Você está na página 1de 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Transportasi Transportasi sebagai suatu kegiatan pemindahan barang atau manusia dari suatu tempat lain yang terpisa secara spesialis, melalui jalur pemindahan yaitu prasarana baik alami (udara, sungai, laut) maupun men made (jalan raya, jalan rel,pipa), obyek yang diangkut dapat berupa orang maupun barang, alat atau sarana angkutan (kendaraan, pesawat, kapal, kereta, pipa), dengan sistem pengaturan dan kendali tertentu (manajemen lalulintas, sistem operasi, maupun prosedur pengangkutan). Dengan kata lain transportasi memerlukan infrastruktur berupa fasilitas tetap/prasarana, besaran arus/sarana dan sistem pengendalian yang memungkinkan manusia atau barang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain secara efisien setiap waktu untuk mendukung aktifitas manusia. Kegiatan transportasi manusia atau barang diangkut dengan menggunakan sarana (moda) transportasi yang dilakukan di atas prasarana transportasi 2.2 Sasaran dan Fungsi Sistem Transportasi Sasaran sistem transportasi adalah meliputi keselamatan (safety) yang diwujudkan dalam rendahnya angka kecelakaan, aksesibilitas yang tinggi (high accessibility) yang meliputi jaringan jalan untuk seluruh jalan, keterpaduan (integrated), kapasitas yang mencakupi (sufficient capacity) yang berarti ketersediaan yang mencakupi kebutuhan dan permintaan pengguna jasa, keteraturan (regular) jadwal, lancar dan cepat (smooth and speedy) yang berarti waktu tempuh singkat dengan tingkat keselamatan tinggi, kemudahan (convenient), ketepatan waktu (punctuality), kenyamanan

(comfortability), efisien (efficient), keterjangkauan tarif (affordable tariff), tertib (discipline), rendah polusi (low pollution) serta aman (secure). Fungsi utama sistem transportasi adalah sebagai berikut : 1. Sebagai Penunjang (ship follows the trade), yaitu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan transportasi, terutama di kawasan yang padat, seperti di Kawasan Barat Indonesia. 2. Sebagai Pendorong (ship attracts the trade), yaitu berfungsi untuk menghubungkan daerah terisolasi dengan daerah yang telah berkembang, sehingga dapat mengembangkan daerah yang terisolasi tersebut. Ini dilakukan terutama pada kawasan yang jarang penduduknya seperti di Kawasan Timur Indonesia. 2.3. Persyaratan dan Perlengkapan Pelabuhan Kapal laut diusahakan oleh suatu perusahaan pelayaran untuk mengangkut barang dan atau penumpang. Keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut tergantung banyak faktor seperti banyak/sedikitnya barang dan penumpang yang diangkut, waktu pelayaran kapal, waktu singgah di pelabuhan, dan sebagainya. Kapal yang berada di pelabuhan harus membayar biaya jasa pelabuhan, yang meliputi biaya labuh, tambat, air, pandu, tunda, dermaga, dsb. Berbagai kegiatan yang ada di pelabuhan antara lain melakukan bongkar muat barang, menaik-turunkan penumpang, penyelesaian surat-surat administrasi, pengisian bahan bakar, reparasi, penyediaan perbekalan dan air bersih, dsb. Untuk bisa memberi pelayanan yang baik dan cepat, maka pelabuhan harus bisa memenuhi beberapa persyaratan berikut ini :

1) Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat seperti jalan raya dan kereta api, sedemikian sehingga barang-barang dapat diangkut ke dan dari pelabuhan dengan mudah dan cepat. 2) Pelabuhan berada di suatu lokasi yang mempunyai daerah belakang (daerah pengaruh) subur dengan populasi penduduk yang cukup padat. 3) Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup. 4) Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh selama menunggu untuk merapat ke dermaga guna bongkar muat barang atau mengisi bahan bakar. 5) Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang (kran, dsb) dan gudanggudang penyimpanan barang. 6) Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal-kapal. Untuk memenuhi persyaratan tersebut pada umumnya pelabuhan mempunyai bangunan-bangunan berikut ini. 1) Pemecah gelombang, yang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang. Gelombang besar yang datang dari laut lepas akan dihalangi oleh bangunan ini. Apabila daerah perairan sudah terlindung secara alamiah, maka tidak diperlukan pemecah gelombang. 2) Alur pelayaran, yang berfungsi untuk mengarahkan kapal-kapal yang akan keluar/masuk ke pelabuhan. Alur pelayaran harus mempunyai kedalaman dan lebar yang cukup untuk bisa dilalui kapal-kapal yang menggunakan pelabuhan. Apabila laut dangkal maka harus dilakukan pengerukan untuk mendapatkan kedalaman yang diperlukan.

3) Kolam pelabuhan, merupakan daerah perairan dimana kapal berlabuh untuk melakukan bongkar muat, melakukan gerakan untuk memutar (di kolam putar), dsb. Kolam pelabuhan harus terlindung dari gangguan gelombang dan mempunyai kedalaman yang cukup. 4) Dermaga, adalah bangunan pelabuhan yang di gunakan untuk merapatnya kapal dan menambatkannya pada waktu bongkar muat barang. Ada dua macam dermaga yaitu yang berada di garis pantai dan sejajar dengan pantai yang disebut quai atau wharf; dan yang menjorok (tegak lurus) pantai disebut pier. Pada pelabuhan barang dibelakang dermaga harus terdapat halaman yang cukup luas untuk menempatkan barang-barang selama menunggu pengapalan atau angkutan ke darat. Dermaga ini juga dilengkapi dengan kran untuk mengangkut barang dari dan ke kapal. 5) Alat penambat, digunakan untuk menambatkan kapal pada waktu merapat di dermaga maupun menunggu di perairan sebelum bisa merapat ke dermaga. Alat penambat bisa diletakkan di dermaga atau di perairan yang berupa pelampung penambat. Pelampung penambat ditempatkan di dalam dan di luar perairan pelabuhan. Bentuk lain dari pelampung penambat adalah dolphin yang terbuat dari tiang-tiang yang dipancang dan dilengkapi dengan alat penambat. 6) Gudang, yang terletak di belakang dermaga untuk menyimpan barang-barang yang harus menunggu pengapalan. 7) Gedung terminal untuk keperluan administrasi. 8) Fasilitas bahan bakar untuk kapal. 9) Fasilitas pandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk membawa kapal masuk/keluar pelabuhan. Untuk kapal-kapal besar, keluar/masuknya

kapal dari/ke pelabuhan tidak boleh dengan kekuatan (mesin) nya sendiri, sebab perputaran baling-baling kapal dapat menimbulkan gelombang yang akan mengganggu kapal-kapal yang sedang melakukan bongkar muat barang. Untuk itu kapal harus di tarik oleh kapal tunda, yaitu kapal kecil bertenaga besar yang dirancang khusus untuk menunda kapal. 10) Peralatan bongkar muat barang seperti kran darat, kran apung, kendaraan untuk mengangkut/memindahkan barang seperti forklift. 11) Fasilitas-fasilitas lain untuk keperluan penumpang, anak buah kapal dan muatan kapal seperti dokter pelabuhan, karantina, bea cukai, imigrasi, keamanan, dsb. 2.4. Prasarana, fasilitas pelabuhan Pelabuhan sebagai trempat berlabuhnya kapal-kapal diharapkan merupakn satu tempat yang terlindungi dari laut, sehingga bongkar muat dapat dilaksanakan untuk menjanjamin keamanan barang. Kadang-kadang suatu lokasi pantai dapat memenuhi keadan ini dan kedalaman air atau besaran kolam pelabuhannya memenuhi persyaratan bagi suatu ukuran kapal tertentu, sehingga hanya dibutuhkan dibangun suatu tambahan (wharf) guna merapatnya kapal agar bongkar muat dapat dilaksanakan. Pelabuhan semacam ini disebut pelabuhan alam. Suatu keadan lain, misalnya dalam pengembangan suatu daerah dibutuhkan dibangunsuatu pelabuhan, kolam pelabuhannya dibangun dengan cara mengeruk tanah dan dibangun pula bangunan pelidung, yaitu pemecah gelombang agar kapal-kapal dapat berlabuh dengan aman, pelabuhan semacam ini disebut pelabuhan buatan. Tipe lain yang tidak memenuhi kedua persyaratan ekstrim seperti di atas disebut pelabuhan semi alam. Selain itu, pelabuhan dapat pula dilihat dari berbagai bidang, misalnya dari segi perdagangan (domestic atau internasional), dari jenis

10

muatan yang dibongkar dan dimuat atau dari jenis penguatan jasanya. Untuk jelasnya di sini kita berikan klasifikasi pelabuhan ditinjau dari segi teknis atau fungsi operasionalnya. Pelabuhan a. Teknis: Pelabuhan alam Pelabuhan buatan dan Pelabuhan semi alam b. Jenis perdagangan: Pelabuhan sungai (local) Pelabuhan Pantai (interinsuler) Pelabuhan laut (internasional) dan Pelabuhan khusus c. Jenis pengutan jasa Pelabuhan yang diusahakan Pelabuhan yang tidak diusahakan Pelabuhan otonom dan Pelabuhan bebas d. Jenis kegiatan khusus Pelabuhan umum Pelabuhan industri Pelabuhan minyak atau tambang dan Pelabuhan militer

11

Untuk melancarkan tugas-tugasnya dan ditinjau dari segi keberhasilan melaksanakan pelayanan dalam menunjang perdagangan (arus barang atau penumpang), maka pelabuhan secara operasional didukung oleh: a. Kapal-kapal bekerja yaitu kapal tunda, kapal keruk, kapal rambu, dan lain sebagainya b. Sistem telekomunikasi terestial dan/atau ekstra teristial c. Sistem jaringan jalan dengan daerah pendukung (pedalaman), yaitu jalan raya d. Sistem jaringan pelayaran (route system) 2.5. Bangunan Fasilitas Pelabuhan A. Fasilitas pelabuhan pada dasarnya dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu fasilitas pokok dan fasilitas penunjang. Pembagian ini dibuat berdasarkan kepentingannya terhadap kegiatan pelabuhan itu sendiri. FASILITAS POKOK PELABUHAN 1. Fasilitas Pokok Pelabuhan terdiri dari alur pelayaran (sebagai jalan kapal sehingga dapat memasuki daerah pelabuhan dengan aman dan lancar),penahan gelombang (breakwater untuk melindungi daerah pedalaman pelabuhan dari gelombang, terbuat dari batu alam, batu buatan dan dinding tegak), kolam pelabuhan (berupa perairan untuk bersandarnya kapal-kapal yang berada di pelabuhan) dan dermaga (sarana dimana kapal-kapal bersandar untuk memuat dan menurunkan barang atau untuk mengangkut dan menurunkan penumpang). 2.6. Fasilitas Penunjang Pelabuhan a. Fasilitas penunjang pelabuhan terdiri dari gudang, lapangan penumpukan, terminal dan jalan.Gudang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Gudang dibedakan

12

berdasarkan jenis (lini-I, untuk penumpukan sementara dan lini-II sebagai tempat untuk melaksanakan konsolidasi/distribusi barang, verlengstuk bangunan dalam liniII, namun statusnya lini-I, enterpot bangunan diluar pelabuhan, namun statusnya sebagai lini-I), penggunaan (gudang umum, gudang khusus untuk menyimpan barang-barang berbahaya, gudang CFS untuk stuffing/stripping). b. Lapangan penumpukan adalah lapangan di dekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang tahan terhadap cuaca untuk dimuat atau setelah dibongkar dari kapal. c. Terminal adalah lokasi khusus yang diperuntukan sebagai tempat kegiatan pelayanan bongkar/muat barang atau petikemas dan atau kegiatan naik/turun penumpang di dalam pelabuhan. Jenis terminal meliputi terminal petikemas, terminal penumpang dan terminal konvensional. d. Adalah suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki, yang menghubungkan antara terminal/lokasi yang lain, dimana fungsi utamanya adalah memperlancar perpindahan kendaraan di pelabuhan. 2.7. Konsep Perencanan Pelabuhan Secara umum perencanaan/pengembangan pelabuhan dapat direfleksikan oleh sifat kelembagaannya, ada yang berorientasi bisnis (bussiness oriented) dan ada yang berorientasi kepada kepentingan umum. Pelabuhan yang berorientasi pada keuntungan, perencanaan pengembangan dilakukan secara bertahap dan dikaitkan pada

pengembangan yang memberikan keuntungan langsung. Sebaliknya pelabuhan yang berorentasi pada kepentingan umum, perencanaan pengembangan dilaksanakan dalam jangka panjang dan komprehensif serta diarahkan pada pelabuhan sebagai prasarana

13

umum yang menunjang perkembangan sosial ekonomi daerah dan nasional, guna memperoleh keuntungan menyeluruh. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pelabuhan, diantaranya: Kebutuhan akan ruang dan lahan Perkembangan ekonomi daerah hinterland pelabuhan Perkembangan industri yang terkait pada pelabuhan Arus dan komposisi barang yang ada dan diperkirakan Jenis dan ukuran kapal Hubungan transportasi darat dan perairan dengan hinterland Akses dari dan menuju laut Potensi pengembangan fisik Aspek nautis dan hidraulik Keamanan/keselamatan dan dampak lingkungan Analisis ekonomi dan financial Fasilitas dan struktur yang ada 2.8. Fsilitas Pelabuhan di Daratan Muatan yang diangkut kapal dapat dibedakan menjadi barang potongan, barang curah dan peti kemas. Barang potongan terdiri dari barang satuan seperti mobil, mesinmesin, matrial yang ditempatkan dalam bungkus, koper, karung atau peti. Barang-barang ini memerlukan perlakuan khusus dalam pengangkutannya untuk menghindari kerusakan. Barang barang curah terdiri dari barang lepas dan tidak dibungkus atau dikemas, yang dapat dituyangkan atau di[pompa kedalam kapal. Barang ini dapat berupa biji-bijian butiran atau batu bara atau bisa juga berbentuk cairan seperti minyak. Karena angkutan barang

14

curah dapat dilakukan lebih cepat dan biaya lebih murah dari pada dalam bentuk kemasan, maka beberapa barang yang dahulunya dalam bentuk kemasan sekarang diangkut dalam bentuk lepas. sebagai contoh adalah pengangkutan semen, gula, beras, dan sebagainya. Peti kemas adalah peti besar yang didalamnya diisi barang. Biasanya peti kemas diangkat dengan kapal khusus yang disebut dengan kapal peti kemas, sedang didarat diangkut dengan truk trile dan kerata apai. Untuk mendukung penanganan pemuatan di pelabuhan, selain fasilitas pelabuhan yang berada di perairan seperti alur pelayaran, pemecah gelombang, dermaga, alat penambat dan sebagainya. Di perlukan pula fasilitas yang ada di darat seperti gudang laut, gudang, bangunan pendingin, gudang administrasi, gedung pabean, kantor polisi, kantor keamanan, ruang untuk buruh atau pekerja pelabuhan, bangker reparasi, garasi, rumah pemadam kebakaran, dan rumah tenaga. Sebagai tambahan untuk terminal pengiriman barang curah harus dilengkapi dengan elevator, silo, tangki penyimpan, gudang-gudang untuk gula, pupuk dan sebagainya. Sedangkan untuk terminal peti kemas diperlukan gudang penyortiran, garasi perawatan, menara kontrol. Beberapa dari fasilitas di atas dapat berada dalam satu bangunan, misalnya gudang laut dapat menjadi satu dengan kantor pabean, kantor administrasi dan perusahaan pelayanan, ruang tenaga kerja, kamar kecil. Hal ini mengingat di gudang laut terdapat kegiatan yang memerlukan fasilitas-fasilitas tersebut. Selain itu, pada pelabuhanpelabuhan besar di perlikan kantor-kantor pusat dari berbagai fasilitas tersebut yang berbeda dalam satu bangunan. Kantor atau bangunan pusat ini merupakan tempat kedudukan kepala pelabuhan, kepala pemeriksa pabean, kepala polisi, kepala

15

pergudangan, departemen akuntansi, dsb. Semua kegiatan yang ada di pelabuhan di kendalikan dari kantor pusat ini. 2.9. Apron Apron adalah halaman di atas dermaga yang terbentang dari sisi muka dermaga samping gudang laut atau lapangan penumpang terbuka. Apron di gunakan untuk menempatkan barang yang akan di naikkan ke kapal atau barang yang baru saja di turunkan dari kapal. Bentuk apron tergantung pada jenis muatan, apakah barang potongan, curah atau peti kemas. Lebar apron tergantung pad fasilitas yang ditempatkan diatasnya, seperti jalan atau truk dan atau kereta api, kran, alat pengangkut lainnya seperti forklift, kran mobil, gerobag yang di tarik traktor, dan sebagainya. 2.10. Gudang laut dan lapangan penumpang terbuka Gudang laut (di sebut juga gudang pabean, gudang linie ke I, gudang transit) adalah gudang yang berada di tepi perairan pelabuhan dan hanya di pisahkan dari air laut oleh dermaga pelabuhan. Gudang ini menyimpan barang-barang yang baru saja diturunkan dari kapal dan yang akan dimuat ke kapal, sehingga barang-barang terlindungi dari hujan dan terik matahari. Untuk barang yang tidak memerlukan perlindungan, seperti mobil, truk, besi, beton, dan sebagainya dapat di tempatkan pada lapangtan penumpang terbuka. Barang-barang tersebut harus di selesaikan urusan administrasinya, seperti pengecekan untuk menyesuaikan atara barang dan packinglist, pembayaran bea masuk (inport) atau bea eksport dan biaya-biaya lainnya.

16

2.11.

Gudang

Gudang (warehous) digunakan untuk menyimpan barang dalam waktu lama. Gudang ini di buat agak jauh dari dermaga. Hal ini mengingat beberapa hal berikut ini. 1. Ruang yang tersedia di dermaga biasannya terbatas dan hanya di gunakan untuk keperluan bongkar muat dari dan atau ke kapal 2. Pengoperasian gudang laut sangat berbeda dengan gudang. Gudang laut memerlukan gang yang lebih besar untuk penanganan secara cepat barang-bang dengan menggunakan peralatan pengangkut (fork lift) 3. Dari tinjauan ekonomis pembuatan gudangf di dermaga tidak menguntungkan, mengingat konstruksi gudang lebih berat dari gudang laut, sementara kondisi tanah di daerah tersebut kurang baik sehingga di perlukan fondasi tiang pancang yang mahal 2.12. Desain Kuesioner

Membuat kuesioner dengan menentukan variable dan indikator yang berkaitan terhadap pelayanan di Pelabuhan Achmad Yani Ternate sesuai dengan standar pelayanan kapal dan pelabuhan Departemen Perhubungan Laut dan hasi lpengamatan lapangan. Kuesioner: dibuat dalam 3 (tiga ) bagian, yaitu : a. Bagian I: Karakteristik responden b. Bagian II: Penilaian atau persepsi responden terhadap pelayanan yang di rasakannya (tingkat kinerja) di Pelabuhan AchmadYani Ternate. Masing-masing atribut pelayanan di nyatakan dalam skala likert (tingkat) 1 sampai 5 yang menunjukkan :

17

1. Sangat Baik, diberibobot 5 2. Baik, diberibobot 4 3. Cukup Baik, diberibobot 3 4. Kurang Baik, diberibobot 2 5. Tidak Baik, diberibobot 1 c. Bagian III: Penilaian atau persepsi tentang kepentingan (harapan) responden terhadap pelayanan dan penyediaan Infrastruktur di Pelabuhan Achmad Yani Kota Ternate

Você também pode gostar