Você está na página 1de 5

08 Desember 1998

Teater Politik Praktis


Di sebuah pelataran rumah kumuh Ibu Kota, dua orang di depan kios dekil sedang bermain catur. Sementara itu, di sebelahnya, seorang pengamen sedang menyetem biolanya. Lalu terjadi pertengkaran antara pengamen dan salah satu pecatur. Masalahnya sepele. Si pecatur tidak suka pengamen berteriak-teriak mengiringi gesekan biolanya. Namun, si pengamen berkelit, begitulah caranya jika sedang mendapat inspirasi. Dalam adegan yang lain, terlihat seorang guru ngaji, Bang Amir (diperankan Igo Ilham, pemeran utama film Fatahillah), sedang mengajari anak-anak tentang sepenggal sejarah Islam di Spanyol. Begitulah adegan-adegan yang muncul dalam pementasan Teater Kanvas, Blancvieur Nyelonong di Priok, yang ditulis dan disutradarai Zak Sorga. Adegan selanjutnya memperdengarkan suara rentetan tembakan gencar dan kekacauan. Orang-orang ditangkap aparat. Banyak yang disiksa, termasuk si pengamen yang sampai jadi gila. Di kemudian hari, orang-orang tua dan anak-anak mencari-cari Bang Amir dapat anda duga yang dimaksud adalah Amir Biki (tokoh yang gugur dalam tragedi Priok, 1984, yang semoga dikaruniai kebahagiaan di alam kubur dan alam akhirat)yang hilang. Setelah pertunjukan selesai, digelar acara diskusi yang menghadirkan saksi mata dan korban, antara lain, dari tragedi Priok, tragedi Daerah Operasi Militer Aceh, dan pelanggaran hak asasi manusia di Riau. Acara ini adalah khas Teater Kanvas. Sebagai teater politik, grup ini melayani kepentingan-kepentingan politik yang didasari kebenaran, meski, misalnya, bisa merusak estetika. Dalam perjalanannya, Teater Kanvasdidirikan pada 1988yang semula memilih menampilkan pertunjukan dengan suasana kontemporer, berbalik meyakini Islam sebagai dasar kerjanya. Lalu tampak grup ini menyuguhkan lakon-lakon perjuangan Islam: Intifadah (1995), tentang perlawanan Palestina terhadap Israel, Konspirasi (1996), tentang pergulatan politik di Turki, dan Revolusi Burung (1997), tentang centang-perenang dunia pendidikan di Indonesia. Teater Kanvas, yang menolak memainkan naskah standarmisalnya karya Shakespeare, Brecht, dan Beckettyang dianggapnya sebagai karya studi untuk dipelajari di sekolah, hanya mempercayai karya kontekstual dan jelas kemaslahatannya bagi masyarakat. Untuk itu, Zak Sorgayang pernah dibatalkan hadiahnya sebagai penulis lakon terbaik dalam Festival Teater Jakarta oleh Gelanggang Remaja Jakarta Selatan, Bulungan, tanpa alasanmenulis sendiri naskah-naskahnya. Teater Kanvas boleh dikata teater terpadu. Pementasannya pernah dibarengi penyelenggaraan bazar dengan busana, buku, kaset, dan cendera mata yang Islami. Ketika ditanyakan, kenapa produksi ke-23-nya ini tidak dibarengi bazar, salah satu jemaahnya mengatakan, mereka tidak merasa aman melihat situasi Ibu Kota akhir-akhir ini. Menyiratkan mempererat ukhuwah Islamiah, grup ini kelihatan piawai dalam mengumpulkan massabarang tentu karena pertunjukan teater jauh lebih memikat daripada ceramah ustad, petuah Pak RT, atau pidato pemimpin partai. Dalam naskah-naskah Zak memang ada nuansa tragedi dan komedi, yang membuat jemaahnya sedih dan gembira. Meski penonton dipisahkan antara yang lelaki dan yang perempuan, mereka kelihatan happy-happy saja. Bahkan bayi-bayi ikut diajak menonton di udara terbuka sampai pukul 23.00 dan tak seorang pun rewel atau terdengar menangis. Sebagai anggota Partai Keadilan, Zak Sorga, yang didampingi Tri Ayru Wiratmo sebagai ideolog grup, tentu aset yang mahal bagi partai, lebih-lebih untuk masa-masa mendatang. Danarto http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1998/12/08/TER/mbm.19981208.TER98332.id.html 08 Desember 1998

Teater Politik Praktis


pelataran bermain sebelahnya, seorang pengamen menyetem biolanya. terjadi pertengkaran pecatur. Masalahnya berteriak-teriak mengiringi gesekan biolanya berkelit, begitulah caranya mendapat. terlihat, diperankan, pemeran mengajari anak-anak sepenggal adegan-adegan pementasan ditulis disutradarai. selanjutnya memperdengarkan rentetan tembakan kekacauan. Orang-orang ditangkap disiksa, termasuk mencari-cari dimaksud semoga dikaruniai kebahagiaan pertunjukan selesai, digelar menghadirkan pelanggaran Sebagai kepentingan-kepentingan didasari kebenaran, misalnya, merusak. Perjalanannya didirikan semula memilih menampilkan pertunjukan berbalik meyakini kerjanya menyuguhkan lakon-lakon perjuangan perlawanan terhadap pergulatan centang-perenang pendidikan menolak memainkan dianggapnya dipelajari memercayai kemaslahatannya dibatalkan hadiahnya menulis sendiri naskah-naskahnya. dikata terpadu. Pementasannya dibarengi penyelenggaraan ditanyakan, dibarengi jemaahnya mengatakan, merasa melihat akhir-akhir Menyiratkan mempererat kelihatan mengumpulkan pertunjukan memikat daripada pemimpin naskah-naskah membuat jemaahnya penonton dipisahkan kelihatan happy-happy saja. bayi-bayi diajak menonton terbuka terdengar menangis. Sebagai didampingi lebih-lebih masa-masa mendatang. Danarto http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1998/12/08/TER/mbm.19981208.TER98332.id.html menyetem mengiringi mendapat mengajari memperdengarkan menghadirkan merusak memilih menampilkan meyakini menyuguhkan menolak memainkan memercayai menulis mengatakan merasa melihat menyiratkan : /m/+ /stem/ : /m/+/iri/+/i/ : /mn/+ /dapat/ : /m/+/ajar/+/i/ : /m/+/hadir/+/kan/ : /m/+/pilih/ : /m/+/pilih/ : /m/+/tampil/+/kan/ : /m/+/yakin/+/i/ : /mny/+/suguh/+/kan/ : /m/+/tolak/ : /m/+/main/+/kan/ : /m/+ /prcaya/+/i/ : /m/+ /tulis : /m/+/kata/+kan/ : /m/+/rasa/ : /m/+/lihat/ : /mny/+/sirat/+/kan/ : me/e/tem : m/i/ri/i : mn/da/pat : m/a/ja/ri : m/ha/dir/kan/ : m/ru/sak : m/mi/lih : m/nam/pil/kan : m/ya/ki/ni : m/u/guh/kan : m/no/lak : m/ma/in/kan : m/mr/ca/ya/i : m/nu/lis : m/a/ta/kan : m/ra/sa : m/li/hat : m/i/rat/kan

: /mm/+/pr/+/dar/+/kan/ : mm/pr/d/ar/kan/

mempererat mengumpulkan menonton menangis mendatang mencari-cari bermain berteriak-teriak berkelit berbalik pelataran pengamen pertengkaran pecatur pemeran pementasan pelanggaran perjalanannya pertunjukan perjuangan perlawanan pergulatan pendidikan pementasannya penyelenggaraan pertunjukan pemimpin penonton seorang sepenggal selanjutnya semoga semula diperankan ditulis disutradarai ditangkap

: /m/+/pr/+/rat/ : /m/+kumpul/+/kan/ : /m/+/tonton/ : /m/+/tais/ : /mn/+/data/ : /mn/+/cari/+/cari/ : /br/+/main/ : /br/+/triak/+/triak/ : /br/+/kelit/ : /br/+/ba/+/lik/ : /p/+/latar/+/an/ : /p/+/amen/ : /pr/+/tkar/+/an/ : /p/+/catur/ : /p/+/peran/+/an/ : /p/+/pentas/+/an/ : /p/+/lagar/+/an/ : /pr/+/jalan/+/an/ : /pr/+/tunjuk/+/an/ : /pr/+/jua/+/an/ : /pr/+/lawan/+/an/ : /pr/+/gulat/+/an/ : /pn/+/didik/+/an/ : /p/+/pentas/+/an+/a/ : /p/+/slgara/+/an/ : /pr/+/tunjukan/+/an/ : /p/+/pimpin/ : /p/+/tonton/ : /s/+/orang/ : /s/+/pgal/ : /s/+/lanjut/a/ : /s/+/moga/ : /s/+/mula/ : /di/+/pran/+/kan/ : /di/+/tulis/ : /di/+/sutradara/+/i/ : /di/+/takap/

: mm/pr//rat : m/um/pul/kan : m/non/ton : m/na/is : mn/da/ta : mn/ca/ri/ca/ri : br/ma/in : br/t/ri/ak : br/k/lit : br/ba/lik : p/la/ta/ran : p/a/mn : p/ t/ka/ran : p/ca/tur : p/m/ran : p/mn/ta/san : p/la/ga/ran : pr/ja/la/nan : pr/tun/ju/kan : pr/ju/a/an : pr/la/wa/nan : pr/gu/la/tan : pn/di/di/kam : p/mn/ta/san : p//l/ga/ra : pr/tun/ju/kan : p/mim/pin : p/non/ton : s/o/ra : s/pe/gal : s/lan/jut/a : s/mo/ga : s/mu/la : di/pe/ran/kan : di/tu/lis : di/su/tra/da/ra/i : di/ta/kap

disiksa dikaruniai digelar didasari didirikan dianggapnya dipelajari dibatalkan dibarengi ditanyakan dipisahkan diajak didampingi terjadi terlihat termasuk terhadap terbuka terdengar anak-anak adegan-adegan orang-orang lakon-lakon centang-perenang naskah-naskahnya akhir-akhir naskah-naskah bayi-bayi lebih-lebih masa-masa sebelahnya biolanya masalahnya caranya selanjutnya misalnya

: /di/+/siksa/ : /di/+/karunia/+/i/ : /di/+/glar/ : /di/+/dasar/+/i/ : /di/+/diri/+/kan/ : /di/+/agap/nya : /di/+/plajar/+/i/ : /di/+/batal/+/kan/ : /di/+/bar/+/i/ : /di/+/taa/+/kan/ : /di/+/pisah/+/kan/ : /di/+/ajak/ : /di/+/dampi/+/i/ : /tr/+/ja/+/di/ : /tr/+/li/+/hat/ : /tr/+/ma/+/suk/ : /tr/+/hadap/ : /tr/+/buka/ : /tr/+/dar/ : /anak/+/anak/ : /adegan/+/adegan/ : /ora/+/ora/

: di/sik/sa : di/ka/ru/ni/a/i : di/g/lar : di/da/sa/ri : di/di/ri/kan : di/a/gap/a : di/p/la/ja/ri : di/ba/tal/kan : di/ba/r/i : di/ta/a/kan : di/pi/sah/kan : di/a/jak : di/dam/pi/i : tr/ja/di : tr/li/hat : tr/ma/suk : tr/ha/dap : tr/bu/ka : tr/d/ar : a/nak/a/nak : a/de/gan/a/de/gan : o/ra/o/ ora

kepentingan-kepentingan : k/pnti/an/+ k/pnti/an/: k/pn/ti/an k/pn/ti/an/ k/pn/ti/an/ : /centa/+/perena/ : /naskah/+/naskah/nya : /akhir/+/akhir/ : /naskah/+/naskah/ : /bayi/+/bayi/ : /lbih/+/lbih/ : /masa/+/masa/ : /sbelah/+/a/ : /biola/a : cen/ta/pe/re/na : nas/kah/nas/kah/nya : a/khir/a/khir : nas/kah/nas/kah : ba/yi/ba/yi : l/bih/l/bih : ma/sa/ma/sa : s/b/lah/a

perjalanannya kerjanya dianggapnya kemaslahatannya hadiahnya pementasannya jemaahnya gesekan rentetan tembakan kekacauan kebahagiaan kebenaran

Você também pode gostar