Você está na página 1de 5

Analisis Horizontal PT Surya Citra Media tahun 2009 dan 2010:

a) Kas Bersih dari aktivitas operasi pada PT Surya Citra Media mengalami peningkatan

sebesar 79.81 % dimana pada tahun 2009 sebesar Rp.383.001.433.000 dan pada tahun 2010 sebesar Rp.688.684.643.000. Sebagai hasil dari kesuksesan manajemen dalam meningkatkan pendapatan, mengurangi biaya dan mengelola kebutuhan modal kerja. Peningkatan pada beberapa akun, antara lain:

Adanya kenaikan pendapatan dari pelanggan 14, 85%. Hal ini menunjukan bahwa pembayaran piutang oleh pelanggan pada tahun ini mengalami kenaikan, yang pastinya akan menambah aliran kas perusahaan. Semakin banyak kas yang dimiliki perusahaan memungkinkan perusahaan untuk dapat menggunakan kas tersebut.

Penurunan pembayaran kepada pemasok dan karyawan sebesar 11,55 % Hal ini menunjukan bahwa perusahaan meningkatkan pembayaran utangutangnya baik kepada pemasok dan gaji karyawan. Utang yang berkurang merupakan hal positif bagi perusahaan karena itu menunjukan kemampuan perusahaan untuk mampu menghasilkan uang kas yang cukup untuk membayar bunga dan pokoknya.

Penambahan kas yang dihasilkan dari operasi meningkat tajam sebesar 67,234 %. Hal ini dapat menujukkan bahwa kegiatan operasi pada perusahaan tersebut berjalan dengan efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan pendapatan dari investasi. Hal ini juga menunjukan kemampuan manajemen untuk menentukan investasi mana yang tepat bagi perusahaan sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian dalam menanamkan investasinya.

b) Kas Bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi di tahun 2010 mengalami

penurunan sebesar Rp 41.008.926.000 (68,8%) menjadi Rp 18,6 miliar sementara manajamen melanjutkan pendekatan yang penuh disiplinnya dalam menyetujui investasi tambahan apapun. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah:

Adanya kenaikan kas dari aktivitas investasi melalui penjualan aset tetap sebesar Rp 350.038.000 jika penjualan aset tetap ini atas dasar perusahaan membutuhkan cash ini merupakan hal yang negatif. Tapi jika karena aset

tersebut dianggap tidak diperlukan lagi sehingga perlu dijual itu merupakan hal yang wajar.

Pada tahun 2010 PT Surya Citra Media tidak melakukan investasi untuk perolehan perangkat lunak, properti investasi, penarikan dana investasi bersih. Melakukan Investasi pada anak perusahaan di tahun ini sebesar Rp 434.887.000 Perolehan aset tetap Rp 22.079.393.000. pembelian aset tetap ini berupa pembelian tanah dan bangunan yang dianggap sebagai properti investasi dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan sewa di masa mendatang. Ini merupakan hal yang positif karena jika memang cash di perusahaan berlebih lebih baik diinvestasikan untuk mendapatkan pengembalian dengan tingkat yang lebih tinggi.

c) Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan mengalami peningkatan sebesar

79,467% di tahun 2009 dari jumlah Rp 245.749.484.000 meningkat menjadi Rp 441.683.976.000 pada tahun 2010. Peningkatan ini disebabkan oleh pembayaran dividen tunai yang meningkat 77,9% di tahun 2010 menjadi Rp 441,7 miliar. Ini menunjukan keadaan perusahaan sehat dalam sisi keuangannya karena memutuskan membagikan dividen kepada para pemegang saham. Jumlah saham yang dibagikan juga meningkat sehingga membuktikan laba operasional perusahaan mengalami peningkatan sehingga dividen yang dibagikan juga meningkat, peningkatan ini merupakan peningkatan yang bisa dikatakan signifikan. Secara total kenaikan kas bersih dan setara kas PT Surya Citra Media setelah kegiatan pendanaan tetap meningkat sebesar 194,9% mencapai Rp 229.084.496.000. dari yang awalnya Rp 77.682.439.000 di tahun 2009. Hal ini mengakibatkan kas dan setara kas meningkat sebesar 47,4% mencapai Rp 712.211.789.000 di tahun 2010. Seperti yang kita ketahui keadaan suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan arus kas suatu perusahaan. Karena pada laporan arus kas menunjukan aliran dana perusahaan secara cash basis. Selain itu kelanjutan operasi perusahaan tergantung pada keberhasilannya untuk menghasilkan uang tunai. Karena mungkin saja perusahaan yang mengakui mempunyai pendapatan operasional yang besar tetapi justru tidak mampu melunasi hutang-hutangnya karena sebenarnya perhitunganya hanya didasarkan

pada accrual basis sehingga uang yang dicatatkan pada laporan keuangan tidak benar-benar ada dan dimiliki perusahaan pada saat itu. Kebanyakan kasus menunjukan cash perusahaan sebenarnya besar namun berupa piutang usaha yang sebenarnya tidak ada kepastian pembayarannya bahkan mungkin saja tidak tertagih.

Komposisi atau proporsi Laporan arus kas PT. SCM pada tahun 2009/2010(analisis vertikal) 2010 Aliran kas masuk (dalam ribuan rupiah) Penerimaan dari pelanggan Penerimaan bunga Penerimaan dari kegiatan usaha lainnya Hasil penjualan aset tetap Penarikan dana investasi-bersih Penerimaan dari pelaksanaan atas 2.644.413 psi saham ESOP 1.941.488.087 100% 0,14 4.027.241 0,21 4.377.279 12.612.212 2.539.970 _ 1.698.055.807 100% 0,25% 0,74% 0,13% 13.440.736 0,7% dari 1901.925.819 98% 1,65% 1.655.968.573 35.169.985 97,5% 2% % 2009 %

penghasilan 32.890.614

2010 Aliran kas keluar(dalam ribuan rupiah) Pembayaran kepada pemasok 1.002.570.400 dan karyawan Pembayaran pajak penghasilan keuangan Pembayaran usaha lainnya Perolehan aset tetap Investasi pada anak perusahaan Perolehan perangkat lunak 22.079.393 434.887 73.545 untuk kegiatan 2.733.023 177.052.952

2009

58,5% 10,34% 3,72% 0,16% 1,29% 0,025% 0,0043%

1.118.186.377 139.640.911 63.750.573 30.995.351 4.354.906

67,92% 8,48% 3,9%

Pembayaran bunga dan beban 63.775.415

1,89% 0,26%

Perolehan properti investasi Pembayaran panjang Pengambilalihan piutang Pembayaran dividen Kas 2.000.000 441.683.976 1.712.403.591 0,116% 25,8% 100% sewa jangka

33.687.089 7.521.655 248.289.454 1.646.426.316

2% 0,45%

15% 100%

Você também pode gostar