Você está na página 1de 13

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah. Bahasanya saya telah dapat membuat makalah e-Library walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang saya hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Dharmawan selaku Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Bandar Lampung. 2. Kedua Orang tua kami, yang selama ini memberikan dukungan. 3. Rekan-rekan siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 2 Bandar Lampung yang selalu memberikan dukungan dan memberikan saran. Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum dikatakan sempurna kemampuan saya. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak saya harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi. Harapan saya semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya. Wasalamualaikum wr.wb.

Bandar Lampung, 15 Febuari 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Kata Pengantar Daftar isi Abstrak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan masalah BAB II PEMBAHASAN A. Membangun citra perpustakaan B. Meningkatkan citra pustakawan C. Perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi 2.1 Fasilitas e-library dalam layanan on-line BAB IV KESIMPULAN DAN SARA A. Kesimpulan B. Saran BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

ii

ABSTRAKSI

Dalam makalah ini menjelaskan bahwa e-Library ( perpustakaan elektronik ) merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju pengusaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan, mengasyikan dan menyegarkan.Oleh karena itu perpustakaan elektronik perlu dikembangkan di era globalisasi ini. Dibagian awal disajikan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, tujuan, dan rumusan masalah. Bab II berikutnya dibahas tentang tinjauan teoritis Perpustakaanelektronik Bab III membahas mengenai perkembangan perpustakaan elektronik Bab IV kesimpulan dan saran. Bab terakhir penutup.

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Zaman telah berkembang, teknologi telah merengut semangat untuk membaca melalui sarana perpustakan. Perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia ini sulit diperkirakan, utamanya jika melibatkan pengguna perpustakaan yang memiliki kondisi sosial, ekonomi, budaya dan aturan serta pengetahuan terhadap teknologi yang berbeda. Hal ini mengharuskan perpustakaan dapat menyesuaikan diri dan mengambil langkah antisipatif bila tidak ingin dimakan perubahan dan ditinggalkan oleh pengguna atau pembacanya. Sementara itu perkembangan teknologi informasi yang dikemas dalam bentuk informasi digital memberikan makna percepatan dalam memperoleh informasi yang diinginkan. Oleh sebab itu, perpustakaan elektronik ( e-library ) dalam layanan online adalah merupakan fasilitas yang perlu dikembangkan keberadannya,mengingat Kompetitor Perpustakaan Nasional adalah vendor-vendor pengelola layanan yangmempermudah dalam mencari informasi secara online melalui mesinpencari di internet. B. TUJUAN Sebagaimana kita ketahui bahwa topik pelayanan menjadi ujung tombak keberhasilan dari suatu lembaga yang memberikan pelayanan kepada masyarakat ( public sevices ). Oleh sebab itu peningkatan fungsi perpustakaan sebagai penyelenggara jasa informasi diperlukan pada era persaingan bebas sekarang ini. Perpustakaan dapat meningkatkan fungsinya sebagai penyelenggara jasa informasi dengan cara memberikan pelayanan secara online dari berbagai informasi yang dikoleksi di perpustakaan Nasional, melalui publikasi yang tersedia dalam bentuk koleksi elektronik. Harapannya, kemudahan yang diperoleh para pengguna perpustakaan dalam dunia maya akan memberikan citra yang lebih baik bagi perpustakaan nasional dan tentu hal ini sebagai wujud dari peningkatan pelayanan kepada masyarakat pengguna. Pengguna akan selalu setia melakukan penelusuran informasi pada perpustakaan Nasional melalui ikon mesin pencari koleksi digital yang tersedia di website. Perpustakaan diharapkan mampu memberikan citra yang positif agar selalu sukses dalam berinteraksi dengan masyarakat lingkungannya.Citra yang negatif dapat memperlemah serta merusak strategi yang telah dibangun secara efektif. Sedangkan citra yang positif bisa didapatkan dengan mengkomunikasikan keunikan dan kualitas terbaik yang dimiliki perpustakaan itu kepada pemakainya.
2

C. RUMUSAN MASALAH Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan elektronik memberikan kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tidak ada satu pasal pun yang menuliskan kata perpustakaan. Padahal menurut UNESCO, pendidikan untuk semua (education for all), dapat lebih berhasil jika dilengkapi dengan keberadaan perpustakaan. Di perpustakaan elektronik ( e-library ) ada strategi yang di tawarkan untuk membangun citra perpustakaan elektronik di sekolah menengah itu sendiri. Strategi yang ditawarkan yaitu membangun citra perpustakaan, meningkatkan citra perpustakaan dan mengembangkan perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi. Dengan menerapkan strategi tersebut akan mengembangkan perpustakaan khususnya perpustakaan elektronik, kita berharap secara bertahap mengejar ketertinggalannya dari perpustakaan perpustakaan negara maju baik di tingkat Asia, Australian, Eropa, maupun Amerika, sehingga secara bertahap pula dapat menjadikan perpustakaan elektronik di Indonesia bertaraf internasional.

BAB II PEMBAHASAN

Dalam makalah ini akan dibahas tiga hal yang mendasari citra perpustakaan terutaman perpustakaan elektronik di sekolah menengah kejuruan di Indonesia menuju perpustakaan berstandar atau bertaraf internasional. A. Membangun Citra Perpustakaan Perpustakaan sekarang ini masih menjadi tempat yang menjemukan dan ditempatkan pada posisi yang semakin terasing di lingkungannya sendiri. Oleh karena itu banyak perpustakaan khususnya perpustakaan disekolah menengah mulai berbenah untuk meningkatkan citra diri baik dari hal yang kecil sampai pembenahan yang berskala besar.Peningkatan citra yang berskala kecil dapat dilihat dari pembarian nama perpustakaan sekolah mulai berubah atau berganti dengan istilah yang menarik. Dengan perubahan nama mau tidak mau perpustakaan ingin meningkatkan citranya dimata siswanya baik dilingkungannya sendiri maupun di masyarakat.Peningkatan citra yang berskala menengah, dapat kita lihat perpustakaan mulai membangun website perpustakaan sampai dengan membenahi koleksi dan ruangan. Pembenahan website dapat kita kenali dengan beberapa homepage yang diakses melalui internet. Peningkatan citra yang berskala besar, dapat kita lihat beberapa perpustakaan mulai berbenah dengan membangun gedung perpustakaan sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh perpustakaan. Bangunan gedung perpustakaan yang dirumuskan berdasarkan konsep yang sistematik, yaitu sebagai kesatuan sistem keandalan bangunan gedung dengan lingkungannya. Tujuannya adalah guna terwujudnya pemanfaatan ruang perpustakaan yang berpihak kepada kepentingan pemakainyaterutama sivitas akademiknya ( siswa, staf pengajar, dan peneliti ) yang berlandaskan asas kemanfaatan yang menampung nilainilai kemanusiaan dan keadilan,asas keselamatan, keseimbangna, dan keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.
i

Adapun rumusan sistem keandalan bangunan gedung perpustakaan, yang terdiri aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung telah diarahkan untuk dapat memandu harmonisasi standar, yang berpedoman pada pengembangan standarstandar teknis nasional yang harmonis dengan standar teknis negara lain, sebagaimana dituntut dalam rangka persiapan menghadapi era globalisasi. Dengan adanya suatu jaringan kita dapat menemukan puluhan ribu pustaka, sehingga koleksi dapat di-sharing atau di akses oleh banyak pengguna melalui katalog gabungan yang mudah dicari, lengkap, dan interaktif. Dari satu catalog on-line, setiap orang dapat menemukan bukunya keberbagai perpustakaan, dan membaca komentar serta ulasan pembaca lain. Karena kita tahu bahwa kondisi di lapangan menunjukan tidak ada satu pun perpustakaan dan pusat informasi, perpustakaan atau dokumentasi yang mampu melayani pemakainya dengan hanya mengandalakan kamampuannya sendiri.
4

Tentu saja kerja sama itu perlu disusun berdasarkan prinsip saling menolong, saling membutuhkan dan saling memanfaatkan dalam mekanisme kerja yang jelas, transparan, dan sinergis dalam kesejajaran peran. Kerja sama itu akan menghasilkan apa yang disebut dengan jaringan informasi dan komunikasi antar perpustakaan. Dengan adanya peningkatan citra perpustakaan diharapkan perpustakaan khususnya perpustakaan elektronik tidak lagi menjemukandan terasing di lingkungannya sendiri. B. Meningkatakan Citra Pustakawan Tenaga pustakawan merupakan jabatan karir dan jabatan fungsional yang telah diakui keberadaanya oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) nomor 18 Tahun 1988 dan telah diperbaharui dengan SK Menpan nomor 2 Tahun 2002. Melihat permasalahan tersebut mau tidak mau perpustakaan di sekolah mulai berbenah dengan membakali tenaga pengelolanya baik tenaga administratif maupun fungsional pustakawannya bersikap profesional dalam memberikan pelayanannya. Untuk dapat bersikap profesional banyak perpustakaan mulai melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) khususnya melatih tenaga pengelola perpustakaan atau pustakawan dalam bidang layanan komputer, bahasa inggris, studi banding ke berbagai perpustakaan yang lebih maju, mengikutsertakan dalam seminar maupun magang di bidang ilmu perpustakaan, serta teknologi informasi dan komunikasi, mengikutsertakan pendidikan S2 bidang ilmu perpustakaan dan informasi, serta peningkatan kualitas / mutu layanannya dengan pembekalan prima bagi tenaga pengelola perpustakaan / pustakawan. Untuk menjadi tenaga profesional yang perlu di perhatikan adalah kepribadian, kompetensi dan kecakapan. Selain itu tenaga pengelola perpustakaan dituntut bersikap SMART, yaitu siap mengutamakan pelayanan, menyenangkan dan menarik dalam memberikan pelayanan. Ramah dan menghargai pemakai perpustakaan, serta tabah di tengah kesulitan yang dihadapi. Seperti diketahui bahwa negara-negara maju pesat pasca ditandatanginya General Agreement on Tarif and Service (GATS), dewasa ini sedang berlomba-lomba untuk meningkatkan mutu layanannya dengan menerapkan sistem manajemen mutu di mana merupakan bagian dari sistem mutu internasional seri ISO 9000. Dengan adanya sistem manajemen mutu yang merupakan bagian dari sistem mutu internasional seri ISO 9000 apabila diterapkan dalam melayani pemakai perpustakaan khususnya perpustakaan elektronik di sekolah maka akan sangat bermanfaat. Dengan adanya penerapan sistem manajemen mutu di perpustakaan sekolah akan membawa dampak positif antara lain : 1. Konsumen dalam hal ini pemakai perpustakaan ( siswa, staf pengajar, umum ) merasa puas dan setia karena pelayanannya sesuai dengan kebutuhan mereka. 2. Pembiayaan menjadi lebih rendah karena terjadi efesiensi dengan menghapus komponenkomponen penyebab pemborosan, seperti tenaga perpustakaan tidak asal bekerja tetapi betulbetul termotivasi untuk mencapai target yang telah ditentukan 3. Daya saing dan fortabilitas diperbaiki karena biaya-biaya kegiatan operasional berkurang. 4. Semangat pegawai terutama tenaga fungsional pustakawan meningkat karena mereka bekerja secar efektif dan efesien.

Dengan adanya peningkatan citra perpustakaan baik melaui peningkatan kualitas diri maupun peningkatan mutu layanan yang berbasis pada standar mutu internasional maka berbagai persoalan dunia perpustakaan khususnya perpustakaan elektronik di sekolah yang di hadapi bisa ditangani.. Sebab hanya dengan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini tenaga pengelola perpustakaan dan tenaga fungsional pustakawan yang berkualitas kita bisa membangun perpustakaan yang bertaraf nasional. C. Perpustakaan Berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan dalam berbagai sektor, termasuk dunia perpustakaan.pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas layanan dan operasional telah membawa perubahan yang besar diperpustakaan. Perkembangan dari penerapan informasi dan komunikasi dapat diukur dengan telah diterapkannya sebagai sistem informasi manajemen (SIM) perpustakaan dan perpustakaan digital ( digital library ). Sedangkan mengenai perpustakaan digital atau digital library, seperti yang dikatan oleh Zaenal A. Hasibuan (2005), digital library atau sistem perpustakaan digital merupakan konsep menggunakan internet dan teknologi informasi dalam manajemen perpustakaan. Sedangkan menurut Ismail Fahmi (2004) mengatakan bahwa perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang terdiri dari perangkat hardware dan software, koleksi elektronik, staf pengelola, pengguna, organisasi, mekanisme kerja, serta layanan dengan memanfaatkan berbagi jenis teknologi informasi. Pengembangan perpustakaan digital atau e-library bagi tenaga pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi sistem otomasi perpustakaan, sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efesien. Bagi pengguna perpustakaan dapat membantu mencari sumber-sumber informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog on-line yang dapat diakses melalui internet maupun intranet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapanpun dan di mana pun ia berada. Sebagai implementasinya, pengembangan sebuah perpustakaan dari bentuk konvensional ke bentuk digitalisasi koleksi perpustakaan memerlukan biaya yang tidak sedikit karena untuk men-digitalisasi sebuah dokumen dari bentuk cetak ke bentuk digital diperlukan beberapa tahap, dari mulai proses scanning, proses editing, dan seterusnya. Dengan dikembangkan perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi baik dalam sistem informasi manajemen (SIM) perpustakaan maupun digital library, maka dapat memberikan kenyamanan kepada anggota perpustakaan juga memberikan kemudahan kepada tenaga pustakawan dan pengelola perpustakaan baik dalam layanan maupun pengelolaan dan sekaligus kemudahan untuk menerapkan strategi-strategi pengembangan perpustakaan serta dapat meningkatkan citra dalam memberikan layanannya terhadap pemakai dilingkungannya. 2.1 FASILITAS E-LIBRARY DI SEKOLAH DALAM LAYANAN ONLINE Dengan dilandasi semangat untuk turut berperan dalam membentuk masyarakat ( siswa ) yang suka membaca, mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup, Perpustakaan nasional telah berperan sebagai fasilitator
6

yang membuka dan menunjukan jalan ke berbagai sumber informasi yang diinginkan oleh masyarakat. Sehingga dapat dimaklumi hambatan yang dihadapi Perpustakaan sebagai penyelenggara jasa informasi saat ini, bahwa informasi yang dikoleksi hanya memiliki kekuatan hukum atau lisensi sebagai penyedia informasi untuk dibaca atau di pinjam. Tampaknya ini diperlukan kesepakatan dan kesepahaman dalam membangun infrastruktur yang merupakan aset penting, sebagai tindak lanjut kelangsungan secara terus menerus keberadaan perpustakaan elektronik ( e-library ) di Perpustakaan Nasional. Oleh karena itu perlu landasan hukum yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan. Disamping itu diperlukan otoritas yang seluas-luasnya dalam memanfaatkan bermaca-macam perangkat lunak/software pendukungnya, guna mengelola informasi yang sangat beragam formatnya. Sehingga kerjasama dengan masing-masing pihak harus diupayakan untuk terciptanya legalitas azas pemanfatan secara bersama. Dalam proses penyebaran koleksi elektronik tersebut dapat dibedakanmenjadi dua kategori : a. Pertama dokumen yang bersifat umum. Dokumen tersebut telah dikelola dan telah disimpan pada sever web data Perpustakaan nasional, Sehingga pengguna perpustakaan dapat mengakses informasi yang ada melalui jaringan intranet atau internet seandainya tidak sedang berada di Perpustakaan Nasional. b. Yang kedua, dokumen yang mempunyai sifat rahasia dan memiliki nilai ekonomi. Secara teknis pada proses akses dokumen agak berbeda, sekalipun pengguna tetap dapat mengakses dokimen yang di baca yaitu melalui jaringan internet atau intranet, tetapi jika mereka menginginkan dokumen tersebut untuk dicetak atai di download, maka pengguna harus mengisi identitas diri dengan menggunakan kode PIN yang telah disediakan di perpustakaan nasional. Keuntungan pengguna card ID Perpustakaan nasional dalam kegiatan penelusuran koleksi elektronik secara on-line adalah : 1. Pengguna akan leluasa mengakses buku-buku, artikel pada jurnal atau majalah, makalah dan sekaligus dapat mengdownload atau mencetak dokumen yang diperlukan tanpa harus rehalang jarak dan waktu, apalagi biaya yang diperlukan relatif lebih murah. 2. Perpustakaan Nasional akan menjadi pusat server web data ilmu pengetahuan bidang sosial, budaya , ekonomi, hukum dan IPTEK yang berkembang di Indonesia. Dan secara otomatis bertindak sebagai fasilitator dan mediator antara pengguna dan pemilik hak intelektual termasuk didalamnya keterlibatan kelompok penerbit dan vendor. 3. Pemilik hak karya intelektual melalui penerbit atau vendor akan mendapat royalti sebagai konsekuaensi dari hasil kerjasama antara perpustakaan dan penerbit/vendor. 4. Setiap pengguna suatu karya intelektual dapat di pantau melalui kode PIN yang ditulis oleh setiap pengunjung yangmemanfaatkan informasi. Sehubungan dengan pemikiran tersebut diatas jenis layanan di Perpustakaan Nasional menjadi bertambah yaitu selain memberikan layanan secara konvensional, yang telah berjalan selama bertahun-tahun, juga memberikan layanan secara online melalui website yang telah di dirikan sejak 17 mei 2005. Dampak yang diharapkan pada sistem layanan informasi melalui jaringan intranet atau internet akan dapat menstimulisasi jumlah pengunjung website Perpustakaan nasional yang sampai tanggal 10 juli 2006 baru mencapai 94.567 pengunjung, ini hampir mencapai 44,58 persen dari jumlah total penduduk Indonesia yang mencapai kurang lebih 200 juta. Berikut adalah beberapa strategi pengembangan yang perlu dipertimbangkan untuk dilakukan oleh perpustakaan-perpustakaan yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah :
7

_ Pertama, perpustakaan harus menyediakan fasilitas layanan akses internet dan mensosialisasikan penggunaannya kepada siswa. Kegiatan ini dapat dimulai dengan peralatan dan infrastruktur yang telah tersedia. Tetapi yang terpenting adalah pensosialisasian fungsinya sebagai sarana untuk pemerolehan bahan digital yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pustakawan harus aktif dan dengan sungguh-sungguh membantu menemukan bahan-bahan yang dibuthkan atau diperkirakan dibutuhkan baik atas inisiatif sendiri maupun atas permintaan pengguna. Tingkat pelayanan ini akan menjadi alasan yang penting dalam upaya pengembangan selanjutnya. Kepuasan pengguna akan menjadi iklan gratis untuk mendorong peningkatan dukungan untuk pengembangan layanan. _ Kedua, perpustakaan harus mulai mengupayakan pembuatanhome page atau situs perpustakaan dan memuat berbagai informasi tentang perpustakaan. Situs yang sederhana dapat dikembangkan sendiri atau komersial sebelum perpustakaan memiliki server sendiri. _ Ketiga, pustakawan harus berbicara dalam forum, melakukan pendekatan dengan berbagai pihak, dan membuat infrastuktur internet di dalam kampus. Rencana pengembangan hendaknya membuat berbagai alternatif yang mungkin dilakukan dari yang sederhana dan murah hingga yang lebih canggih dan mahal. Pustakawan harus mengidentifikasi kebutuhan perpustakaan dan memberikan saran-saran dalam pengembangan infrastruktur internet kampus. Dalam pemanfaatannya pustakawan harus mempertimbangkan penyebaran titik pelayanan perpustakaan. Pertimbangan lainnya adalah penyediaan sejumlah outlet di dalam perpustakaan dimana siswa dapat mencolokan sambungan komputer laptopnya untuk menggunakan internet. _ Keempat, perpustakaan mulai mengembangkan perpustakaan digital apabila infrastruktur dan pewralatan yang diperlukan sudah tersedia. Dalam fase persiapan, pustakawan harus mampu mengidentifikasi sumber daya yang tersedia didalam kampus terutama sumber daya manusia yang dapat di jadikan mitra dalam pengembangan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas yang telah dipaparkan bahwa Perpustakaan baik itu Perpustakaan sekolah maupun Perpustakaan Nasional telah melakukan fungsinya sebagai penyelenggara jasa informasi. Namun demikian agar layanan prima dapat terwujud secara arif dan bijaksana, maka perlu ada peningkatan sistem pelayanan yaituu selain memberikan layanan dalam bentuk media offline juga memberikan layanan dalam bentuk online. Ini sebagai bentuk kepedulian perpustakaan Nasional untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penyelenggara jasa informasi yang tepat, cepat, akurat dan relatif dapat dijangkau oleh kebutuhan masyarakat. Strategi pengguna internat di suatu perpustakaan sekolah sangat bergantung pada visi pustakawan sekolah tentang internet dalam kaitannya dengan peran pustakawan. Selain itu diperlukan innovasi dan kreatifitas pustakawan untuk mengimplementasikan penggunaan internet dalam lingkungannya yang berbeda. Keberhasilan pengguna internet di perpustakaan pada dasarnya tidak terlepas dari keberhasilan pengembangan perpustakaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pustakawan harus memiliki visi yang jelas sebagai arah yang dituju dalam pengembangan perpustakaan dan berusaha untuk mencapainya. Prosentase anggaran perpustakaan dari anggaran suatu lembaga ( sekolah ) merupakan kata kunci yang menentukan keberhasilan misi perpustakaan. B. Saran Agar pertumbuhan dan perkembangan perpustakaan berjalan dengan normal, maka sebagai pustakawan, harus memotivasi dan merangsang pengguna perpustakaan ( masyarakat/siswa ) dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencintai buku supaya keingintahuan tentang dunia dan memberantas kebodohan. Supaya generasi yang akan datang lebih optimal dalam berbagai bidang sehingga dalam era globalisasi ini bangsa kita tidak tertinggal perkembangannya dalam berbagai bidang.

BAB V PENUTUP
Sudah bukan jamannya perpustakaan di klaim sebagai tempat gudang buku yang berdebu dan tempat buangan bagi orang-prang yang terkena punishment. Perpustakaan mempunyai peran yang sangat berarti, yang bila dikelola dan di kembangkan dengan baik akan memberikan dampak positif bagi kecerdasan dan kehidupan bangsa. Ketersediaan berbagai macam pengetahuan di perpustakaan dengan bentuk yang lebih modern (digital), memberikan kesempatan pada pemakai untuk mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Dengan menerapkan tiga citra utama yaitu membangun citra perpustakaan, meningkatkan citra pustakawan dan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam mengembangkan perpustakaan khususnya perpustakaan sekolah, kita berharap juga perpustakaan sekolah sekolah menengah di Indonesia dapat mensejajarkan dengan perpustakaan yang ada di negara-negara maju baik di tingkat Asia, Australia, Eropa maupun Amerika. Akhirnya segala sesuatu tidak akan menjadi kenyataan sebelum kita mengalami sendiri, demikian juga kreasi dan inovasi akan menjadi coretan tidak bermakna diatas kertas sebelum direalisasikan didunia nyata.

10

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi Ismail. 2004. Innovasi Jaringan Perpustakaan Digital : Network Of Networks NeONs Hasibuan,Zaenal. A. 2005. Pengembangan Perpustakaan Digital : Studi Kasus perpustakaan Universitas Indonesia. Rahayuningsih,F.2006. Profesionalisme pustakawan menghadapi Tuntutan Kemajuan Teknologi. Yogyakarta www.kompas.com/kompas-cetak/0205/15dikbud/perp09 http://www.sinarharapan.co.id, Manajemen diri : menang dengan pelayanan sepenuh hati http://www.ri.go.id/produk.uu/isi/keppres, Keputusan Presiden Republik Indonesia no 67 th 2000 tentang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia http://www.republica.co.id. Pendidik serta senantiasa mencintaidunia pendidikan

11

Você também pode gostar