Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari suatu hal yang bernama migrasi
atau perpindahan penduduk. Pada zaman dahulu, perpindahan penduduk semacam itu
dilakukan dengan jalan kaki. Teknologi pun berkembang, peraadaban pun menjadi
semakin maju. Mobilitas manusia pun menjadi semakin tinggi. Manusia akhirnya
mampu mengkreasikan atau bahkan menciptakan suatu alat yang mampu mengantar
Alat transportasi yang pertama kali digunakan adalah kapal laut sederhana. Setelah
itu, timbul penemuan lain seperti mobil yang disusul dengan kereta api. Semua alat
transportasi terkesan sudah cukup bagi kebutuhan manusia. Namun semua alat
transportasi itu tetap saja memiliki kekurangan, contohnya adalah belum adanmya
dari alat transportasi tersebut yang melewati jalur udara, sehingga lamanya perjalanan
bukan lagi masalah. Hal itu diperparah lagi dengan sifat manusia yang memang telah
dikaruniai sifat tidak pernah puas dengan apa yang telah ada.
suatu alat transportasi udara. Banyak yang gagal, bahkan ada yang sampai kehilangan
nyawanya demi menciptakan suatu alat transportasi yang dapat terbang laksana
1
burung. Ketika semua orang hampir menyerah, akhirnya sinar terang muncul di
kediaman Orville Wright dan Wilbur Wright yang dikenal dengan Wright Bersaudara.
untuk waktu yang cukup lama. Penemuan itulah yang menanamkan tonggak awal era
Perkembangan pesawat terbang dari hari itu hingga saat ini sangat pesat.
Pesawat terbang sudah digunakan dalam berbgai tujuan dan fungsi. Mulai dari
keperluan militer. Pesawat terbang kian dibutuhkan karena dapat mencapai suatu
tempat dengan cepat, sehingga suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih
efisien.
menyusun karya tulis ini. Karya tulis ini juga disusun karena penulis merasa bahwa
perkembangan pesawat terbang saar ini sudah sangt menarik untuk dibahas, namun
bukan dari sisi ekonomisnya, melainkan dari sisi ilmu pengetahuannya. Segala hal
1.2 Permasalahan
Pesawat terbang merupakan karya umat manusia yang sungguh luar biasa,
namun sebesar apapun sebuah karya manusia, tentunya memiliki suatu bagian yang
2
mempermasalahkan hal-hal dasar dalam cara kerja pesawat terbang, namun tetap
Hasil penelitian ini menguliti secara dalam tentang cara kerja pesawat
pengetahuan pembaca, terutama penulis tentang pesawat terbang. Selain itu, karya
tulis ini tentu akan berguna bagi pihak-pihak yang berada di lingkungan Labschool
Kebayoran, khususnya siswa dan siswi SMA Labschool Kebayoran yang mencari
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan
terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Oleh karena itu yang termasuk fluida
hanyalah zat cair dan gas. Fluida secara umum dibagi menjadi dua kajian, yaitu
hidrostatika yang mempelajari tentang fluida tak bergerak dan hidrodiunamika yang
Tekanan di dalam zat cair bergantung pada kedalaman; makin dalam letak
suatu tempat di dalam zat cair, makin besar pula tekanan pada tempat itu.
4
Berdasarkan gambar 2.1, dapat terlihat bahwa pancaran air dari lubang yang
paling bawah akan menempuh lintasan yang paling jauh. Peristiwa ini membuktikan
pernyataan diatas, yakni makin dalam letak suatu tempat di dalam zat cair, makin
Gambar 2.2 Semakin besar kedalaman suatu bendungan, maka ketebalan bendungan
semakin ke bawah akan semakin besar.
Hal ini juga dapat dilihat dari pembuatan bendungan. Tekanan zat cair yang
bekerja pada di dinding dasar bendungan lebih besar daripada yang bekerja pada
dinding atas bendungan. Untuk luas dinding yang sama, gaya tekan zat cair pada
dinding dasar bendungan lebih besar daripada yang bekerja pada dinding atas
bendungan. Itulah sebabnya desain bagian dasar bendungan selalu dibuat lebih tebal
Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah selalu tertarik ke
bawah. Makin tinggi zat cair dalam wadah, makin berat zat cair itu, sehingga makin
5
besar tekanan yang dikerjakan zat cair pada dasar wadah. Tekanan zat cair yang
Misalnya kita anggap zat cair terdiri dari beberapa lapis. Lapisan bawah
ditekan oleh lapisan-lapisan di atasnya sehingga menderita tekanan yang lebih besar.
Lapisan paling atas hanya ditekan oleh udara sehingga tekanan pada permukaan zat
terletak pada kedalam h dibawah permukaan zat cair (massa jenis = ) seperti
tampak pada gambar 2.3. Volum zat cair di dalam balok = p x 1 x h, sehingga massa
6
m= xv
= xpx1xh
F=mxg
= x p x1 x h x g
Tekanan zat cair di sembarang titik pada luas bidang yang diarsir adalah
F ρ × p×l ×h× g
p= = = ρ×g×h
A p×l
Jadi, tekanan hidrostatik zat cair (h) dengan massa jenis ρ pada kedalam h
dirumuskan dengan
p h
= ρ × g ×h ….. (2.1)
Keterangan notasi :
7
2.1.2 Fluida Bergerak
Tidak semua fluida yang berpindah dinamakan fluida bergerak. Jika Anda
memindahkan air dari ember ke bak mandi, air itu tidak bisa disebut bergerak. Fluida
disebut bergerak jika fluida itu bergerak terus terhadap sekitarnya. Bagian fisika yang
A) Fluida Ideal
1) Aliran fluida dapat merupakan aliran tunak (steady) atau tak tunak (non-steady).
Jika kecepatan v di suatu titik adalah konstan terhadap waktu, maka aliran fluida
dikatakan tunak. Contoh aliran tunak adalah arus air yang mengalir dengan tenang
(kelajuan aliran rendah). Pada aliran tak tunak, kecepatan v disuatu titik tidak
konstan terhadap waktu. Contoh aliran tak tunak adalah gelombang pasang air
laut.
8
2) Aliran fluida dapat termampatkan (compressible) atau tak termampatkan
(atau massa jenis) ketika ditekan, maka aliran fluida dikatakan tak termampatkan.
Hampir semua zat cair yang bergerak (mengalir) dianggap sebagai aliran tak
kondisi tertentu dapat mengalami perubahan massa jenis yang dapat diabaikan.
Pada kondisi ini aliran gas dianggap sebagai aliran tak termampatkan contoh
adalah pada penerbangan dengan kelajuan yang jauh lebih kecil dari pada kelajuan
bunyi di udara (340 m/s). Gerak relatif udara terhadap sayap-sayap pesawat
3) Aliran fluida dapat merupakan aliran kental (viscous) atau tak kental (non-
viscous). Kekentalan aliran fluida mirip dengan gesekan permukaan pada gerak
benda padat. Pada kasus tertentu, seperti pelumasan pada mesin mobil, kekentalan
memegang peranan sangat penting. Akan tetapi, dalam banyak kasus kekentalan
dapat diabaikan.
B) Garis Alir
Lintasan yang ditempuh oleh suatu partikel dalam fluida yang mengalir
dinamakan garis alir (flow line). Ada dua jenis aliran fluida, yaitu aliran garis arus
9
Pada aliran tunak, kecepatan v di suatu titik konstan aterhadap waktu.
Kecepatan v di titik A (gambar 2.4 tidak berubah terhadap waktu, sehingga tiap-tiap
partikel yang tiba di A akan terus lewat dengan kelajuan dan arah yang sama. Hal ini
juga berlaku untuk titik B dan C. Jadi tiap partikel yang sampai di A akan selalu
Gambar 2.4. Lintasan yang ditempuh oleh aliran fluida ini dinamakan garis arus. Jadi,
garis arus adalah aliran fluida yang mengikuti suatu garis (lurus melengkukng) yang
Garis arus juga disebut aliran berlapis atau aliran laminar (laminar flow)
Gambar 2.4
dengan garis singgung di titik itu. Dengan demikian garis arus tidak pernah
berpotongan lihat gambar 2.5(a). Beberapa contoh garis arus ditunjukkan pada
gambar 2.6. .
10
Gambar 2.5
(a) terlihat sebuah aliran yang tidak
bersinggungan
(b) sebuah aliran yang bersinggungan
sehingga terjadi turbulen.
Gambar 2.6
11
Ketika melebihi suatu kelajuan tertentu, aliran fluida menjadi turbulen.
Aliran turbulen ditandai oleh adanya aliran berputar (Gambar 2.5(b)). Ada partikel-
partikel yang arah geraknya berbeda dan bahkan berlawanan dengan arah gerak
keseluruhan fluida. Untuk mengetahui apakah suatu aliran zat cair merupakan garis
arus atau turbulen, Anda cukup menjatuhkan sedikit tinta atau perwarna ke dalam zat
cair. Itu. Jika tinta menempuh lintasan yang lurus atau melengkung tetapi tidak
berputar-putar membentuk pusaran, maka aliran fluida itu berupa garis arus. Akan
tetapi, bila tinta itu kemudian mengaliar secara berputar-putar dan akhirnya
C) Hukum Bernoulli
Gambar 2.7
12
Jika kita perhatikan sejumlah fluida dalam pipa yang mengalir dari titik 1 ke
titik 2. Titik 1 lebih rendah daripada titik 2, dan ini berarti energi potensial fluida di 1
lebih kecil daripada energi potensial fluida di 2 (EP = mgh). Kemudian luas
(Av = konstan), kecepatan fluida di 2 lebih besar daripada di 1, dan ini berarti bahwa
1 2
energi kinetik fluida di 1 lebih kecil daripada energi kinetik fluida di 2 ( EK = mv ).
2
Jumlah energi potensial dan energi kinetik adalah energi mekanik. Dengan demikian
mungkin fluida berpindah dari titik 1 ke titik 2? Melalui penggunaan teorema usaha-
kecepatan aliran fluida v (mewakili energi kinetik) dan besaran ketinggian terhadap
1 1 1
p1 + ρ1v12 + ρgh1 = p2 + ρ2 v22 + ρgh2 ….. (2.2)
2 2 2
13
1 2 1
Jika anda perhatikan ρv mirip dengan energi kinetik EK = mv 2 dan ρ
2 2
1 2
gh mirip dengan energi potensial EP = mgh. Ternyata ρv tak lain adalah energi
2
kinetik per satuan volume dan ρgh tak lain adalah energi potensial per satuan volum.
1 2
p+ ρv + ρgh = C C = konstan ….. (2.3)
2
1 2
kinetik per satuan volum ( ρv ), dan energi potensial per satuan volum ( gh)
2
memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
menjadi :
14
p1 − p2 = ρg ( h2 − h1 ) …… (2.4)
1
p1 − p 2 = ρ (v 22 − v12 ) ….. (2.5)
2
Persamaan (2.5) menyatakan bahwa jika v2 > v1, maka p1 > p2. ini berarti
bahwa di tempat yang kelajuan alirnya besar, tekanannya kecil. Sebaliknya di tempat
Ketika anda meniup bagian bawah kertas demonstrasi, kecepatan udara pada
bagian bawah kertas lebih tinggi daripada bagian atas kertas (v2 > v1). Sesuai
persamaan (2.5), tekanan udara pada bagian bawah kertas haruslah lebih kecil
daripada tekanan udara pada bagian atas kertas (p2 < p1). Selisih tekanan ∆p = p1 – p2
menghasilkan gaya F =∆p A yang berarah ke bawah (gambar 2.7). Akibatnya kertas
melengkung ke bawah, bukan melengkung ke atas seperti intuisi anda. Ketika anda
meniup di antara dua kertas, kecepatan udara di antara kedua kertas lebih besar
15
Gambar 2.8
Sesuai dengan persamaan, tekanan udara di samping kiri kertas pada tangan
kiri dan di samping kanan kertas pada tangan kanan aklan lebih besar daripada
tekanan diantara kedua kertas (p1 > p2). Akibatnya udara yang ada disamping kiri dan
kanan kertas akan menekan kedua kertas salig mendekati (Gambar 2.8).
Gambar 2.9
16
2.2 Aerodinamika
situasi serta pengaruh yang ditimbulkan pada benda yang berada dalam alirannya.
kekekalan dalam fisika karena memperlihatkan fakta bahwa massa, energi, dan
Gaya angkat ialah gaya aerodinamika yang dihasilkan gerakan foil atau
sayap pesawat, saat melewati udara. Gaya yang timbul ini mampu mengagkat
17
Gaya angkat sayap pesawat terbang bisa juga dihasilkan dengan cara
Gambar 2.11 gaya bubung = gaya angkat; gaya seretan = gaya hambat.
Terlihat ilustrasi tentang bagaimana aliran udara, sudut serang, dan bentuk sayap
menghasilkan sebuah gaya angkat yang dapat menerbangkan pesawat.
membelokkan aliran udara. Pembelokan aliran udara ini dihasilkan dari posisi sayap
Besarnya daya angkat bergantunng pada sudut serang sayap terhadap aliran
udara. Umumnya sampai batas tertentu, menaikkan sudut serang berarti menaikkan
daya angkat sayap. Bila gaya angkat cukup besar, pesawat dapat membubung ke
udara atau bila sedang di udara, akan mengurangi kecepatan pesawat terbang.
Sudut serang merupakan sudut yang dibentuk oleh sayap pesawat terbang
terhadap angin yang ditembusnya. Jika sudut serang rendah ( < 14°), maka gaya
angkat dan gaya hambat kecil; pesawat dapat melaju cepat. Jika sudut serang sekitar
14°, maka gaya angkat tinggi. Namun jika sudut serang diatas 15°, gaya angkat kecil
18
Gambar 2.10 Bagaimana sayap
menghasilkan sudut serang yang setiap
perbedaan satu derajatnya sangat
berpengaruh terhadap laju pesawat
terbang.
19
Gambar 2.11 Cara kerja sayap untuk
menghasilkan atau mengubah sudut
serang. .
memungkinkan penerbang untuk melakukan itu. Bilah itu terletak di pinggir depan
dan belakang sayap. Ketika bilah direntangkan, luas sayap dan sudut serangnya
bertambah sehingga gaya angkat bertambah. Kalau tidak digunakan bilah itu terlipat.
membelah udara. Bila gerakannya tidak cukup cepat, perbedaan tekanan yang
dihasilkan sayap bagian atas dan bawah tidak mampu mempertahankan badan
pesawat di udara.
tajam dan sisi bagian atas yang lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya.
Bentuk sayap seperti ini dinamakan aerofoil. Garis arus pada sisi bagian atas lebih
20
rapat daripada sisi bagian bawahnya, yang berarti kelajuan aliran udara pada sisi
bagian atas pesawat lebih besar daripada sisi bagian bawah sayap. Sesuai dengan asas
Bernoulli, tekanan pada sisi bagian atas lebih kecil daripada sisi bagian bawah karena
sebesar
F1 − F2 = ( p1 − p 2 ) A …… (2.6)
Gambar 2.12
1
F1 − F2 = ρ (v 22 − v12 ) A ….. (2.7)
2
21
Pesawat terbang dapat terangkat ke atas jika gaya angkat lebih besar
daripada berat pesawat. Jadi, apakah suatu pesawat dapat terbang atau tidak
tergantung pada berat pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar
kecepatan pesawat, makin besar kecepatan udara, dan ini berarti v22 - v12 bertambah
besar sehingga gaya angkat F1 - F2 akin besar. Demikian juga makin besar ukuran
Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat harus lebih besar daripada
berat pesawat (F1 - F2 > mg). Jika pesawat terlah berada pada ketinggian tertentu dan
sedemikian rupa sehingga gaya angkat sama dengan berat pesawat (F1 - F2 = mg)
Pada dasarnya, ada 4 buah gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang
Jika pesawat hendak bergerak mendatar dengan suatu percepatan, maka gaya
ke depan harus lebih besar daripada gaya hambatan dan gaya angkat harus sama
dengan berat pesawat. Jika pesawat hendak menambah ketinggian yang tetap, maka
resultan gaya mendatar dan vertikal harus sama dengan nol. Ini berarti bahwa gaya
ke depan sama dengan gaya hambatan dan gaya angkat sama dengan berat pesawat.
22
2.2.2 Gaya Hambat
Gaya hambat adalah gaya aerodinamika yang timbul karena gesekan antara
permukaan benda dengan udara. Bentuk benda mempengaruhi besar gaya hambat
yang timbul. Pesawat bergaya hambat kecil memerlukan tenaga lebih kecil untuk
mengudara. Ada dua jenis gaya hambat, yaitu gaya hambat yang timbul karena
gesekan dan karena bentuk. Gaya hambat gesek timbul pada permukaan benda. Pada
permukaan tersebut terjadi gesekan antara suatu lapisan tipis udara dengan lapisan
Gaya hambat karena bentuk benda, terjadi ketika aliran udara yang melewati
suatu benda mulai meninggalkan benda itu. Aliran udara menimbulkan kisaran-
kisaran yang menyerap energi benda itu dan memperlambat geraknya. Ini terjadi pada
benda yang berbentuk tidak streamline. Para ahli teknik mengurangi gaya hambat
Pesawat terbang itu mengangkasa dengan berbagai fungsi dan tujuan serta
kepentingan. Setiap tujuan khusus yang dimiliki suatu pesawat, maka bentuk pesawat
secaratidak langsung juga pasti berbeda. Baik dari bobot, bentuk, kecepatan, dan
sebagainya. Oleh karena itu, untuk mempersempit focus karya tulis ini, maka penulis
23
menjadikan pesawat terbang penumpang versi sipil yang biasa digunakan oleh
maskapai penerbangan komersial sebagai bahan kajian pada karya tulis ini.
Bersaudara pertama menerbangkan “peti kayu” mereka yang terbuat dari bahan kain,
kayu, dan kawat, sekarang penulis akan menjabarkan bagian yang khas yang kita
3 2
7
1
8
6
4
1. badan pesawat
2. ruang kemudi
3. hidung
24
4. baling-baling
5. sayap
6. bilah sayap
7. aerofoil
8. ekor
a) Supersonik
(berasal dari nama fisikawan Austria, Ernst Mach). Pesawat yang dapat mendekati
kecepatan bunyi, akan mengalami gangguan tekanan yang disebut gelombang kejut,
yang disebbabkan karena bila pesawat melaju melebihi kecepatan suara, pesawat
dihadapkan pada masalah ini sewaktu bergerak menerobos batas transonic, yaitu
daerah keceptan nkurang dari 1mach sampai lebih dari 1 mach. Satu-satu contoh
25
pesawat di dunia yang dapat memebus kecepatan suara itu adalah sebuah pesawat
buatan Inggris-Prancis yang bernama Concorde. Namun, batas bunyi untuk pertama
kali dilewati pada tahun 1947 oleh pilot penguji Charlkes Yeager dari Amerika dalam
b) Sonik
hampir sama dengan kecepatan suara. Kecepatannya kurang dari 700 mph. Pesawat
c) Subsonik
bawah kecepatan suara. Gelombang suara pesawat yang terbentuk oleh pesawat
subsonic mampu melewati udara di depan pesawat itu. Pesawat semacam ini
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
memiliki referensi yang baik berkaitan dengan judul penelitian yang telah penulis
LIPI, dan perpustakaan lain di sekitar Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada tanggal
literatur karena penelitian ini disusun berdasarkan pada literature-literatur atau data-
Objek penelitian ini terfokus pada semua literature, baik berupa buku maupun
artikel yang membahas segala hal tentang Hukum Bernoulli dengan segala
27
penerapannya, khususnya yang berkaitan dengan penerapan terhadap pesawat
terbang.
penulis berusaha memaparkan data-data yang sudah tersedia di literatur. Hal ini
penulis sehingga menurut hemat penulis, teknik ini yang paling baik untuk digunakan
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Gaya angkat pada pesawat terbang adalah salah satu gaya yang bekerja pada
pesawat. Gaya ini muncul akibat aliran udara yang bergerak di sekitar pesawat
terbang. Aliran udara disekitar pesawat terbang sangat berpengaruh terhadap cara
kerja pesawat, terutama pada bagian sayapnya. Bentuk aliran di sekitar sayap pesawat
29
Gambar 4.2 Penampang benda berbentuk
aerofoil. Bentuk ini diambil dari tetesan fluida
cair yang dimodifikasi.
Pada gambar 4.1, terlihat bahwa garis arus yang berada di atas dan di bawah
objek tersebut adalah sama. Itu berarti kecepatan arus yang melalui atas dan bawah
objek tersebut adalah sama. Jika kecepatan 1 dan 2 adalah sama berarti v1 = v2, dan
data ini adalah nol, alias tidak ada gaya angkat yang akan muncul.
30
Hal ini dapat dijelaskan dari dua sisi, kecepatan dan juga tekanan. Bila
1
Bila dijelaskan berdasarkan rumus F1 − F2 = ρ (v 22 − v12 ) A , maka akan
2
1
muncul angka F1 − F2 = ρ (0) A .Seberapa pun besar luas penampang, hasil akhir
2
dari perhitungan ini adalah sama seperti perhitungan sebelumnya yang menggunakan
tekanan, yaitu F1 − F2 = 0 . Tidak ada gaya angkat apapun yang muncul. Pembuktian
ini sekaligus memberikan alasan mengapa pesawat terbang di penjuru dunia ini tidak
Pada gambar 4.2 terlihat sebuah model sayap pesawat yang merupakan
modifikasi dari bentuk tetesan air (teardrop). Bentuk tersebut sangat berguna untuk
menciptakan keadaan aliran arus yang di sekitar sayap (di atas dan di bawah) pesawat
dinamakan aerofoil. Perbedaan kerapatan ini pada akhirnya dapat menghasilkan gaya
31
Perbedaan kerapatan yang terjadi di atas dan di bawah sayap pesawat
terbang membuat kecepatan serta tekanan di kedua tempat tersebut juga menjadi
berbeda. Bentuk seperti gambar 4.2, dapat menghasilkan kecepatan di titik 1 lebih
menghasilkan gaya angkat yang cukup bagi pesawat untuk terbang selama F1-F2 ≥ mg.
A = 60 m2
P=1,3 kg/m3
1
p1 − p 2 = ρ (v 22 − v12 )
2
Gaya angkat yang diberikan sayap sama dengan hasil kali beda tekanan (p1 - p2) dan
F1 − F2 = ( p1 − p 2 ) A
32
1
F1 − F2 = ρ (v 22 − v12 ) A
2
1
F1 − F2 = (1.3)(320 2 − 290 2 )(60)
2
F1 − F2 = 713700 N
Dari data penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya angkat sayap
pesawat akan muncul jika v2 > v1. Itu berarti bentuk sayap pesawat yang seperti
gambar 4.2, merupakan bentuk sayap yang paling baik, karena dapat menghasilkan
Pada gambar 4.3 terlihat sebuah bentuk sayap serta sudut yang dibentuk
olehnya (sudut serang). Sesuai data yang dipaparkan sebelumnya di BAB II, jika α (α
adalah besar sudut serang), kurang dari 14°, maka gaya angkat sayap akan kecil
Sebaliknya, jika α sama dengan 14° atau berkisar 14°, maka gaya angkat yang
dihasilkan akan besar namun menghasilkan kecepatan yang cukup lambat. Hal ini
terjadi karena besarnya sudut serang memiliki fungsi ganda, yaitu ketika di darat
berfungsi untuk menaikkan pesawat namun ketika sudah mengudara justru untuk
33
memperlambat laju pesawat. Maka untuk mengatasi hal itu, pesawat terbang dapat
Kita ambil contoh pesawat tempur. Pesawat tempur yang bertugas di kapal
induk memiliki landasan pacu dengan panjang yang sangat terbatas, sehingga gaya
angkat yang dihasilkan dalam waktu singkat harus sangat besar. Oleh sebab itu,
ketika tinggal landas, sudut serang pesawat tempur berkisar 14°. Namun karena
pesawat tempur membutuhkan kecepatan yang sangat tinggi ketika mengudara, maka
sesaat setelah mengudara, perlahan sudut serang diturunkan menjadi kurang dari 14°.
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
burung, sehingga dapat mencapai daerah manapun melalui udara. Di samping alasan
itu, manusia juga mulai merasa kurang puas dengan sarana transportasi pada masa itu.
Satu per satu ilmuwan dan peneliti yang merasa penasaran dan tertarik untuk
Banyak dari mereka yang gagal, bahkan ada yang sampai meninggal. Hingga
35
Namun semua kemajuan itu tidak akan pernah muncul jika Daniel Bernoulli
diberi nama Persamaan Bernoulli. Persamaan tersebut kemudian hari dapat menjadi
jalan keluar untuk mencari cara menghasilkan gaya angkat bagi sayap pesawat
terbang.
5.2 Saran
Penelitian yang dilakukan dalam karya tulis ini merupakan data penelitian
yang didapat berdasar literature yang ada. Kiranya para peneliti selanjutnya dapat
meneliti tentang hukum Bernoulli ini dengan penganalisaan yang lebih tajam dan
akurat menggunakan data yang sesungguhnya. Misalnya data yang berasal dari
Penulis berharap agar karya tulis ini dapat berguna bagi yang membacanya,
36