Você está na página 1de 18

Kapan perlu sampel ?

Semua unsur yang telah diputuskan oleh auditor untuk diperiksa 100% bukan merupakan bagian dari populasi yang disampling. Unsur lain yang, menurut pertimbangan auditor, perlu diuji untuk memenuhi tujuan audit namun tidak perlu diperiksa 100 %, harus disampling.

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley

16 - 1

Variabel sampling
Salah satu cara pendekatan melakukan sampling pengujian subtantif dan dalam audit terhadap saldo terinci Tujuannya :

untuk mengevaluasi karakteristik populasi yang didasarkan pada hasil sampel yang diambil dari populasi

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley

16 - 2

Perencanaan sampel

Dalam perencanaan sampel tertentu, auditor wajib mempertimbangkan tujuan audit tertentu yang harus dicapai dan wajib menentukan apakah prosedur atau kombinasi prosedur audit yang akan diterapkan akan mencapai tujuan tersebut. Auditor wajib menentukan apakah populasi yang menjadi asal suatu sampel adalah memadai untuk suatu tujuan audit.
16 - 3

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley

Contoh yang akan diambil sampelnya


Sebagai gambaran, pengeluaran kas kemudian mungkin perlu diambil sampelnya untuk menguji apakah utang dagang telah disajikan terlalu rendah dokumen pengiriman mungkin diambil sampelnya untuk mendeteksi penyajian penjualan yang terlalu rendah karena pengiriman yang telah dilakukan belum dicatat sebagai penjualan

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley 16 - 4

Contoh untuk variabel sampling


Sampel harga persediaan apakah telah dicatat sesuai dengan harga yang lebih rendah antara harga beli dan harga pasar wajarnya Sampel unit persediaan yang akan diuji kecocokan fisik dan catatannya Pemilihan sampel piutang yang akan dikonfirmasi

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley 16 - 5

Masalah pokok

Semua teknik sampling dalam audit pada pokoknya adalah untuk menetapkan :

a. ukuran besar sampel b. bagaimana memilih sampel c. mengevaluasi hasil sampel

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley

16 - 6

Metode variabel sampling terdiri dari :


1. estimasi perbedaan (selisih) 2. estimasi rasio ( berapa bagian yang salah) 3. estimasi rata rata per unit ( nilai sampel )

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley

16 - 7

Risiko dalam pengujian subtantif atas saldo adalah :

Risiko keliru menolak (incorrect rejection)

Risiko keliru menolak berarti keliru menolak populasi yang seharusnya diterima Risiko keliru menerima berarti keliru menerima populasi yang seharusnya ditolak.

Risiko keliru menerima (incorrect acceptance)

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley

16 - 8

contoh

Misalkan suatu audit atas pengeluaran sppd suatu instansi dengan sistem pengendalian intern yang sangat memadai, karenanya auditor memutuskan tingkat keyakinannya adalah 60 %.

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley

16 - 9

Ringkasan data
Besarnya jumlah populasi Jumlah pengeluaran sppd setahun Rata rata : 2.886.992.919 : 10.291 = Standar Deviasi 10.291 2.886.992.919 280.536 87.463

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley 16 - 10

Tolerable error

Dengan tingkat keyakinan 60 % maka z ny adalah 0.84 dan kesalahan yang ditoleransi (TE) 2 % maka diperoleh ukuran sampel 172 dan besaran kesalahan yang dapat ditoleransi adalah 2 % x 2.886.992.919 : 10.291 = 5.611.

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley 16 - 11

Auditor memutuskan ukuran sampel dinaikan menjadi 200. Langkah berikutnya adalah menghitung kesalahan dalam sampel dengan rumus SE = z x /n diperoleh besarnya 5.205
Tingkat keyakinan Tolerable error Ukuran besar sampel Sampling error 60 % 5.611 200 5.205

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley 16 - 12

Langkah ketiga adalah memilih 200 sampel dari 10.291 dengan metode pemilihan yang dipilih. Langkah berikutnya uji ke 200 sampel terpilih Hasilnya misalnya ditemui salah saji sebesar 120.000 berarti rata rata per sampel adalah 120.000/200 = 600 dengan demikian salah saji di populasi dietimasikan 600 x 10.291 = 6.174.600

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley 16 - 13

Sampling error dalam populasi adalah 5.205 x 10.291 = 53.564.655 Batas atas salah saji adalah 53.564.655 + 6.174.600 = 59.739.255 Kesalahan yang ditoleransi dalam populasi adalah 2 % x 2.886.992.919 = 57.739.858

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley 16 - 14

Total salah saji dalam sampel Rata rata salah saji dalam sampel

120.000 600

Salah saji taksiran dalam populasi

6.174.600

Batas atas salah saji Salah saji yang ditoleransi (ambang materialitas)

59.739.255 57.739.858

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley 16 - 15

kesimpulan

Maka dapat disimpulkan dengan tingkat keyakinan 60 % berarti menyisakan 40 % yang tidak diyakini dan didalamnya terdapat 40 % salah saji diatasnya dan 40 % dibawahnya jadi total 80 % kemungkinan salah saji yang dipunyai auditor, dengan demikian walaupun jumlah salah saji yang ditaksir dalam populasi dari sampel besarnya jauh dibawah ambang salah saji yang ditoleransi, auditor menyimpulkan ada cukup bukti yang signifikan akan adanya salah saji material dalam transaksi SPPD tersebut, yakni ada kemungkinan sebesar 80 % salah saji yang akan muncul untuk jumlah dibawah batas atas tapi diatas batas materialitas

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley 16 - 16

Judgment auditor

apakah menerima populasi tersebut atau menolak, juga bisa masih ragu ragu maka tindakan auditor adalah dapat menambah ukuran besar sampel untuk memastikan yang tadi masih ragu ragu. Dalam mempertimbangkan hasil sampel, auditor juga harus mempertimbangkan faktor kualitas dari salah saji, kejadiannya misalnya disengaja atau tidak, hilangnya aset atau hanya salah catat, atau salah mengestimasi, akunnya apakah terkait dengan akun lain atau dengan akun akun lain

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley 16 - 17

2003 Prentice Hall Business Publishing, Auditing and Assurance Services 9/e, Arens/Elder/Beasley 16 - 18

Você também pode gostar