Você está na página 1de 11

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Beberapa waktu lalu, ramai diberitakan baik di televisi maupun media cetak tentang demonstrasi mahasiswa yang anarkis dalam menanggapi isu kenaikan harga BBM. Hal ini membuat image mahasiswa sebagai kaum terpelajar jelek. Sebagai kaum terpelajar, tidak seharusnya mahasiswa melakukan demonstrasi yang anarki dalam menyampaikan aspirasi. Terlepas dari mahasiswa sebagai kaum terpelajar, mahasiswa seharusnya memberikan contoh yang baik terhadap masyarakat pada umumnya, karena mahasiswa merupakan agen perubahan. Sebagai agen perubahan dan kaum terpelajar, mahasiswa seharusya dapat mengontrol diri dalam menghadapi suatu hal. Pada dasarnya tidak semua demontrasi mahasiswa anarkis, banyak diantara demontrasi mereka berjalan damai atau bahkan demonstrasi anarkis mahasiswa sebenarnya hanya dilakukan oleh oknum atau segelintir orang yang mungkin mereka bukan mahasiswa. Tidak dapat dipungkiri, aksi anarkisme tersebut menjadikan nama mahasiswa menjadi jelek, meskipun pada dasarnya aksi tersebut dilakukan mahasiswa untuk melindungi masyarakat. Tetapi bila aksi mereka dilakukan dengan anarkis, masyarakat pun pasti miris melihat mahasiswa sebagai kaum terpelajar melakukan aksi anarkisme yang seharusnya tidak mereka lakukan. Media memang lebih banyak memberitakan demonstrasi mahasiswa yang anarkis daripada demonstrasi yang jalan damai. Hal ini

mengakibatkan mahasiswa lain apatis apabila diajak untuk berdemontrasi, padahal demonstrasi mahasiswa adalah sebuah cara mahasiswa sebagai warga negara mengontrol kebijakan pemerintah. Suatu hal yang mengherankan memang, ketika mahasiswa

berdemontrasi secara anarkis lantas mahasiswa lain yang tidak berdemontrasi menganggap bahwa aksi mahasiswa selalu anarkis.

2. Tujuan Sebagai negara demokrasi, tidak mengherankan apabila banyak terjadi demonstrasi di Indonesia karena demontrasi merupakan salah satu cara masyarakat mengontrol kebijakan pemerintah, selain itu demontrasi juga merupakan cara masyarakat menyampaikan aspirasi. Tujuan dari pengangkatan judul kali ini dilatarbelakangi oleh ramainya diberitakan oleh media tentang aksi anarkisme mahasiswa, dari hal tersebut diharapkan agar dapat mengubah pandangan mahasiswa terhadap demontrasi yang terjadi. Mahasiswa diharapkan dapat aktif dalam menanggapi isu-isu yang terjadi terkait kebijakan pemerintah. Selain itu diharapkan mahasiswa dapat menganalisis pemberitaan di media, khususnya terhadap aksi yang dilakukan mahasiswa. Sebagai mahasiswa yang notabene merupakan kaum terpelajar, diharapkan tidak mempunyai pola pikir seperti orang awam. Tetapi mahasiswa mampu menganalisis apa yang diberitakan, dan tidak mudah menerima informasi yang belum diketahui kebenarannya.

PEMBAHASAN 1. Mahasiswa Mahasiswa atau mahasiswi adalah sebutan untuk orang yang menjalani pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa juga sering diidentikkan sebagai kaum terpelajar atau berpendidikan. Sebagai kaum yang terpelajar mahasiswa mempunyai peran sebagai agen perubahan, yaitu agen yang diharapkan kelak, mampu mengubah negeri ini menuju yang lebih baik. Selain itu mahasiswa sebagai kaum terpelajar yang notabene mengetahui seluk beluk pemerintahan ataupun dunia politik diharapkan mampu mengawal kebijakan pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar kebijakan pemerintah benar-benar dapat

mensejahterakan rakyatnya. Hal tersebut disebabkan ketika seseorang menjadi mahasiswa,

mereka berfikir idealis dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu. Selain itu mahasiswa dianggap sebabkan pemikir cerdas dalam pengawasan suatu kebijakan. Meskipun mahasiswa dianggap sebagai pemikir cerdas dalam pengawasan suatu kebijakan, namun tidak semua mahasiswa berinisiatif menjadi lakon dalam mengawasi kebijakan pemerintah. Banyak

mahasiswa praktisi intelektual akademisi yang berpola pikir anti politik dan anti aliansi. Padahal suatu kegiatan politik atau aliansi pun diperlukan dalam mengembangkan kecerdasan pemikiran serta menjaring

sebanyaknya ilmu yang tidak didapatkan pada forum perkuliahan. Sikap apatis mereka cenderung mengaliensi diri dari hiruk pikuk hegemoni, memandang sambil mengernyitkan dahi terhadap apa itu tindakan oposisi. Hal yang lebih mengherankan lagi adalah ketika seorang mahasiswa yang dapat dikatakan sebagai pengawas kebijakan justru menganggap aksi yang dilakukan oleh mahasiswa lain untuk mengawal kebijakan pemerintah adalah suatu tindakan yang tidak berguna. Berpikir tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh mahasiswa memang tidak akan ada habisnya, karena pasti akan menuai kontradiksi. Tapi yang jelas ketika

mahasiswa melakukan hal yang diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, maka tidak seharusnya mahasiswa lain tidak mendukungnya. 2. Demonstrasi Demonstrasi ("demo") adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok. Unjuk rasa atau demonstrasi umumnya dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang menentang kebijakan pemerintah, atau para buruh yang tidak puas dengan perlakuan majikannya. Namun unjuk rasa juga dilakukan oleh kelompok-kelompok lainnya dengan tujuan lainnya. Unjuk rasa atau demonstrasi yang dianjurkan adalah bentuk demonstrasi yang damai, yaitu bentuk demontrasi tanpa adanya tingkah anarkisme dari pelaku demonstrasi. Seperti halnya menyampaikan pedapat aspirasi ataupun pendapat, dalam demontrasi biasa dilakukan dengan melakukan teatrikal maupun orasi. Selain itu dalam demonstrasi biasa para demonstran membawa ikon-ikon mereka, baik dalam bentuk bendera maupun simbol yang lain seperti patung yang dimaksudkan kepada objek yang mereka demo. Demonstrasi yang seharusnya tetap pada tujuan mereka

berdemonstrasi. Tetapi, sering kali demonstrasi yang dilakukan baik oleh aliansi mahasiswa, buruh atau yang lainnya di tunggangi oleh kepentingan politik tertentu. Hal inilah yang biasanya membuat suatu demonstrasi sering kali tidak sesuai dengan hakikat demontrasi sesungguhnya. Sebagai bentuk menyampaikan aspirasi seharusnya demonstrasi berjalan aman dan damai tanpa adanya aksi anarkisme ataupun perusakan fasilitas publik. Inilah yang menjadikan demonstrasi adalah aksi yang dipandang jelek oleh sebagian orang awam, karena sebuah aksi demonstrasi seringkali identik dengan anarkisme.

3. Anarkisme Anarkisme adalah suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembagalembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus

dihilangkan/dihancurkan. Hal ini juga dapat disimpulkan bahwa aksi anarkisme adalah aksi kekerasan. Disebabkan karena aksi anarkisme identik dengan kekerasan, oleh karena itu suatu tindakan anarkisme sangat dibenci.

4. Analisis Aksi demonstrasi biasa dilakukan oleh mahasiswa. Demonstrasi ini biasa digunakan mahasiswa atau instansi lain sebagai cara terakhir untuk menyampaikan pendapat ataupun aspirasi. Berikut keterkaitan sebuah aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dengan nilai-nilai pancasila: 1. Sila ke-1 Ketuhanan yang maha Esa Berbicara tentang sebuah aksi demonstrasi atau unjuk rasa tentu erat kaitannya dengan mahasiswa, terlebih ketika mengingat periode lampau ketika mahasiswa berada dalam masa kejayaannya yaitu ketika tahun 1998. Sebuah aksi demonstrasi yang dapat dianggap sebagai suatu cara untuk menyampaikan aspirasi atau pendapat, menjadikan demonstrasi suatu tindakan yang sesuai dengan nilai pancasila, yaitu sila ke-1. Hal ini disebabkan karena penyampaian pendapat juga dapat dianggap suatu bentuk pembenaran terhadap suatu keputusan atau kebijakan. Kebijakan publik adalah suatu kebijakan yang

menyangkut hajat orang banyak. Oleh karena hal itulah suatu kebijakan publik harus sesuai dengan keadaan rakyat. Jangan sampai rakyat terberatkan oleh kebijakan tersebut.

Sebagai pengayom rakyat sudah selayaknya pemerintah melayani rakyatnya dengan baik. Terlebih bagi rakyat yang notabene berada dibawah garis kemiskinan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dianggap aksi demonstrasi adalah suatu aksi yang sesuai dengan nilai pancasila, sila ke-1, karena

mengingatkan suatu instansi akan tanggung jawaba yang diemban juga merupakan kebaikan. Tetapi seringkali aksi demonstrasi berujung dengan aksi anarkisme, baik berupa perusakan fasilitas publik, bentrok dengan petugas pengaman aksi atau bentuk aksi anarkis lainnya. Hal inilah yang kerap kali menodai aksi mahasiswa, yang semula mungkin untuk melindungi rakyat tapi justru meresahkan mereka. Sebagai kaum muda, secara psikis mahasiswa

mempunyai emosi yang mudah meluap-luap dan mudah terprovokasi. Tetapi, mahasiswa adalah kaum terpelajar maka tak seharusnya mereka berperilaku anarkis layaknya orang tak beradab. Ketika sebuah aksi demonstrasi dinodai dengan aksi anarkis, maka hal ini sudah tidak sesuai dengan nilai pancasila sila ke-1. Dalam sila ketuhanan yang maha Esa terkandung maksud bahwa semua warga negara harus beragama. Semua agama pasti mengajarkan kebaikan, bukan mengajarkan

kekerasan apalagi anarkisme. 2. Sila ke-2 Kemanusiaan yang adil dan beradab Melihat aksi-aksi demonstrasi belakangan ini khususnya yang menentang rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM, sangatlah memprihatinkan. Di era reformasi sekarang, mengkritisi kebijakan pemerintah dengan cara turun ke jalanjalan itu sudah biasa. Namun yang disayangkan banyak pihak, aksi pengunjuk rasa ini telah mencederai prinsip demokrasi itu sendiri karena sudah mengarah kepada tindakan anarkis. Aksiaksi melempari petugas dengan batu, merusak fasilitas umum,

menyandera kendaraan yang melintas di jalan dan bahkan membakar mobil dinas, jelas tidak manusiawi. Demo anarkis dianggap sebagai tindakan yang telah merendahkan martabat bangsa, tidak berperikemanusiaan dan bertolak belakang dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Memprotes pemerintah tidak harus bertindak brutal dengan mengganggu dan merusak fasilitas umum. Tindakan itu yang dilandasi semangat membela kepentingan rakyat, justru malah menyusahkan rakyat. 3. Sila ke-3 Persatuan Indonesia Aksi demonstrasi adalah sebuah aksi yang dilakukan oleh sekelompok instansi, lembaga ataupun mahasiswa. Membahas tentang mahasiswa melakukan aksi demontrasi, kebanyakan aksi yang dilakukan oleh mahasiswa adalah untuk melindungi rakyat kecil. Hal ini menandakan adanya keterikatan tiap rakyat indonesia, dan suatu demonstrasi dapat dikatakan sebagai aplikasi nyata dari nilai pancasila sila ke-3 Persatuan Indonesia. Tetapi ketika aksi ini dinodai dengan suatu tindak anarkis, aksi tersebut tidak lagi sesuai dengan nilai pancasila. Dalam persatuan dan kesatuan, terkandung nilai bahwa semua rakyat Indonesia sama rasa, sepenanggungan untuk membuat Indonesia sejahtera, oleh karena itu sudah selayaknya sebuah aksi demonstrasi berjalan dengan damai. 4. Sila ke-4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Pada dasarnya aksi demo sendiri adalah wujud aplikasi dari nilai pancasila sila ke-4 yang butir-butir pengamalannya mencakup musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Dengan kata lain demonstrasi merupakan

suatu yang legal untuk dilakukan oleh berbagai elemen mayarakat tak terkecuali mahasiswa dan organisasi tani, protes mahasiswa tentang segala duduk perkara dalam rangka memberikan keadilan kesejahteraan yang utuh bagi rakyat Indonesia pastilah didengar dan menjadi salah satu catatan pemerintah untuk memajukan bangsa ini. Pada masa Demokrasi ini Sebagai mahasiswa yang kritis terus memperjuangkan nasib rakyat Indonesia, harapan untuk adanya perubahan dan pemberian hak yang semestinya terus disuarakan serta usaha memberitahukan kepada khalayak ramai tentang pentingnya peran petani di Indonesia.Terlebih lagi aksiaksi ini dilakukan sebagai bentuk peringatan pada pemerintah agar lebih memperhatikan nasib rakyatnya. Aksi demonstrasi sesungguhnya suatu aksi yang sah karena pada dasarnya demonstrasi bukanlah hal yang tabu dan negatif citranya ini berkaitan dengan negara Indonesia yang menganut asas demokrasi, adanya sila ke-4 pancasila yang mengutamakan musyawarah serta pengutamaan tentang

kepentingan bersama, UU No.9 Tahun 1998

kemerdekaan menyatakan pendapat di Muka umum serta pasal 28E ayat 3 UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat. Mengenai demonstrasi yang sehat tanpa adanya anarkhi penulis sangat setuju, selain memperbaiki sistem pelayanan masyarakat perlu adanya kesadaran dan kontrol diri dari para demonstran serta saling pengertian dari pihak pengamanan (polisi) untuk aksi massa/demonstrasi yang ideal agar tak ada pihak yang merasa dirugikan bahkan menjadi korban kerusuhan sehingga pada akhirnya pelaksanaan demokrasi berjalan dengan aman dan tertib.

5. Sila ke-5 Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia Nilai-nilai yang terkandung, diantaranya: 1) Mengembangkan perbuatan luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Aksi demonstrasi mencerminkan demi sikap

kegotongroyongan

antaranggota

mewujudkan

aspirasi masyarakat yang terpendam. Mahasiswa sebagai demonstran memiliki kepekaan terhadap kondisi sosial yang ada, sehingga demo yang disuarakan secara tidak langsung juga bentuk pengaplikasian dari sikap

kekeluargaan antara mahasiswa dan masyarakat.

2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Keadilan perlu diwujudkan, oleh karena itu apabila di lingkungan masyarakat terdeteksi

ketidakstabilan sosial, maka mahasiswa peka untuk mengambil respon atas problematika yang terjadi. Mahasiswa yang notabene juga merupakan sekelompok kecil dari masyarakat mengadakan aksi demo yang bertujuan mengembangkan sikap adil terhadap sesama, sehingga merupakan cerminan dari nilai Pancasila di atas.

3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Demonstrasi dan tata caranya telah diatur dalam undang-undang, sehingga sangat jelas antara hak dan kewajiban bagi pendemo. Hak mereka adalah

mengemukakan pendapat di muka umum, sementara kewajiban mereka adalah tetap menjaga situasi dan kondisi kawasan demonstrasi tetap kondusif. Namun, bila timbul anarkisme seperti itu, maka melanggar kewajiban dalam etika berdemo.

4) Menghormati hak orang lain. Demonstrasi yang ricuh menimbulkan

ketidaknyamanan bagi masyarakat sekitar, misalnya apabila menimbulkan kemacetan maupun pengrusakan fasilitas umum. Maka hak masyarakat untuk memperoleh ketenangan di muka umum juga ternodai oleh aksi anarkis mahasiswa ketika menyarakan demo.

5) Tidak

menggunakan

hak

milik

untuk

merugikan

kepentingan umum. Sikap anarkisme yang ditunjukkan oleh demonstran menyimpang dari nilai Pancasila ini, sebab anarkisme cenderung untuk memaksakan kehendak dengan

melakukan aksi yang tidak terpuji seperti pengerusakan, pembakaran ban, dan lain sebagainya yang merugikan kepentingan umum.

6) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Demonstrasi merupakan salah satu bentuk

pengemukaan aspirasi untuk memperjuangkan keadilan sosial. Terjadinya demo juga dapat dipicu dari kondisi sosial yang kurang seimbang sehingga timbul gagasan untuk mengatasi ketidakstabilan sosial. Untuk itu, demonstrasi digolongkan sebagai bentuk pengaplikasian dari nilai Pancasila ini.

PENUTUP
1. Kesimpulan Berdasarkan penjabaran dan analisis, tentang keterkaitan antara

sebuah demonstrasi dengan nilai-nilai pancasila dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Sebuah aksi demonstrasi dapat dikategorikan sebagai tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila ketika aksi tersebut memberikan kebaikan. b. Aksi demonstrasi dikategorikan, sesuai degan nilai-nilai pancasila ketika aksi tersebut tidak merugikan orang lain. c. Aksi demonstrasi dikategorikan, sebagai tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila ketika aksi tersebut tidak mengganggu kepentingan publik. d. Aksi demonstrasi yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila adalah ketika demonstrasi berjalan dengan damai, karena sebuah penyampaian aspirasi atau pendapat seharusnya dilakukan dengan damai. 2. Daftar pustaka 1. Bandung. 2. Setiardja, Gunawan.1993.Hak-Hak Asasi Manusia berdasarkan ideologi Pancasila. Kanisius:Yogyakarta. 3. Zubaidi, achmad, dan kaelan. 2010.Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan tinggi. Paradigma:Yogyakatu. 4. Fera azzahra.2011. Analisa nilai pancasila pada aksi masa (Demonstrasi) Memperingati hari tani nasional.(online,

,http://regional.kompas.com/read/2012/03/20/16330544/ Analisa.nilai.pancasila.pada.aksi.masa(Demonstrasi).Memperingati .hari.tani.nasional.diakses Sabtu, 5 April 2012 9:36 WIB )

Você também pode gostar