Você está na página 1de 3

Anak Umur 6 Tahun Dibunuh Dengan Cara Diberi Parfum Kemudian Dimasukan Tong Air Karena Benci

Malang nian nasib Rahayu Noviandini (6), anak pasangan Dian Hadiansyah (35) dan Lilis (30) warga Kampung Patrol, Desa Margahayu, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Rahayu ditemukan tewas mengenaskan di dalam tong berisi air di rumah tetangganya. Menurut paman korban, Muhamad Sulaeman (29), sebelumnya Rahayu sempat dikabarkan hilang usai mengaji di masjid yang tak jauh dari rumahnya. Korban harusnya sudah pulang mengaji sekitar jam 19.30 WIB, tapi waktu dicari keluarga di masjid, korban tidak ada, kata Sulaeman, Jumat (8/6/2012). Akhirnya pencarian Rahayu dilakukan oleh masyarakat setempat. Namun hingga pukul 01.00 WIB tadi, Rahayu tidak kunjung ditemukan. Sekitar pukul 02.30 WIB, tiba-tiba keluarga mendengar jeritan dari rumah tetangga. Kemudian kami bersama-sama mendobrak rumah tetangga dan menemukan korban sudah tak bernyawa di dalam tong, paparnya. Korban selanjutnya dibawa ke RSU dr Slamet Garut untuk dilakukan autopsi. Dugaan sementara Rahayu meninggal akibat dibunuh. Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Mikra Hasibuan SIK, mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan pemeriksaan terhadap Sr (17) yang diduga sebagai pelaku pembunuhan. Kita masih melakukan pengembangan pemeriksaan kepada Sr yang diduga pelaku, ucapnya singkat.Meski belum bisa memastikan adanya unsur kriminal dalam kematian, Rahayu Noviandini (6), bocah asal Kampung Patrol, Desa Margahayu, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, polisi menyelidiki kejadian itu. Sejauh ini, mereka menunggu hasil autopsi dari RS. Kasat Reskrim Polres Garut AKP Mikra Hasibuan SIK, mengatakan pihaknya telah memanggil sejumlah saksi untuk data awal proses penyelidikan, mengingat hingga saat ini masih terjadi kesimpangsiuran informasi terkait peristiwa tersebut. Seorang tetangga korban berinisial SR (17) juga diperiksa. Yang sedang kita pastikan, apakah korban tewas diracun kemudian ditaruh di tong atau tenggelam di dalam tong air, kata Mikra kepada wartawan, Jumat (8/6/2012). Untuk memastikan kematian korban, polisi juga masih menunggu hasil autopsi dari pihak RSU dr Slamet Garut. Ya, kalau sacara kasat mata dari bagian mulut dan hidung korban keluar busa, ungkap Mikra. Sebelumnya, korban yang merupakan anak pasangan Dian Hadiansyah (35) dan Lilis (30) tak pulang ke rumah pada Kamis (7/6) malam. Ia kemudian ditemukan tewas mengenaskan di dalam tong berisi air di rumah tetangganya. Hanya gara-gara benci, Sr (17), warga Kampung Patrol, Desa Margahayu, Kecamatan Leuwigoong, Garut, Jawa Barat, tega membunuh tetangganya yang masih berumur 6 tahun. Bocah itu diracun dan jasadnya dimasukkan dalam tong air. Waka Polres Garut Kompol Legawa Utama mengatakan, Sr sakit hati kepada korban yang sering mengajak adiknya bermain, sehingga adik tersangka sering membantah jika diperintah oleh tersangka. Jadi adik tersangka lebih menurut korban. Tersangka sakit hati, ujar Legawa kepada wartawan, Jumat (8/6/2012). Untuk proses pemeriksaan berikutnya, pihak Polres Garut akan mendatangkan psikolog untuk memeriksa kejiwaan tersangka. Polisi ingin memastikan tersangka mengalami kelainan atau tidak. Menurut Legawa, pihaknya menjerat tersangka dengan pasal 338 KUHP subsider pasal 340 dan pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman seumur hidup. Rahayu Noviandini (6) ditemukan tewas mengenaskan terendam air di dalam tong di kamar mandi rumah tersangka. Sebelum dimasukan kedalam tong air, tersangka juga meracuni korban dengan parfum hingga korban tak berdaya. Warga kesal terhadap kelakuan Sr. Mereka merusak dan bahkan hampir membakar rumah Sr. Beruntung petugas Polsek Leuwigoong segera tiba rumah tersangka dan menenangkan warga. Diiringi isak tangis kedua orang tua, Dian Hadinsyah (35) dan Lilis (30), jenazah Rahayu Novindini (6), korban pembunuhan sadis akhirnya dimakamkan di pemakaman umum Kampung Patrol, Desa Margahayu, Kecamatan Leuwigoong, Garut, Jawa Barat, Jumat sore ini. Keluarga minta pelaku dihukum mati.

Puluhan pelayat baik sanak saudara maupun tetangga dekat, menitikan air mata mengantar kepergian Ayu, sapaan akrab Rahayu. Sedangkan sang ayah almarhum, Dian Hadiansyah, mengaku sangat terpukul atas peristiwa tersebut. Sebelum peristiwa yang merenggut nyawa anaknya, tidak ada pirasat buruk apapun. Hanya saja waktu pencarian, sekelebat saya sempat melihatnya. Bahkan mendengar suaranya memanggil nama saya, ucap Dian sambil menitikan air mata. Hal yang sama disampaikan kakek korban, Atang (56). Saat melakukan upaya pencarian, dirinya melihat bayangan cucunya di tembok rumah tersangka. Sehingga waktu itu, kami bersama warga mendobrak pintu rumah tersangka. Hasilnya memang benar, hanya sayang Ayu sudah meninggal, paparnya sambil menghela napas panjang. Pihak keluarga meminta aparat kepolisian untuk mengusut kasus tersebut hingga tuntas serta berharap tersangka dihukum dengan hukuman yang setimpal. Kalau bisa dihukum mati! tandas Atang.

65 Persen Kekerasan Terhadap Anak Dalam Bentuk Seksual

Dari survei yang dilakukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, akhir tahun 2011, untuk data pelaku kekerasan terhadap anak di Provinsi Jambi mencapai 65 persen. "Dalam bentuk seksual sebesar 65 orang, dan fisik 35 orang," ungkap Elvi Hendrani Kabid Data dan Analisa Tindak Kekerasan terhadap anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak . Disampaikannya sebagian besar pelaku kasus kekerasan dilakukan anak muda yang pacaran. "Kekerasan oleh pacar 30 orang, teman 9 orang, oranglain 25 orang, dan oleh orangtua 17 orang," terang Elvi Hendrani sebagai narasumber pada acara Rakor Pemberdayaan Perempuan di Jambi, Senin (28/5/2012).

Você também pode gostar