Você está na página 1de 3

Calcium Channel Blocker (CCB) A.

Farmakologi Calcium channel blocker adalah sekelompok obat yang bekerja dengan menghambat masuknya ion Ca+ melewati slow channel yang terdapat pada membran sel (sarkolema) (Katzung, 2001).Terdapat 3 jenis calcium channel yang diketahui, yaitu; 1. Voltage-dependent channel Membuka setelah terjadi depolarisasi. CCB dosis terapetik sudah dapat mengahmbat kanal Ca ini. Terdapat 4 tipe yang berbeda dari kanal Ca ini, yaitu a. L-type channel (long lasting, large channel) Banyak ditemukan di jantung, otot polos, dan otot lurik. Terdapat beragam bentuk yaitu L 1,2,3,4 isoform dimana memungkinkan beragam fungsi dan selektivitas jaringan Sangat senditif terhadap dihydropiridin, phenylakilamines. b. T-type channel (transient, tiny channel) Banyak ditemukan pada jantung, saraf. c. N-type channel (neuronal) Banyak ditemukan pada saraf. Sensitif terhadap W-contoxins dan dapat disertai

pelepasan neurotransmitter dimana tidak bisa dilakukan oleh L-type channel. Tetapi tipe N memiliki kesamaan seperti tipe L yaitu membutuhkan depolarisasi kuat untuk aktivasi dan sensitive relative terhadap cadmium blocker anorganik. tipe N juga memiliki kesamaan dengan tipe T yaitu memerlukan negative potensial yang kuat untuk menginaktivasi. d. P-type channel (purkinje cell) Banyak ditemukan pada saraf purkinje serebraldan sel granular.. Resisten terhadap dihydropyridin dan contoxin. (Yousef et. al, 2005) (Staf Pengajar Universitas Sriwijaya, 2009) 2. Reseptor operated channel Pada otot jantung dan otot polospembuluh darah. Membuka setelah terjadi

perangsangan reseptor b1 oleh b-agonis pada sel otot jantung atau perangsangan reseptor a oleh a-agonis pada sel otot polos pembuluh darah. Diperlukan kadar CCB yang tinggi untuk menghambat tipe kanal Ca ini ( (Yousef et. al, 2005) 3. Stretch operated channel

Berdasarkan struktur kimianya, CCB dapat dibedakan atas 5 golongan obat: 1. Dyhidropyridine (DHP) : Amilodipine, Felodipine, Isradipine, Nicardipine, Nifedipine, Nimodipine, Nisoldipine, Nitrendipine. 2. Dyphenilalkilamine : Verapamil dll 3. Benzotiazepin : Diltiazem dll, 4. Piperazine : Sinarizine dll, 5. Lain-lain : Bepridil dll. (Katzung, 2001)

B. Struktur Kimia

(Gupta et. al, 2003)

C. Mekanisme kerja 1. Efek inotropik negatif dan vasodilatasi pembuluh Kontraksi otot jantung memerlukan ion Ca intraseluler dan ekstraseluler. Sedangkan otot polos hanya memerlukan Ca ekstraseluler. Kalsium channel blocker bekerja dengan menghalangi voltage-gated calcium channel (VGCCs) dalam otot jantung dan pembuluh

darah. Hal ini mengurangi kalsium intraseluler yang mengarah kepengurangan dalam kontraksi otot. Dengan demikian CCB memberikan efek inotropik negatif terhadap jantung, sedangkan pada pembuluh darah memberikan efek vasodilatai. Kontraksi otot rangka tidak memerlukan ion Ca ekstraseluler sehingga tidak dipengaruhi oleh antagonis kalsium (Yousef et. al, 2005; Staf Pengajar Universitas Sriwijaya, 2009) 2. Kronotropik negatif dan perlambatan konduksi nodus AV Nodus SA dan AV tergantung terutama pada Ca ekstraseluler untuk ototmatisasi dan konduksinya sehingga CCB menimbulkan efek konotropik negatif dan perlambatan konduksi AV (Staf Pengajar Universitas Sriwijaya, 2009) .

Katzung, Bertram G, 2001, Basic & Clinical Pharmacology Eighth edition, Edisi Bahasa Indonesia, Buku I, penerjemah Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Salemba Medika, Jakarta. Gupta et.al. 2003. A Quantitative StructureActivity Relationship Study on A Novel Class of Calcium-Entry Blockers: 1-[{4-(Aminoalkoxy)Phenyl}Sulphonyl]Indolizines. E J of Med Chem. 38 (10): 867-873. Yousef et al. 2005. The Mechanism of Action of Calcium Channel Blockers in The Treatment of Diabetic Nephropathy. Int J Diabetes&Metabolism. 13: 76-82.

Staf Pengajar FK Universitas Sriwijaya. 2009.. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Ed. 2. Jakarta: EGC.

(Gupta et. al, 2003) (Yousef et. al, 2005) (Staf Pengajar Universitas Sriwijaya, 2009)

Você também pode gostar