Você está na página 1de 7

Askep Diabetes Melitus December 15, 2011 | Filed under Hyves I.

Definisi Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yangdisebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darahakibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo,2002). Definisi lain diabetes melitus bisa diartikan adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, demham tanda tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 200). II. Tipe Diabetes Melitus Pembagian Tipe diabetes mellitus sebagai berikut : 1. Tipe I : Diabetes mellitustergantung insulin (IDDM) 2. Tipe II : Diabetes mellitus tidaktergantung insulin (NIDDM) 3. Diabetes mellitus yang berhubungandengan keadaan atau sindrom lainnya 4. Diabetes mellitusgestasional (GDM) III. Etiologi 1. Diabetes tipe I: a.Faktor genetik Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe Iitu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungangenetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik iniditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA. b.Faktor-faktor imunologi Adanya respons otoimun yang merupakanrespons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuhdengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnyaseolaholah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadapsel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen. c. Faktorlingkungan Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimunyang menimbulkan destruksi selbeta. 2. Diabetes Tipe II Mekanismeyang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresiinsulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetikmemegang peranan dalam proses terjadinya resistensiinsulin. Faktor-faktor resiko : a. Usia (resistensi insulincenderung meningkat pada usia di atas 65 th) b. Obesitas c.Riwayat keluarga IV.Tanda dan Gejala Keluhan umum pasien DM seperti poliuria,polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak

ada.ASUHANKEPERAWATAN DIABETES MELLITUS Sebaliknya yang sering mengganggupasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik padapembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahanpatofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnyabervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasiyang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguanpenglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai sertakelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukarsembuh dengan pengobatan lazim. Menurut Supartondo,gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah: 1. Katarak 2. Glaukoma 3. Retinopati 4. Gatal seluruhbadan 5. Pruritus Vulvae 6. Infeksi bakteri kulit 7. Infeksijamur di kulit 8. Dermatopati 9. Neuropati perifer 10.Neuropati viseral 11. Amiotropi 12. Ulkus Neurotropik 13.Penyakit ginjal 14. Penyakit pembuluh darah perifer 15.Penyakit koroner 16. Penyakit pembuluh darah otak 17.Hipertensi Osmotik diuresis akibat glukosuria tertundadisebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhannokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin.Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnyamereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidakterjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut. Penyakityang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasienDM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalamiinfeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatifsekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengangejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun denganhiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadipada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyakumumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasisebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak. Pada usia lanjutreaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dankoma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebihjelas. V. Pemeriksaan Penunjang 1. Glukosa darah sewaktu 2.Kadar glukosa darah puasa 3. Tes toleransi glukosa

Kadardarah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM(mg/dl) Bukan DM Belum pasti DM DM Kadar glukosa darah sewaktu - Plasma vena - Darah kapiler Kadar glukosa darah puasa - Plasma vena - Darah kapiler Kriteriadiagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kalipemeriksaan : 1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1mmol/L) 2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L) 3.Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudahmengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200mg/dl <> <80 <110 <90 100-200 80-200 110-120 90-110 >200 >200 >126 >110

VI. Penatalaksanaan Tujuan utama terapi diabetesmellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadarglukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler sertaneuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalahmencapai kadar glukosa darah normal. Ada 5 komponen dalampenatalaksanaan diabetes : 1. Diet 2. Latihan 3.Pemantauan 4. Terapi (jika diperlukan) 5. Pendidikan

VII.Pengkajian - Riwayat Kesehatan Keluarga Adakah keluarga yangmenderita penyakit seperti klien ? - Riwayat Kesehatan Pasien danPengobatan Sebelumnya

Berapa lama klien menderita DM, bagaimanapenanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana caraminum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukanklien untuk menanggulangi penyakitnya. - Aktivitas/ Istirahat: Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus ototmenurun.

- Sirkulasi Adakah riwayat hipertensi,AMI,klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yangpenyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah -Integritas Ego Stress, ansietas - Eliminasi Perubahan polaberkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare - Makanan /Cairan Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunanberat badan, haus, penggunaan diuretik. - Neurosensori Pusing,sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,parestesia,gangguan penglihatan. - Nyeri / Kenyamanan Abdomentegang, nyeri (sedang / berat) - Pernapasan Batuk dengan/tanpasputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak) -Keamanan Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

VIII. MasalahKeperawatan 1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang darikebutuhan 2. Kekurangan volume cairan 3. Gangguan integritaskulit 4. Resiko terjadi injury

IX. Intervensi 1. Resikotinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan denganpenurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolismeprotein, lemak. Tujuan : kebutuhan nutrisi pasienterpenuhi Kriteria Hasil : - Pasien dapat mencerna jumlahkalori atau nutrien yang tepat - Berat badan stabil ataupenambahan ke arah rentang biasanya Intervensi : - Timbangberat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi. - Tentukanprogram diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yangdapat dihabiskan pasien. - Auskultasi bising usus, catat adanyanyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belumsempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi. -Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) danelektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinyamelalui oral. - Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan inisesuai dengan indikasi. - Observasi tanda-tanda hipoglikemiaseperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadicepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala. - Kolaborasimelakukan pemeriksaan gula darah. - Kolaborasi pemberianpengobatan insulin. - Kolaborasi dengan ahli diet.

2.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik. Tujuan: kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tandavital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisiankapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadarelektrolit dalam batas normal.

Intervensi : - Pantautanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik

- Pantaupola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul - Kaji frekuensi dankualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas - Kaji nadiperifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa -Pantau masukan dan pengeluaran - Pertahankan untuk memberikancairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransijantung - Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensilambung. - Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema,peningkatan BB, nadi tidak teratur - Kolaborasi : berikan terapicairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaanlaboratorium (Ht, BUN, Na, K)

3. Gangguan integritas kulitberhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropatiperifer). Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang ataumenunjukkan penyembuhan. Kriteria Hasil : Kondisi lukamenunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi Intervensi: - Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dandischarge, frekuensi ganti balut. - Kaji tanda vital - Kajiadanya nyeri - Lakukan perawatan luka - Kolaborasi pemberianinsulin dan medikasi. - Kolaborasi pemberian antibiotik sesuaiindikasi.

4. Resiko terjadi injury berhubungan denganpenurunan fungsi penglihatan Tujuan : pasien tidak mengalamiinjury Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpamengalami injury Intervensi : - Hindarkan lantai yang licin. -Gunakan bed yang rendah. - Orientasikan klien dengan ruangan. -Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari

- Bantu pasiendalam ambulasi atau perubahan posisi

Sumber:http://www.ilmukeperawatan.com

Você também pode gostar