Você está na página 1de 2

Asap rokok, Perokok Pasif, dan Aspek Kesehatan

Ditulis oleh Khusnul Fariqa/Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2009 20 Mei 2012

Isu mengenai KTR menjadi salah satu berita hangat akhir-akhir ini, terutama di lingkungan UI. Adanya pihak yang pro dan kontra menyebabkan topik ini sering diperbincangkan. Bagi kelompok yang menganggap merokok sebagai sesuatu yang sudah merupakan gaya hidup, pemberlakuan KTR tentu akan membatasi ruang mereka untuk satu kegiatan tersebut. Di UI sendiri, aturan tentang larangan merokok sudah ada, yaitu dengan dikeluarkan dan disahkannya SK Rektor Nomor: 1805/SK/R/UI/2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok Universitas Indonesia (KTR UI) pada tanggal 21 September 2011 lalu (anonim, 2011). Jika peraturan ini benar-benar dipatuhi oleh segenap warga Universitas Indonesia, hal ni akan sangat membantu dan mendukung terciptanya lingkungan UI yang sehat, mengingat fakta-fakta betapa berbahayanya aktivitas merokok bagi kesehatan dan lingkungan sebagai berikut. Merokok menyebabkan sekitar 1 dari setiap 5 kematian di Amerika Serikat setiap tahun. Sekitar 443.000 kematian setiap tahunnya diakibatkan oleh pajanan asap rokok. Selain itu pajanan asap rokok terhadap para perokok pasif menyebabkan hampir 50.000 kematian setiap tahunnya pada kelompok orang dewasa di Amerika Serikat: 1. 3.400 kematian setiap tahunnya akibat kanker cigarettesflavours.com paru-paru. 2. 46.000 kematian setiap tahunnya akibat penyakit jantung (CDC, 2011). Dari situs smoking.ygoy.com (2008) disebutkan bahwa merokok dapat menyebabkan polusi udara dan sampai batas tertentu juga mencemari tanah. Sekitar 4000 bahan kimia yang terdapat dalam rokok dikeluarkam ke atmosfer ketika perokok mengeluarkan asap rokok dari hidung atau mulutnya. Dari populasi di Amerika Utara 30% dari mereka adalah perokok dan persentase penduduk merokok di negara berkembang jauh lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa begitu besarnya polusi sedang dirilis di atmosfer setiap hari. Perokok pasif merupakan orang yang bukan perokok yang tidak dapat menghindari menghirup asap ketika berbagi ruang yang sama dengan perokok. Asap tersebut terutama adalah asap "side stream" dari ujung pembakaran rokok, cerutu, atau tembakau pipa. Perokok juga menghembuskan beberapa asap mainstream. Baik mainstream maupun sidestream mengandung gumpalan tar bersama dengan nikotin dan berbagai uap dan gas seperti karbon monoksida, amoniak, hidrogen sianida, akrolein. Beberapa zat tersebut berdasarkan tes laboratorium telah menunjukkan adanya indikasi untuk menginduksi terjadinya kanker pada hewan (Britton, 2002). Suatu studi di China memperkirakan bahwa pada tahun 2002, 48.400 wanita di Cina meninggal karena kanker paru-paru dan penyakit jantung iskemik dikaitkan dengan merokok

pasif dibandingkan dengan 47.300 kematian kanker paru dan penyakit jantung akibat dari merokok "aktif". Pajanan terhadap asap rokok pada perokok pasif telah dikaitkan dengan sejumlah penyakit seperti kanker paru-paru, penyakit jantung iskemik, kanker rahim, kanker payudara dan berbagai penyakit pernapasan. Studi ini meneliti dampak pada kanker paru-paru dan penyakit jantung iskemik, dua penyakit yang menyebabkan sebagian besar mortalitas pada orang dewasa dan morbiditas akibat merokok pasif. Studi ini juga menemukan bahwa dari 12.000 kematian kanker paru pada 2002 disebabkan merokok pasif, 73 persen, atau 8.800, berada di antara perempuan. Demikian pula, perempuan menyumbang 84 persen, atau 39.600, dari 47.000 kematian penyakit jantung iskemik dari merokok pasif (Yang, 2005). Di Indonesia sendiri, jumlah perokok semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengungkapkan, jumlah perokok aktif di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 65 juta orang (anonym, 2012). Dengan demikian beban pajanan asap rokok oleh para perokok pasif akan semakin meningkat pula. Dapat dibayangkan seberapa banyak akan timbul kesakitan dan kematian yang sebenarnya dapat dicegah akibat dari pajanan asap rokok oleh perokok pasif. Bagaimana dengan UI? Dengan diberlakukannya peraturan mengenai KTR, para perokok aktif diharapkan sedikit menekan egonya dan mulai memikirkan juga lingkungan dan orang lain di sekitarnya. Kalaupun mereka tetap ingin merokok, merokoklah di tempat yang tidak ada orang lain bersamanya sehingga tak perlu ada perokok pasif yang ikut menadah racun yang ditimbulkan olehnya. Referensi
Anonym. Hidup Berkualitas Tanpa Asap Rokok. 2011. Diakses online dari http://www.ui.ac.id/id/news/archive/5356 pada 20 Mei 2012 pukul 14.31. Anonym. How Smoking Affects the Envoronment. 2008. Diakses online dari http://smoking.ygoy.com/smoking-and-the-environment/ pada 20 Mei 2012 pukul 20.26. Anonym. 65 Juta Orang Perokok di Indonesia. 2012. Diakses online dari http://duniaindustri.com/berita-industri-rokok-indonesia/1069-65-juta-orang-perokok-di indonesia.html?tmpl=component&print=1&page= pada 20 Mei 2012 pukul 21.48. Britton, Allan. Smoking and Its Poissons. Academic Open Internet Journal volume 7. 2002. Diakses online dari http://www.acadjournal.com/2002/v7/part2/p1/ pada 20 Mei 2012 pukul 20.21. Centers for Disease Control and Prevention. Tobacco-Related Mortality. 2011. Diakses online Darihttp://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/fact_sheets/health_effects/tobacco_related_mor ality/ pada 20 Mei 2012 pukul 14.55. Yang, Sarah. Researchers Find That Passive Smoking Kills As Many Women As Active Smoking in China. 2005. Diakses online dari http://berkeley.edu/news/media/releases/2005/09/04_smoking.shtml pada 20 Mei 2012 pukul 21.41.

Você também pode gostar