Você está na página 1de 3

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rangkaian proses yang dialami oleh suatu makhluk hidup dalam siklus reproduksinya, berbeda-beda pada setiap organisme berdasarkan golongannya masing-masing. Misalnya saja pada amphibi, proses perkembang biakannya jelas saja berbeda dengan mamalia, yang disebabkan oleh berbagai faktor. Perkembangan sel telur pada katak, merupakan suatu proses yang melibatkan peranan kelenjar pituatari. Kelenjar ini berfungsi untuk merangsang sel telur untuk berkembang lebih lanjut sebelum terjadi fertilisasi. Salah satu proses yang terjadi dalam rangkaian perkembangan suatu sel telur dikenal dengan ovulasi. Ovulasi adalah suatu proses terlepasnya sel telur dari ovarium sebagai akibat pecahnya folikel yang telah masak. Mekanisme terjadinya ovulasi disebabkan oleh beberapa faktor seperti neural dan perioditas cahaya. Selain itu, kita ketahui bahwa dalam proses ovulasi pada hewan betina dipengaruhi oleh beberapa hormon.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dalam praktikum ini, yaitu untuk memperoleh telur dan proses pembuahan pada saat yang diinginkan dalam jumlah yang banyak.

II. TINJAUN PUSTAKA III. METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan tempat
Hari/Tanggal Waktu Tempat : Rabu/21 Desember 2011 : Pukul 14.00-15.30 WITA : Laboratorium Biologi Lantai III Timur FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan


1. Alat : a. Perangkat alat seksi b. Papan seksi c. Cawan petri d. Pipet tetes e. Alat suntik f. Botol pembius g. Mortar dan pestle h. Bejana plastik 2. Bahan : a. Katak (Rana cancarivora) jantan sebagai objek pengamatan pengambilan kelenjar pituatari, I ekor b. NaCl fisiologis c. Aquades 70% d. Kapas e. Kertas kuarto f. Kloroform

C. Prosedur Kerja :
1. Mengangkat kelenjar pituatari a. Menggunting di sudut rahang katak jantan, memotong dibelakang mata secara primordial, kemudian melewati kepala hingga daerah oksipital dan akhirnya ke rahang yang lain sehinga mengangkat kepala. b. Membalikkan tengkoranknya dan mencari bentangan yang luas yang dibentuk oleh tulang tulang di dasar cranium, kelenjar pituatari terletak tepat dibelakang optik kisma.

c. Memasukkan gunting kecil yang tajam ke dalam rongga otak, dan memotong tulang kearah anterior melalui dasar cranium, menghindari luka pada jaringan otak. Dengan menggunakan pinset kecil, membalik dasar cranium dan mencari kelenjar pituatari. d. Menempatkan kelenjar pituatari ke dalam cawan petri yang berisi air aquades 2 cc, semua kelenjar pituatari masing-masing kelompok ditempatkan dalam air yang sama dan injeksi dilakukan beberapa menit kemudian. 2. Penyuntikan a. Memegang katak betina secara kuat kuat pada kakinya, injeksi dilakukan pada rongga perut posteriolateral. Menghindari luka pada vena kulit, vena abdomen, ventral, dan rongga vital lainnya. b. Katak betina yang sudah di injeksi, kemudian ditempatkan dalam bejana plastic yang berisi air pada kedalaman sati inci. 3. Proses stripping a. Stripping dilakukan dengan pelan pelan, dengan membengkokkan kearah depan pelvis, kemudian dilakukan penekanan dari depan ke belakang perut. b. Menghindari kerusakan telur dan pendarahan, jika telur muncul dengan sangat mudah dan dalam jumlah besar, maka telur-telur itu sudah siap diinseminasi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan

Keterangan : 1. Membius katak dengan kapas yang tela diberi kloroform. 2. Mematikan katak dengan cara membedah bagian abdomen lalu menusuk jantungnya sampai tidak berdetak lagi. 3. Membedah daerah di sudut rahang katak, memotong dibelakang mata secara primordial, kemudian melewati kepala hingga daerah oksipital dan akhirnya ke rahang yang lain sehingga mengangkat kepala. 4. Memasukkan gunting kecil yang tajam, ke dalam rongga otak, dan memotong tulang kearah anterior melalui dasar cranium, menghindari luka pada jaringan otak. Dengan menggunakan pinset kecil, membalik dasar cranium dan mencari kelenjar pituatari. 5. Setelah ditemukan kelenjar pituatarinya, menempatkan ke cawan petri lalu menggunakan pipet tetes untuk meneteskan NaCl fisiologis pada kelenjar tersebut

6. Menambahkan aquades dan menggerusnya dengan menggunakan mortal dan pestle. 7. Setelah menghomogenkan ekstrak pituatari, ekstrak tersebut dimasukkan ke dalam alat suntik. 8. Menyuntikkan ekstrak pituatari ke bagian rongga perut bagian atas agak ke kanan ataupun ke kiri yang diperkirakan posisinya tepat pada ovarium katak. B. Pembahasan Kegiatan atau proses pengangkatan kelenjar pituatari yang terdapat pada daerah otak dilakukan dengan sangat hati-hati terutama pada saat pengguntingan pada daerah otak karena diupayakan untuk menghindari terjadinya pendarahan. Apabila terjadi pendarahan maka potensi kerja hormon yang terkandung akan terpengaruhi akibat kelenjar pituatari tercampur dengan darah. Penambahan aquades yang dimaksudkan untuk tetap mengawetkan dalam memperoleh ekstrak dan membantu memperoleh suspensi. Adapun penyuntikan dilakukan dengan memperhatikan abdomen yang akan disuntik yaitu pada bagian kanan abdomen katak dan memperhatikan pembuluh darahnya. Praktikum kali ini, keberhasilan yang dicapai yaitu hanya pada proses pengambilan dan pengangkatan kelnjar pituatari dan pembuatan ekstrak kelenjar pituatari. Pada kelenjar selanjutnya, penyuntikan ekstrak kelenjar pituatari mengalami kegagalan pada katak betina yang diinginkan untuk menghasilkan banyak telur. Adapun factor-faktor yang menyrbabkan terjadinya kegagalan tersebut antara lain

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan B. Saran
1. Untuk praktikan : Diharapkan agar mahasiswa dalam melakukan praktikum mengikuti prosedur yang telah ada dan lebih dahulu mempelajari materi. 2. Untuk laboratorium : Diharapkan agar fasilitas dalam laboratorium memadai agar proses praktikum berjalan lancar. 3. Untuk asisten : Daharapkan agar asisten dapat membimbing mahasiswa selama proses praktikum dan menjelaskan bagian-bagian yang perlu dijelaskan oleh asisten.

DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM. Anonim. 2011. Penuntun praktikum biologi. Jurusan biologi FMIPA UNM. Makasar. Suarsini, Endang, dkk. 2000. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang :FMIPA UM.

Você também pode gostar