poros rotor agar centrifuge berjalan tanpa bising.

Bila menggunakan sentrifuge tangan, hal-hal berikut harus diingat: 1. Kedua tabung harus kira-kira sama besar dan bobotnya. 2. Tabung tak boleh diisi terlalu banyak, sehingga kurang dari 1 cm dari mulut. 3. Masukkan tabung-tabung itu ke dalam sentrifuge dengan posisi yang diametris berlawanan; lengan (sering disebut rotor) akan berimbang dan getaran akan berkurang sebanyak mungkin. 4. Mulailah sentrifuge dengan lambat dan lancar dan capai kecepatan maksimum dalam beberapa putaran dari engkolnya. 5. Sebelum memulai, perhatikan apakah ada partikel yang mengapung pada permukaan cairan atau menempel pada dinding tabung.

6. Jangan sekali-kali menggunakan tabung centrifuge yang bibirnya sumbing atau retak. 7. Jangan meninggalkan centrifuge yang masih berjalan. Jika terdengar suara yang mencurigakan, atau nampak instumen itu bergetar atau menjadi panas luar biasa, putuskan arus listriknya.

o. Labu Ukur Cara perawatan dan pemeliharaan labu ukur, antara lain : 1. Setelah digunakan, labu ukur dicuci dengan air sabun atau deterjen dan air ledeng. 2. Labu ukur dibilas dengan aquades 3. Bagian luar labu ukur dikeringkan dengan lap bersih yang kering atau tissue 4. Labu ukur ditempatkan pada tempatnya pada posisi terbalik.

DAFTAR PUSTAKA

http://xbrasi.wordpress.com/2009/11/23/kalibrasi/ http://www.penyehatan-air-depkes.com/modules/mydownloads/downloads/KALIBRASI%20 alat%20lab.pdf http://ekapakketu.blogspot.com/2011/07/perawatan-dan-pemeliharaan-peralatan.html http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/utilitas-pabrik/membersihkan-peralatanlaboratorium/ http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kegiatan-di-laboratorium/kegiatanyang-benar-di-laboratorium/ http://kimaiitumudah.blogspot.com/2011/05/cara-pengelolaan-dan-penyimpanan.html http://ikoel.blogspot.com/2011/09/pengenalan-alat-alat-laboratorium.html http://www.scribd.com/doc/51034289/PENGENALAN-ALAT http://www.askep.net/pdf/percobaan-pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia.html http://muniri.com/info/cara+perawatan+alat+laboratorium http://labkd.blog.ugm.ac.id/2008/11/25/pengenalan-alat-gelas/ http://definisi.net/definisi-ilmu/apa-itu-oven-laboratorium-/ http://www.alatlabor.com/kategori/235/oven-laboratorium http://gurumudabicara.blogspot.com/2010/07/inkubator-lab.html http://id.wikipedia.org/wiki/Inkubasi http://pskh.ub.ac.id/wrp-con/uploads/2011/06/Dokumen%20MutuInstruksi%20Kerja/01300%2006142%20IK%20Inkubator%20memmert.pdf

Você também pode gostar