Você está na página 1de 2

ASTRINA SETIYANTI 12/MPA-XXIVA/71

AUDIT PLANNING (PERENCANAAN PEMERIKSAAN)


Standar pelaksanaan pekerjaan lapangan mengharuskan perencanaan yang sebaik-baiknya dalam setiap penugasan audit. Oleh sebab itu tahap perencanaan audit merupakan tahap yang mau tidak mau harus mendapat perhatian yang serius dari auditor. Hal ini tentu tidak dapat dipungkiri karena pekerjaan apapun tentu akan lebih baik bila terencana dengan baik. Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi sebagai berikut : Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Audit Plan adalah pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan disusun segera setelah MANAGEMENT LETTER (surat perikatan) disetujui klien. Tujuan Audit Plan adalah untukmencapai keyakinan yang memadai guna mendeteksi salah saji yang diyakini jumlahnya besar, baik secara individual mapun secara keseluruhan, yang secara kuantitatif berdampak material terhadap laporan keuangan. Dalam merencanakan audit : Risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, sesuai dengan pertimbangan professional Menetapkan pertimbangan awal mengenai tingkat matealitas Untuk audit plan, auditor dapat mempertimbangkan materialitas : Sebelum laporan keuangan yang akan diaudit selesai disusun Setelah laporan keuangan yang akan diaudit selesai diaudit, namun perlu dimodifikasi Untuk kedua keadaan tersebut didasarkan atas laporan keuangan intern klien yang disetahunkan atau laporan keuangan tahunan satu / lebih periode sebelumnya, dengan syarat memperhatikan pengaruh perubahan besar dalam perusahaan klien dan perubahan lain yang relevan dalam perekonomian secara keseluruhan Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan antara lain : Pahami bisnis dan industri klien Kebijakan dan prosedur akuntansi klien Metode pengolahan informasi akuntansi yang digunakan klien, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan Penetapan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan Pertimbangan awal tingkat materialitas untuk tujuan audit Pos laporan keuangan yang memerlukan penyesuaian (adjustment) Kondisi yang mungkin memerlukn perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti risiko kekeliruan dan ketidakberesan yang material atau adanya transaksi antar pihak yang mempunyai hubungan istimewa Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas sebagai contoh: laporan audit tentang laporan keuangan konsolidasi,laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak/perjanjian Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan audit : Menghimpun pemahaman bisnis klien dan industri klien. Penghimpunan pemahaman bisnis dan industri klien dilakukan dengan tujuan untuk mendukung perencanaan audit yang dilakukan auditor. Hal-hal yang berkaitan dengan bisnis dan industri klien yang perlu dipahami auditor adalah jenis bisnis dan produk klien lokasi dan karekteristik operasi klien seperti metode produksi dan pemasaran . jenis dan karakteristik ondustri. Hal ini menentukan sensitivitas bisnis klien terhadap perubahan kondisi ekonomi. Kebijakan dan praktik industri sangat berdampak kepada kelangsungan usaha klien. Eksistensi ada tidaknya pihak terkait yang mempunyai hubungan erat dengan klien misalnya sama-sama anak perusahaan dari suatu holding company. Regulasi pemerintah yang mempengaruhi bisnis dan industri klien Karekteristik laporan yang harus diberikan kepada badan regulasi. Melakukan prosedur analitis Prosedur analitis adalah pengevaluasian informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan-hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data non keuangan. Prosedur analitis dilakukan dalam tiga tahap audit yaitu tahap perencanan, tahap pengujian atau tahap pengerjaan lapangan, dan tahap penyimpulan hasil audit. Dalan tahap perencanaan, prosedur analitis berguna untuk membantu auditor merencanakan sifat, penentuan waktu, dan luas prosedur audit. Dalam tahap pengerjaan lapangan, prosedur analitis merupakan prosedur audit yang optimal.prosedur analitis dilakukan sebagai salah satu pengujian substansif untuk menghimpun bahan bukti tentang asersi tettentu yang terkait dengan saldo rekening. Dalam tahap pengambilan kesimpulan hsil audit, prosedur analitis berguna sebagai alat untuk penelaahan akhir tentang rasionalitas laporan keuangan auditan. Melakukan penilaian awal terhadap materialitas: Materialitas merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam audit laporan keuangan karena materialitas mendasari penerapan standar auditing, khususnya pengerjaan lapangan, dan stndar pelaporan.materialitas adalah besarnya kelalaian atau pernyataan yang salah pada informasi akuntansi yang dapat menimbulkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Menilai risiko audit: Audit harus mempertimbangkan risiko audit dalam melakukan perencanaan audit. Risiko audit adlah risiko tidak diketahuinya kesalahan yang dapat mengubah pendapat auditor atas suatu laporan keuangan yang diaudit: Risiko audit terdiri dari atas tiga komponen, yaitu 1. Risiko bawaan

Risiko bawaan adalah kerentanan atau mudah tidaknya suatu akun mengalami salah saji material dengan asumsi tidak ada kebijakan dan prodedur struktur pengendalain intern yang tekait. Contoh : asersi keberadaan atau keterjadian akun piutang dagang mempunyai risiko bawaan yang lebih tinggi daripada aktiva tetap. Keberadaan aktiva tetap lebih mudah dibuktikan daripada keberadaan piutang dagang. 2. Risiko pengendalian Risiko pengendalian adalh risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi yang tidak dapat didetksi ataupun dicegah secara tepat pada waktunya oleh berbagai kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern satuan usaha. Semakin efektif struktur pengendalian intern maka senakin kecil risiko pengendalian . 3. Risiko deteksi Risiko deteksi merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji matrial yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi dapat ditekan atau diturunkan auditor dengan cara melakukan perencaaan yang memadai, dan supervisis atau pengawasan yang tepat, serta penerapan standar pengendalian mutu. Mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk asersi yang signifikan Tujuan auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk menurunkan risiko audit pada tingkat serendah mungkin untuk mendukung pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. Strategi audi, yaitu : 1. Primarily substantive approach Pada strategi ini auditor lebih mengutamakan pengujian substantive daripada pengujian pengendalian. 2. Lower assessed level of control risk approach Pada strategi ini, auditor lebih mengutamakan pengujian pengendalian dripada pengujian substantive. Hal ini bukan berarti auditor sama sekali tidak melakukan pengujiam substanti, auditor tetap melakukan pengujian substantive meskipun tidak seekstensif pada primarily substantive approach Menghimpun pemahaman sruktur pengendalian intern klien Standar pengerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya, auditor harus memahami bisnis klien dengan sebik-baiknya, termasuk sifat, dan jenis usaha klien, struktur organisasinya, struktur permodalan, metode produksi, pemasaran, distribisi dan lain-lain. Untuk memperoleh pengetahuan tentang bisnis kliem melalui pengalaman dengan klien dan industrinya, pengajuan pertanyaan kepada pengawai perusahaan klien, kertas kerja audit dari tahun sebelumnya (yang berisi informasi mengenai sifat bisnis, struktur organisasi dan karekteristik opersi serta transaksi yang memerlukan pertimbangan khusus), publikasi yang diperlukan industri lapoaran keuangan, buku teks, majalah dan perorangan yang memiliki pengetahuan industri klien Pengetahuan bisnis klien membantu auditor mengidentifikasikan bidang yang memerlukan pertimbangan khusus, menila kondisi yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah, direview dan dikumpulkan dalam organisasi, menilai kewajaran estimasi, serta penilaian atas persediaan, depresi, penyisihan piutang ragu-ragu dan lain-lain. Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten yang terkait dalam pencapaian tujuan audit dan menentukan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervisi adalah memberikan instruksi kepada asisten, tetap menjaga penyampaian informasi masalah-masalah yang penting yang dijumpai dalam audit, mereview pekerjaan dilaksanakan, dan menyelesaikan perbedaan pendapat diantara staf audit kantor akuntan. Luasnya supervise yang memadai bagi suatu keadaan tergantung atas banyak factor, termasuk kompleksitas masalah dan kualifikasi orang yang melaksanakan audit. memahami tanggung jawabnya dan tujuan prosedur audit mengetahui hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, luas dan saat prosedur tersebut dilaksanakan (sifat bisnis klien, masalah akuntansi dan audit) Para asisten harus diberitahu tanggung jawab mereka dan tujuan prosedur audit yang mereka laksanakan.yang mereka laksanakan. Mereka harus diberitahu hal-hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, luas dan saat prosedur yang harus dilaksanakan seperti sifat bisnis satuan usaha yang bersangkutan dengan penugasan dan masalh-masalh akuntansi dan audit 2. Isi Audit Plan Isi dari audit plan mencakup : Hal-hal mengenai klien Bidang usaha klien, alamat, no. telepon, fax. Status hukum perusahaan (berdasarkan akte pendirian) Kebijakan akuntansi - Buku yang digunakan : buku penjualan, buku pembelian, buku kas/bank, buku memorial - Meode pembukuan : manual, computer, mesin pembukuan Neraca komparatif dan perbandingan penjualan, laba/rugi tahun lalu dan sekarang. Client contact : presiden direktur, controller, penasihat hukum Accounting, auditing dan tax problem - Accounting problem : perubahan metode pencatatan dan manual kekomputer, revaluasifixed asset, perubahan metode atau tariff penyusutan - Auditing problem : hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan, perubahan accounting policy - Tax problem : masalah restitusi, kekurangan penyetoran, adanya dua pembukuan dan perusahaan. Pada akhir Audit Plan, mencantumkan: a. Dibuat oleh b. Review oleh: c. Approved oleh:

Você também pode gostar