Você está na página 1de 5

Dalam bukunya yang bejudul Engines of Creation, Eric Drexler berkhayal tentang sebuah masa depan dengan mesin-mesin

yang lebih kecil dari sebutir debu yang membentuk apapun mulai dari kursi sampai dengan mesin roket, dibentuk dari atom demi atom oleh mesin tersebut, juga robot yang besarya hanya bisa dilihat dengan microskop yang dapat menyembuhkan sakit manusia, sel demi sel. Dia menyebutnya nano tecnology.

Enam belas tahun setelah buku tersebut diterbitkan, Sebuah Pakaian anti noda dan bola tenis tahan lama berhasil dibuat dengan Teknologi skala molekul yang populer dengan nama nanotechnology dan akan segera tersedia di pasaran. Ada banyak lagi produk yang sedang dikembangkan dengan nanotechnology, namun untuk saat ini kebanyakan masih belum menguntungkan, karena masih dalam tahap Riset dan pengembangan, sehingga dibuthkan dana yang banyak untuk investasi, sementara penjualan belum berjalan, jadi masih merugikan. Namun ada juga produk yang sudah dalam pengembangan atau sudah ada pasaran, seperti alat tangan yang dapat merasakan spora anthrax dan krim tangan yang dapat melindungi kita darinya. Chip Komputer yang lebih cepat, lebih murah dan lebih dingin serta mampu menahan data meskipun power dimatikan. Prof. Richard Smaley dari Universitas Rice, pemenang Nobel dibidang kimia mngatakan bahwa ini hanyalah permulaan dari apa yang dapat dilakukan oleh nanotechnology. Nama nanotechnology diambil dari kata nanometer (nm) atau seper milyar meter, atau seper seratus ribu dari diameter rambut manusia. Dalam penggunaan umum, istilah tersebut mengacu pada larik dari mesin atau material baru yang mempunyai bagian kunci lebih kecil dari 100nm, dan juga untuk lat-alat baru, seperti Veeco Instruments' mikrokop skala atom dan nanometrics' alat inspeksi untuk pembuatan semiconductor, yang memungkinkan partikel yang sangat kecil dapat diobservasi dan dimanipulasi. Ini seperti dunia misteri dimana hukum fisika klasik akan menghasilkan seperti mekanika kuantum, dimana tenaga ikatan antar atom mengambil alih gaya gravitasi yang mengatur dunia besar. Para ilmuwan telah berhasil memindahkan tahap eksplorasi menuju eksploitasi, sehingga diperkirakan akan ada banyak pemintaan pasar akan produk nanotechnology sampai trilyunan dollar pada 2015. Pemerintah Amrik bahkan sudah mengajukan 710 juta dollar untuk riset nanotech tahun 2003, meningkat 17 persen dari tahun sebelumnya, untuk pengembangan produk dari alat penyaring air sampai dengan seragam tentara yang dibuat dengan material pintar yang dapat melindungi dari perang kuman. Demikian juga di Eropa dan Asia, sudah menginvestasikan dana 2 juta dollar untuk riset nanotech, beberapa investor seperti SAMSUNG, INTEL, DUPONT dll juga sudah secara tidak langsung mendanai riset pengembangan nanotech, meskipun masih banyak investor yang masih menunggu perkembangan. Ahli Fisika Harris Goldberg yang mendirikan perusahaan InMat di New Jersey, secara rutin mengirimkan 55 galon cairan ramah lingkungan dalam yang mengandung lapisan tanah liat dengan ketebalan 1nm. Jika material ini digunakan untuk melapisi bagian dalam dari bola tenis, maka ia dapat memerangkap/menahan (trap) udara di dalam bola jauh lebih efektif daripada karet biasa, dan juga memperpanjang umur bola sampai berkai lipat. Bola tenis ini bahkan sudah ijual di US dan menjadi bola resmi piala DAVIS. Pendapatan InMat akan mencapai 250ribu Dollar tahun 2002 dan Goldberg berecana melipat gandakan sampai dengan dua kali lipatnya tahun berikutnya terutama pada bisnis bola tennis. Dia juga sedang meyakinkan perusahaan Ban untuk melapisi Ban nya dengan technologi nano-nya sehingga akan menghasilkan Ban yang dapat digunakan dengan nyaman dan lebih aman,lebih ringan dan menaikkan efisiensi bahan bakar mobil dari pada memakai karet konvensional (butyl rubber) yang sekarang digunakan.

US Army juga sudah memesan sarung tangan yang dapat melindungi tentara dari bahan kimia. Nanotex sebuah pabrik textil, di Greensboro, Noth Carolina sedang mengembangkan pakaian aktif yang dapat menghamburkan dan mengeringkan keringat. Dan tahun depannya akan meluncurkan produk kaos kaki, T-Shirt dan pakaian dalam yang bisa menyerap bau badan. Rod MacGregor yang mejalankan NanoMuscle, perusahaan di California, yang membuat material alat yang bisa digunakan untuk bermacam mainan seperti boneka, alat ini dapat meberi bermacam ekspresi wajah pada boneka, karena alloy nitinol pada alat dapat membentuk bentuk yang berbeda-beda mengikuti fluktuasi suhu. Arus listrik akan menyebabkan serat nitinol pada alat memendek.mengikuti kontraksi dari alat seperti otot pada manusia. Greg schergel dengan perusahannya yang bernama Nantero, sedang berusaha membut sebuah komputer yang tidak perlu lagi di booting ulang karenamenggunakan "Non Volatil Random Acces Memory (NRAM) yang bisa mengingat atau memertahankan data " bagaimana menjalankan progam" meskipun power sudah dimatikan. Teknologinya menggunakan larik 2nm untai atom karbon, yang disebut nanotubes yang dapat melewatkan elektron lebih cepat dari pada tembaga, dan 100 kali lebih kuat, seperti besi pada berat yang sama. Sepasang nanotubes dapat menyimpan data dengan menguncinya bersama-sama ketika arus melaluinya, dan tetep menahannya walaupun power sudah dimatikan dan kembali dihidupkan, sampai ada arus pencounter dikirimkan. Dikatakan bahwa dalam tiga tahun ke depan sudah akan bisa dipasarkan NRAM yang bisa menyimpan 10 kali lebih banyak, lebih cepat dan lebih dingin (tidak cepat panas) dari pada memori dari silicon. Nanotubes ini mempunyai masa depan yang cerah, kini berbagai laboratorium riset sedang menelitinya, periset Hewlett Packard diberitakan mengumumkan pembuatan rangkain dengan skala molekul yang lebih murah, dan menggunakan lebih sedikit konsumsi power dari pada chip silikon yang sekarag umum digunakan. Kesehatan Pada bidang kesehatan, sebuah perusahaan bioteknologi sedang berusaha mengembangkan Fullerenes atau buckyball, sebuah benda berstruktur molekul dengan 60 atom karbon yang diharapkan suatu saat dapat mematkan virus HIV ataupun kanker. Periset yang lain sedang berusaha membuat alat berukuran nano sehingga dapat masuk ke dalm struktur sel penyakit dan menghentikan perkembangannya. Dr. James Baker, kepala Center of Biologic nanotechnology, Universitas michigan sedang berusaha mengembangkan molekul berskala nano yang disebut dendrimer dengan target sel kanker. Dia mengatakan kalau nanoteknologi telah memberi kesempatan membuat suatu alat yang bisa digunakan untuk mendiagnosa dan menangani penyakit termasuk kemampuan untuk mengeliminasi sel sebelum berkembang menjadi kanker. Bersama rekanya Dr. Baker yang mendirikan NanoBio yang mendapat dana dari PENTAGON untuk mengembangkan krim yang apat memasuki dan membunuh mikroba penginfeksi dan semua jamur dari spora anthrax sampai virus flu. Versi militernya yang disebut NanoDefend, berbentuk cairan didesain untuk men-dekontaminasi pakaian dan permukaan yang mempunyai kontak dengan antrhax, ebola atau smallpox. Sebuah perusahaan Farmasi berusaha membuat besar obat yang ada bisa diserap semaksimal mungkin oleh tubuh dengan membuatnya dalam ukuran yang secara maksimal dapat diserap oleh tubuh sehingga dapat bekerja lebih cepat dan efisien. bahan bakar bersih lingkungan Sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar dari fosil, orang lebih suka beralih ke bahan bakar hidrogen, yag bersih lingkungan, tapi meskipun melimpah di udara, hidrogen tidak banyak tersedia dalam bentuk yang bisa digunakan, juga mesin yang mengunakan hidrogen masih sangat langka, karena itu para periset Tokyo institue of Technology sedang

berusaha mengembangkan cara untuk meng "crack" hidrogen, menggunakan saringan dari serat karbon tipis yang dicampuri dengan molekul senyawa nikel. Saringan/Filter tersebut akan akan dapat membuat gas alam menjadi karbon dan hidrogen yang cukup murni untuk bisa digunakan sebagai bahan bakar. Kesulitannya adalah pada harga dan suplai dari partikel platina sebagai katalisator dari proses. Platina tidak bisa digunakan secara efisien, karena besar partikel yang sekitar 10 nm dan kecenderungannya utuk menggumpal. Juga bila 10 persen mobil duniamenggunakan bahan bakar ini, maka pasokan platina tidak akan mencukupi. Sebuah perusahan milik headwater, Hydrocarbon Tehnology yang berbasis di Draper, Utah, memberitakan kalau mereka sudah menemukan cara membuat platina berskala nano yang tidak akan menggumpal dan memperlambat proses seperti platina biasa, sehingga diharapkan dapat membuat pembakaran stabil, efisien dan memperluas suplai platina. Pemerintah RRC juga sudah menginvestasikan uangnya untuk membuat Pabrik coalliqeufaction (pencairan batubara) yang menggunakan teknologi berbasis katalis berskala nano, yang akan dapat memperbaiki efisiensi pengubahan batubara dan mengurangi biaya. Jika batubara ini dapat benar-benar diubah menjadi bahan bakar cair, maka negara-negara yang kaya batubara seperti RRC, USA dan Jerman dapat mengurangi ketergantungannya pada impor minyak. Pada waktu yang bersamaan, polusi hujan asam dapat dikurangi, karena batubar cair akan mengurangi penggunaan sulfur yang berbahaya. Toyota, menggunakan teknologi nano utuk hal lain, sejak tahun 1980, mereka sudah berusaha mengembangkan material nanokomposit yang ringan, demikian juga General motor, meraka dikabarkan akan segera mengeluarkan nanokomposit dari laboratoium untuk diproduksi menjadi material kendaraan., meraka menggunakan advanced plastic pada bagian asists 2002 GMC safari dan Chevrolet astro van. Material baru tersebut lebih keras, lebih ringan dan lebih tidak rapuh pada suhu dingin, perbaikannya ada pada kekuatan/strenght dan pengurangan berat, sehingga dapat menghasikan penghematan bahan bakar, direncanakan selanjutnya GM akanmenggunakan material nanokomposit untuk membuat interior mobil dan bumper, dan pada akhirnya pada bagian struktur dari load-bearing seperi rangka mobil.
Ilmu dan teknologi nano memungkinkan para ilmuwan untuk memanipulasi dan mengkontrol sesuatu (molekul dan atom) pada ukuran skala kecil (1 nm=10-9 meter). menuju miniaturisasi informasi dan produk. Hingga tahun 2008, berbagai produk nano telah beredar di pasaran meliputi peralatan, otomotif, lapisan pelindung, elektronik dan komputer, makanan dan kemasan, mainan anak, kesehatan dan kebugaran, serta rumah dan kebun. Para ilmuwan, pihak industri, lembaga pemerintah dan masyarakat di Eropa menaruh perhatian besar terhadap potensi, aplikasi dan resiko ilmu dan teknologi nano dengan mendirikan lembaga penelitian, pendidikan, dan advokasi. Hal tersebut juga dapat dilihat melalui peningkatan jumlah dana penelitian dan topik penelitian, publikasi tulisan ilmiah, pengajukan hak paten dan pendirian perusahaan start-up yang berkaitan dengan pengembangan, aplikasi, dan resiko ilmu dan teknologi nano. Pemerintah Indonesia belum memberikan prioritas terhadap teknologi nano. Lembaga pemerintah dan penelitian di Indonesia masih menempatkan pengembangan teknologi nano di bawah kegiatan penelitian ilmu-ilmu yang sudah mapan. Transfer ilmu dan teknologi nano kepada masyarakat dan dunia pendidikan juga terkesan lambat dan tidak mudah diakses. Beberapa ilmuwan Indonesia telah menunjukkan kemampuannya ikut mengembangkan teknologi nano. Sumber daya alam Indonesia dapat dijadikan sumber bahan baku teknologi nano. 1 Pendahuluan Kesadaran terhadap ilmu dan teknologi nano di dunia akademik dan industri di mulai dengan pandangan inspiratif dan visioner oleh ilmuwan fisika dan penemuan alat-alat karakterisasi, dan bahan berskala nano. Richard P Feynman (salah satu penerima hadial Nobel Fisika tahun 1965) pertama kali mengungkapkan masalah bagaimana menulis seluruh 24 volume Ensiklopedia Britannica pada kepala sebuah peniti 1. Perkembangan transistor terutama field-effect transistor (FET) mendorong lebih lanjut kebutuhan akan memperkecil ukuran produk atau miniaturisasi 2. Di tahun 1981, 2 (dua) peneliti IBM, Gerg K Binnig dan Heinrich Rohrer (pemenang hadial Nobel Fisika tahun 1986) menemukan Scanning Tunneling Microscope (STM) yang

memungkinkan pengamatan topografi permukaan dengan format atom-demi-atom 3. Pada akhirnya, penemuan bahan C60-buckminsterfullerene oleh H.W. Kroto 4 dan carbon nanotubes (CNT) oleh Sumio Ijima 5 semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akademik, industri, dan pemerintahan untuk lebih serius mengembangkan ilmu dan teknologi nano. Pada tahun fiskal 2001, pemerintahan Presiden Bill Clinton meluncurkan suatu proyek yaitu National Nanotechnology Initiative (NNI) yang tujuannya mengkoordinasi penelitian dan pengembangan teknologi nano antara agen-agen federal di Amerika Serikat 6. Proyek ini memberikan suatu visi jangka panjang terhadap peluang-peluang dan kegunaan teknologi nano. Pada tanggal 12 Mei 2004, Komisi Eropa mengadopsi Communication: Towards a European Strategy for Nanotechnology untuk menyatukan diskusi tentang ilmu dan teknologi nano di tingkat institusi dan mengusulkan suatu strategi yang terintegrasi dan bertanggung jawab untuk Eropa 7. Di Jepang, the Minister of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT) mendirikan Nanotechnology Network Centre (nanonet) yang tujuan utamanya adalah menyediakan akses kepada para peneliti teknologi nano terhadap berbagai fasilitas penelitian modern yang tersedia di 13 (tiga belas) institusi yang berpartisipasi 8. Hal serupa juga dilakukan oleh Korean Institute of Science and Technology Information (KISTI) dengan meluncurkan situs nanonet 9. Melalui pendirian Sanghai Nanotechnology Promotion Centre (SNPC) 10, China berusaha melaksanakan strategi-strategi dan keputusan-keputusan kelompok terkemuka dalam rangka mengorganisasi sumber daya-sumber daya dan mengkoordinasi berbagai bagian-bagian riset untuk mempromosikan pengembangan teknologi nano di Sanghai. Munculnya berbagai proyek dan lembaga di beberapa negara maju yang memfokuskan agenda riset, pengembangan, dan pendidikan dalam bidang teknologi nano menandakan pentingnya kebijakan yang komprehensif dan terintegrasi di antara berbagai pihak, seperti pemerintah, industri, lembaga riset, dan lembaga pendidikan tinggi. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia yang sangat dipengaruhi oleh isu-isu global, antara lain ilmu dan teknologi, pendidikan, perekonomian dan perdagangan, kesejahteraan sosial, serta lingkungan hidup, juga memerlukan kebijakan-kebijakan nasional disertai dengan aplikasinya pada tingkat institusi pemerintahan, lembaga riset, lembaga pendidikan, dan industri. Kebijakan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia dapat dicermati melalui rencana pembangunan jangka panjang nasional dan rencana pembangunan jangka menengah. 1.1 Sub Pendahuluan Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025, pemerintahan Indonesia telah mendefinisikan rancangan pembangunan jangka panjang (RPJP) nasional, visi, misi dan arah pembangunan nasional dari tahun 2005 hingga 2025. Visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 adalah INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR. Sebagian visi tersebut dapat ditempuh melalui 2 (dua) dari 8 (delapan) misi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan bangsa yang berdaya-saing dan mewujudkan Indonesia asri dan lestari. Untuk mewujudkan bangsa yang berdaya-saing, arah pembangunan adalah membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas; memperkuat perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global; penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi; sarana dan prasarana yang memadai; serta reformasi hukum dan birokrasi. Sedangkan arah pembangunan untuk mewujudkan Indonesia asri dan lestari, yaitu: mendayagunakan sumber daya alam yang terbarukan, mengelola sumber daya alam yang tidak terbarukan, menjaga keamanan ketersediaan energi, menjaga dan melestarikan sumber daya air, mengembangkan potensi sumber daya kelautan, meningkatkan nilai tambah atas pemanfaatan sumber daya alam tropis yang unik dan khas, memerhatikan dan mengelola keragaman jenis sumber daya alam yang ada di setiap wilayah, mitigasi bencana alam sesuai dengan kondisi geologi Indonesia, mengendalikan kerusakan dan pencemaran lingkungan, meningkatkan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan hidup. Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) tahun 2005-2009 mengarahkan peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada 6 (enam) bidang prioritas,yaitu pembangunan ketahanan pangan, penciptaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan, pengembangan manajemen dan teknologi transportasi, pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan teknologi pertahanan, dan pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan 11. Bidang lain yang bukan prioritas adalah teknologi air bersih, teknologi kelautan, sistem informasi spasial, mitigasi bencana, teknologi dirgantara dan antariksa, bidang politik, sosial,budaya, dan hukum dan bidang tematis lain. Ke enam bidang prioritas membutuhkan Sains Dasar dan Ilmu Sosial dan Kemanusiaan yang dikembangkan untuk: (i) memperkuat basis keilmuan dari ke enam bidang fokus; (ii) memperkuat dimensi sosial dan kemanusiaan dari ke enam bidang fokus dan (iii) mempererat

keterkaitan lintas-disiplin dan lintas-bidang diantara ke enam bidang fokus tersebut 12. Salah satu kategori sasaran pengembangan Sains Dasar adalah kelompok formulasi kompleksitas yang didalamnya tercakup ilmu dan teknologi nano. Riset dan perkembangan di bidang sosial dan kemanusiaan diarahkan untuk memperkaya dan memperkuat dimensi sosial dan kemanusiaan dalam pengembangan di ke enam bidang prioritas. Ilmu dan teknologi nano di Indonesia baru ditempatkan dalam kelompok Sains Dasar yang menitikberatkan pada ilmu Pemodelan Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi. Peranan Ilmu Sosial dan Kemanusiaan terhadap perkembangan ilmu dan teknologi nano di Indonesia belum menjadi prioritas paling tidak hingga tahun 2009.

Você também pode gostar