Você está na página 1de 56

Allah akan menghisabku atas dosa dosa yang aku lakukan, maka aku akan menghisabNya atas ampunanNya

yang maha luas. Jika Dia akan menghisabku dengan maksiat yang aku perbuat, maka aku akan menghisabNya atas maghfirahNya yang tidak terbatas. Jika Dia akan menghisabku atas kekikiranku maka aku akan menghisabNya atas kemurahanNya yang tampa batas. Mendengar uraian Arabi tadi Rasulallah saw menangis tersedu-sedu sehingga jenggot beliau basah dengan airmata. Tangisan Rasulallah saw didengar oleh malaikat Jibril as yang membuatnya turun lagi dari langit, lalu berkata kepada beliau Wahai Rasulallah janganlah kamu menangis, sesungguhnya Arsy dan seisi-isinya bergetar mendengar tangisamu. Katakanlah kepada saudaramu Arabi sesungguhnya Allah tidak akan menghisabnya dan ia tidak usah menghisabNya. Katakanlah bahwa ia akan menjadi temanmu nanti di surga. Kisah di atas patut dijadikan bahan renungan. Agar kita memiliki sifat tawadhu dan sikap hidup yang selalu memberi perhatian kepada yang rendah dan yang di bawah. Biarpun kita memiliki kedudukan yang tinggi dan terhormat, semua itu tak berarti sedikit pun jika tak memiliki sifat perhatian kepada yang rendah dan yang di bawah. Nah, kalau begitu, jadilah kita seseorang yang memiliki jiwa seperti Rasulallah saw yang selalu tawadhu, sederhana, dan menghormati semua kelompok manusia tidak perduli apapun kedudukanya. Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala alihi wa shahbihi wa sallim. Wallahualam Hasan Husen Assagaf

munirs71 5:08 pm pada 1 Juli 2011 Permalink mantaaaab gan artikelnya.

erva kurniawan 1:09 am pada 16 Juni 2011 Permalink | Balas Tags: cerita islami ( 298 ), cerita nasehat ( 350 ), cerita teladan ( 371 ), kisah islami ( 284 ), kisah teladan ( 368 ), kumpulan kisah teladan ( 300 )

Menahan Amarah bismi-lLah wa-lhamdu li-lLah wa-shshalatu wa-ssalamu ala rasuli-lLah wa ala alihi wa ashhabihi wa ma-wwalah, amma bad, assalamu alaikum wa rahmatu-lLahi wa barakatuH, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (QS 3: 134) Saudaraku, ayat di atas menerangkan 3 tingkatan para wali: Pertama, menahan amarahnya terhadap orang lain. Terkadang masih tersimpan dendam untuk membalas orang yang berbuat kesalahan terhadapnya. Kedua, memaafkan kesalahan orang lain. Mengampuni kesalahan orang itu, tidak mencelanya, dan tidak ada dendam untuk membalas kejahatan orang itu. Ketiga, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Memaafkan kesalahan orang itu, tidak ada dendam, mendoakan orang tersebut dan berbuat kebaikan. Suatu hari, Khalifah Harun ar Rasyid sedang menjamu para undangan penting, di antaranya para menteri, gubernur, dan panglima perangnya. Tiba-tiba seorang budak yang bertugas membawa minuman menumpahkan kendi, dan basahlah baju sang khalifah. Dengan muka yang memerah sang khalifah menatap pelayan tersebut. Pelayan yang cerdik itu berkata, Wahai amirul mukminin, bukankah Allah berfirman, dan orang-orang yang menahan amarahnya. Khalifah menjawab, Aku telah menahan amarahku. Pelayan itu berkata lagi,..dan mema`afkan (kesalahan) orang. Khalifah menjawab, Aku telah memaafkan kamu. Pelayan itu berkata lagi, ..dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Sang khalifah pun berkata, Sekarang, aku memerdekakanmu karena Allah. ***

Dari Sahabat

El Basy 7:29 pm pada 20 Juni 2011 Permalink bagoooss..

erva kurniawan 1:33 am pada 13 Juni 2011 Permalink | Balas Tags: cerita islami ( 298 ), cerita nasehat ( 350 ), cerita teladan ( 371 ), kisah islami ( 284 ), kisah teladan ( 368 ), kumpulan kisah teladan ( 300 )

Keajaiban Basmalah SYAIKH MUHAMMAD AS-SANWANI, Grand Syaikh Al-Azhar Mesir yang ke-13, dalam kitabnya yang bernama Hasyiyah Ala Mukhtashar Ibnu Jamrah yang berisi penjelasan kitab Mukhtashar Shahih Bukhari, menulis beberapa kisah nyata tentang keajaiban basmalah. Di antaranya, beliau menuturkan, Suatu ketika Abu Hurairah ra.,salah seorang sahabat nabi terkenal, bertemu dengan setan penggoda orang mukmin dan setan penggoda orang kafir. Setan penggoda orang kafir itu gemuk, segar, rapi, dan memakai baju bagus. Sedangkan setan penggoda orang mukmin kurus, kering, kusut, dan telanjang. Setan gemuk itu bertanya pada setan penggoda kaum mukmin yang kurus, Kenapa keadaanmu menyedihkan, kau kurus kering, kusut dan telanjang ? Setan kurus menjawab, Aku bertugas menggoda orang mukmin yang selalu berzikir dan membaca basmalah menyebut nama Allah. Ketika hendak makan dan minum ia membaca basmalah menyebut nama Allah, maka aku tetap lapar dan haus. Ketika memakai minyak ia

menyebut nama Allah, maka aku tetap kusut. Dan ketika memakai baju ia juga menyebut nama Allah sehingga aku tetap telanjang ! Setan gemuk menyahut, Kalau begitu aku beruntung. Aku bersama orang kafir yang tidak pernah menyebut nama Allah. Pada waktu makan ia tidak menyebut nama Allah sehingga aku bisa makan bersamanya sampai puas. Ketika minum dia juga tidak menyebut nama Allah sehingga aku bisa ikut minum. Ketika memakai minyak ia tidak menyebut nama Allah sehingga aku ikut minyakan. Dan ketika memakai pakaian ia tidak menyebut nama Allah sehingga aku ikut memakai pakaiannya. *** Begitulah, betapa agung faidah membaca basmalah. Setan tidak bisa ikut makan makanan orang yang membaca Bismillahirrahmanirrahim ! Bahkan dalam sebuah hadis Rasulullah Saw bersabda, bahwa rumah yang dibacakan basmalah maka setan tidak akan bercokol dan bermalam di dalamnya. Baginda Rasulullah Saw mengajarkan agar umatnya memulai segala perbuatan baiknya dengan membaca basmalah, menyebut nama Allah SWT. Agar perbuatannya itu benar-benar penuh berkah, tidak diganggu setan dan mendapatkan ridha dari Allah Yang Maha Rahman. *** Sumber Tulisan Oleh : Habiburrahman El Shirazy (Di Atas Sajadah Cinta, Penerbit Republika, Cetakan X, September 2006)

erva kurniawan 1:28 am pada 12 Juni 2011 Permalink | Balas Tags: cerita islami ( 298 ), cerita nasehat ( 350 ), cerita teladan ( 371 ), kisah islami ( 284 ), kisah teladan ( 368 ), kumpulan kisah teladan ( 300 )

Keikutsertaan Nabi SAW dalam membangun Kabah

Oleh : Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy Kabah adalah rumah yang pertama kali dibangun atas nama Allah, untuk menyembah Allah dan mentauhidkan-Nya. Dibangun oleh bapak para Nabi, Ibrahim as, setelah menghadapi perang berhala dan penghancuran tempat-tempat peribadatan yang di dirikan di atasnya. Ibrahim as membangunnya berdasarkan wahyu dan perintah dari Allah : Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah beserta Ismail (seraya berdoa), Ya Rabb kami, terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah : 127). Setelah itu Kabah mengalami beberapa kali serangan yang mengakibatkan kerapuhan bangunannya. Diantaranya adalah serangan banjir yang menenggelamkan Makkah beberapa tahun sebelum bitsah, sehingga menambah kerapuhan bangunannya. Hal ini memaksa orangorang Quraisy harus membangun Kabah kembali demi menjaga kehormatan dan kesucian bangunannya. Penghormatan dan pengagungan terhadap Kabah merupakan sisa atau peninggalan dari syariat Ibrahim as yang masih terpelihara di kalangan orang Arab. Rasulullah saw sebelum bitsah pernah ikut serta dalam pembangunan Kabah dan pemugarannya. Beliau ikut serta aktif mengusung batu di atas pundaknya. Pada waktu itu Rasulullah saw berusia 35 tahun, menurut riwayat yang paling shahih. Bukhari meriwayatkan di dalam Shahih-nya dari hadist Jabir bin Abdullah ra, ia berkata : Ketika Kabah dibangun, Nabi saw dan Abbas pergi mengusung batu. Abbas berkata kepada Nabi saw, Singkirkan kainmu di atas lutut. Kemudian Nabi saw mengikatnya. Nabi saw memiliki pengaruh besar dalam menyelesaikan kemelut yang timbul akibat perselisihan antar kabilah tentang siapa yang berhak mendapatkan kehormatan meletakkan hajar aswad di tempatnya. Semua pihak tunduk pada usulan yang diajukan Nabi saw, karena mereka mengenalnya sebagai Al-Amin (terpercaya) dan mencintainya. *** Sumber : Sirah Nabawiyah, Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah SAW Tauziyah.com

erva kurniawan 1:20 am pada 11 Juni 2011 Permalink | Balas Tags: cerita islami ( 298 ), cerita nasehat ( 350 ), cerita teladan ( 371 ), kisah islami ( 284 ), kisah teladan ( 368 ), kumpulan kisah teladan ( 300 )

Perjalanan Rasulullah saw yang pertama ke Syam dan Usahanya mencari Rezeki Oleh : Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy Ketika berusia 12 tahun, Rasulullah saw diajak pamannya, Abu Thalib pergi ke Syam dalam suatu kafilah dagang. Pada waktu kafilah di Bashra, mereka melewati seorang pendeta bernama Bahira. Ia adalah seorang pendeta yang banyak mengetahui injil dan ahli tentang masalah-masalah kenasranian. Kemudian Bahira melihat Nabi saw. Lalu ia mulai mengamati Nabi dan mengajak berbicara. Kemudian Bahira menoleh kepada Abu Thalib dan menanyakan kepadanya, Apa status anak ini di sisimu? Anakku (Abu Thalib memanggil Nabi saw dengan panggilan anak karena kecintaannya yang mendalam), jawab Abu Thalib. Dia bukan anakmu. Tidak sepatutnya ayah anak ini masih hidup, tanya Bahira kepadanya. Dia adalah anak saudaraku, kata Abu Thalib. Apa yang telah dilakukan oleh Ayahnya? tanya Bahira. Dia meninggal ketika Ibu anak ini mengandungnya, jawab Abu Thalib. Bahira berkata, Anda benar, bawalah dia pulang ke negerinya, dan jagalah dia dari orangorang Yahudi. Jika mereka melihatnya di sini, pasti akan dijahatinya. Sesungguhnya anak saudaramu ini akan memegang perkara besar. Kemudia Abu Thalib cepat-cepat membawa kembali ke Makkah. Memasuki masa remaja, Rasulullah saw mulai berusaha mencari rezeki dengan mengembalakan kambing. Rasulullah saw pernah bertutur tentang dirinya. Aku dulu mengembalakan kambing penduduk Makkah dengan upah beberapa qirath. Selama masa mudanya Allah telah memeliharanya dari penyimpangan yang biasanya, dilakukan oleh para

pemuda seusianya, seperti berhura-hura dan permainan nista lainnya. Bertutur Rasulullah tentang dirinya : Aku tidak pernah menginginkan sesuatu yang biasa mereka lakukan di masa jahiliyah kecuali dua kali. Itu pun kemudian dicegah oleh Allah. Setelah itu aku tidak pernah menginginkannya sampai Allah memuliakan aku dengan risalah. Aku pernah berkata kepada seorang teman yang menggembala bersamaku di Makkah, Tolong awasi kambingku, karena aku akan memasuki kota Makkah untuk begadang sebagaimana para pemuda. Kawan tersebut menjawab, Lakukanlah. Lalu aku keluar. Ketika aku sampai pada rumah pertama di Makkah, aku mendengar nyanyian, lalu aku berkata, Apa ini? Mereka berkata, Pesta. Lalu aku duduk mendengarkannya. Tetapi kemudian Allah menutup telingaku, lalu aku tertidur dan tidak dibangunkan kecuali oleh panas matahari. Kemudian aku kembali kepada temanku, lalu ia bertanya kepadaku, dan aku pun mengabarkannya. Kemudian pada malam yang lain aku katakan kepadanya sebagaimana malam pertama. Maka aku pun masuk ke Makkah, lalu mengalami kejadian sebagaimana malam terdahulu. Setelah itu aku tidak pernah lagi menginginkan keburukan. Hadist Bahira tentang Rasulullah saw, yakni hadist yang diriwayatkan oleh Jumhur Ulama Sirah dan para perawinya, dan dikeluarkan oleh Tirmidzi secara panjang lebar dari hadist Abu Musa al-Asyari, menunjukkan bahwa para ahli kitab dari Yahudi dan Nasrani memiliki pengetahuan tentang bitsah Nabi dengan mengetahui tanda-tandanya. Ini mereka ketahui dari berita kenabiannya dan penjelasan tentang tanda-tanda dan sifat-sifatnya yang terdapat di dalam Taurat dan Injil. Dalil tentang hal ini banyak sekali. Di antaranya adalah apa yang diriwayatkan oleh para Ulama Sirah, bahwa orang-orang Yahudi biasa memohon kedatangan Nabi saw (sebelum bitsah) untuk mendapatkan kemenangan atas kaum Aus dan Khazraj, dengan mengatakan Sesungguhnya sebentar lagi akan dibangkitkan seorang Nabi yang kami akan mengikutinya. Lalu kami bersamanya akan membunuh kalian sebagaimana pembunuhan yang pernah dialami kaum Aad dan Iram. Ketika orang-orang Yahudi mengingkari janjinya, Allah menurunkan firmanNya : Dan setelah datang kepada mereka Al-Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapatkan kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah atas orang-orang yang ingkar itu. (Al-Baqarah : 89). Al Qurtubi dan lainnya meriwayatkan, bahwa ketika turun firman Allah : Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami berikan Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mengenal anak-anak sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (Al-Baqarah : 146). Umar bin Khaththab bertanya kepada Abdullah bin Salam (seorang ahli kitab yang telah masuk Islam) : Apakah kamu mengetahui Muhammad saw sebagaimana kamu mengetahui anakmu? Ia menjawab, Ya, bahkan lebih banyak. Allah mengutus (Malaikat) kepercayaan-

Nya di bumi dengan sifat-sifatnya, lalu saya mengetahuinya. Adapun anak saya, maka saya tidak mengetahui apa yang telah terjadi dari ibunya. Bahkan keislaman Salman al-Farisi juga disebabkan ia telah melacak berita Nabi saw dan sifat-sifatnya dari Injil, para pendeta dan ulama al-Kitab. Ini tidak dapat dinafikan oleh banyaknya para ahli Kitab yang mengingkari adanya pemberitaan tersebut, atau oleh tidak adanya isyarat penyebutan Nabi saw di dalam Injil yang beredar sekarang. Sebab, terjadinya pemalsuan dan perubahan secara beruntun pada kitab-kitab tersebut telah diketahui dan diakui oleh semua pihak. Maha Benar Allah yang berfirman di dalam kitab-Nya : Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui al-Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka, dan mereka hanya menduga-duga. Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis AlKitab dengan mereka sendiri, lalu dikatakannya ini dari Allah, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka karena apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka karena apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqarah : 78-79). *** (Sumber (buku) : Sirah Nabawiyah, Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah SAW) http://www.tauziyah.com

erva kurniawan 1:24 am pada 6 Juni 2011 Permalink | Balas Tags: cerita islami ( 298 ), cerita nasehat ( 350 ), cerita teladan ( 371 ), kisah islami ( 284 ), kisah teladan ( 368 ), kumpulan kisah teladan ( 300 )

Tubuh Seharum Kesturi

DALAM KITAB Al Akhlaq Al Islamiyyah Lin Nasyiin ada sebuah kisah yang indah menggetarkan jiwa. Kisah ini terjadi di tanah Syam. Kisah yang banyak disebut dari mulut ke mulut sampai abad ini. Ini adalah kisah ketakwaan seorang pemuda. Seorang pemuda yang bekerja sebagai penjual kain keliling. Ia berkeliling dari satu daerah ke daerah. Dari satu kawasan ke kawasan lain. Dari lorong ke lorong. Dari rumah ke rumah. Ia berkeliling sambil memanggul kain dagangannya. Akhirnya masyarakat mengenalnya sebagai Si Penjual Kain Keliling. Diantara kelebihan pemuda ini adalah postur tubuhnya yang gagah. Kulitnya yang putih. Wajahnya yang mempesona. Dan keramahannya yang luar biasa. Sehingga siapapun yang melihatnya akan terpesona karenanya. Itulah karunia Allah yang dianugerahkan kepadanya. Suatu hari, ketika ia sedang berkeliling menjajakan dagangannya, tiba-tiba ada seorang wanita memanggilnya. Ia pun segera menghampiri. Wanita ini menyuruhnya masuk ke dalam rumah. Rumah itu sangat mewah. Agaknya wanita itu termasuk golongan bangsawan. Begitu masuk rumah, dengan sebuah kelihaian wanita itu bisa mengunci pintu. Wanita itu sangat terpesona dengan ketampanannya. Wanita itu telah lama tergila-gila padanya. Sudah berkalikali diam-diam wanita itu memandangi ketampanannya ketika pemuda itu lewat di depan rumahnya. Wanita itu berkata, Duhai pemuda tampan. Sebenarnya aku memanggilmu tidak untuk membeli barang daganganmu, tapi semata karena aku sangat mencintaimu. Selama ini aku tergila-gila pada ketampananmu. Pada saat itu, tak ada seorang pun didalam rumah selain mereka berdua. Wanita bangsawan itu dengan penuh harap merayunya untuk berzina. Sang pemuda pun mengingatkannya dan menakutinya akan pedihnya siksa Allah. Namun, semua usahanya sia-sia belaka. Setiap perkataan yang diucapkan pemuda itu justru membuat wanita itu semakin menggila dan nekat. Wanita itu justru semakin tertantang untuk menaklukkan pemuda itu. Namun pemuda itu tak bergeming dengan keimanannya. Ia menolak dengan tegas. Karena sang pemuda tetap saja menolak, wanita itu mengancam, Jika kamu tidak menurut apa yang kuperintahkan, aku akan berteriak sekeras-kerasnya dan mengatakan kepada orangorang bahwa ada orang yang masuk kerumahku dan ingin memperkosaku. Mereka pasti mempercayai ucapanku karena kedudukanku dan karena kamu telah memasuki rumahku. Akibatnya kamu akan binasa. Kau akan dianggap penjahat paling nista. Dan orang-orang itu bisa marah dan menggantungmu hidup-hidup ! Wanita itu mengancam dengan serius. Pemuda itu terus berfikir bagaimana mencari jalan keluar. Ia tak mau maksiat tapi juga tak mau mengalami hal yang konyol. Diserapahi orang banyak sebagai penjahat lalu digantung tanpa ampun, sungguh hal yang sangat menyakitkan. Beberapa detik kemudian sekonyong-konyong terbitlah ide nekatnya. Terkadang tindakan nekat harus dilawan dengan nekat juga. Sambil tersenyum ia berkata, Baiklah. Bolehkah aku ke kamar mandi untuk bersih-bersih dahulu ? Lihatlah tubuhku penuh dengan peluh yang baunya tidak sedap ! Begitu mendengar ucapannya, wanita tersebut sangat gembira karena mengira ia akan menuruti keinginannya dan berkata dengan hati meluapkan kegembiraan, O tentu saja boleh, aduhai kekasihku dan belahan jiwaku. Sungguh ini adalah kesempatan luar biasa.

Sang pemuda pun segera masuk ke kamar mandi, ia mengatakan itu tadi sekedar untuk menyelamatkan diri sesaat. Mencari tempat yang tenang untuk berfikir. Sampai di dalam kamar mandi tubuhnya gemetar karena takut terjatuh pada kemaksiatan. Wanita adalah perangkap setan. Tak ada seorang laki-laki dan wanita yang berduaan, kecuali ada yang ketiga adalah setan. Demikianlah sabda Rasulullah Saw. Ia pasrah kepada Allah. Ya Allah, apa yang mesti aku lakukan ? Berilah hamba-Mu petunjuk ya Allah. Tiba-tiba tercetus sesuatu dalam fikirannya, ia bergumam, Aku tahu pasti, diantara golongan yang akan mendapatkan naungan pada hari tidak ada naungan lagi di hari kiamat adalah seorang pemuda yang diajak berzina oleh seorang wanita cantik dan berkedudukan, lalu ia mengatakan, Sungguh aku takut pada Allah ! Aku juga tahu bahwa orang yang meninggalkan sesuatu karena takut pada Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Tidak sedikit orang yang menurutkan hawa nafsunya, maka ia akan membawa penyesalan sampai akhir hayatnya. Jika aku lakukan kemaksiatan ini, Allah akan menghilangkan cahaya dan kenikmatan dari hatiku. Duhai Tuhan, tidak, tidak ! Sekali-kali aku tidak akan melakukannya ! Tapi apa yang bisa aku perbuat ? Apakah aku harus loncat dari jendela ? hal itu tidaklah mungkin karena jendela ini terkunci sangat kuat dan sulit sekali membukanya. Kalau begitu aku harus melumuri tubuhku dengan kotoran. Ya aku harus melumuri tubuhku dengan kotoran. Semoga jika ia melihatku seperti itu, ia akan merasa jijik lalu mengusirku. Benar saja, ia lalu buang air besar dan melumuri seluruh tubuhnya dengan kotoran buang air besarnya. Seluruh rambutnya, mukanya, dada, tangan, dan semuanya. Ia sendiri sebenarnya merasa jijik. Bahkan ia mual dan sempat muntah. Sambil menangis ia berkata, Ya Allah ya Rabbi, karena rasa takutku pada-Mulah aku melakukan ini ! maka gantikanlah untukku yang lebih baik. Lalu iapun keluar dari kamar mandi. Dan begitu wanita tersebut melihatnya ia terkejut bukan main. Ia merasa jijik. Ia menjerit dan berteriak dengan keras, Keluarlah, hai orang gila ! Dasar pemuda gila, keluar kau jangan kau kotori rumahku. Ia berjalan keluar dan berpura-pura bertingkah laku seperti orang gila. Begitu sampai diluar ia cepat-cepat cari tempat yang aman. Ia takut dilihat orang dan takut mereka akan menggunjingnya. Jika itu yang terjadi barang dagangannya bisa tidak laku, karena ia akan dianggap benar-benar gila. Beberapa orang yang melihatnya terheran-heran dan menertawakannya. Ia terus berjalan menuju rumahnya lewat jalan yang sepi. Ia merasa sangat lega ketika sampai dirumahnya. Ia langsung melepas pakaiannya dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya. Ketika ia keluar dari kamar mandi, Allah SWT menunjukkan kekuasan-Nya. Allah menjadikan bau harum yang luar biasa memancar dari seluruh pori-pori tubuhnya hingga ajal menjemputnya. Bau itu tercium dari jarak beberapa meter. Akhirnya ia dikenal dengan sebutan Al-Miski atau Orang Yang Seharum Kesturi. Kisah ini menjadi bukti keagungan Allah. Kisah nyata ini masih bisa dilihat bekasnya. Di tanah Syam, ada sebuah makam yang tertuliskan Al-Miski. Itulah kubur orang mulia yang menjaga kesuciannya ini. ***

Sumber Tulisan Oleh : Habiburrahman El Shirazy (Di Atas Sajadah Cinta, Penerbit Republika, Cetakan X, September 2006)

erva kurniawan 1:22 am pada 1 Juni 2011 Permalink | Balas

Sesuap Diganti Sesuap Seorang pengemis datang minta kepada seorang wanita yang sedang makan, maka dikeluarkan makanan yang belum sempat dikunyah yang ada di mulutnya dan diberikan kepada pengemis tersebut. Kemudian tidak lama wanita itu mempunyai anak, dan pada suatu ketika anaknya sedang bermain, diterkam serigala, maka dikejarlah serigala oleh wanita itu sambil berteriak, Anakku, anakku Maka Allah menyuruh malaikat untuk mengambil anak itu dari mulut serigala sambil berkata kepada wanita itu, Allah kirim salam kepadamu dan berfirman, Ini sesuap diganti sesuap yang terdahulu. (HR. Ibn Misri) *** Dari Sahabat

erva kurniawan 1:17 am pada 31 Mei 2011 Permalink | Balas

Kembalinya Seekor Rusa Dalam kitab Alhilyah, Abu Naim meriwayatkan ; Ada seorang berjlan di depan Nabi SAW dengan membawa rusa yang baru didapat dari berburu, tiba-tiba rusa itu berkata ; Ya Rasulullah sesungguhnya aku mempunyai beberapa anak yang masih menetek, dan mereka kini lapar, karena itu suruhlah orang ini untuk melepaskanku untuk meneteki anak-anaku, kemudian aku kembali. Kemudian Nabi SAW bertanya, jika engkau tidak kembali bagaimana? Jawab si rusa ; Jika aku tak kembali maka Allah akan mengutuk aku bagaikan orang yang disebut namamu disebut padanya tiba-tiba ia tidak membaca sholawat kepadamu. Lalu Nabi SAW menyuruh orang itu ; lepaskan rusa itu dan aku yang menjamin akan kembalinya rusamu itu. Kemudian pergilah rusa itu menemui anak-anaknya, tak berapa lam ia kembali lagi. Maka seketika itu turunlah malaikat Jibril as dan berkata ; Ya Muhammad, Allah menyampaikan salam padamu dan berfirman ; Demi kemulyaan dan KebesaranKu, sungguh Aku lebih kasih pada ummatmu lebih dari rusa itu terhadap anak-anaknya, dan Aku akan mengembalikan mereka padamu sebagaimana kembalinya rusa padamu. *** Dari Sahabat

erva kurniawan 1:43 am pada 23 Mei 2011 Permalink | Balas Tags: cerita islami ( 298 ), cerita nasehat ( 350 ), cerita teladan ( 371 ), kisah islami ( 284 ), kisah teladan ( 368 ), kumpulan kisah teladan ( 300 )

Sabarnya Nabiullah AS

Sabarnya Ayub AS, sabarnya Sulaiman AS, sabarnya Yusuf AS, dan sabarnya Musa AS Ini bukan untuk membandingkan tingkat kesabaran diantara tiap nabi tersebut, tapi sebuah ilustrasi yang memudahkan kita untuk memahami jenis-jenis kesabaran. Sabar ujian kesusahan Nabi Ayub as Sungguh Ayub as seorang yang sangat sabar melawan godaan kesusahan yang berniat mematahkan keteguhan imannya? Allah telah mengujinya dengan berbagai penderitaan sakit fisik luar dan dalam yang sangat dahsyat dan menjijikkan, dan itu terjadi hampir sepanjang usianya. Sabar ujian kesenangan Nabi Sulaiman as Sanggupkah kita sesabar Sulaiman as ketika ia melawan godaan kesenangan dunia yang ingin menutup hatinya? Bukankah kesenangan lebih mudah membuat kita melupakan Sang Pencipta Kesenangan ? Sungguh Sulaiman as tetap tegar dalam keimanan, walau Allah mengujinya dengan kerajaan yang besar, pasukan yang besar, kekayaan yang melimpah, istri yang cantik dan sebagainya. Sabar ujian kemaksiatan Nabi Yusuf as Hamba sahaya mana yang sanggup menolak godaan wanita yang punya kekuasaan dan cantik rupawan, kalau bukan seorang Yusuf as. Dialah yang sanggup mengatakan tidak pada Zulaika ketika Allah mengujinya kesabarannya untuk berbuat maksiat bahkan ketika Allah telah menyediakan sarana yang memudahkannya untuk berbuat maksiat. Sabar ujian ketaatan seorang Nabi Musa as Inilah kesabaran seorang Musa as, yang mengeluarkan energi keberaniannya namun tetap tegar ketika berkali-kali ia mengajak Firaun untuk bertobat. Ujian ketaatan bukan sesuatu yang datang seibarat ujian kesusahan atau kesenangan, tidak pula merupakan pilihan seibarat pilihan berbuat maksiat atau menolak maksiat. Ujian ketaatan adalah ujian yang diciptakan sendiri oleh seorang manusia di jalan Allah akibat keinginannya yang kuat untuk menjalankan perintah dan larangan Allah, atau karena ingin amar makruf nahi munkar atau karena ingin sekedar beribadah secara lebih baik. Sungguh membutuhkan kesabaran yang besar ketika kita sedang berjuang ingin konsisten menjalankan sholat secara khusyuk atau ketika kita ingin memperjuangkan hak-hak umat Islam misalnya.

Wallahu alam bish shawab Catatan tambahan, ciri kesabaran : 1. 2. 3. 4. 5. *** Hak cipta adalah milik Allah semata. Hak kita sebagai manusia adalah berlomba-lomba menyebarluaskan kata-kata kebaikan kepada seluruh umat manusia. Dari Sahabat tidak terburu-buru mengambil keputusan tegar dengan tujuan yang ditetapkan tuntas sesuai kemampuan tidak gampang pasrah hati tetap senang ketika diuji

erva kurniawan 1:06 am pada 6 Mei 2011 Permalink | Balas Tags: cerita islami ( 298 ), cerita nasehat ( 350 ), cerita teladan ( 371 ), kisah islami ( 284 ), kisah teladan ( 368 ), kumpulan kisah teladan ( 300 )

Bukti Tuhan itu Ada Assalamualaikum wr wb, Beriman bahwa Tuhan itu ada adalah iman yang paling utama. Jika seseorang sudah tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, maka sesungguhnya orang itu dalam kesesatan yang nyata. Benarkah Tuhan itu ada? Kita tidak pernah melihat Tuhan. Kita juga tidak pernah bercakapcakap dengan Tuhan. Karena itu, tidak heran jika orang-orang atheist menganggap Tuhan itu tidak ada. Cuma khayalan orang belaka. Ada kisah zaman dulu tentang orang atheist yang tidak percaya dengan Tuhan. Dia mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya Tuhan. Di antara pertanyaannya adalah: Benarkah Tuhan itu ada dan Jika ada, di manakah Tuhan itu?

Ketika orang atheist itu menunggu bersama para penduduk di kampung tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika orang atheist dan para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah muncul orang alim tersebut. Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, maka sungai menjadi banjir, sehingga jembatannya hanyut dan saya tak bisa menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang. Kemudian, pohon tersebut terpotong-potong ranting dan dahannya dengan sendirinya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya menjadi perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan perahu tersebut. Begitu orang alim itu berkata. Si Atheist dan juga para penduduk kampung tertawa terbahak-bahak. Dia berkata kepada orang banyak, Orang alim ini sudah gila rupanya. Masak pohon bisa jadi perahu dengan sendirinya. Mana bisa perahu jadi dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya! Orang banyak pun tertawa riuh. Setelah tawa agak reda, orang alim pun berkata, Jika kalian percaya bahwa perahu tak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kalian percaya bahwa bumi, langit, dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya? Mana yang lebih sulit, membuat perahu, atau menciptakan bumi, langit, dan seisinya ini? Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka sendiri. Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua, kata si Atheist. Jika Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada? Orang atheist itu berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada. Orang alim itu kemudian menampar pipi si atheist dengan keras, sehingga si atheist merasa kesakitan. Kenapa anda memukul saya? Sakit sekali. Begitu si Atheist mengaduh. Si Alim bertanya, Ah mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di mana sakitnya? Ini sakitnya di sini, si Atheist menunjuk-nunjuk pipinya. Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat sakitnya? Si Alim bertanya ke orang banyak. Orang banyak berkata, Tidak! Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit, bukan berarti sakit itu tidak ada. Begitu juga Tuhan. Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa melihatNya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya. Demikian si Alim berkata. Sederhana memang pembuktian orang alim tersebut. Tapi pernyataan bahwa Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru.

Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada? Betapa banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan cahaya yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada? Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1 juta), sehingga manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada? (manusia baru bisa melihatnya jika meletakan benda tersebut ke bawah mikroskop yang amat kuat). Berapa banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik. Listrik, dan lain-lain) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada. Benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya. Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang sinar yang amat menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia. Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada yang tak bisa didengar juga ada yang mampu menghancurkan pendengaran manusia. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang Maha Pencipta! Memang sulit membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi jika kita melihat pesawat terbang, mobil, TV, dan lain-lain, sangat tidak masuk akal jika kita berkata semua itu terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pembuatnya. Jika benda-benda yang sederhana seperti korek api saja ada pembuatnya, apalagi dunia yang jauh lebih kompleks. Bumi yang sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar manusia, keliling lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, dan 9 planetnya yang tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung dalam galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar 100 ribu tahun cahaya (kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/detik!) bersama sekitar 100 milyar bintang lainnya. Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1 galaksi di antara ribuan galaksi lainnya yang tergabung dalam 1 Cluster. Cluster ini bersama ribuan Cluster lainnya membentuk 1 Super Cluster. Sementara ribuan Super Cluster ini akhirnya membentuk Jagad Raya (Universe) yang bentangannya sejauh 30 Milyar Tahun Cahaya! Harap diingat, angka 30 Milyar Tahun Cahaya baru angka estimasi saat ini, karena jarak pandang teleskop tercanggih baru Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari yang 150 juta kilometer ditempuh oleh cahaya hanya dalam 8 menit, maka seluruh Jagad Raya baru bisa ditempuh selama 30 milyar tahun cahaya. Itulah kebesaran ciptaan Allah! Jika kita yakin akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka hendaknya kita lebih meyakini lagi kebesaran penciptanya. Dalam Al Quran, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit, bintang, matahari, bulan, dan lain-lain:

Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya. [Al Furqoon:61] Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas jalan raya, laut, dan udara. Mercusuar sebagai penunjuk arah di bangun, demikian pula lampu merah dan radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu lintas laut dan udara. Sementara tiap kendaraan ada pengemudinya. Bahkan untuk pesawat terbang ada Pilot dan Co-pilot, sementara di kapal laut ada Kapten, juru mudi, dan lain-lain. Toh, ribuan kecelakaan selalu terjadi di darat, laut, dan udara. Meski ada yang mengatur, tetap terjadi kecelakaan lalu lintas. Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain selalu beredar selama milyaran tahun lebih (umur bumi diperkirakan sekitar 4,5 milyar tahun) tanpa ada tabrakan. Selama milyaran tahun, tidak pernah bumi menabrak bulan, atau bulan menabrak matahari. Padahal tidak ada rambu-rambu jalan, polisi, atau pun pilot yang mengendarai. Tanpa ada Tuhan yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu terjadi karena adanya Tuhan yang Maha Pengatur. Allah yang telah menetapkan tempat-tempat perjalanan (orbit) bagi masing-masing benda tersebut. Jika kita sungguh-sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin bahwa Tuhan itu ada. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. [Yunus:5] Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. [Yaa Siin:40] Sungguhnya orang-orang yang memikirkan alam, insya Allah akan yakin bahwa Tuhan itu ada: Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. [Ar Ra'd:2] (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. [Ali Imron:191] Terhadap manusia-manusia yang sombong dan tidak mengakui adanya Tuhan, Allah menanyakan kepada mereka tentang makhluk ciptaannya. Manusiakah yang menciptakan, atau Tuhan yang Maha Pencipta: Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya? [Al Waaqi'ah:58-59]

Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya? [Al Waaqi'ah:63-64] Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya? [Al Waaqi'ah:72] Di ayat lain, bahkan Allah menantang pihak lain untuk menciptakan lalat jika mereka mampu. Manusia mungkin bisa membuat robot dari bahan-bahan yang sudah diciptakan oleh Allah. Tapi untuk menciptakan seekor lalat dari tiada menjadi ada serta makhluk yang bisa bereproduksi (beranak-pinak), tak ada satu pun yang bisa menciptakannya kecuali Allah: Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. [Al Hajj:73] Sesungguhnya, masih banyak ayat-ayat Al Quran lainnya yang menjelaskan bahwa sesungguhnya, Tuhan itu ada, dan Dia lah yang Maha Pencipta Wassalamu alaikum wa rohmatullahi wa barokatuhu *** Dari Sahabat

erva kurniawan 1:27 am pada 25 April 2011 Permalink | Balas Tags: cerita islami ( 298 ), cerita nasehat ( 350 ), cerita teladan ( 371 ), kisah islami ( 284 ), kisah teladan ( 368 ), kumpulan kisah teladan ( 300 )

Imam Syafii Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris. Beliau dilahirkan di Gaza, Palestina, tahun 150 H, dan ayahnya meninggal ketika masih bayi, sehingga beliau hanya

dipelihara oleh ibunya yang berasal dari Qabilah Azad dari Yaman. Diwaktu kecil Imam Syafii hidup dalam kemiskinan dan penderitaan sebagai anak yatim dalam dekapan ibundanya . Oleh karena itu ibunya berpendapat agar sebaiknya beliau (yang ketika itu masih kecil) dipindahkan saja ke Makkah (untuk hidup bersama keluarga beliau disana). Maka ketika berusia 2 tahun beliau dibawa ibundanya pindah ke Makkah. Imam Syafii rahimahullah dilahirkan bertepatan dengan meninggalnya Imam Abu Hanifah oleh karena itu orang-orang berkata : telah meninggal Imam dan lahirlah Imam. Pada usia 7 tahun beliau telah menghafal Al Quran. Dan suatu sifat dari Imam Safii adalah, jika beliau melihat temannya diberi pelajaran oleh gurunya, maka pelajaran yang dipelajari oleh temannya itu dapat beliau pahami. Demikian pula jika ada orang yang membacakan buku dihadapan Imam Syafii, lalu beliau mendengarkannya, secara spontan beliau dapat menghafalnya. Sehingga kata gurunya : Engkau tak perlu belajar lagi di sini (lantaran kecerdasan dan kemampuan beliau untuk menyerap dan menghafal ilmu dengan hanya mendengarkan saja). Setelah beberapa tahun di Makkah, Imam Syafii pergi ke tempat Bani Hudzail dengan tujuan untuk belajar kepada mereka. Bani Hudzail adalah Kabilah yang paling fasih dalam berbahasa Arab. Beliau tinggal di tempat Bani Hudzail selama 17 tahun. Ditempat ini beliau beliau banyak menghafal syair-syair, memahami secara mendalam sastra Arab dan beritaberita tentang peristiwa yang dialami oleh orang-orang Arab dahulu. Pada suatu hari beliau bertemu dengan Masab bin Abdullah bin Zubair yang masih ada hubungan famili dengan beliau. Masab bin Abdullah berkata : Wahai Abu Abdullah (yaitu Imam Syafii), sungguh aku menyayangkanmu, engkau sungguh fasih dalam berbahasa Arab, otakmu juga cerdas, alangkah baiknya seandainya engkau menguasai ilmu Fiqih sebagai kepandaianmu. Imam Syafii : Dimana aku harus belajar? Masab bin Abdullah pun menjawab : Pergilah ke Malik bin Anas. Maka beliau pergi ke Madinah untuk menemui Imam Malik. Sesampainya di Madinah Imam Malik bertanya : Siapa namamu?. Muhammad jawabku. Imam Malik Berkata lagi : Wahai Muhammad bertaqwalah kepada Allah dan jauhilah laranganNya maka engkau akan menjadi orang yang disegani di kemudian hari. Esoknya beliau membaca al Muwaththa bersama Imam Malik tanpa melihat buku yang dipegangnya, maka beliau disuruh melanjutkan membaca, karena Imam Malik merasa kagum akan kefasihan beliau dalam membacanya. Al Muwaththa adalah kitab karangan Imam Malik yang dibawa beliau dari seorang temannya di Mekkah. Kitab tersebut beliau baca dan dalam waktu 9 hari, dan beliau telah menghafalnya.Beliau tinggal di Madinah sampai Imam Malik meninggal dunia, kemudian beliau pergi ke Yaman. Kunjungan Imam Syafii Keberbagai Tempat Sudah menjadi kebiasaan ulama-ulama pada masa Imam Syafii yaitu berkunjung ke berbagai negeri untuk menimba ilmu di tempat tersebut. Mereka tidak perduli terhadap rintangan-rintangan yang akan mereka hadapi. Demikian pula Imam Syafii berkunjung ke berbagai tempat untuk menimba ilmu dengan sungguh-sungguh dan memperoleh manfaatnya. Sebagaimana yang telah diketahui tentang perjalanannya dari Mekkah ke Bani Hudzail, kemudian kembali ke Mekkah dan perjuangannya untuk menemui Imam Malik, dan setelah meninggalnya Imam Malik beliau pergi keYaman dan selanjutnya pergi ke Baghdad dan kembali ke Madinah , dan setelah itu kembali lagi ke Baghdad kemudian ke Mesir.

Kunjungan-kunjungan itu menghasilkan banyak ilmu dan pengalaman baginya serta membuatnya gigih dalam menghadapi berbagai rintangan dalam membela kebenaran dan membela Sunnah Rasulullah saw. Sehingga namanya menjadi terkenal dan disegani umat Islam di zamannya. Imam Ahmad Bin Hambal berkata tentang gurunya Imam Syafii rahimahullah telah diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda : Inna Allaha yubastu lihadzihil ummah ala rasi kulla miati sanatin man yujaddidu laha diinaha Sesungguhnya Allah swt mengutus (mengirim) seseorang kepada umat ini setiap seratus tahun untuk memperbarui urusan agamanya. (shahih sunan Abu daud hadits no : 4291) Kemudian Imam Ahmad bin Hambal menambahkan dengan berkata : Umar bin Abdul Aziz adalah orang yang pertama dan mudah-mudahan Imam Syafii adalah yang kedua. Ilmu Yang Dimiliki Oleh Imam Syafii rahimahullah Imam Syafii rahimahullah memiliki ilmu yang luas seperti yang dikatakan Ar Rabbii bin Sulaiman : Setiap selesai shalat shubuh Imam Syafii selalu duduk dikelilingi orang-orang yang ingin bertanya tentang tafsir Al Quran. Dan seandainya matahari telah terbit, barulah orang-orang itu berdiri dan bergantian dengan orang-orang lain yang ingin bertanya juga tentang hadits, serta tafsirnya. Beberapa jam kemudian ganti orang-orang lain untuk bertanya-jawab. Dan sebelum waktu dhuhur mereka pergi disusul oleh orang-orang yang bertanya tentang nahwu, urudh dan syair sampai waktu dhuhur. Masab bin Abdullah Az Zubairi berkata : Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih mengetahui peristiwa tentang orang-orang Arab dahulu seperti Imam Syafii. Abu Ismail At Tarmudzi juga berkata : Aku perna mendengar Ishak bin Rahawih berceritra : ketika kami berada di Makkah Imam Bin Hambal rahimahullah, berkata kepadaku : Wahai abu Yakub belajarlah kepada orang ini Seraya memandang Imam Syafii. Kemudian aku berkata : Apa yang akan aku peroleh dari orang ini, sementara usianya hampir sama dengan kita? Apakah aku tidak merugi seandainya meninggalkan Ibnu Uyainah dan Mugni?. Imam Ahmad pun menjawab : Celaka engkau! Ilmu orang-orang itu dapat engaku tinggalkan tapi Ilmu orang ini tidak dapat. Lalu aku belajar padanya. Imam Ahmad bin hambal menambahkan tentang Imam SyafiI, adalah beliau orang yang paling paham (pengetahuannya) tentang Al Quran dan Sunnah Rasulullah saw. Kesederhanaan Dan ketaatan Imam Syafii Pada Kebenaran Al Imam Syafii rahimahullah terkenal akan kesederhanaan dan (ketaatan) dalam menerima kebenaran. Hal ini telah dibuktikan dalam diskusi-diskusi dan tadarus-tadarusnya serta pergaulan murid-murid, teman-teman dan orang umum. Banyak orang yang telah meriwayatkan sifat-sifat yang telah dimilikioleh Imam Syafii yang seolah-olah sifat itu hanya dimiliki oleh beliau saja. Al Hasan bin Abdul Aziz Al Jarwi Al Masri (dia adalah Abu Ali Al Judzami, guru Syeikh Al Bukhari yang meninggal di Baghdad pada tahu 257 H) berkata : As Syafii mengatakan : tidak pernah terbesit dalam hatiku agar seseorang bersalah bila berdiskusi denganku, malah aku menginginkan agar semua ilmu yang kumiliki juga dimiliki oleh semua orang tanpa menyebut namaku.

Dan Ar Rabii berkata : Ketika aku mengunjungi As Syafii sakit, beliau masih sempat menyebutkan buku-buku yang telah ditulisnya dan berkata : Aku ingin semua orang membacanya tanpa mengkaitkanya dengan namaku. Harmalah bin Yahya juga mengatakan : Aku pernah mendengar As Syafii berkata : Aku ingin setiap ilmu yang kumiliki, dimiliki oleh semua orang dan aku mendapatkan pahalanya tanpa ucapan terima kasih dari orang-orang itu. Beliau juga mengatakan demikian : Idza wajadtum fii kitaabii khilafa sunnati rasulillahi sallallahu alaihi wasallam, fakuuluu sunnati rasulillahi sallallahu alaihi wasallam, wa dauu ma kultu jika kalian mendapati dalam kitabku (suatu tulisan) yang menyelisihi sunnah Rasulullah saw , maka ambillah sunnah Rasulullah saw dan tinggalkan perkataanku. Dan beliau juga berkata : Idza sohhal hadits fahuwa madzhabii jika hadits Nabi saw (derajatnya) shahih, maka itulah madhabku Kullu haditsin anin nabi saw fahuwa kaulii, wain lam tasmauu minni setiap hadits dari Nabi saw adalah pendapatku, walaupun kalian tidak pernah mendengarkan dariku Kullu maa kultu, fakaana aninnabiyyi khilafu kaulii mimma yashihhu, fahadtsun nabiyyi awlaa, falaa tukalliduunii segala pendapat yang aku katakan ,sedangkan hadits Nabi saw yang shahih menyelisihi perkataanku, maka hadits Nabi saw lebih utama (untuk diikuti) , dan janganlah kalian taklid kepadaku. Imam Syafii rahimahullah sendiri berkata : Demi Allah aku belum pernah berdiskusi dengan seseorang kecuali dengan tujuan nasihat. Seandainya aku menyampaikan tentang kebenaran kepada seseorang dengan bukti-bukti yang tepat, lalu diterima dengan baik, maka aku akan menjadi sayang dan akrab dengan orang tersebut. Sebaliknya jika orang tersebut sombong dan membantah bukti-bukti tadi, maka seketika itu juga orang tersebut jatuh dalam pandanganku. Dan beliau juga berkata : ketahuilah bahwa perbuatan yang terberat itu ada tiga : Memiliki harta sedikit tetapi dermawan. Takut kepada Allah swtdalam kedaaan sepi, dan mengatakan kebenaran kepada orang yang diharapkan serta ditakuti banyak orang. Ketaatannya Dan Ibadahnya Kepada Allah swt. Tentang ketaatan Imam Syafii dan ibadahnya kepada Allah, semua orang yang bergaul dengannya, guru maupun murid, tetangga maupun teman, semuanya mengakuinya. Ar Rabii bin Sulaiman mengatakan : Imam Syafii telah mengkhatamkan Al Quran sebanyak 60 kali di bulan Ramadhan yang kesemuanya itu terbaca dalam shalatnya. Dan Imam Syafii pernah berkata kepadaku : Semenjak usia 16 tahun aku belum pernah merasa

kenyang, kecuali hanya sekali saja. Karena kenyang itu memberatkan badan, mengeraskan hati dan dapat menghilangkan kecerdasan, mendatangkan rasa kantuk serta membuat malas seseorang untuk beribadah. Rabii juga mengatakan bahwa Syafii membagi malam menjadi tiga bagian, bagian pertama untuk menulis, bagian kedua untuk shalat dan bagian ketiga untuk tidur. Kedermawanannya Imam Syafii rahimahullah terkenal dengan kedermawanannya. Hal ini tidak bisa dipungkiri atau diragukan lagi. Muhammad bin Abdullah Al Misri berkata : Imam Syafii adalah orang yang paling dermawan terhadap apa yang dimilikinya. Dan Amr bin Sawwad As Sarji berkata : Imam Syafii adalah orang yang paling dermawan dalam hal keduniaan. Beliau pernah berkata kepadaku : Aku pernah bangkrut sebanyak tiga kali dalam hidupku, sampai aku menjual semua barang-barang yang aku miliki, baik yang mahal maupun yang murah, juga perhiasan anak dan istriku tetapi aku belum pernah menggadaikannya. Muhammad Al Busti As Sajastani juga mengatakan : Imam Syafii rahimahullah belum pernah menyimpan sesuatu karena kedermawanannya. Al Humaidi juga berkata tentang Syafii ketika beliau datang dari Makkah, Imam Syafii membawa uang sebanyak 10.000 dinar, kemudian bermukim di pinggiran kota Makkah, dan dibagi-bagikan uang itu kepada orang yang mengunjunginya. Dan ketika beliau meninggalkan tempat itu uangnya sudah habis. Ar Rabbii menambahkan tentang hal ini : Seandainya Imam Syafii didatangi oleh seseorang untuk meminta kepadanya, maka wajahnya merah karena malu kepada orang tersebut, lalu dengan cepat dia akan memberinya. Bukti-bukti tentang kedermawanan Imam Syafii rahimahullah banyak sekali dan tidak mungkin untuk mengungkapkannya di dalam lembaran yang pendek ini. Wafatnya Imam Syafii rahimahullah Di Mesir (Di Fisthath) Tahun 204 H Al Muzni berkata ketika aku mengunjungi beliau yang sakit yang tidak lama kemudian beliau meninggal, aku bertanya kepadanya bagaimana keadaanmu? Beliau menjawab : Tidak lama lagi aku akan meninggalkan dunia ini, meninggalkan saudara-saudaraku dan akan menjumpai Allah swt. Aku tidak tahu apakah aku masuk surga atau neraka. Kemudian beliau menangis dan mengucapkan sebuah syair Falamma kosaa kalbii wa dookot madzahidii jaaltu rajaai nahwa afwika sullamaa ketika hatiku membeku dan menyempit semua jalan bagiku, aku jadikan harapanku sebagai tangga untuk menuju ampunanMu. Rabii bin Sulaiman berkata : Al Imam Syafii meningl dunia pada malam jumat, sehabis isya akhir bulan Rajab. Kami menguburkannya pada hari jumat, dan ketika kami meninggalkan pemakaman itu kami melihat bulan (hilal) Syaban 204.

Ar Rabbii bercerita : Beberapa hari setelah berpulangnya Imam Syafii rahimahullah ke Rahmatullah dan ketika itu kami sedang duduk berkeliling seperti tatkala Imam Syafii masih hidup, datang seorang badui dan bertanya : Dimana matahari dan bulan (yaitu Imam Syafii) yang selalu hadir di tengah-tengah kalian? kami menjawab : Beliau telah wafat kemudian orang itu menangis tersedu-sedu seraya berkata : Mudah-mudahan Allah mengampuni dosadosanya, sesungguhnya beliau dengan kata-kata yang indah telah membuka bukti-bukti yang dahulu tidak pernah kita ketahui. Dan mampu membuat bungkam musuh-musuhnya dengan bukti yang benar. Serta telah mencuci besih wajah-wajah yang menghitam karena aib dan membuka pintu-pintu yang dulu tertutup dengan pendapat-pendapatnya. Setelah berucap kata-kata itu dia meninggalkan tempat itu. Ibnu Khollikan (penulis buku Wafiati Ayan) berkata : Seluruh ulama hadits, fiqhi, usul, lughah, nahwu dan lain-lain sepakat bahwa Al Imam Syafii rahimahullah adalah orang yang tidak diragukan lagi kejujurannya, amanatnya, adilnya, zuhudnya, taatnya, akhlaqnya, kedermawannya dan kewibawaannya dikalangan para ulama. Abu Hasan Al Razi berkata : Aku belum pernah melihat Muhammad Al Hasan mengagungkan seorang ulama seperti dia mengagungkan Al Imam Syafii rahimahullah.. Abdullah din Ahmad bin Hambal betanya kepada ayahnya : Ayah, bagaimana Imam Syafii itu? Aku sering kali melihatmu mendoakannya. Imam Ahmad bin hambal menjawab : ketahuilah anakku, bahwa Imam Syafii itu ibarat matahari bagi dunia dan kesehatan bagi manusia. Seandainya keduanya itu tidak ada, bagaimana mungkin dapat digantikannya dengan yang lain?. Hidup Mulia atau Mati Syahid!!! *** Dari Sahabat

sayyidahali 7:12 pm pada 26 April 2011 Permalink subhanallah..

Rohana 3:43 pm pada 10 Mei 2011 Permalink Maha Suci ALLAH YANG tlh mencptknnya dgn bnyk klbhn yang d milikia.., mdh2n kt dpt meniru ke juhudannya

erva kurniawan 1:46 am pada 11 April 2011 Permalink | Balas

Kisah Dialog Rasulullah SAW Dengan Iblis Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata :Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabat dari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar :Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku. Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat :Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu?. Para sahabat menjawab,Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Rasulullah berkata :Dia adalah Iblis yang terkutuk semoga Allah senantiasa melaknatnya. Umar bin Khattab r.a. berkata :Ya, Rasulullah , apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?. Nabi SAW berkata pelan :Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan [hari kiyamat]?. Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!. Ibnu Abbas berkata :Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya [masyquqatani] memanjang [terbelah ke-atas, tidak kesamping], kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan / kerbau [tsur]. Dia berkata,Assalamu alaika ya Muhammad, assalamu alaikum ya jamaaatal-muslimin [salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin]. Nabi SAW menjawab : Assamu lillah ya laiin [Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai makhluq yang terlaknat. Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis".

Iblis berkata : Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa [diperintah] . Nabi SAW berkata : Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?. Iblis berkata,Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad SAW dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepa-damu . Allah SWT bersabda,Demi kemulia-an dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu. Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku. Rasulullah kemudian mulai bertanya :Jika kamu jujur, beritahukanlah kepada-ku, siapakah orang yang paling kamu benci ?. Iblis menjawab :Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu. Rasulullah SAW :Siapa lagi yang kamu benci?. Iblis :Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah SWT. Rasulullah :Lalu siapa lagi ?. Iblis :Orang Alim dan Wara [menjaga diri dari syubhat] yang saya tahu, lagi penyabar. Rasulullah :Lalu, siapa lagi ?. Iblis :Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran. Rasulullah :Lalu, siapa lagi ?. Iblis :Orang miskin [fakir] yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya. Rasulullah :Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar ?. Iblis :Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar. Rasulullah :Lalu, siapa lagi ?. Iblis :Orang kaya yang bersyukur.

Rasulullah bertanya :Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur ?. Iblis :Jika aku melihatnya meng-ambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal. Rassulullah :Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat ?. Iblis :Aku merasa panas dan gemetar. Rasulullah :Kenapa, wahai terlaknat?. Iblis :Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat. Rassulullah :Jika mereka shaum ?. Iblis :Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa. Rasulullah :Jika mereka menunaikan haji ?. Iblis :Saya menjadi gila. Rasulullah :Jika mereka membaca Al Quran ?. Iblis : Aku meleleh seperti timah meleleh di atas api. Rasulullah :Jika mereka berzakat ?. Iblis :Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji / kapak dan memotongku menjadi dua. Rasulullah :Mengapa begitu, wahai Abu Murrah ?. Iblis :Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang bezakat disenangi makhluq-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Keempat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya. Rasulullah :Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?. Iblis :Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam. Rasulullah :Apa pendapatmu tentang Umar ?. Iblis :Demi Tuhan, tiada aku ketemu dengannya kecuali aku lari darinya. Rasulullah :Apa pendapatmu tentang Utsman ?. Iblis :Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya.

Rasulullah :Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib ?. Iblis :Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya [menukar darinya kepala dengan kepala], dan kemudian ia meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu. Rasulullah :Segala puji hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari kiamat. Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad :Hay-hata hay-hata [tidak mungkin- tidak mungkin]. Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat. Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang mukhlis [ikhlas]. Rasulullah :Siapa yang mukhlis itu menurutmu ?. Iblis dengan panjang-lebar menjawab :Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad. Barangsiapa cinta dirham dan dinar, dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu [syahwat] dunia, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu. Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar. Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta kedudukan [riyasah] termasuk dosa besar. Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar. Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anakanak kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi dunia [zuhud]. Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat dawahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh, dan kafir [ingkar]. Dialah yang disebut oleh Allah dalam Quran dengan firmannya [dalam Surah Al Hasyr] : (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata pada manusia:Kafirlah kamu, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:Sesungguhn

ya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam. (QS. 59:16). Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa,Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua. Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang lain, dan namimah, meng-adu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku. Barangsiapa thalaq, bersumpah untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah anakanak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja. Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang meng-akhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya:Masih ada waktu, sementara engkau sibuk. Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku, maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya, Lihatlah kiri-kanan, lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya, Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya. Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia mencucuk shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesagesa. Jika ia menang atasku, maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan lijam [cambuk] lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batal-lah shalatnya dan Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiyamat nanti. Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat. Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus di dunia dan cinta dunia. Dia menjadi pendengar kami yang setia. Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya, Shalat tidak wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan nimat dari Allah. Aku katakan kepada orang yang sakit :Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata :Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (QS. 24:61) Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan. Sampai dia mati dalam keadaan kafir. Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya. Wahai Muhammad, jika aku

bohong dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seper-enam umatmu dari Islam. Nabi berkata :Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu ?. Iblis :Pemakan riba. Nabi :Siapa teman kepercayaanmu [shadiq] ?. Iblis :Pe-zina. Nabi :Siapa teman tidurmu ?. Iblis :Orang yang mabuk. Nabi :Siapa tamumu ?. Iblis :Pencuri. Nabi :Siapa utusanmu ?. Iblis :Tukang Sihir. Nabi :Apa kesukaanmu ?. Iblis :Orang yang bersumpah cerai. Nabi :Siapa kekasihmu ?. Iblis :Orang yang meninggalkan shalat Jumat. Nabi :Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu ?. Iblis :Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah. Nabi :Apa yang melelehkan badanmu ?. Iblis :Tobatnya orang yang bertaubat. Nabi :Apa yang menggosongkan [membuat panas] hatimu ?. Iblis :Istighfar yang banyak kepada Allah siang-malam. Nabi :Apa yang memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?. Iblis :Zakat secara sembunyi-sembunyi. Nabi :Apa yang membutakan matamu ?.

Iblis :Shalat diwaktu sahur [menjelang shubuh]. Nabi :Apa yang memukul kepalamu ?. Iblis :Memperbanyak shalat berjamaah. Nabi :Siapa yang paling bisa membahagiakanmu ?. Iblis :Orang yang sengaja meninggalkan shalat. Nabi :siapa manusia yang paling sengsara [celaka] menurutmu?. Iblis :Orang kikir / pelit. Nabi :Siapa yang paling menyita pekerjaanmu [menyibukkanmu] ?. Iblis :Majlis-majlis ulama. Nabi :Bagaimana kamu makan ?. Iblis :Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku. Nabi :Dimana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas ?. Iblis :Dibalik kuku-kuku manusia. Nabi :Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah ?. Iblis :Sepuluh perkara. Nabi :Apa itu wahai terlaknat ?. Iblis :Aku minta kepada-Nya untuk agar saya dapat berserikat dalam diri Bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah : Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. (QS. 17:64) Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuih dengan istrinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah :. , dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki (QS. 17:64) . Saya memohon kepada-Nya agar saya

punya rumah, maka rumahku adalah kamar-mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Aku memohon agar saya punya al-Quran, maka syair adalah al-Quranku. Saya memohon agar punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku. Saya memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya punya teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfaq-kan harta kekayaannya untuk kemaksiyatan adalah teman dekat-ku. Ia kemudian membaca ayat : Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya. (QS. 17:27) Rasulullah berkata :Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan didukung oleh ayatayat dari Kitabullah tentu aku tidak akan membenarkanmu. Lalu Iblis meneruskan :Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku dapat berjalan kemanapun sesuai dengan kemauanku dan dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku:Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta. Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat . Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari kiamat. Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya. Andaikata tidak karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat. Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamer-kan ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala, sebab, setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala. Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak dapat mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya. Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orangorang yang melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian berkata kepadanya, keluarkan tanganmu. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya. Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan sedikitpun, akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak akan membiarkan segelintir manusia-pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkanTidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya, dan tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayat sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan

segelintir orang-pun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai hujjah [argumentasi] Tuhan terhadap makhluq-Nya. Sementara saya adalah hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya. Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman dalam QS Hud : Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, (QS. 11:118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguh-nya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya. (QS. 11:119) dilanjutkan dengan : Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku, (QS. 33:38). Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis :Wahai Abu Murrah [Iblis], apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjamin-mu masuk surga. Ia iblis menjawab :Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka Maha Suci Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khatib para penduduk surga. Dia, telah memilih dan meng-khususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk neraka. Saya adalah makhluq celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang sejujurnya. Segala puji hanya milik Allah SWT , Tuhan Semesta Alam, awal dan akhir, dzahir dan bathin. Semoga shalawat dan salam sejahtera tetap selalu diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan Para Nabi. Hikmah dari Kisah tersebut di atas Sebagai upaya mencari hikmah dalah kisah di atas, rangkuman ini barangkali berguna untuk direnungkan :

Kita perlu semakin menancapkan keyakinan, bahwa syaithan tidak punya kuasa sedikitpun bagi orang-orang yang disucikan-Nya. Jadi upaya kita adalah memohon kepada Allah TaAla agar Dia ridho dan berkenan membersihkan segala dosa baik sengaja maupun tidak untuk mendapatkan ampunanNya. Bila kita simak, perbedaan mendasar keyakinan Iblis adalah tidak ada keinginannya untuk bertaubat, walau Rasulullah SAW telah menghimbaunya bahkan dengan menawarkan jaminan untuk mendapatkan ampunan. Dengan tegas Allah berfirman : Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar. (QS. 20:82). Bila kita cermati hadangan dan rintangan yang akan dilakukan oleh Iblis dari kisah tersebut membuat kesadaran bahwa upaya untuk menjalani kehidupan sungguh tidak mudah.

Hanya karena Maha Rahman dan Maha Rakhiim-Nya sajalah kita akan selamat dalam menjalani kehidupan ini hingga akan selamat dari jebakan-jebakan syaithan.

*** Naskah ini disarikan dari dua rujukan. Terdapat beberapa perbedaan kecil atas terjemahan, kami mencoba merangkumnya. Source -I : Bab-II POHON SEMESTA / Pustaka Progressif / Cetakan-I/Oktober 1999. Dari Kitab Sajaratul Kaun oleh Muhyiddin Ibnu Arabi / Darul Ilmi al-Munawar asy-Syamsiyah, Madinah. Translated by : Nur Mufid, Nur Fuad. Source-II : Dari Judul Asli : Syajaratul Kaun dan Hikayah Iblis. Risalah Muhyiddin Ibnu alArabi [Mesir : Mushthafa al-Babi al-Halabi wa Auladuh, 1360/1941 ] Translated By : Wasmukan, Risalah Gusti / Cetakan-II, Mei 2001

emmy 10:04 pm pada 21 April 2011 Permalink pernah baca artikel ini..^_^ patut diketahui oleh kaum muslimin.. jalan2 ya ke blog ku di http://myinspirations-emmy.blogspot.com

Rohana 4:32 pm pada 10 Mei 2011 Permalink Demi masa

tiqa 9:29 pm pada 11 Juli 2011 Permalink mohon share ya..hrap dihalalkan. tima kasih

zamir 12:13 pm pada 11 Agustus 2011 Permalink hadis sahih kah ini??

erva kurniawan 1:25 am pada 24 Maret 2011 Permalink | Balas Tags: cerita islami ( 298 ), cerita nasehat ( 350 ), cerita teladan ( 371 ), kisah islami ( 284 ), kisah teladan ( 368 ), kumpulan kisah teladan ( 300 )

Orang Yang Beriman Selalu Menepati Ucapannya

Assalamualaikum Wr. Wb. Orang Yang Beriman Selalu Menepati Ucapannya Suatu hari, pada masa pemerintahan Khalifah Umar, ketika Umar sedang duduk-duduk dengan para sahabatnya, tiga pemuda bangsawan yang tampan memasuki majelisnya. Dua orang di antaranya berkata, Kami berdua bersaudara. Ketika ayah kami sedang bekerja di ladangnya, dia dibunuh oleh pemuda ini, yang sekarang kami bawa kepada tuan untuk diadili. Hukumlah dia sesuai dengan Kitabullah. Khalifah Umar menatap orang yang ketiga dan memintanya untuk berbicara. Walaupun di sana tidak ada saksi sama sekali, Allah, Yang selalu Hadir, mengetahui bahwa mereka berdua berkata yang sebenar-benarnya, kata si tertuduh itu. Aku sangat menyesal ayah mereka terbunuh di tanganku. Aku orang dusun. Aku tiba di Madinah tadi pagi untuk berziarah ke makam Rasullulah saw. Di pinggir kota, aku turun dari kudaku untuk menyucikan diri dan berwudhu. Kudaku mulai memakan ranting-ranting pohon kurma yang bergelantungan melewati tembok. Segera setelah aku melihatnya, aku menarik kuda menjahui ranting-ranting tersebut. Pada saat itu juga, seorang laki-laki tua yang sedang marah mendekatiku dengan membawa sebuah batu yang besar. Dia melemparkan batu itu ke kepala kidaku, dan kudaku langsung mati. Karena itu aku sangat menyayangi kuda itu, aku kehilangan kendali diri. Aku mengambil batu itu dan melemparkannya kembali ke orang tersebut. Dia roboh dan meninggal. Jika aku ingin melarikan diri, aku dapat saja melakukannya, tetapi kemana? Jika aku tidak mendapatkan hukuman di sini, di dunia ini, aku pasti akan mendapatkan hukuman yang abadi di akhirat nanti. Aku tidak bermaksud

membunuh orang itu, tetapi kenyataannya dia mati di tanganku. Sekarang tuanlah yang berhak mengadili aku. Khalifah berkata, Engkau telah melakukan membunuh. Menurut hukum Islam, engkau harus menerima hukuman yang setimpal dengan apa yang telah engkau lakukan. Walaupun pernyataan itu berati satu pengumuman kematian, pemuda itu tetap bersabar; dan dengan tenang dia berkata, Kalau begitu, laksanakanlah. Namun, aku menanggung satu tanggung jawab untuk menyimpan harta kekayaan anak yatim yang harus aku serahkan kepadanya bila ia telah cukup umur. Aku menyimpan harta tersebut di dalam tanah agar aman. Tak ada seorangpun yang tahu letaknya kecuali aku. Sekarang aku harus menggalinya dan menyerahkan harta tersebut kepada pengawasan orang lain. Kalau tidak, anak yatim itu akan kehilangan haknya. Beri aku tiga hari untuk pergi ke desaku dan menyelesaikan masalah ini. Umar menjawab, Permintaanmu tidak dapat dipenuhi kecuali ada orang lain yang bersedia menggantikanmu dan menjadi jaminan untuk nyawamu. Wahai Amirul Mukminin, kata pemuda tersebut, Aku dapat melarikan diri sebelumnya jika aku mau. hatiku sarat dengan rasa takut kepada Allah; yakinlah bahwa aku akan kembali. Khalifah menolak permintaan itu atas dasar hukum. Pemuda itu memandang kepada para pengikut Rasullulah saw, yang mulia yang berkerumun di sekeliling khalifah. Dengan memilih secara acak, ia menunjuk Abu Dzar Al-Ghifari dan berkata, Orang ini akan menjadi jaminan bagiku. Abu Dzar adalah salah satu saeorang sahabat Rasulullah saw, yang paling dicintai dan disegani. Tanpa keraguan sedikit pun, Abu Dzar setuju untuk menggantikan pemuda itu. Si tertuduh pun dibebaskan untuk sementara waktu. Pada hari ketiga, kedua penggugat itu kembali ke sidang khalifah. Abu Dzar ada di sana, tetapi tertuduh itu tidak ada. Kedua penuduh itu berkata: Wahai Abu Dzar, anda bersedia menjadi jaminan bagi seseorang yang tidak anda kenal. Seandainya dia tidak kembali, kami tidal akan pergi tanpa menerima pengganti darah ayah kami. Khalifah berkata: Sungguh, bila pemuda itu tidak kembali, kita harus melaksanakan hukuman itu kepada Abu Dzar. Mendengar kata-kata tersebut, setiap orang yang hadir di sana mulai menangis, karena Abu Dzar, orang yang berakhlak sempurna dan bertingkah laku sangat terpuji, merupakan cahaya dan inpirasi bagi semua penduduk Madinah. Ketika hari ketiga itu mulai berakhir, kegemparan, kesedihan dan kekaguman orang-orang mencapai puncaknya. Tiba-tiba pemuda itu muncul. Dia datang dengan berlari dan dalam keadaan penat, berdebu dan berkeringat. Aku mohon maaf karena telah membuat Anda khawatir, dia berkata terengah-engah, Maafkan aku karena baru tiba pada menit terakhir. Terlalu banyak yang harus aku kerjakan. Padang pasir sangatlah panas dan perjalanan ini teramat panjang. Sekarang aku telah siap, laksanakanlah hukumanku. Kemudian dia berpaling kepada kerumunan massa dan berkata, Orang yang beriman selalu menepati ucapannya. Orang yang tidak dapat menepati kata-katanya sendiri adalah orang munafik. Siapakah yang dapat melarikan diri dari kematian, yang pasti akan datang cepat atau lambat? Apakah saudara-saudara berpikir bahwa aku akan menghilang dan membuat orang-orang berkata, Orang-orang Islam tidak kagi menepati ucapannya sendiri? Kerumunan massa itu kemudian berpaking kepada Abu Dzr dan bertanya apakah ia sudah mengetahui sifat yang terpuji dari pemuda tersebut. Abu Dzar menjawab, Tidak, sama sekali. Tetapi, saya tidak merasa mampu untuk menolaknya ketika dia memilih saya, karena

hal itu sesuai dengan asas-asas kemuliaan. Haruskah saya menjadi orang yang membuat rakyat berkata bahwa tak ada lagi perasaan haru dan kasih sayang yang tersisa dalam Islam? Hati dan perasaan kedua penuduh itu tersentuh dan bergetar. Mereka lalu menarik tuduhannya, seraya berkata, Apakah kami harus menjadi orang yang membuat rakyat berkata bahwa tiada lagi rasa belas kasihan di dalam Islam? s Oleh: Sumarah Wahyudi, sumber buku FUTUWWAH. Wassalamualaikum Wr. Wb.

hilmi 10:28 am pada 24 Maret 2011 Permalink luar biasa.. terima kasih atas ceritanya.

nino 9:31 am pada 13 Agustus 2011 Permalink Subhanallah..terima kasih untuk cerita nya..

erva kurniawan 1:53 am pada 25 Februari 2011 Permalink | Balas Tags: cerita islami ( 298 ), cerita nasehat ( 350 ), cerita teladan ( 371 ), kisah islami ( 284 ), kisah teladan ( 368 ), kumpulan kisah teladan ( 300 )

Kekuatan Sedekah

Dikisahkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sbb : Tatkala Allah Taala menciptakan bumi, maka bumipun bergetar. Lalu Allah menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumipun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada gunung? Allah menjawab, Ada, yaitu besi (kita mafhum bahwa gunung batupun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi), Para malaikat bertanya lagi Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada besi? Allah yang Maha Suci menjawab, Ada, yaitu api (besi, bahkan bajapun bisa menjadi cair dan lumer setelah dibakar api), Para malaikat kembali bertanya Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada api? Allah yang Maha Agung menjawab, Ada, yaitu air (api membara sedahsyat apapun niscaya akan padam jika disiram air), Para malaikatpun bertanya kembali Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada air? Allah yang Maha Tinggi dan Maha Sempurna menjawab, Ada, yaitu angin (air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tiada lain karena kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat). Akhirnya para malaikatpun bertanya lagi Ya Allah, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dahsyat dari itu semua? Allah yang Maha Gagah dan Maha Dahsyat kehebatannya menjawab, Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya. Artinya, yang paling hebat, paling kuat dan paling dahsyat sebenarnya adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain. Berkaitan dengan ikhlas ini, Rasul Allah SAW mengingatkan dalam pidatonya ketika beliau sampai di Madinah pada waktu hijrah dari Makkah: Wahai segenap manusia ! Sesungguhnya amal itu tergantung kepada niat, dan seseorang akan mendapatkan (pahala) sesuai dengan apa yang diniatkannya. Oleh karena itu hendaknya kita selalu mengiringi sedekah kita dengan niat yang ikhlas hanya karena Allah semata, tanpa tendensi ingin dipuji, dianggap dermawan, dihormati, dll yang dapat menjadikan sedekah kita menjadi sia-sia. *** Dari Sahabat

erva kurniawan 1:47 am pada 20 Februari 2011 Permalink | Balas

Memimpin dengan Rendah Hati Pemimpin, kata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, adalah pelayan umatnya. Bukan sebaliknya, bagai raja yang selalu minta dilayani Setelah diumumkan pengangkatannya menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz menyendiri di rumahnya. Tak ada orang yang menemui, beliau pun tak mau keluar menemui seorang. Dalam kesendirian itu, beliau menghabiskan waktu dengan bertafakkur, berdzikir, dan berdoa. Pengangkatannya sebagai khalifah tidak disambutnya dengan pesta, tetapi justru dengan cucuran air mata. Tiga hari kemudian beliau keluar. Para pengawal menyambutnya, hendak memberi hormat. Umar malah mencegahnya. Kalian jangan memulai salam kepadaku, bahkan salam itu kewajiban saya kepada kalian. Itulah perintah pertama Khalifah kepada pengawal-pengawalnya. Umar menuju ke sebuah ruangan. Para pembesar dan tokoh telah menunggunya. Hadirin terdiam dan serentak bangkit berdiri memberi hormat. Apa kata beliau? Wahai sekalian manusia, jika kalian berdiri, saya pun berdiri. Jika kalian duduk, saya pun duduk. Manusia itu sebenarnya hanya berhak berdiri di hadapan Rabbul-Alamin. Itulah yang dikatakan pertama kali kepada rakyatnya. Buka Hati Sikap pemimpin dalam Islam, sejatinya memang harus demikian. Sebagaimana kata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, pemimpin adalah pelayan umatnya. Sabda Nabi itu sungguh istimewa, sebab seorang pemimpin biasanya seperti seorang raja. Dan sebagai khalifah, Umar bin Abdul Aziz mewarisi budaya yang demikian itu; hidup dalam gelimang kemewahan dan kekuasaan.

Ternyata Umar tidak serta merta meneruskan budaya yang sebenarnya menguntungkannya secara pribadi itu. Beliau tak mau dihormati berlebihan dan hidup dalam kemewahan. Ia memilih sikap rendah hati dan sederhana. Sebagai pemimpin besar, bersikap rendah hati, sederhana, dan melayani tentu tidak mudah. Apalagi bila kesempatan bermewah-mewah itu memang terbuka di depan mata, siapa tak tergiur? Di negeri kita ini, kedudukan dan jabatan malah jadi rebutan. Bahkan banyak yang matimatian berkorban apa saja, dengan segala cara, untuk mendapatkannya. Setelah berhasil meraihnya, pertama kali yang dilakukan adalah pesta kemenangan. Kemudian segeralah digunakan aji mumpung. Sim salabim, jadilah OKB (Orang Kaya Baru). Gaya hidup dan pergaulannya berbeda dengan sebelumnya. Seolah menikmati kemewahan itulah memang impiannya. Mari kita membuka hati ini. Dengan berbagai upaya dan gaya hidup mewah itu, apa sih sesungguhnya dicari? Dengan mobil mewah, rumah megah, pakaian serba mahal, apa sebenarnya yang dirindukan lubuk hati? Mungkin terdetak dorongan hidup terhormat dan dimuliakan. Tentu mencapai hidup seperti itu suatu yang normal saja. Malah aneh kalau ada orang bercita-cita hidup hina dan direndahkan. Tetapi benarkah kemuliaan dan kehormatan dapat dicapai dengan hidup berbungkus kemewahan? Coba sebutkan nama-nama orang yang menggetarkan hati karena kemuliaan dan kehormatannya. Cermati satu per satu. Benarkah hati Anda terkesan karena kemewahan mereka? Mari kita bercermin kepada Umar. Kita tenangkan hati dan jernihkan pikiran sejenak. Andai beliau memilih cara hidup mewah dan bermain kekuasaan sebagaimana raja-raja yang lain, akankah memiliki nama harum seperti saat ini? Mungkin saja kemewahan singgasana bisa menjadi topeng kemuliaan di muka rakyat. Tetapi berapa lama kemuliaan seperti itu bisa bertahan? Lihatlah para pejabat yang menyalahgunakan kekuasaan untuk kesombongan dan kemewahan. Bagaimana akhir kehidupan mereka? Masa tua tidak hidup damai, malah gundah gulana karena dijerat hukum. Terbukti bahwa kemuliaan yang dibungkus materi hanyalah semu dan tipuan belaka. Sungguh Allah Subhanahu wa Taala tidak menyukai orang-orang sombong. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. (Luqman: 18-19) Misi Mulia Ya, memang tidak mudah untuk selalu rendah hati dan memilih hidup melayani. Apalagi kalau terjebak pada dorongan biologis dan egoisme semata. Maunya justru dilayani.

Ketika sedang memegang kekuasaan, yang dipikirkan adalah apa yang dapat diambil dengan posisi ini, bukan kebaikan apa yang dapat diberikan pada orang lain. Melayani dirasakan sebagai suatu kehinaan, seolah yang harus melakukan adalah orang-orang rendahan. Padahal melayani inilah misi mulia yang sebenarnya diamanahkan Allah kepada hamba-Nya yang terpilih; Rasulullah dan orang-orang yang mengikuti jejaknya. Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (Al-Anbiyaa: 107). Dengan berbagi rahmat, tersebarlah belas kasih dan kedamaian dalam kehidupan. Dalam bekerja, seorang pemimpin akan senantiasa berpikir bagaimana karyawannya sejahtera. Karyawan pun berpikir bagaimana bisa memberikan layanan terbaik melalui pekerjaannya. Sebagai pemimpin keluarga, seorang ayah yang mengasihi keluarganya akan mengantar pada suasana sakinah. Anak-anaknya pun termotivasi untuk meneladani dan berbakti kepada kedua orangtuanya. Setiap orang yang melayani dengan ikhlas berarti telah berpartisipasi menebar rahmat ke seluruh alam. Itulah tugas terhormat seorang pemimpin. Dan setiap kita pada hakikatnya adalah pemimpin, begitu sabda Rasulullah. Bila setiap orang berpikir minta dilayani, yang terjadi justru krisis. Pemimpin minta dilayani stafnya. Majikan memeras para karyawan. Petugas mempersulit rakyat. Orientasinya bukan rahmatan lil alamin, tetapi keuntungan pribadi. Kekayaan alam yang mestinya untuk kesejahteraan rakyat, malah dikuras untuk bermewahmewah diri dan kroninya. Hutan digunduli sehingga banjir dan longsor di sana-sini. Rakyatlah yang jadi korban. Melihat perilaku pemimpin yang seperti itu, rakyat pun ikut-ikutan mencari keuntungan sendiri. Sudah kaya dan berkecukupan, namun belum bersyukur dan malah berebut bantuan yang mestinya untuk fakir miskin. Sungguh cara hidup yang tidak akan berujung kepada kemuliaan, tetapi justru kehinaan. Dan inilah yang banyak disaksikan di sekeliling kita sekarang. Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orangorang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (Al-Israa: 16) Agar mampu rahmatan lil alamin, kita perlu mentransformasi diri. Pusat diri yang sebelumnya egoisme dan hawa nafsu, harus diganti dengan kebeningan nurani. Sumber Inspirasi Bayangkan kalau ada orang yang rendah hati, menghormati sesama, dan suka melayani. Tidakkah hati Anda menyukai dan terkesan dengan keikhlasannya?

Orang yang demikian itu akan membahagiakan hati sesama. Kalau dia seorang bapak, keluarganya akan menghormatinya dengan tulus. Kalau seorang ibu, anak-anaknya tentu akan senantiasa merindukan. Kalau seorang pemimpin, tentu akan menginspirasi hati sekalian rakyatnya. Umar bin Abdul Aziz telah membuktikan keberkahan rendah hati. Meski hanya menjabat dua tahun, terjadi perubahan besar. Akhlak rakyatnya yang sebelumnya buruk seketika berubah menjadi baik. Umat akan terinspirasi pemimpin yang rendah hati dan teramat jujur itu. Yang menjadi pembicaraan heboh saat itu di berbagai sudut kota, warung, sampai pinggiran ladang di desa adalah masalah iman dan amal shalih. Mungkin seheboh dunia ini ketika dihipnotis oleh perhelatan Piala Dunia yang belum lama berakhir. Masyarakat giat bekerja dan sejahtera. Kemakmuran mencapai puncaknya. Rakyat berdaya ekonominya dan mereka berlomba menunaikan zakat. Fakir miskin terentaskan sehingga sangat sulit mencari orang yang menerima zakat. Memberi dan memberi, itu yang menjadi paradigma mereka. Bukan meminta dan meminta. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. ( Al-Araaf: 96) Alam dan binatang pun digambarkan turut berbahagia. Para gembala yang biasanya takut kambingnya terancam dimakan oleh serigala, saat itu kedua binatang ini seolah berteman saja. Pintu keberkahan dibuka Allah bila manusia telah menunaikan tugas sebagai khalifah. Atas prestasi gemilang itu, tidak mengherankan jika beliau digolongkan sebagai Khulafa ArRasyidin kelima setelah Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. *** [Hanif Hannan/Hidayatullah]

erva kurniawan 1:02 am pada 10 Februari 2011 Permalink | Balas

Kisah Abdullah bin Al-Mubarak Dengan Seorang Yang Ditahan Karena Dililit Hutang Oleh Abdul Aziz bin Nashir Al-Jalil Dari Muhammad bin Isa diriwayatkan bahwa ia berkata: Abdullah bin Al-Mubarak biasa pulang pergi ke Tharasus. Beliau biasa singgah beristirahat di sebuah penginapan. Ada seorang pemuda yang mondar-mandir mengurus kebutuhan beliau sambil belajar hadits. Diriwayatkan bahwa suatu hari beliau mampir ke penginapan itu namun tidak mendapati pemuda tersebut. Kala itu, beliau tergesa-gesa dan keluar berperang bersama pasukan kaum muslimin. Sepulangnya beliau dari peperangan itu, beliau kembali ke penginapan tersebut dan menanyakan perihal pemuda tersebut. Orang-orang memberitahukan bahwa pemuda itu ditahan akibat terlilit hutang yang belum dibayarnya. Maka Abdullah bin Al-Mubarak bertanya: Berapa jumlah hutangnya? Mereka menjawab: Sepuluh ribu dirham. Beliau segera menyelidiki sampai beliau dapatkan pemilik hutang hutang tersebut. Beliau memanggil orang tersebut pada malam harinya dan langsung menghitung dan membayar hutang pemuda tadi. Namun beliau meminta lelaki itu untuk tidak memberitahukan kejadian itu kepada siapapun selama beliau masih hidup. Beliau berkata: Apabila pagi tiba, segera keluarkan pemuda tersebut dari tahanan. Abdullah segera berangkat pergi, dan pemuda itu segera dibebaskan. Orang-orang mengatakan kepadanya: Kemarin Abdullah bin Al-Mubarak ke sini dan menanyakan tentang dirimu, namun sekarang dia sudah pergi. Si pemuda segera menyusuri jejak Abdullah dan berhasil menjumpai beliau kira-kira dua atau tiga marhalah (satu marhalah kira-kira dua belas mil pent) dari penginapan. Beliau (Abdullah) bertanya; Kemana saja engkau? Saya tidak melihat engkau di penginapan? Pemuda itu menjawab: Betul wahai Abu Abdirrahman, saya ditahan karena hutang. Beliau bertanya lagi: Lalu bagaimana engkau dibebaskan? Ada seseorang yang datang membayarkan hutangku. Sampai aku dibebaskan, aku tidak mengetahui siapa lelaki itu. Maka beliau berkata: Wahai pemuda, bersyukurlah kepada Allah yang telah memberi taufik kepadamu sehingga lepas dari hutang.

Lelaki pemilik hutang itu tidak pernah memberitahukan kepada siapapun sehingga Abdullah bin Al-Mubarak wafat. [Shifatush Shafwah IV:141,142] *** Dinukil dari: Panduan Akhlak Salaf, Abdul Aziz bin Nashir Al-Jalil Baha-uddien `Aqiel. Penerjemah: Abu Umar Basyir Al-Medani. Penerbit: At-Tibyan Solo, Cet. pertama, September 2000. Di bawah judul; Ulama As-Salaf Dalam Kejujuran dan Keikhlasan, halaman.8-9.

erva kurniawan 1:03 am pada 31 Januari 2011 Permalink | Balas Tags: abu bakar ( 2 ), cerita islami ( 298 ), cerita nasehat ( 350 ), cerita teladan ( 371 ), kisah islami ( 284 ), kisah teladan ( 368 ), kumpulan kisah teladan ( 300 )

Keutamaan Abu Bakar Ash Shiddiq Anas meriwayatkan dari Abu Bakr bahwa ia berkata: Saya pernah berkata kepada Rasululloh ketika kami berdua berada dalam gua: Sekiranya salah seorang melihat ke arah telapak kakinya pasti dapat melihat kita! beliau bersabda: Bagaimana perkiraanmu wahai Abu Bakr jika ada dua orang sedang Alloh yang ketiganya. (HR. Bukhori dan Muslim) Aisyah meriwayatkan bahwa Rasululloh pernah berkata kepadanya saat beliau sakit: Panggilah Abu Bakr kemari, ayahmu, dan saudara laki-lakimu agar aku menulis sebuah pesan, sebab aku khawatir akan muncul orang yang berharap lalu berkata: Aku lebih berhak. Sesungguhnya Alloh dan segenap kaum mukminin hanya rela menerima Abu Bakr. (HR. Muslim) Jubeir bin Muthim meriwayatkan: Seorang manusia datang menemui Rasululloh. Kemudian Rasululloh menyuruhnya agar datang di lain hari. Wanita itu bertanya: Bagaimana jika nantinya aku tidak menemuimu lagi? Maksudnya bagaimana bila beliau telah wafat? Rasululloh menjawab: Jika engkau tidak menemuiku maka temuilah Abu Bakr. (HR. Bukhori dan Muslim)

Ketiga hadis di atas cukuplah menjadi bukti kuat bahwa Rasululloh mengangkat Abu Bakr menjadi khalifah sepeninggal beliau. Sebagaimana juga Rasululloh mengangkatnya menjadi imam sholat sewaktu beliau masih hidup. Demikian juga kaum muslimin telah sepakat mengangkat Abu bakr menjadi khalifah dan membaiatnya. Di antara hadis yang menjelaskan keutamaan Abu Bakr adalah hadis: Andaikata aku akan mengangkat seorang khalil (kekasih) dari umatku niscaya aku angkat Abu Bakr, tetapi cukuplah sebagai saudara dan sahabatku. Sungguh Alloh telah mengangkat sahabat kalian ini (maksudnya diri beliau sendiri) menjadi khalil-Nya. (HR. Bukhori dan Muslim) Dalam sebuah riwayat disebutkan salah satu keutamaan beliau yakni beliau masuk surga dari kedelapan pintunya. Disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ia berkata Ayah dan ibuku menjadi tebusannya wahai Rasululloh, cukuplah seseorang dipanggil dari salah satu pintu tersebut, lalu adakah yang dipanggil dari seluruh pintu? Rasululloh menjawab Ada, dan saya berharap engkau termasuk orang yang dipanggil dari seluruh pintu wahai Abu Bakr! Diantara keutamaannya adalah beliaulah yang menginfakkan seluruh hartanya fisabilillah. Oleh sebab itu Rasululloh bersabda Sesungguhnya yang paling besar jasanya padaku dalam persahabatan dan hartanya adalah Abu Bakr. (HR. Bukhari dan Muslim) Bahkan beliau termasuk sahabat yang paling banyak mengerjakan amal kebajikan dan termasuk yang terdepan daripada sahabat lainnya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasululloh bersabda, Siapakah diantara kalian yang berpuasa pada hari ini? Abu Bakr menjawab Saya! Rasul bertanya lagi Siapakah diantara kalian yang mengiringi jenazah pada hari ini? Abu Bakr menjawab Saya!. Siapakah yang memberi makan fakir miskin pada hari ini? tanya Rasul lagi. Saya! jawab Abu Bakr. Siapakah diantara kalian yang menjenguk orang sakit pada hari ini? tanya Rasul pula. Saya! jawab Abu Bakr. Kemudian Rasululloh bersabda Tidaklah terkumpul perkara tersebut pada seorang hamba kecuali pasti masuk surga. (HR. Muslim) Itu hanya sebagian dari keutamaan beliau. Beliau adalah penghulu para sahabat, yang paling utama dan paling disayangi oleh Rasululloh. Dalam Shahih Al-Bukhori diriwayatkan bahwa ketika para sahabat berkumpul di aula Bani Saidah, Umar berkata Justru kami akan membaiatmu! Engkau adalah penghulu kami, orang terbaik diantara kami dan yang lebih dicintai oleh Rasululloh daripada kami semua. Lalu Umar meraih tangan Abu Bakr dan membaiatnya. Lantas kaum muslimin pun membaiat beliau. Rasululloh telah mendoakan ampunan untuk Abu Bakr, beliau berdoa: Semoga Alloh mengampunimu wahai Abu Bakr! beliau megucapakan tiga kali. Lalu beliau bersabda Sesungguhnya Alloh telah mengutusku kepada kalian namun kala itu kalian katakan Engkau berdusta! Sedang Abu Bakr berkata Engkau benar! Ia mengorbankan jiwa dan harta bendanya untuk membelaku. Lalu apakah kalian hendak meninggalkan sahabatku itu? beliau mengucapakan ucapan itu dua kali. Maka tidak ada yang berani mengganggu Abu Bakr setelah itu. (HR. Bukhori) Beliau adalah sebaik-baik hamba yang pernah menjadi khalifah. Al-Ajjuri meriwayatkan dari Abdullh bin Jafar At Thayyar, ia berkata Saat Abu Bakr memimpin kami, beliau adalah sebaik-baik khalifah, kasih sayang kepada kami dan yang paling lemah lembut kapada kami. (HR. Bukhori)

Imam Al-Laaikaai meriwayatkan dari Zaid bin Ali bin Al-Husein bin Ali bin Abi Tholib, ia berkata: Abu Bakr Ash-Shiddiq adalah imam para syakirin kemudian beliau membaca ayat Dan Alloh akan memberi balasan kepda orang-orang yang bersyukur. [Ali-Imron:144] (Syarah Ushul Itoqod karangan Al-Laaikaai). Diriwayatkan dari Muhammad bin Ali bin Husein ia berkata, Seorang laki-laki datang menemui ayahku lalu berkata: Ceritakan padaku perihal Abu Bakr! Ayahku berkata: Apakah engkau bertanya tentang Ash-Shiddiq?, Apakah engkau menyebutnya AshShiddiq? Ayahku berkata Celaka engkau, hamba yang lebih baik dariku telah menyebutnya Ash-Shiddiq, yakni Rasululloh, kaum Muhajirin dan Anshor. Barangasiapa tidak menyebutnya Ash-Shiddiq niscaya Alloh tidak akan membenarkan ucapannya. Pergilah dan cintailah Abu Bakr dan Umar serta berikanlah loyalitasmu kepada keduanya. Apa yang terjadi setelah itu maka dirikulah menjadi tebusannya! Demikianlah sekilas keutamaan Abu Bakr. Beliau adalah sahabat yang paling utama, paling berani, paling taat, dan paling mulia. Selayaknyalah beliau mejadi suri teladan bagi setiap muslim setelah Rasululloh. (Disarikan dari terjemahan: Al-Ibanah Lima lish Shahabah minal Manzilah wal Makaanah) *** Dari Sahabat

erva kurniawan 1:56 am pada 30 Januari 2011 Permalink | Balas Tags: abu bakar ( 2 ), cerita islami ( 298 ), cerita nasehat ( 350 ), cerita teladan ( 371 ), kisah islami ( 284 ), kisah teladan ( 368 ), kumpulan kisah teladan ( 300 )

Abu Bakar Ash Shidiq Khalifah Rasulullah Penulis: Al-Ustadz Ahmad Hamdani Ibnu Muslim

Siapa yang tak mengenal Abu Bakar Ash-Shiddiq radiallahuanhu, seorang khalifah besar pengganti Rasulullah, manusia paling mulia dari umat Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Bukan hanya kaum muslimin yang mengenalnya, bahkan orang-orang kafir pun mengenalnya. Panglima besar yang berhasil menundukkan kekuatan dan kecongkakan negara super power Romawi. Dialah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Kaab bin Sad bin Taim bin Murrah bin Kaab bin Luai yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Bakar Ash-Shiddiq radiallahuanhu. Ibunya menjelaskan, suatu saat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melihat Abu Bakar lalu menjulukinya atiiqullah minan nar, orang yang dibebaskan Allah dari api neraka. Ibunya bernama Ummul Khair As-Sahmi binti Shakhr bin Amir, wafat dalam keadaan memeluk Islam. Keagungan dan kemuliaan Abu Bakar bukan karena ketampanan dan kegagahannya, akan tetapi karena keimanan yang kokoh di hati yang membuahkan pembenaran terhadap semua apa yang dikabarkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Secara fisik ia seorang yang berbadan kurus, berdahi menonjol, berpundak sempit, berwajah cekung dan pinggang kecil. Di saat semua orang meragukan dan mendustakan apa yang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sampaikan, dia seorang diri membenarkannya. Ia rela merobek habis robekan demi robekan bajunya untuk menyumbat setiap lubang yang ada di dalam gua di malam hari karena takut binatang penyengat yang bersembunyi di dalamnya keluar mengganggu Muhammad shallallahu alaihi wasallam ketika orang-orang musyrik mengepung keduanya. Pagi harinya, Rasulullah menanyakan di mana pakaiannya. Setelah tahu apa yang terjadi, Rasulullah mendoakannya menjadi orang yang mempunyai derajat tinggi di jannah. Ia memiliki beberapa anak. Dari perkawinan dengan Qutaibah dihasilkan Abdullah yang ikut perang di Thaif dan Asma, istri Az-Zubair. Qutaibah kemudian dicerai dan wafat pada usia 100 tahun. Perkawinannya dengan Ummu Ruman melahirkan Aisyah x (istri Rasulullah) dan Abdurrahman. Sebelum masuk Islam, Abdurrahman masuk dalam barisan kaum musyrikin yang memerangi Rasulullah. Namun dalam perang Badr ia baru masuk Islam. Dari istrinya yang lain yang bernama Asma binti Umais melahirkan Muhammad dan dari Habibah binti Kharijah bin Zaid melahirkan Ummu Kultsum x yang dinikahi shahabat Thalhah bin Ubaidillah z. Dari sisi keilmuan, Abu Bakar radiallahuanhu melebihi shahabat lainnya. Banyak fatwa yang ia keluarkan di hadapan Rasulullah dan beliau menyetujuinya. Diangkatnya Abu Bakar menjadi imam shalat pengganti Rasulullah r, ditambah adanya hadits yang memerintahkan kaum muslimin untuk kembali kepada dua bulan (Abu Bakar dan Umar) bila mengalami suatu perselisihan, menjadi saksi atas ketinggian ilmunya. Karenanya, sewaktu Rasulullah wafat orang-orang Muhajirin dan Anshar sepakat membaiatnya menjadi khalifah. Ia seorang khalifah yang adil, tidak bergaya hidup mewah dan rendah hati. Tak lama setelah diangkat jadi khalifah ia berkata, bahwa ia bukanlah orang yang terbaik, memerintah rakyatnya mengikuti syariat dan tidak mengadakan bidah. Bila ia baik minta diikuti dan bila menyimpang ia minta diluruskan. Abdullah bin Umar c mengabarkan bahwa Abu Bakar radiallahuanhu sakit karena wafatnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam hingga menyebabkan kematiannya. Ahli sejarah

menulis Abu Bakar z wafat antara waktu Maghrib dan Isya pada hari Rabu bulan Rabiul Awwal tahun 13 H, dalam usia 63 tahun. Wallahu alam. *** Bacaan: Shifatush Shafwah, Al-Imam Ibnul Jauzi sumber : http://www.asysyariah.com

erva kurniawan 1:25 am pada 21 Januari 2011 Permalink | Balas

Energi Pelukan

Oleh Azimah Rahayu Suatu hari di gua Hira, Muhammad SAW tengah beruzlah, beribadah kepada Rabbnya. Telah sekian hari ia lalui dalam rintihan, dalam doa, dalam puja dan harap pada Dia Yang Menciptanya. Tiba-tiba muncullah sesosok makhluk dalam ujud sesosok laki-laki. Iqra! katanya. Muhammad SAW menjawab, Aku tidak dapat membaca! Laki-laki itu merengkuh Muhammad ke dalam pelukannya, kemudian mengulang kembali perintah Iqra! Muhammad memberikan jawaban yang sama dan peristiwa serupa pun terulang hingga tiga kali. Setelah itu, Muhammad dapat membaca kata-kata yang diajarkan lelaki itu. Di kemudian hari, kata-kata itu menjadi wahyu pertama yang yang diturunkan Allah kepada Muhammad melalui Jibril, sang makhluk bersosok laki-laki yang menemui Muhammad di gua Hira. Sepulang dari gua Hira, Muhammad mencari Khadijah isterinya dan berkata, Selimuti aku, selimuti aku!. Ia gemetar ketakutan, dan saat itu, yang paling diinginkannya hanya satu, kehangatan, ketenangan dan kepercayaan dari orang yang dicintainya. Belahan jiwanya. Isterinya. Maka Khadijah pun menyelimutinya, memeluknya dan mendengarkan curahan hatinya. Kemudian ia menenangkannya dan meyakinkannya bahwa apa yang dialami

Muhammad bukanlah sesuatu yang menakutkan, namun amanah yang akan sanggup ia jalankan. ** Suatu hari dalam sebuah pelatihan manajemen kepribadian. Para instruktur yang jugapara psikolog tengah mengajarkan berbagai terapi penyembuhan permasalahan kejiwaan. Dari semua terapi yang diberikan, selalu diakhiri dengan pelukan, baik antar sesama peserta maupun oleh instrukturnya. Namun demikian, mereka mempersilakan peserta yang tidak bersedia melakukan pelukan dengan lawan jenis untuk memilih partner pelukannya dengan yang sejenis. Yang penting tetap berupa terapi pelukan. Menurut mereka, pelukan adalah sebuah terapi paling mujarab hampir dari semua penyakit kejiwaan dan emosi. Pelukan akan memberikan perasaan nyaman dan aman bagi pelakunya. Pelukan akan menyalurkan energi ketenangan dan kedamaian dari yang memeluk kepada yang dipeluk. Pelukan akan mengendorkan urat syaraf yang tegang. Saya yang saat itu menjadi salah satu peserta, memilih menggunakan pilihan kedua ini. Pelatihan itu, di kemudian hari memberikan perubahan besar dalam stabilitas emosi dan kejiwaan saya. ** Apa yang saya inginkan pertama kali ketika saya sedang bersedih, marah atau apapun yang secara emosi mengguncang perasaan saya? Dipeluk suami. Pelukan itu akan menenangkan saya, membuat saya nyaman dan tenang kembali. Apa yang kami berdua lakukan setelah berantem? Saling memeluk. Pelukan itu akan menurunkan tensi emosi di antara kami. Pelukan itu akan merekatkan kembali ikatan cinta di antara kami setelah luka dan kecewa yang sempat tertoreh. Pelukan itu, akan membuat kehidupan rumah tangga kami menjadi makin mesra. Segala sedih, segala marah, segala kecewa, dan segala beban hilang oleh kehangatan pelukan. Pelukan itu, kemudian tidak hanya berlaku ketika saya terguncang secara emosi. Setelah setahun lebih kami menikah, pelukan telah menjadi satu kebiasaan dalam hari-hari kami. Hal pertama yang saya lakukan ketika tiba di rumah sepulang dari kantor atau dari bepergian adalah memeluk suami. Memeluknya erat-erat. Itu saja. Tak Lebih. Hal pertama yang saya inginkan ketika saya bangun dari tidur adalah memeluk dan dipeluk suami saya. Memeluknya kuat-kuat. Itu saja. Bukan yang lainnya. Jika kami bangun pada jeda waktu yang tak sama, maka utang kebiasaan itu dilakukan setelah shalat lail atau shalat subuh. Jika kami tidur di kamar yang berbeda, biasanya jelang subuh atau habis shubuh, salah satu dari kami akan menyusul yang lainnya. Hanya untuk satu hal saja: memeluk dan dipeluk. Saat malam menjelang tidur, kami terbiasa tiduran dan saling memeluk, berlama-lama sambil berbincang tentang aktifitas kami seharian. Ada kata-kata yang minimal tiga kali sehari saya ucapkan kepada suami saya, I Love U dan Minta peluk! Rasanya ada yang kurang jika kekurangan pelukan dalam sehari. Pelukan memberiku rasa aman dan nyaman. Pelukan, saya rasakan memberikan kehangatan yang tak tergantikan oleh apapun.

** Berdasarkan hasil penelitian, kita butuh empat kali pelukan per hari untuk bertahan hidup, delapan supaya tetap sehat, dan dua belas kali untuk pertumbuhan. Jika ingin terus tumbuh, kita butuh dua belas pelukan per hari. Pelukan berkhasiat menyehatkan tubuh. Pelukan merangsang kekebalan tubuh kita. Pelukan membuat kita merasa istimewa. Pelukan memanjakan sifat kekanak-kanakan yang ada dalam diri kita. Pelukan membuat kita lebih merasa akrab dengan keluarga dan teman-teman. Riset membuktikan bahwa pelukan dapat menyembuhkan masalah fisik dan emosional yang dihadapi manusia di zaman serba stainless steel dan wireless ini. Bukan hanya itu saja, para ahli mengemukakan bahwa pelukan bisa membuat kita panjang umur, melindungi dari penyakit, mengatasi stress dan depresi, mempererat hubungan keluarga dan membantu tidur nyenyak. (The Aladdin Factor, Jack Canfield & Mark Victor Hansen.) Helen Colton, penulis buku The Joy of Touching juga menemukan bahwa ketika seseorang disentuh, hemoglobin dalam darah meningkat hingga suplai oksigen ke jantung dan otak lebih lancar, badan menjadi lebih sehat dan mempercepat proses penyembuhan. Maka bisa dikatakan bahwa pelukan bisa menyembuhkan penyakit hati dan merangsang hasrat hidup seseorang. Berdasarkan hasil penelitian yang dikeluarkan oleh jurnal Psychosomatic Medicine, pelukan hangat dapat melepaskan oxytocin, hormon yang berhubungan dengan perasaan cinta dan kedamaian. Hormon tersebut akan menekan hormon penyebab stres yang awalnya mendekam di tubuh. Hasil hasil penelitian tersebut, memberikan keterangan ilmiah atas kecenderungan dalam diri setiap manusia untuk mendapatkan ketenangan dan kehangatan melalui pelukan. Penelitan tersebut memberikan fakta ilmiah atas besarnya energi yang dapat disalurkan melalui pelukan. Sayangnya, banyak dari kita dibesarkan dalam rumah yang di dalamnya pelukan adalah sesuatu yang tidak lazim, dan kita mungkin merasa tidak nyaman minta dipeluk dan memeluk. Kita mungkin pernah digoda sebagai si anak manja jika sering memeluk atau dipeluk Ayah, Ibu atau saudara kandung kita. Dan jadilah kita atau remaja-remaja kita saat ini, tumbuh dengan kekurangan energi pelukan. Bisa jadi, kekurangan energi pelukan ini adalah termasuk salah satu faktor yang menyebabkan maraknya kasus ketidakstabilan emosi manusia seperti yang terjadi belakangan ini: tingginya angka kriminalitas dan narkoba pada golongan anak dan remaja, kesurupan di berbagai sekolah dan sebagainya. Dan bisa jadi, sesungguhnya solusi untuk mengurangi berbagai permasalahan itu sebenarnya sederhana saja: Pemberian pelukan kasih sayang yang banyak kepada anak-anak dari orang tuanya. Bukankah Rasulullah sangat gemar memeluk isteri, anak, cucu, dan bahkan anakanak kecil di lingkungannya dengan pelukan kasih sayang? Bahkan pernah ada satu kisah ketika Rasulullah mencium dan memeluk cucunya, seorang sahabat menyatakan bahwa hingga ia punya 10 orang anak, tak satu pun yang pernah ia curahi dengan peluk cium.

Rasulullah saat itu berkomentar, Sungguh orang yang tidak mau menyayang (sesamanya), maka dia tidak akan disayang. (riwayat Al-Bukhari) Rasanya, sudah sangat cukup alasan bagi saya, untuk mencurahi anak saya nanti dengan pelukan kasih sayang. Insya Allah! *** Dari Sahabat

Ganang 3:30 pm pada 7 Februari 2011 Permalink Sggh damai mbk jika kupeluk se2org yg kusyg. Dan jg brhrp tmukan seorg yg pnyayang. Amin..Mksh

yuni 4:29 pm pada 27 April 2011 Permalink memang bener klau sdg di peluk orangtua saya, begitu indah,damai,tenang hidup ini.

erva kurniawan 1:49 am pada 9 Januari 2011 Permalink | Balas Tags: cerita islami ( 298 ), cerita nasehat ( 350 ), cerita teladan ( 371 ), kisah islami ( 284 ), kisah teladan ( 368 ), kumpulan kisah teladan ( 300 )

Imam Al Barbahary Rahimahullah Nama, Kunyah, dan Nasab

Beliau seorang imam, mujahid, tokoh ulama panutan lagi disegani yang bermadzhab Hanabali dan pemuka ulama pada zamannya. Beliau adalah Abu Muhammad Hasan bin Ali bin Kholaf al Barbahary, nisbat kepada daerah Barabahar salah satu daerah lembah di benua India . Tempat Lahir Tidak ada referensi yang cukup untuk menjelaskan secara detail tentang sejarah kelahiran Beliau, namun menurut penemuan saya (yakni pentahqih), beliau lahir dan besar di Baghdad sebagaimana yang dikenal dan masyhur di kalangan kaum muslimin terutama para alim ulama. Imam al Barbahary banyak bergaul dengan para ulama murid-murid Imam Ahlu sunnah Ahmad bin Hanbal dan Beliau banyak mengambil ilmu dari mereka dan kebanyakan mereka berasal dari Baghdad. Yang Demikian ini menjadi bukti bahwa beliau besar dan tumbuh di tengah lingkungan ilmu yang kental dengan sunnah yang memberi pengaruh besar pada dirinya. Guru dan Petualangan Beliau dalam Mencari Ilmu Imam al Barbahary sangat menonjol dalam petualangan mencari ilmu dan memiliki perhatian besar dalam ilmu agama. Beliau banyak menimba ilmu dari para imam dan ulama sahabat Imam Ahmad bin Hanbal, namun sangat disayangkan guru Beliau yang tercantum dalam literature hanya dua orang saja: 1. Ahmad bin Muhammad bin al Hajjaj bin Abdul Aziz abu Bakar al Marwazi,seorang imam, tokoh panutan, faqih, Muhaddits dan pemuka ulama Baghdad, sahabat karib Imam Ahmad bin Hanbal, wafat pada tanggal 6 Jumadil Ula tahun 275 H 2. Sahal bin Abdulloh bin Yunus At Tustary Abu Muhammad, seorang imam, ahli ibadah, zuhud dan memeiliki mutiara hikmah dan karomah srta kelebihan. Wafat pada bulan Muharrom tahun 233 H dalam usia 80 tahun. Kedudukan dan Pujian Para Ulama Imam al Barbahary seorang imam yang sangat disegani, tegas dalam menyampaikan kebenaran, pengajak kembali kepada sunnah dan atsar. Beliau memiliki kedudukan mulia di kalangan para pemimpin dan pra pembesar negara. Majlis talimnya dipenuhi dengan pengajian tentang ilmu hadits, atsar dan fiqh yang dihadiri oleh para imam ahli hadits dan fiqh. Abu Abdillah al Faqih berkata: Jika ada orang yang berasal dari Baghdad senang terhadap Abul Hasan bin Basysyar dan Abu Muhammad al Barbahary, ketahuilah dia termasuk ahlu sunnah. Di antara hal-hal yang menjadi bukti bahwa beliau seorang ulama yang disegani dan memiliki kedudukan mulia: Murid Beliau Ibnu Baththoh berkata: Saya mendengar al Barbahary ketika seorang jamaah haji berkata: Wahai kaumku! Jika beliau butuh bantuan seratus ribu dinar dan seratus ribu dinar hingga lima kali lipat maka aku siap membantunya. Ibnu Baththoh berkata: Jika beliau menghendakinya maka dia bisa memperolehnya dari para jamaah. Adapun pujian para ulama terhadap beliau antara lain: Ibnu Abi Yala berkata: Dia seorang pemuka ulama di tengah kaumnya, terdepan dalam anti kemungkaran dan berlepas diri dari kebathilan, baik dengan Tangan maupun lisan. Beliau sangat disegani dan terhormat di

hadapan para pemimpin dan para sahabatnya, dia salah seorang imam yang berilmu dan banyak hafalannya, serta mumpuni dan terpercaya dalam meriwayatkan atsar. Imam adz dzahabi dalam kitab al Ibar berkata: Dia seorang ahli fiqh dan tokoh pantuan, ulama terekemuka dari kalangan madzhab Hanbali di Iraq baik dalam pemikiran, kedudukan dan kebersihan hidupnya. Beliau memiliki posisi dan kedudukan yang sempurna. Ibnul Jauzi berkata: Dia seorang ulama pengumpul ilmu, zuhud, dan sangat tegas terhadap ahli bidah. Ibu Katsir berkata: Beliau seorang ulama yang zuhud, ulama ahli fiqh dari kalangan madzhab Hanbali, sangat ahli dalam memberi nasihat dan sangat tegas dan keras terhada ahli bidah dan pelaku maksiat. Serta sangat berwibawa dan disegani oleh orang alim dan orang awam. Sikap Zuhud dan Wara Beliau Imam al Barbahary sangat dikenal kezuhudan dan waranya dan sebagai bukti kuat apa yang telah dikatakan oleh Abul Hasan bin Basysyar: Imam al Barbahary telah berlepas diri dari harta warisan dari bapaknya sebanyak tujuh puluh ribu dirham. Ibnu Abi Yala berkata: Imam al barbahary Memiliki banyak kelebihan dan keistimewaan dalam urusan agama. Sikap Beliau terhadap Ahli Bidah Imam al barbahary bersikap sangat tegas terhadap ahli bidah dan sangat gencar dalam memerangi mereka baik dengan tangan atau tulisan tanpa keluar dari kaidah ahlu sunnah dalam mengambil sikap dan bermuamalah terhadap mereka. Beliau sangat komitmen dalam kemurnian ajaran dan proaktif dalam menyingkirkan kotoran bidah dan hawa nafsu baik dari pemikiran Jahmiyah, Mutazilah, AsyAryah, Tasawuf, Syiah dan rafidhoh. Dalam buku ini beliau sangat memperhatikan bahaya bidah dari mulai yang kecil hingga yang besar sebagaimana beliau katakan dalam masalah nomor (6): Waspadalah terhadap bidah meskipun dianggap remeh, sebab bidah yang remeh dan keil bila dibiarkan akan menjadi besar. Beliau juga menjelaskan bahaya penyebaran bidah dan memberi peringatan keras kepada kita agar tidak terjatuh ke dlam cara-cara dan praktek kebidahan sebagaimana ucapan beliau pada masalah no (8): Perhatikanlah setiap ucaapan orang pada zamanmu, jangan tergesagesa dan cepat membenarkan suatu ucapan tersebut hingga kamu bertanya dan memperhatikan apakah ucapan itu pernah disampaikan oleh para sahabat Nabi atau para ulama ahli sunnah? Jika kamu mendapatkan atsar dalam hal tersebut (maka) peganglah dan jangan sampai kamu melampaui batas, dan jangan memililh-milih darinya sehingga terjatuh dalam neraka. Beliau berkata dalam maslah n omor (9): ketahuilah, orang yang tersesat dari jalan lurus ada dua macam; pertama orang yang tersesat dari jalan lurus sementara dia tidak menginginkan kecuali kebaikan, maka kekelirun orang tersebut tidak boleh diikuti karena ia telah hancur, dan kedua orang yang sengaja menentang kebenaran dan menyelisihi orang-orang yang bertaqwa dari generasi sebelumnya sebelum mereka, dialah orang yang telah tersesat dalam kesesatan dan menyesatkan. Beliau juga berkata dalam nomor (64) berkata: Jika ada seorang yang suka menghujat dan menolak atsar atau mengingkari hadits Rasul sholallohu alaihi wa salam maka jadikanlah dia

seorang yang tertuduh dalam Islam sebab dia seorang yang buruk pemikiran dan madzhabnya. Beliau dalam masalah nomor (101) berkata: Ketahuilah kebidahan hanya tumbuh dan datang dari kaum puritan lagi kerdil ilmu yang suka ikut-ikutan dan mudah terombangambing oleh arus. Masih banyak ucapan beliau yang sangat bagus dan berbobot dalam buku ini yang memberikan gambara secara jelas tentang karakter ahli bidah seakan-akan kamu menyaksikan mereka di dean mata, maka perhatikanlah ucapan beliau: Perumpamaan ahli bidah laksana kalajengking yang mengubur kepala dan tubuhnya di dalam tanah lalu mengeluarkan ekornya yang berbisah, dan bila ada kesempatan ia langsung tanpa gamang menyengatmu, begitu juga ahli bidah yang senantiasa bersembunyi dari penglihatan orang dan ketika mendapat kesempatan ia langsung tanpa gamang menyebarkan racun dan bisa kebidahan, Jadi beliau bersikap sangat tegas terhadap ahli bidah sebagai bukti betapa tingginya perhatian beliau terhadap sunnah dan betapa besarnya ghirah beliau terhadap sunnah saat ada orang sesat yang ingin menghantamnya. Sikap seperti itu bisa menjadi contoh mulia sebagai bentuk sikap ulama ahli sunnah terhadap ahli bidah dan kebathilan dan kesesatan. Murid-Murid Beliau Banyak orang yang menimba dan mengambil faidah agama dari beliau karena beliau adalah tokoh panutan dalam ilmu dan kemuliaan. Di antara Murid-Murid Beliau 1. Seorang imam dan ahli fiqh serta tokoh panutan, Abu Abdillah bin Ubaidulloh bin Muhammad al Ukbary yang dikenal dengan Ibnu Baththoh, wafat pada bulan Muharrom tahun 387 H. 2. Seorang imam, tokoh panutan dan ahli hikmah, Muhammad bin Ahmad bin Ismail al baghdadi Abul Husain bin Samun, ahli pemberi nasihat, pemilik karomahdan kedudukan mulia, wafat bulan Dzul Qodah tahun 387 H 3. Ahmad bin Kamil bin Kholaf bin Syajarah Abu Bakar, perawi buku ini (syarhus Sunnah) yang meriwayatkan dari penulis. 4. Muhammad bin Muhammad bin Utsman Abu Bakar Al Khathib berkata: Telah samapi kepadaku bahwa dia suka hidup sederhana dan memiliki madzhab yang sangat bagus namun sering meriwayatkan riwayat yang mungkar dan bathil. Mutiara Ucapan Beliau Abu Abdillah bin Baththoh berkata: Saya mendengar Abu Muhammad al Barbahary berkata:Duduk-duduk untuk saling memberi nasihat adalah pembuka pintu faidah, sedangkan duduk-duduk untuk berdebat adalah penutup pintu faidah. Beliau berkata: Manusia berada dalam ketertipuan terus-menerus. Di Antara Syair beliau:

Barangsiapa yang puas dengan apa yang dimiliki maka Dia menjadi orang kaya dan selalu tetap di atas agama Betapa tingginya kedudukan qonaah membuat orang Rendahan menjadi mulia Jiwa seseorang menajdi sempit ketika dalam kemiskinan namun bila ia mendekat kepada Tuhannya semua menjadi luas Karya-Karya Beliau Para penulis biografi menyebutkan bahwa beliau memiliki banyak tulisan, namun saya tidak mendapatkan karya-karya ilmiah beliau kecuali hanya tulisan ini dan penjelasannya akan diuraikan nanti Cobaan dan Wafat Beliau Dikarenakan kedudukan Imam al Barbahary yang tinggi dan mulia, berwibawa lagi disegani oleh semua kalangan baik yang alim atau yang awam dan terhormat di klalangan para pemimpin maka ahli bidah senantiasa membuat makar untuk memperdaya beliau dalam rangka untuk menghancurkan karier beliau dan menjilat kepada para pemimpin hingga Kholifa al Qohir memerintahkan kepada mentrinya, Ibnu Muqlah pada tahun 321 H untuk menangkap Imam al barbahary dan para sahabatnya lalu beliau bersembunyi, dan sebagian besar sahabatnya ditangkap dan dibawa ke Bashroh. Dan Alloh membalas perbuatan Ibnu Muqlah yang akhiranya sang Kholifah marah kepadanya sehingga dia melarikan diri lalu dipecat oleh Kholifah al Qohir dari jabatannya dan rumahnya dilempari api. Kemudian dia ditangkap pada tanggal 6 bulan Jumadil akhir tahu 322 H kemudian dimasukkan penjara dan disiksa dengan dicongkel kedua matanya hingga menjadi buta. Lalu Imam al barbahary kembali lagi kepada kedudukan semula di negeri itu hingga ketika Abu Abdillah bin Arofah yang dikenal dengan Nafthowaih wafat, banyak sekali orang yang hadir untuk mensholatkan jenazahnya dan Imam al Barbahary mendapat kehormatan untuk menjadi Imam sholat jenazah tersebut. Demikian itu terjadi pada bulan Safar tahun 323 H dan pada tahun itu beliau semakin nak daun dan tenar serta para sahabat beliau semakin diperhitungkan, mereka lebih berani dalam melarang segala kebidahan dan melawan ahli bidah. Ketika Imam al Barbahary melewati daerah bagian barat lalu beliau bersin dan para sahabat beliau mendoakan hingga tedengar suara gemuruh maka sang kholifah mendengar dari dalam tandunya kemudian bertanya tentang kejadian tersebut dan dikabarkan kepadanya hingga sang kholifah merasa takjub dengan sikap tersebut. Para ahli bidah tidak bosan-bosan untuk terus menerus membuat makar keji dan kebohongan dengan menjilat kepada Kholifah ar radhiy, mereka berusaha memfitnah Imam al barbahary hingga Kholifah ar Rodhiy memerintahkan Badr al Harosiy kepala polisi bagian transportasi dan komunikasi di daerah Baghdad, agar melarang para sahabat Imam al Barbahary berkumpul dan bertemu. Maka Imam al Barbahary dengan gerak cepat mencari tempat persembunyian dan pindah dari daerah bagian barat menuju bagian timur lalu bersembunyi di daerah tersebut hingga beliau wafat dalam masa persembunyian pada bulan rojab tahun 329 H.

Ibnu Abi Yala berkata: telah bercerita kepadaku bahwa Muhammad bin Hasan al Muqriy berkata bahwasannya kakek dan nenekku berkata kepadaku: Abu Muhammad al Barbahary bersembunyi di rumah saudari Tuzun di daerah bagian timur daerah al Hammam jalan raya as Silsilah, selama satu bulan dalam persembunyian, beliau terserang pendarahan hebat hingga wafat. Ketika beliau wafat, saudaru Tuzun berkata kepada pembantunya: Caarilah orang yang ahli dalam memandikan mayat, maka datang seorang yang ahli dalam memandikan mayyity ke rumah lalu pintu ditutup agar tidak diketahui oleh orang kemudianorang tersebut menshalatkan sendirian. Pada saat pemilik rumah melihat dari kejauhan tampak ruangan rumah dipenuhi kaum lakilaki yang berpakaian putih dan hijau maka ia berusaha untuk mendekati namun ketika sholat jenazah usai mereka menghilang, lalu pemilik rumah memanggil pembantu tersebut lalu berkata: Wahai Hajjam, kamu telah menghancurkanku bersama saudaraku. Lalu pembantu berkata: Wahai tuanku, engkau juga melihat apa yang aku lihat? Ia Menjawab: Ya pembantu berkata: Inilah kunci-kunci rumah dan rumah dalam keadaan tertutup. Saudari Tuzun berkata: Kuburlah dia di dalam rumahku dan jika nanti aku meninggal dunia kuburkanlah (aku) di sisinya. Semoga Alloh merahmati Imam al Barbahary dan memberi balasan yang besar, dia seorang imam dan tokoh panutan, pembela sunnah dan sangat keras terhadap ahli bidah dan kaum zindiq. *** (Di tulis kembali dari: Buku Syarhus Sunnah-Penjelasan Tuntas Bahwa Islam itu adalah Sunnah dan Sunnah itu adalah Islam, hal 5-13, Penerbit: Dar El-Hujjah)

erva kurniawan 1:35 am pada 8 Januari 2011 Permalink | Balas Tags: cerita islami ( 298 ), cerita nasehat ( 350 ), cerita teladan ( 371 ), kisah islami ( 284 ), kisah teladan ( 368 ), kumpulan kisah teladan ( 300 )

Imam Al Hafidz Jalaluddin Abdurrahman As Suyuti Nama, Garis keturunan, dan nisbat yang dimilikinya: As-Sayuthi nama lengkapnya adalah Al-Hafizh Abdurrahman ibnu Al- Kamal Abi Bakr bin Muhammad bin Sabiq ad-Din Ibn Al-Fakhr Utsman bin Nazhir ad-Din al-Hamam alKhudairi al-Sayuthi. Penulis Mu`jam al-Mallifin menambahkan: Athaluni al-Mishri Asy-Syafi`i, dan diberi gelar Jalaluddin, serta di panggil dengan nama abdul Fadhal. Ia berasal dari keturunan non arab, yang dalam hal ini asy-sayuthi sendiri pernah mengatakan: Ada seorang yang bisa saya percaya pernah menuturkan kepada saya, bahwa dia pernah mendengar ayah saya mengatakan bahwa kakek buyut ayah adalah orang non arab dari timur. Ia menghubungkan garis keturunannya demikian: Kakek buyut saya adalah

Você também pode gostar